Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29698 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Mozin
"ABSTRAK
\
minoritas group kerap kali menimbulkan persoalan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Dalam pengalaman Gorontalo selama menjadi bagian dari propinsi Sulawesi Utara, diskriminasi akibat dominasi etnis ini berwujud dalam rekruitmen politik dalam jabatan ? jabatan public, distribusi anggaran, pembangunan dan sector lainnya. Persoalan diskriminasi ini menjadi
salah satu faktor penting yang memicu terjadinya tuntutan pembentukan propinsi Gorontalo dengan memanfaatkan momentum pelaksanaan otonomi daerah. Dalam pengalaman Gorontalo, pembentukan propinsi Gorontalo yang lepas dari propinsi induk, Sulawesi Utara tidak hanya syarat - syarat administratif yang diatur dalam UU, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh proses politik baik
yang diperjuangkan oleh masyarakat setempat baik di tingkat lokal maupun nasional. Proses politik inilah yang akan memberikan penekanan tersendiri bagi para pengambil keputusan politik di tingkat nasional, apakah akan menyetujui pembentukan Propinsi Gorontalo atau justru menetapkan Gorontalo sebagai bagian dari wilayah Propinsi Sulawesi Utara dengan status daerah otonom kabupaten/kota.
Merujuk deskripsi diatas, maka penelitian ini selanjutnya akan
memfokuskan pada sejumlah permasalahan penelitian sebagai berikut :Pertama, bagaimana latar belakang pembentukan propinsi Gorontalo sehingga terpisah dari propinsi Sulawesi Utara yang merupakan daerah induk? Kedua, bagaimanakah peranan kelompok etnis Gorontalo dalam perjuangan politik pembentukan Propinsi Gorontalo? Ketiga, bagaimanakah perkembangan Propinsi Gorontalo pasca pemekaran?
Penelitian ini bertujuan; mengetahui faktor ? faktor yang menjadi latar
belakang gagasan pembentukan propinsi Gorontalo, peranan politik kelompok etnis Gorontalo dalam memperjuangkan pembentukan propinsi Gorontalo dan dinamika politik yang berlangsung selama proses politik pembentukan propinsi Gorontalo Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana penulisan penelitian ini menggunakan metode penulisan deskriptif dan eksplanasi. Yang
dimaksud dengan deskriptif adalah metodologi yang menemukan pengetahuan tentang objek research pada suatu masa tertentu dengan cara mengumpulkan data berupa kata ? kata, gambar dan bukan angka ? angka. Pendekatan teoritik yang digunakan untuk menganalisis permasalahan adalah teori partisipasi politik, teori otonomi daerah dan desentralisasi, serta teori konflik dominasi etnis.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut; Pertama, bahwa terdapat sejumlah faktor yang menjadi latar belakang tuntutan masyarakat atas pembentukan propinsi Gorontalo, pertama, isu desentralisasi dan otonomi daerah sebagai instrumen peningkatan partisipasi dan pembangunan daerah telah mendorong masyarakat untuk mengekspresikan tuntutan politiknya, kedua, diskriminasi dalam rekruitmen politik jabatan ? jabatan strategis dalam pemerintahan. Ketiga, ketimpangan distribusi anggaran dan pembangunan di Gorontalo. Peran politik etnis Gorontalo ini diwujudkan dalam
bentuk; pertama, penggalangan dukungan dan mobilisasi politik baik di lingkup lokal maupun nasional, kedua, pembentukan organisasi persiapan guna mengorganisir seluruh kegiatan politik, dan ketiga, pembentukan pemerintahan persiapan propinsi Gorontalo.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, pertama, terjadi dominasi etnis
Minahasa atas etnis Gorontalo selama pemerintahan propinsi Sulawesi Utara. Kedua, redistribusi kekuasaan menjadi resolusi konflik akibat konflik antara Minahasa sebagai dominan group dan Gorontalo sebagai minoritas group. Ketiga, peran politik etnis Gorontalo diwujudkan dalam bentuk partisipasi politik otonom. Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah pertama, dalam konteks pembentukan propinsi Gorontalo maka konflik politik akibat diskriminasi politik yang dilakukan oleh dominan group tidak selamanya memicu ketegangan sosial di tingkat massa akar rumput, temuan penelitian justru memperlihatkan karakteristik etnis Minahasa dan Gorontalo terutama di level elit mampu melakukan mediasi konflik secara efektif dengan mendukung proses redistribusi kekuasaan melalui pembentukan struktur politik baru berupa propinsi Gorontalo. Redistribusi kekuasaan sebagai resolusi konflik dalam pembentukan propinsi
