Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162954 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"One of the important substance in the Javanese tumeric was essential oil (atsiri). The essential oil of javanese tumeric was very useful for uman health and medical industries...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adara Permata Halimatunnisa
"Jeruk limau adalah salah satu sumber minyak atsiri yang dapat dijumpai secara mudah di Indonesia, tetapi belum banyak penelitian yang menguji manfaatnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi minyak atsiri kulit jeruk limau dalam menghambat aktivitas enzim tirosinase dan elastase, serta melakukan karakterisasi menggunakan pengukuran massa jenis, indeks refraksi, putaran optik, dan analisis GC-MS. Metode ekstraksi minyak atsiri dilakukan menggunakan distilasi air, kemudian pengujian antitirosinase dan antielastase dilakukan dengan mengukur absorbansi minyak atsiri dalam menghambat enzim menggunakan microplate reader. Asam kojat sebagai pembanding uji antitirosinase memiliki IC50 sebesar 4,26 μg/mL, sedangkan minyak atsiri kulit jeruk limau memiliki IC50 sebesar 235,89 μg/mL. Pada pengujian antielastase, pembanding kuersetin menunjukkan IC50 6,12 µg/mL terhadap enzim elastase, sedangkan minyak atsiri kulit jeruk limau memiliki IC50 sebesar 40,66 μg/mL. Nilai massa jenis minyak atsiri kulit jeruk limau sebesar 0,8317 g/mL, indeks refraksi sebesar 1,467, dan perputaran optik sebesar [α] 25 = +35,10 (c=1, neat, λ=589 nm) yang memberikan informasi awal mengenai kebenaran minyak atsiri yang diteliti. Hasil analisis GC-MS menunjukkan adanya senyawa aktif dalam minyak atsiri, yaitu β-pinena, d-limonena, sitronelal, sitronelol, dan α-pinena. Oleh karena itu, penelitian ini menunjukkan kebenaran minyak atisiri kulit jeruk limau dan potensinya sebagai ihibitor tirosinase dan elastase.

One such source of essential oil is Citrus amblycarpa, commonly known as kaffir lime, which is readily available in Indonesia, but there have been limited studies exploring its potential applications. This research aims to investigate the inhibitory potential of kaffir lime peel essential oil against tyrosinase and elastase enzymes, while also characterizing its physical and chemical properties through density, refractive index, optical rotation, and GC-MS analysis. The essential oil was extracted using water distillation, and its anti- tyrosinase and anti-elastase activities were evaluated by measuring its absorbance using a microplate reader. The positive control, kojic acid, exhibited an IC50 value of 4.26 μg/mL in the anti-tyrosinase assay, while the kaffir lime peel essential oil sample showed an IC50 value of 235.89 μg/mL. In the anti-elastase assay, the positive control, quercetin, displayed an IC50 value of 6.12 µg/mL, while the kaffir lime peel essential oil sample demonstrated an IC50 value of 40.66 μg/mL. The measured density of kaffir lime peel essential oil was 0.8317 g/mL, with a refractive index of 1.467 and an optical rotation of [α]D25 = +35.10 (c = 1, neat, λ = 589 nm). GC-MS analysis identified several active compounds in the essential oil, including β-pinene, d-limonene, citronellal, citronellol, and α-pinene."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guenther, Ernest, 1895-
Jakarta: UI-Press, 1987
661.806 GUE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Guenther, Ernest, 1895-
Jakarta: UI-Press, 1990
661.806 GUE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adang Rusdaya
"Minyak atsiri merupakan minyak yang diekstrak dari tanaman yang memiliki banyak kegunaan, terutama dalam industri farmasi, kosmetik, dan aroma terapi untuk kesehatan. Untuk itu perlu dikembangkan alat penyuling minyak atsiri agar minyak atsiri lebih memasyarakat dan sumber daya alam dalam bidang perkebunan dapat lebih termanfaatkan.
Untuk tujuan tersebut di atas, maka dibuat alat penyuling minyak atsiri skala kecil/lab dengan menggunakan bahan yang lebih murah agar terjangkau oleh masyarakat yang ingin memproduksi sendiri minyak atsiri atau melakukan percobaan-percobaan dalam rangka pengembangan proses penyulingan minyak atsiri.
