Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4858 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Body mass index and percent body fat are two parameters used to assess human body composition , which has several advantages for clinical practice, sport, growth and normal population as well..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia pada masa penjajahan serba kekurangan.Hal itu mempengaruhi kesehatan secara umum.Pada masa pendudukan Pemerintah Hindia Belanda,banyak masyarakat yang masih terbelakang,tidak mampu,gizi buruk yang sangat mempengaruhi kesehatan...."
PATRA 9(3-4) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The Sultanate of Yogyakarta which during the struggle for Independence and subsequently has been known as the Special Region of Yogyakarta, is located in the southern part of Central Java. It constitutes much of the heartland of Javanese culture, for Yogyakarta was the centre of the pre-colonial Kingdom of Mataram. Within Yogyakarta, there is a marked contrast in the population density between Bantul and Sleman regencies on one hand, and Gunung Kidul and Kulon Progo on the other hand. The basic reason for this difference is the fact that the soil of Bantu and Sleman is primarily young and volcanic, there are also a good water supply and irrigation network. The annual rate of population growth in Yogyakarta is much lower compared to other provinces in Java. This region experienced a net loss of population through migration and that the losses were greater in the poorer areas of Gunung Kidul and Kulon Progo."
GEOUGM 16:52 (1986)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
McDonald, Peter F.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1976
301 MCD r;301 MCD r (2);301 MCD r (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardi Armando Goenawan
"Kemajuan di bidang kesehatan memberikan dampak yang besar dalam status kesehatan manusia, Hal ini dapat terlihat dengan semakin rnenurunnya angka morbiditas dan rendahnya angka mortalitas, serta usia harapan hidup yang semakin meningkat. Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar ke empat di dunia memiliki jumlah penduduk 207,5 juta jiwa pada tahun 2000. Dengan tingkat pertumbuhan 1,35% per tahun, jumlah penduduk akan menjadi 400 juta jiwa di tahun 2050. Untuk itu, usaha menekan laju pertumbuhan harus terus dilakukan dan memberikan prioritas pada pembinaan potensi dan kualitas penduduk.
Di tahun 1991, usia harapan hidup penduduk Indonesia adalah 64,4 tahun. Pada tahun 2000 diproyeksikan umur harapan hidup telah mencapai 67 tahun. Diperkirakan, pada tahun 2020 usia harapan hidup Iansia Indonesia mencapai 71.7 tahun. Dari segi jumlah, lansia Indonesia juga menempati urutan ke empat terbesar di dunia setelah RRC, India dan Amerika Serikat, yaitu 15.4 juta jiwa, atau sekitar 7,4% dari jumlah penduduk Indonesia, menurut data terakhir yang dikemukakan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Terjadi peningkatan yang cukup dramatis bila dibandingkan dengan tahun 1970-an yang hanya 4,5% dari jumlah penduduk, atau 6.6% di tahun 1990. Karenanya diperkirakan, pada tahun 2020 jumlah lansia di Indonesia akan mencapai 11% dari jumlah penduduk.
Kenyataan ini membawa Indonesia pada era penduduk berstruktur tua (aging society) dengan potensi dan permasalahannya. Pembinaan potensi dan kualitas penduduk menjadi prioritas pada saat ini agar aging society tersebut tidak menjadi beban masyarakat dan negara. Kebijakan kesehatan masyarakat sudah perlu mengarah kepada memperpanjang "usia kehidupan yang aktif dan produktif ?
Kondisi tetap aktif dan produktif ini, tentunya mustahil bila harus bergantung kepada orang lain. Dengan kata lain, lansia harus mampu berfungsi secara otonom dan tetap independen dalam menjalani kehidupannya. Dalam hal ini dikenal istilah kapasitas fungsional atau kompetensi sebagai determinan penting tingkat independensi seseorang.
Berbagai usaha antisipatif terhadap kemungkinan-kemungkinan menurunnya kapasitas fungsional atau tingkat kompetensi akibat proses penuaan maupun penyakit degeneratif harus menjadi prioritas. Termasuk di sini adalah perlunya dikembangkan instrumen-instrumen yang dapat mendeteksi secara dini terjadinya penurunan tersebut. Seperti telah kita ketahui, terdapat banyak aspek yang perlu dinilai dalam menentukan kapasitas fungsional atau tingkat kompetensi seseorang. Sejauh ini, telah dikembangkan berbagai instrumen yang mampu menilai kapasitas fungsional berdasarkan aspek tertentu.