Gorontalo merupakan penjelasan teoritik yang efektif dalam memediasi konflik kekuasaan. Kedua, merujuk pada bentuk partisipasi politik etnis Gorontalo maka merupakan partisipasi politik otonom yang dilakukan oleh masyarakat yang memang memiliki kesadaran sejarah dan visi tentang kemampuan mereka dalam membangun Gorontalo jika berdiri sebagai propinsi tersendiri sebagai penerapan prinsip otonomi daerah. Dengan demikian, teori partisipasi politik dan desentralisasi dapat memadai untuk menjelaskan proses politik pembentukan
propinsi Gorontalo "
2007
T 23850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2005
394.4 IND u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Minarni
"Tesis ini membahasa mengenai Aset Tetap (Fixed Asset) atau Modal Tetap (Capital Stock) dapat digunakan untuk melihat dukungannya terhadap pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dan dapat dilakukan analisis kontribusi dan distribusi terhadap data Aset Tetap atau Modal Tetap atas dasar harga konstan dan analisis trend data Aset Tetap atau Modal Tetap. Tujuan analisis kontribusi dan distribusi adalah untuk mengamati peranan masing-masing jenis Aset Tetap atau Modal Tetap terhadap total Aset Tetap atau Modal Tetap dan distribusi penggunaannya pada setiap sektor ekonomi yang dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Penelitian ini melihat bagaimana pembentukan Aset Tetap atau Modal Tetap di pemerintah daerah dengan mengambil sampel penelitian pada Pemerintah Kabupaten Gorontalo dengan mengkhususkan pada pembentukan Aset Tetap atau Modal Tetap yang berasal dari Belanja Modal melalui metode Direct Observation of Capital (DOC). Selain itu juga untuk memberikan bukti hubungan antara pembentukan Aset Tetap atau Modal Tetap yang berasal dari Belanja Modal sesuai klasifikasi Fungsi dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gorontalo dengan metode Vector Auto Regression (VAR).

The focus of this study is about fixed assets or capital stock may be used to support for the economic growth of a region. In addition, the analysis can be performed on contribution and distribution of fixed assets or capital stock at constant prices and analysis of trend fixed assets or capital stock. Analysis of the contribution and distribution purposes is to examine the role of each type of fixed assets or capital stock of the total fixed assets or capital stock and the distribution of its use in every sector of the economy are viewed of Gross Regional Income (GDP). The research looked at how the formation of fixed assets or capital stock in local government by taking a sample of research in Gorontalo District to specialize in the formation of fixed assets or capital stock derived from the capital expenditure (capital spending/flow) using Direct Observation of Capital method (DOC method). In addition, to provide evidence of the correlation between the formation of fixed assets or capital stock from capital expenditure (capital spending/flow) in accordance with the classification function of Gross Regional Income (GDP) using Vector Auto Regression (VAR). Keywords"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T29570
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suhartono
"Morbiditas malaria di Indonesia tertinggi diantara negara-negara Asia Tenggara. Berdasarkan data Departemen Kesehatan, prevalensi malaria 4 tahun terakhir ini meningkat.
Di Kabupaten Gorontalo prevalensi malaria klinis cenderung meningkat dan 19 per 1000 penduduk tahun 1997 menjadi 24 per 1000 penduduk tahun 2001. Pada periode yang sama angka nasional menunjukkan angka 16 per 1000 penduduk tahun 1997 dan 31 per 1000 penduduk tahun 2001.
Surveilans malaria tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Peningkatan insidens malaria tidak terdeteksi secara dini, tingkat endemisitas tidak terpantau secara rinci penurunan dan peningkatan disetiap wilayah, serta informasi selalu terlambat diterima oleh Dinas Kesehatan.
Potensi yang dapat memberikan informasi cepat dalam kegiatan surveilans yaitu keberadaan puskesmas pembantu di 127 desa di kabupaten Gorontalo perlu dikembangkan agar mampu melakukan surveilans malaria. Ditemukan lebih dari 90% petugas puskesmas pembantu tidak pernah dilatih surveilans malaria.
Penelitian ini merupakan eksperimen murni dengan desain pre test post test control group design melalui intervensi pelatihan surveilans malaria petugas puskesmas pembantu. Sebelum intervensi dan 4 minggu setelah intervensi dinilai peningkatan kinerjanya.
Penilaian dilakukan terhadap 7 indikator kinerja yang meliputi ketersediaan dokumen peta endemisitas, slide sediaan darah, pemeriksaan mikroskopis, survei malariometrik, pencatatan dan pelaporan, analisis dan saran, serta penyebarluasan informasi kepada yang berkepentingan. Skor minimal 0 maksimal 12.