Dari hasil percobaan proses penyulingan menggunakan alat yang telah dibuat, dapat simpulkan bahwa kualitas dan kuantitas minyak tergantung dari kondisi bahan baku, kepadatan bahan baku, jenis material alat dan lamanya waktu penyulingan.
Bahan bakar briket lebih murah digunakan daripada minyak tanah, tetapi waktu penyulingan menjadi lebih lama. Alat penyuling skala kecil kurang ekonomis untuk keperluan produksi massal / bisnis, sehingga lebih tepat digunakan untuk percobaan-percobaan atau produksi sendiri dengan menggunakan berbagai jenis bahan baku.

Essential Oils are extracted from plants which very useful, especially in farmacy, cosmetics industries and aroma theraphy for health.
So, it is very important to develop essential oil distiller in order to make the essential oils more popular and get more benefits from our nature recources in botanical/plantations.
For those purposes, mini essential oil disstiller was made using cheaper material, so it can be reached by people who want to produce essential oils by themselves or to do experiments in order to develop essential oils distillation process.
From essential oil distillation experiments used this mini distiller, can be concluded that the quality and quantity of essential oil depend on raw plantation condition, it's density, kind of material which is used to make distiller and how long the distillation process is.
The use of coal briquet is more economical than kerosine, but it takes longer time to do distillation process. This mini essential oil distiller is not economical for mass production or business, so it is more appropriate for experiments or self production uses many kind of raw plantations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guenther, Ernest, 1895-
Jakarta: UI-Press, 1990
661.806 GUE et III A
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Guenther, Ernest, 1895-
Jakarta: UI-Press, 1990
661.806 GUE et IV A
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Nurdinsyah
"Pada penelitian tentang alat penyuling minyak atsiri sebelumnya, telah dibuat alat penyuling minyak atsiri skala lab yang materialnya terbuat dari aluminium, dengan kapasitas 2 kg bahan baku nilam kering dan produktivitas rata-rata yang mampu mencapai rendemen 1,5 % dalam waktu penyulingan 4-5 jam. Berbekal dari alat yang sudah ada tersebut, maka dalam penelitian kali ini dilakukan pengembangan yang bertujuan untuk meningkatkan kuantitas hasil rendemen, yaitu dengan memperlancar aliran uap pada tanki bahan dan memperlancar aliran kondensat pada kondenser. Untuk dapat mempelajari karakteristiknya, dilakukan juga pemasangan alat ukur termokopel dan pressure gauge pada beberapa bagian alat.
Berdasarkan penelitian terhadap alat penyuling minyak atsiri skala lab tersebut, maka dibuat rancangan perbaikan yang diantaranya meliputi penambahan luas area perpindahan kalor pada dasar ketel untuk mempercepat pemanasan air, membuat tingkatan dan jalur uap pada tanki bahan dengan sarangan, serta kondenser yang dibuat spiral persegi agar memudahkan proses pembuatan dan meminimalkan tempat.
Dari rancangan tersebut, kemudian dibuatlah prototipe alat penyuling minyak atsiri skala industri rumah tangga kapasitas 3 kg bahan baku nilam kering, Material yang digunakan merupakan kombinasi besi pada ketel kukus, tanki bahan dan tanki kondenser yang berasal dari drum berdiameter 35 cm, stainless steel 0.4 mm sebagai material pada tutup ketel, serta pipa stainless steel 5/8 - pada pipa uap dan pipa kondenser. Hasil dari prototipe yang dibuat tersebut menunjukkan bahwa kombinasi material pada alat relatif mengurangi biaya investasi alat, sedangkan penambahan luas perpindahan kalor pada dasar ketel kukus dan penambahan sarangan bertingkat pada tanki bahan mampu meningkatkan produktivitas.

"At previous research of essential oil distiller, have been made essential oil distiller at lab level which its material from aluminum. Its capacity is 2 kilogram of raw material, and the average productivity capable to reach 1,5 % rendemen in distillation during 4-5 clock. Based on the previous version of distiller, and then in this research has been conducted development which purpose is to increase the amount of rendemen, with smoothing the steam pipeline in the material tank and smoothing pipeline condensate in condenser. To learn its characteristic, thermocouple and pressure gauge installed at some part of appliance.
