Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172900 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
R. Bagas Hapsoro
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1983
S25574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hesti Setyowati
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004
S26095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochtar Kusumaatmadja
Bandung: Alumni, 2002
361.770 72 MOC k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurharyanto
"Dalam skripsi ini dibuat sebuah perangkat Iunak yang mengintegrasikan fungsi internetworking dengan menggunakan tiga buah komputer PC, yang masing-masing mewakili sistem berprotokol TCP/LP, sistem berprotokol ATM dan sistem integrasi internetworking itu Sendiri. Pada simulasi ini ditampilkan prosedur komunikasi, perpindahan data, dan metode konversi antara sistem yang berbeda.
Internetworking akan berfungsi menyiapkan tipe hubungan di antara kedua protokol dan bekerja sebagai berikut:
- Membentuk tipe hubungan connection oriented karena TCP/[P menggunakan tipe ini dan ATM dapat mendukung tipe ini.
- Mengupas (strip off) paket dari protokol asal untuk mendapatkan data asli pengguna dan membungkus data ini menjadi paket yang sesuai dengan dengan protokol tujuan.
- Menyimpan data yang diperlukan dalam buffer umuk mengatasi pcrbedaan bit-rate di antara kedua protokol. Mengubah besar paket data sesuai dengan kemampuan masing-masing jaringan.
- Memutuskan hubungan komunikasi kedua jaringan ini.
Internetworking ini berfungsi ganda sebagai tiruan host TCP/IP maupun host ATM sehingga prosedur komunikasi TCP/11° dan ATM dapat dilakukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagio Budiardjo
"Makalah ini menguraikan analisis kinerja jaringan unicast pada saat protokol-protokol SCTP (Stream Control Transmission Protocol) dan TCP (Transmission Control Protocol) berada bersama dalam satu jaringan. Kedua protokol tersebut di ujicoba dengan aplikasi File Transfer Protocol (FTP) dan aplikasi traffic Constant Bit Rate (CBR).
Dari simulasi dapat disimpulkan bahwa SCTP mampu mencapai throughput yang lebih tinggi dibandingkan TCP baik pada aplikasi FTP maupun pada aplikasi traffic CBR dengan tingkat fairness, baik intrafairness maupun interfairness; yang cukup tinggi. Peningkatan waktu simulasi menghasilkan nilai kinerja jaringan yang meningkat dan relatif stabil. Peningkatan jumlah sesi pada kapasitas bandwidth kecil menghasilkan peningkatan total throughput dan utilisasi jalur.
Hasil simulasi menyatakan bahwa penerapan SCTP dan TCP dalam satu jaringan unicast umumnya dapat dilakukan tanpa menurunkan kinerja jaringan secara keseluruhan dan masih menghasilkan indeks fairness yang tinggi, diatas 0.85 untuk berbagai variasi traffic.

This paper elaborates the performance analysis of a unicast network when two protocols, SCTP (Stream Control Transmission Protocol) and TCP (Transmission Control Protocol) coexist in the network. These two protocols are tested using File Transfer Protocol (FTP) and Constant Bit Rate (CBR) based traffic.
From the simulations, it could be concluded that SCTP could achieve better throughput compared to TCP in both FTP and CBR based traffic, with sufficiently high fairness index of both intrafairness and interfairness. The increase of simulation time yields to the increase and relatively stable network performance. The increase of the number of sessions of small bandwidth applications resulted in the increase of troughput and link utilization.
The simulations show that implementation of SCTP and TCP in a unicast network generally could be done without having to degrade the network performance, with relatively high fairness index, over 0.85 for various traffic variations."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Evianti
"ABSTRAK
Aplikasi-aplikasi yang mendukung aktivitas rea!-time grup yang interaktif
dengan kebutuhan akan komunikasi yang handal telah meluas penggunaannya.
Komunikasi Reliable Multicast adalah salah satu cara komunikasi yang
mendukung aplikasi-aplikasi tersebut. Aplikasi-aplikasi diatas mempunyai
perbedaan kebutuhan reliability.
Scalable Reliable Multicast (SRM) adalah protokol reliable multicast
berbasis receiver-inirialed reliability yang memenuhi kebutuhan aplikasi-aplikasi
tersebut. SRM mempunyai kinerja yang optimal dan tahan (robusp terhadap
kesalahan yang umumnya terjadi, seperti paket yang hilang. SRM juga
mempunyai kelebihan yaitu menjamin penginman data dan kemampuan yang
cepat dalam mendeteksi paket yang hilang dengan mengalihkan tugas
pendeteksian paket yang hilang kepada penerima.