Intervensi meningkatkan kinerja 1,7 skor dengan standard error 0,23 dan p > I t I W 0,0000. Setelah disesuaikan (adjusted) dengan variabel lain yang mempengaruhinya diperoleh peningkatan kinerja 1,52 skor, dan 69,15% subyek yang diintervensi kinerjanya meningkat > 1 skor. Peningkatan kinerja sebesar ini dapat merubah posisi kinerja jelek menjadi sedang dan sedang menjadi baik. Variabel yang mempengaruhi peningkatan kinerja adalah intervensi, jenis kelamin, umur, dan pedoman kerja.
Prediksi individu yang tidak dilatih kinerjanya menurun dari waktu kewaktu sebesar 1,3 skor. Intervensi dalam bentuk pelatihan tidak bisa hanya sekali untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja petugas pembantu. Mereka yang pernah dilatih sebaiknya dibekali dengan pedoman kerja.

Malaria morbidity in Indonesia is the highest among the Southern East Asian Nations. According to the Ministry of Health of Indonesia, malaria prevalence in recent four years increased. In Gorontalo regency clinical malaria tend to increase 19 per 1000 peoples in 1997 to 24 per 1000 peoples in 2001.
Malaria surveillance was not attempted properly, increasing incidence of malaria was not early detected, the endemicity have not known yet increased or decreased in the area. For overcoming this problems the capabilities of the nurses have to be progressed by the training of the malaria surveillance.
The nurses of the community health centre at 127 villages in Gorontalo are the potential providers who can give community base informations rapidly, but they have no capabilities for it. This research also revealed that more than 90 percent of the nurses never trained about malaria surveillance.
This study is an experimental design with randomized pre test post test control group design. We have trained about 43 nurses of the village health centre as the subject of intervention, meanwhile 38 nurses as the controls.
We use the 7 variables as the composit variables to indicate the performance elevating, those are: documents of the endemicity map (spot map), the blood slides, malarial microscopic report, malariometric survey document, recording and reporting, analysis of the cases and suggested intervention, giving the information for the patients and the Community Health Centre. We compare the first evaluation of their surveillance malaria performance to 4 weeks after the intervention for the group of intervention and the control group. Minimum score is 0 and maximum is 12.
The controls have no progress in their performance, but the intervention subject have.The testing results before and after intervention shows an elevated 1,7 scores with standard error 0,23 and p >1 t I = 0,0000 The multivariate regression linier counting the elevated after adjusted by sex, age and work guidance as 1,52 scores. This progress could bring who has a bad performance become fair and who has a fair performance become better. About 69,15 percent subjects who trained the performance increased about 1 score.and more.
The variables that influenced for the progress of the performance are intervention, sex, age, and the work guidance. The individual prediction theoritically performance will drop 1,3 scores if their aren't intervention by the training."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T8382
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmadi Hahib
Cibinong, Bogor: Pusat Survei Sumberdaya Alam Laut, Bakosurtanal, 2008
333.917 IRM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Basri Amin
Jakarta: Semarak Lautan Warna, 2016
959.8 BAS m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Karim
"Area prospek panasbumi Suwawa terletak di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Secara umum penyebaran batuan di daerah panasbumi Suwawa di bagian Utara disusun oleh batuan plutonik seperti granit dan diorit. Sedangkan di bagian Selatan didominasi batuan produk Bilungala dan batuan vulkanik Pinogoe berumur Tersier Atas-Kuarter Bawah. Manifestasi panasbumi di daerah Suwawa berupa air panas Libungo dan Pangi yang memiliki tipe air klorida-sulfat, dan air panas Lombongo yang memiliki tipe air sulfat. Pemetaan struktur geologi bawah permukaan dan perkiraan potensi panasbumi di daerah Suwawa telah dilakukan dengan menggunakan metode gayaberat. Didapatkan rata-rata densitas di daerah survei sebesar 2.70 gr/cc.
Berdasarkan hasil pemodelan gayaberat 2-dimensi yang dikorelasikan dengan data geologi, geokimia, dan geofisika (metode magnetotellurik) mengidentifikasikan adanya sistem panasbumi yang berasosiasi dengan struktur graben. Struktur graben tersebut disebabkan oleh sesar Libungo di bagian Selatan dan sesar Lombongo di sebelah Utara. Sistem panasbumi di daerah Suwawa ini merupakan tipe sistem vulkanik tua. Sumber panas sistem panasbumi Suwawa ini diperkirakan berasal dari tubuh batuan vulkanik Pinogoe yang sudah tua dan aktif karena proses tektonik. Temperatur reservoir diperkirakan memiliki suhu sekitar 188°C. Berdasarkan temperatur reservoirnya, sistem panasbumi Suwawa ini merupakan sistem dengan tipe moderate temperature.