Sebagai contoh instrumen Activities of Daily Living (ADL/Index Barthel) yang menilai aspek kemampuan pemeliharaan fisik diri sendiri dan Instrumental Activities of Daily Living (IADL) yang menilai aspek kemampuan pemeliharaan diri secara instrumental atau kemampuan pemeliharaan fisik diri sendiri dalam kaitan dengan aplikasinya di komunitas. Karena yang diukur adalah aspek yang relatif mendasar dalam kapasitas fungsional maka penggunaannya lebih tepat pada pengukuran yang berbasis rumah sakit atau pada lansia yang telah mengalami penurunan kapasitas fungsional yang jelas. Sedangkan untuk menilai kapasitas fungsional yang lebih tinggi, tidak akan terdeteksi oleh kedua instrumen tersebut.
Untuk itu dibutuhkan instrwnen seperti Tokyo Metropolitan Institute of Gerontology Index of Competence (TMIG IoC) yang mampu mengukur tingkat kapasitas fungsional yang lebih tinggi di samping fungsi lainnya yang lebih mendasar yang terkait dengan kompetensi lansia. Tokyo Metropolitan Institute of Gerontology Index of Competence (TMIG IoC) adalah merupakan suatu instrumen yang sangat praktis dan sederhana sehingga dipertimbangkan agar dapat dipakai sebagai self-rating/self-administrative instrument untuk mengukur indeks kapasitas fungsi luhur dan fungsi-fungsi lainnya yang lebih mendasar. Dengan diketahuinya indeks kapasitas fungsional tersebut maka dapat dilakukan berbagai tindakan antisipatif untuk mencegah ataupun memperlambat kemungkinan terjadinya penurunan indeks tersebut di kemudian hari, yang berarti semakin berkurangnya tingkat independensi seseorang."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Air-photos can be used for aiding various investigations. It is due to the special characteristics of air-photos themselves and their high relevancy to various field of study. So far air-photos are mostly used for studying physical problems. The following paper is to introduce the use of air-photos in the framework of studying urban population density. By employing air-photos as auxiliary tools of analysis, urban population density can be more clearly presented and can be divided into three types. The first type is commonly used in urban study, while the second and the third type are rarely presented. Based on the survey carried can give clearer and representative picture about the study area. Consequently, the second and the third concept of population density are really recommended in any urban study.
"
GEOUGM 8:36 (1978)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arisman
"Indeks pembangunan merupakan salah satu indikator kemajuan pembangunan aspek kualitas manusia di suatu negara. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia pada negara-negara di negara anggota ASEAN. Teknik analisi yang dipergunakan ialah regresi dengan menggunakan regresi data panel dengan model efek tetap. Hasil pengolahan dengan model efek tetap menunjukkan bahwa jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita memiliki pengaruh terhadap tinggi rendahnya indeks pembangunan manusia pada negara anggota ASEAN. Sedangkan variabel tingkat inflasi dan tingkat pengangguran tidak memengaruhi indeks pembangunan manusia. Penelitian ini berimplikasi pentingnya pemerintah melakukan pengendalian jumlah penduduk dan akselerasi pertumbuhan ekonominya."
Jakarta: Faculty of Economic and Business UIN Syarif Hidayatullah, 2018
330 SFK 7:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Salamun
Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982
307.2 SAL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Triyanti Anugrahini
"Arus urbanisasi menyebabkan semakin tidak terkendalinya pertumbuhan konsentrasi penduduk di kota-kota besar. Jakarta, sebagai salah satu kota tujuan urbanisasi, semakin hari semakin tidak berdaya untuk memberikan pelayanan yang memadai dalam pemenuhan kebutuhan dasar penduduknya, termasuk menyediakan tempat tinggal yang layak. Namun, karena hal tersebut merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat dihindari, para migran membuat rumah sesuai dengan kemampuannya di lahan-lahan ilegal, seperti di jalur hijau di sepanjang Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat. Keterbatasan sumber daya yang dimiliki (seperti ekonomi, pendidikan), tidak mengendurkan mereka untuk tetap bertahan (exist) di tempat tersebut. Mereka berupaya mengembangkan hubungan sosial dengan lingkungan sekitar yang dapat mendukungnya. Dengan kata lain, mereka mencoba mengembangkan modal sosial yang diharapkan dapat memperluas dan memperdekat akses mereka terhadap sumber-sumber yang menyediakan kebutuhan dasar mereka, sehingga mereka masih dapat bertahan.