Depend on research of essential oil distiller, then repairing design made, including addition of heat transfer area at the of kettle base to quicken water heating, making level and steam track at material tank with tray, and made condenser with spiral shape in order to facilitate the process and minimize the places.
From that design, then be made prototype of essential oil distiller for home industry level of capacities 3 kg of raw material. Used to material represent iron combination at steam kettle, material tank and condenser tank coming from drum have diameter 35 cm, stainless steel 0.4 mm as material at cover, and also pipe of stainless steel 5/8" at steam pipe and the condenser pipe. Output from that prototype indicate that material combination, decrease cost investment, while wide addition of heat transfer area at kettle base and addition high rise tray at material tank, able to improve productivity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Felly Rihlat Gibran
"Minyak atsiri merupakan senyawa penting dalam bahan alam, yang memiliki banyak khasiat bagi kesehatan manusia. Minyak atsiri dapat diambil dari bahan alam dengan proses ekstraksi. Salah satu proses ekstraksi yang sedang menjadi tren penelitian adalah ekstraksi ultrasonik, yang dinilai memiliki banyak keunggulan, seperti kemudahan operasi, energi yang relatif rendah, dan operasi pada temperatur rendah yang dapat menjaga stabilitas senyawa biokimia dalam bunga telang. Salah satu kebaruan dalam penelitian ini adalah adanya penambahan mekanisme probe yang bergerak secara oksilasi, memungkinkan sumber gelombang ultrasonik menjadi dinamis. Selain itu, juga ditambahkan variasi intensitas ultrasonik sebagai parameter optimasi universal dalam ekstraksi ultrasonik. Adapun metode yang digunakan dalam analisis adalah metode kuantitatif dengan pengukuran data-data temperatur dan perhitungan fraksi massa minyak atsiri sebagai representasi kuantitas minyak atsiri, metode kualitatif dengan analisis visual perubahan warna emulsi dan distribusi temperatur terhadap waktu, serta metode analitik dengan perhitungan kinetik proses ekstraksi ultrasonik, untuk mengetahui nilai yield, yang direpresentasikan oleh kuantitas senyawa phenolic dengan perhitungan konstanta Peleg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dengan penambahan probe oksilasi, dapat menyeragamkan distribusi temperatur dan ikatan antara pelarut dan senyawa biokimia dalam bahan alam, atau dengan kata lain, meningkatkan kualitas minyak atsiri yang dihasilkan. Di sisi lain, intensitas ultrasonik yang semakin tinggi dapat meningkatkan volume minyak atsiri yang dihasilkan, yang direpsentasikan fraksi massa minyak atsiri dan analisis kinetik yield terhadap waktu, serta meningkatkan laju ekstraksi yang terlihat dari analisis kinetik dan perubahan warna emulsi terhadap waktu. Hal ini disebabkan karena intensitas ultrasonik meningkatkan efek sonokemistri, kavitasi, turbulensi dan tegangan geser yang meningkatkan kuantitas dan laju ekstraksi. Hal penting yang harus diperhatikan dalam optimasi proses ekstraksi ultrasonik adalah turbulensi yang terlalu tinggi dapat menyebabkan agitasi dan temperatur yang terlalu tinggi dapat berpotensi merusak senyawa biokimia aktif dalam bunga telang.