Suwawa geothermal prospect area is situated in Bone Bolango regency, Gorontalo Province. In general deployment of geothermal Suwawa formations, in the Northern area the geological formation is composed of plutonic rocks such as granite and diorite. However, in the Southern area the formation is dominated by products of Bilungala and Upper Tertiary-Lower Quaternary Pinogoe volcanic formation. Geothermal manifestations in Suwawa area are hot water of Libungo and Pangi with sulfate chloride water type, and hot water of Lombongo with sulfate water type. Mapping of subsurface geological structures and estimating the geothermal potential in Suwawa area are achieved using gravity method. The average of density in this survey area was obtained to be 2.70 g/cc.
Based on 2- dimensional gravity modeling results which was correlated with geological data, geochemical data, and geophysical data (magnetotelluric method) identified the presence of geothermal system associated with graben structure. The graben structure was formed by Libungo fault in the South and Lombongo fault in the North. The origin of the heat source is estimated from the body of old Pinogoe volcanic formation which was activated by tectonic process. The temperature of the reservoir was estimated about 188°C. Based on reservoir temperature, Suwawa geothermal system belongs to moderate temperature type.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Zidan Imtiyaz
"Endut merupakan gunung yang terletak di Provinsi Banten. Di beberapa daerah, Gunung Endut memiliki fasies batugamping yang umumnya mengendap di lingkungan laut. Berdasarkan Peta Geologi Lembaran Leuwidamar, fasies batugamping di daerah penelitian termasuk dalam Formasi Bojongmanik dan Formasi Badui serta berada di Zona Fisiografi Bogor. Di Gunung Endut, batugamping yang ada muncul pada masa pra vulkanik, padahal pada umumnya hampir semua batugamping yang ada di Jawa ditemukan dalam bentuk singkapan di Zona Pegunungan Selatan yang terbentuk pada masa pasca vulkanik. Penelitian ini menitikberatkan pada identifikasi secara makroskopis dan mikroskopis batugamping dalam menentukan mikrofasi batugamping yang nantinya dapat lebih akurat menentukan sebaran fasies dan sejarah geologi batugamping di kawasan Gunung Endut. Fitur makroskopis dari setiap sampel batu kapur diklasifikasikan berdasarkan Klasifikasi Dunham yang dimodifikasi oleh Embry & Klovan, sedangkan fitur mikroskopis dari setiap sampel batu kapur diklasifikasikan menurut Standar Mikrofasies dan Model Sabuk Wajah yang dimodifikasi oleh Wilson. Hasil akhir analisis dapat menambah informasi terkait sebaran fasies dan sejarah geologi batugamping di daerah penelitian secara lebih detail dibandingkan penelitian sebelumnya.

Mount Endut is a mountain located in Banten Province. In some areas, Mount Endut has limestone facies which generally settle in the marine environment. Based on the Geological Map of the Leuwidamar Sheet, the limestone facies in the study area are included in the Bojongmanik Formation and the Badui Formation and are in the Bogor Physiographic Zone. At Mount Endut, existing limestones appeared in the pre-volcanic period, whereas in general almost all of the limestones in Java are found in the form of outcrops in the Southern Mountain Zone which were formed in the post-volcanic period. This research focuses on the macroscopic and microscopic identification of limestone in determining limestone microfation which later can more accurately determine the facies distribution and geological history of limestone in the Mount Endut area. The macroscopic features of each limestone sample were classified according to the Dunham Classification modified by Embry & Klovan, while the microscopic features of each limestone sample were classified according to the Microfacies Standard and Wilson-modified Face Belt Model. The final results of the analysis can add information related to the distribution of facies and the geological history of limestone in the study area in more detail than previous studies."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keraf, Gregor
"Dalam bahasa Gorontalo tjukup banjak terdapat morfem2 terikat jang produktif. Morfem2 terikat jang tidak produktif hanja merupakan residu2 jang terdapat pada kata2 tertentu sadja. Morfem2 dasar bisa mengalami perubahan karena mendapat imbuhan, atau karena hubungannja dengan morfem lain dalam tutur. Susunan suatu segmen dalam bahasa Gorontalo adalah urutan K.V. Akibat struktur segmennja tidak terdapat juncture antar segmen, tetapi setjara pontensil terdapat interlude..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1962
S10895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Tuloli
Jakarta : Lamahu, 1993
398.212 NAN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>