Kehandalannya menangani semua aplikasi multicast akan diuji dan
dibandingkan dengan mengamati perubahan kinerja loss recovery dari statistik
paket yang hilang terhadap perubahan node dan traffic SRM menggunakan
simulasi janngan ns-2. Dari hasil simulasi pada skripsi ini didapatkan prosentase
keberhasilan penerimaan paket data yang paling baik, yaitu 87% untuk jumlah
node penerima sedikit. Pengaruh perubahan trafik dengan menambahkan
gangguan trafic akan didapatkan keberhasilan penerimaan paket data terburuk,
yaitu 28% ketika letak gangguan irc/$0 delta dengan pengirim Loss recovery
akan semakin banyak terjadi ketika jumlah gangguan trafic bertambah
jumlahnya.

"
2001
S39100
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Suhartati Astoto
"Di dalam perkembangan dan pertumbuhan yang masih sangat muda dan singkat maka kelahiran/munculnya viktimologi dari bagian kriminologi masih merupakan dan menimbulkan pelbagai tanggapan dari para ilmuwan/para ahli. Di antaranya muncul ungkapan dari Separonic yang menulis bahwa "if victims are only those suffering from criminal act or offences, victimology will a part of the crime problem and consequently, a discipline, within criminology or as B. Mendelsohn suggested, a science parallel to it or the reverse of criminology". Sedangkan kepustakaan kriminologi telah diperkaya dengan pemikiran-pemikiran mengenai masalah korban mulai tahun 1940 dari Von Hentig sampai dengan tahun 1960 dengan pemikiran-pemikiran dari Mendelsohn dan Schaffer. Ditambah dengan hasil seminar Internasional tentang korban kejahatan yang telah beberapa kali diselenggarakan. Dengan kenyataan-kenyataan ini, maka timbul suatu pertanyaan apa yang menyebabkan perhatian kita dan para ilmuwan beralih ke pihak korban. Jawabannya memang tergantung dari aspek mana kita ingin melihatnya. Bilamana beberapa saat yang lampau kita telah terlalu banyak menyoroti peranan pelaku kejahatan baik dilihat dari segi kesalahan maupun dalam usaha untuk mencegah terjadinya kejahatan ataupun meringankan penderitaannya. Maka sebagai hal-hal yang menyebabkan beralihnya pandangan kita terhadap peranan si korban adalah sebagai yang pertama diungkapkan bahwa si korban acapkali mempunyai peranan yang penting dalam terjadinya kejahatan misalnya dalam pembunuhan, pemerkosaan, penipuan dan lain sebagainya.
Hal kedua yang perlu diketahui jugs bahwa bukan hanya pelaku saja yang diperhatikan hak-haknya tetapi diperhatikan Pula hak--hak si korban. Sehubungan dengan hal ini maka ada suatu pendekatan yang dilakukan dengan mengetengahkan bahwa bukan saja banyak korban yang tidak mengetahui hak-haknya tetapi ternyata mereka takut atau mungkin tidak dapat melaporkan kejadian yang menimpanya. Dalam hal ini korban kejahatan tidak hanya korban dari kejahatan konvensional, misalnya : pembunuhan, perkosaan, penganiayaan dan pencurian tetapi juga mencakup kejahatan non-konvensional antara lain : terorisme, pembajakan, perdagangan narkotika, kejahatan melalui komputer dan lain-lainnya. Adapun pembicaraan yang kini menghangat adalah korban yang meliputi pelanggaran hak asasi manusia, penyalahgunaan secara melawan hukum kekuasaan ekonomi maupun kekuasaan umum. Mari uraian-tersebut di atas terlihat bahwa pembahasan tentang masalah korban akan sedemikian luas lingkupnya sehingga perlu dipelajari secara mandiri melalui ilmu pengetahuan yang disebut viktimologi. Dan perlu dipahami pula bahwa korban-korban itu ada kemuagkinan bisa terjadi karena negara ikut berperan/bersalah; dalam hal ini maka negara perlu memberikan kompensasi ( compensation ) kepada si korban di samping kemungkinan adanya restitusi ( restitution ) kepada si korban dari si pelaku. Kemungkinan pembayaran dalam bentuk kompensasi dapat terwujud dalam 2 bentuk :
1). di mana negara merasa turut bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa karena tidak mampu melindungi korban dari ancaman si pelaku.
- Wujud kompensasi itu dapat berupa fasilitas pengobatan secara cuma-cuma
- mengganti penghasilan yang hilang
- mengganti biaya pemakaman
- penggantian karena cacat badan
- biaya penasehat hukum untuk membela kepentingan korban.
2). negara ( instansi resmi ) memang bertanggung jawab atas terjadinya korban, misalnya dalam hal bentuk korban karena penyalahgunaan kekuasaan umum; penyalahgunaan kekuasaan ekonomi, kerugian dalam hal pencemaran lingkungan.
Untuk hal restitusi maka untuk memperolehnya dikaitkan dengan putusan pengadilan, Bentuk-bentuk kerugian pada dasarnya sama dengan diuraikan dalam hal kompensasi. Masalahnya adalah bageimana bila pelaku tidak mau/ tidak mampu membayar restitusi tersebut. Dalam hal ini..."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>