Rumusan masalah penelitian ini diajukan dalam bentuk pertanyaan, yaitu 1) Apa bentukbentuk modal sosial yang berkembang di komunitas migran yang menempati lahan ilegal? dan 2) Apa manfaat yang dirasakan komunitas migran dengan adanya modal sosial tersebut?. Sedangkan tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk menggambarkan bagaimana modal sosial komunitas migran tersebut menjadi suatu kekuatan yang dapat mempertahankan eksistensi mereka di pemukimannya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik penjabaran laporan secara deskriptif. Dalam hal ini, data dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, studi dokumentasi dan pengamatan tidak berstruktur. Lokasi penelitian ini adalah pemukiman warga tembok PJKA di sepanjang Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat. Informan penelitian beijumlah 12 orang, terdiri dari 6 informan warga tembok PJKA, 3 informan warga RW 04 Kelurahan Bungur, 2 informan aparat Kelurahan Bungur dan 1 informan dari Yayasan Seniman Anak Jalanan, sebagai salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat yang mendampingi warga tembok PJKA.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan sosial (sebagai salah satu bentuk modal sosial) yang terjalin di antara sesama warga tembok PJKA tercermin dari kegiatan sosial, keagamaan dan perayaan hari besar nasional. Sementara itu, hubungan sosial mereka dan warga RW 04 tercermin dari kegiatan sosial dan perayaan hari besar nasional yang melibatkan kedua belah pihak. Hubungan sosial sesama warga tembok PJKA maupun dengan RW 04 merupakan hubungan sosial yang saling membutuhkan dan saling mengisi, karena dilandasi oleh kepercayaan, norma dan saluran informasi. Hubungan sosial dengan pihak Kelurahan Bungur, hanya bersifat 1 arah, yaitu warga tembok PJKA mendatangai pihak kelurahan untuk memperoleh pelayanan administratif. Sedangkan bagi pihak kelurahan, hubungan yang terjalin adalah semu, karena mereka tidak mengakui keberadaan warga tembok tersebut. Hubungan sosial yang terjalin dari pihak warga tembok PJKA kepada Yayasan Seniman Anak Jalanan juga bersifat semu, karena sebagian dari mereka tidak mempercayai yayasan tersebut. Sementara itu, hubungan sosial yang dicoba dibangun dari pihak yayasan adalah dengan menyediakan beberapa program kegiatan pembinaan, pengembangan dan bakti sosial. Manfaat yang dirasakan warga tembok PJKA dari adanya hubungan sosial baik dengan sesama maupun dengan warga RW 04, pihak Kelurahan Bungur dan LSM, adalah manfaat sosial dan ekonomi. Modal sosial yang berkembang selama ini umumnya secara positif berperan sebagai sumber kontrol sosial, sumber penyokong keluarga dan sumber keuntungan.
Penelitian ini pada akhimya menyimpulkan bahwa modal sosial yang dimiliki komunitas warga tembok PJKA selama ini ternyata mampu berperan sebagai `perekat' yang mampu mempertahankan kehidupan bersama komunitas warga tembok PJKA. Selain itu, adanya berbagai fasilitas yang diperoleh dari hubungan sosial bonding dan bridging, mampu berperan sebagai `pelumas' yang memperlancar warga tembok PJKA tersebut menjalani dan mempertahankan kehidupan mereka di pemukimannya yang ilegal. Namun, di sisi lain, modal sosial tersebut secara langsung ataupun tidak telah menjadi faktor penarik (pull factor) yang menyebabkan warga tembok PJKA tersebut selalu ingin tetap bertahan di Jakarta. Untuk memaksimalkan peran modal sosial dan meminimalisir faktor-faktor yang mendukung terjadinya urbanisasi, pemerintah lokal dan regional diharapkan dapat lebih bijaksana dalam mempertimbangkan ?potensi modal sosial? yang dimiliki daerah dalam melakukan perencanaan pembangunan. Selain itu, LSM dalam hal ini Yayasan Seniman Anak Jalanan tidak hanya melakukan advokasi, tetapi diharapkan juga dapat memfasilitasi munculnya aksi-aksi komunitas yang mampu berperan aktif melakukan upaya pembangunan secara mandiri."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Jeffry R. H.
2005
T23024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>