Essential oil is an important compound in natural substances, which has many benefits for human health. Essential oil can be produced from natural substances through the process of extraction. One of the trending extraction processes is ultrasonic extraction, which is considered to have many advantages, including, ease of operation, relatively low energi consumption, and capability to operate at low temperature which keep stabilitizing biochemical compounds inside natural substances, which in this research used butterfly pea flower (Clitoria Ternatea L). The novelty of this research was the application of a mechanism of osscilating moving probe, enabling ultrasonic wave source to be dynamic. Additionally, varieties of ultrasonic intensities was also applied as an universal parameter in optimizing the process of ultrasonic extraction. The methods used in the research were quantitative methods by measuring data of temperatures and calculating essential oil mass fraction, as representatives of essential oil quantity, qualitative methods by visual analysis of emulsion color evolution and temperature distribution through time, as well as analytical method by calculating the kinetics of ultrasonic extraction process, to determine yield, represented by phenolic compound quantity with Peleg’s constant calculation. The results of the research showed that oscilating probe addition could evenly distribute temperature and enhanced the bonds between solvent and biochemical compounds inside the natural substances, in other words, improving the quality of essential oil produced. On the other hand, a rise in ultrasonic intensities could increase essential oil volume produced, which was represented by essential oil mass fraction and kinetic analysis of yield through time, as well as increasing the extraction rate, as shown in kinetic analysis and emulsion color evolution. This was due to higher ultrasonic intensities enhanced sonochemistry effect, cavitation, turbulence and shear stress which increased essential oil quantity and the rate of extraction process. The important issues that needed to be considered in optimizing ultrasonic extraction process was over turbulence which could cause agitation and overhigh temperature which potentially could damage the active biochemical compounds inside butterlfy pea flower as a natural susbtance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilatul Ikromah Karunianingsih
"Resistensi antibiotik terus mengalami peningkatan dan menjadi permasalahan kesehatan. Hal ini memicu perkembangan dan penemuan antibakteri baru, salah satunya berasal dari tanaman. Secara tradisional, kulit kayu masoyi digunakan untuk mengobati penyakit seperti diare, tuberkulosis, pneumonia, dan bronkitis. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi golongan senyawa antibakteri dari ekstrak n-heksana dan minyak atsiri kulit kayu masoyi terhadap bakteri patogen S. aureus, S. epidermidis, K. pneumoniae, S. marcescens, dan P. aeruginosa serta melakukan karakterisasi minyak atsiri berdasarkan indeks bias dan berat jenis. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya bahwa ekstrak n-heksana kulit kayu masoyi menunjukkan potensi lemah hingga kuat (1,05-10,33 mm) berdasarkan uji difusi cakram kertas terhadap bakteri S. aureus, S. epidermidis, dan P. aeruginosa. Sedangkan minyak atsiri kulit kayu masoyi menunjukkan potensi lemah terhadap K. pneumoniae serta kuat terhadap S. marcescens dan S. epidermidis. Perolehan nilai indeks bias dan bobot jenis minyak atsiri kulit kayu masoyi masing-masing sebesar 1,467 dan 0,975 g/mL. Pada penelitian ini, dilakukan konfirmasi aktivitas antibakteri terlebih dahulu dengan metode difusi cakram kertas dan terkonfirmasi ekstrak serta minyak atsiri memiliki aktivitas antibakteri. Identifikasi golongan senyawa antibakteri dilakukan menggunakan uji KLT bioautografi kontak. Pada uji KLT bioautografi diperoleh spot-spot yang menghasilkan zona bening dan diduga dari golongan senyawa terpenoid. Hal ini membuktikan bahwa golongan terpenoid memiliki aktivitas penghambatan terhadap bakteri S. aureus, S. epidermidis, K. pneumoniae, S. marcescens, dan P. aeruginosa.

Antibiotic resistance continues to increase and become a health problem. This triggers the development and discovery of new antibacterial, one of which is derived from plants. Traditionally, masoyi bark is used to treat ailments such as tuberculosis, diarrhea, pneumoniae, and bronchitis. This research aims to identify a class of antibacterial compounds from n-hexane extract and essential oil from masoyi bark against pathogenic bacteria such as S. aureus, S. epidermidis, K. pneumoniae, S. marcescens, and P. aeruginosa while also characterizing essential oil through refractive index and density. Base on the previous research, n-hexane extract showed weak to strong potency (1,05- 10,33 mm) based on paper disc dissfusion method against S. aureus, S. epidermidis, dan P. aeruginosa. Meanwhile, the essential oil of masoyi bark showed weak potency against K. pneumoniae and strong potency against S. marcescens and S. epidermidis. The measured refractive index of essential oil was 1,467 and the density was 0,975 g/mL. In this research, confirmation of antibacterial activity was carried out using paper disc diffusion method, and it was confirmed that extract and essential oil of masoyi bark had antibacterial activity. Identification of a class of antibacterial compounds was carried out using contact TLC bioautography assay. Spots were obtained that produced clear zones and were suspected to be the terpenoid compound group. Spots identified as terpenoid compounds showed the presence of an inhibitory zone against S. aureus, S. epidermidis, K. pneumoniae, S. marcescens, and P. aeruginosa bacteria."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>