Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170907 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fredna J.M. Robot
"Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan. Beban kerja perawat penting diketahui, dalam mengevaluasi kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap rumah sakit umum Prof dr R. D. Kandou Manado. Asuhan keperawatan merupakan beban kerja utama perawat dan menjadi fokus dari semua aktifitas perawat dapat dilaksanakan dengan baik, bila jumlah tenaga perawat tercukupkan. Tujuan dari penelitian ini dapat mengetahui beban kerja perawat pelaksana, diketahui kebutuhan jumlah tenaga perawat di ruang rawat inap rumah sakit umum Prof dr R. D. Kandou Manado. Desain penelitian menggunakan deskritif analitik untuk mengobservasi kegiatan perawat pelaksana dengan menggunakan metoda work sampling. Sampel penelitian adalah pekerjaan perawat pelaksana rawat inap yang dilakukan selama shift berlangsung baik shift pagi, shift sore maupun shift malam, total sebanyak 330 sampel. Instrumen penelitian menggunakan format observasi kegiatan perawat pelaksana, dengan panduan klasifikasi jenis kegiatan perawat. Penetapan waktu dan perawat yang diamati menggunakan teknik random sampling dengan interval waktu lima menit. Hasil analisis kegiatan terbanyak dari perawat pelaksana di ruang rawat inap Irina B adalah kegiatan keperawatan langsung 46,67%, dengan pencapaian waktu kegiatan 843 menit dari total waktu 2380 menit. Kebutuhan perawat pelaksana di ruang rawat inap Irina B dengan kapasitas 29 tempat tidur dan BOR rata-rata 90,1% dengan hasil beban kerja dihitung berdasarkan formula standar Dep.Kes, hasilnya ruangan ini kelebihan 3 perawat dari jumlah yang ada sebanyak 27 perawat. Rekomendasi: Manajemen Keperawatan Dan Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia perlu mempertimbangkan beban kerja perawat sebagai acuan dalam menentukan kebutuhan tenaga keperawatan. Diperlukan evaluasi kembali uraian tugas perawat dalam mengoptimalkan waktu kerja perawat.

The staff nurse workload is activity of nursery Service in general ward unit. Nurse workload is important knowing, in evaluation conceming the fulfil of nursing staff in general ward unit Prof dr R-D.Kandou Manado Hospital. Nursing care is essention nurse and focus from activity nursery, with analysis workload it can be discovered the number of sufficient nurses required based on rational workload, and it can also improve the application of nurses based on proportional workload and this in tum will improve the work methode of the nurses, so that Service level quaiity can be increased. This research is aims to discovered the number sufficient nurses required based on a rational workload. The design was using descriptive analysis with method used is work sampling. The sample of this research was 57 staff nurses in those wards. The instruments were workload by observation from on the based format activity nursery. The Standard time observation with interval 5 minutes with random sampling. The result of the research, it is gained in the Irina B inpatients ward the nursery Service directly gets the most portion (46,67%) and the recearched time is 843 minutes from total time is 2380 minutes. Based on the above data, the calculation of nursing staff need, at Irina B care room with capacity 29 beds and BOR 90,1% have three nursing staff overage from 27 nursing staff. Recomendation for direction hospital, it was consider nurse workload for the based requirement nursing personal inpatients ward, and supervision to optimalisasion productive time nursing staff."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26556
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fredna J.M. Robot
"ABSTRAK
Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan. Beban kerja perawat penting diketahui, dalam mengevaluasi kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap rumah sakit umum Prof dr R. D. Kandou Manado. Asuhan keperawatan merupakan beban kerja utama perawat dan menjadi fokus dari semua aktifitas perawat dapat dilaksanakan dengan baik, bila jumlah tenaga perawat tercukupkan. Tujuan dari penelitian ini dapat mengetahui beban kerja perawat pelaksana, diketahui kebutuhan jumlah tenaga perawat di ruang rawat inap rumah sakit umum Prof dr R. D. Kandou Manado. Desain penelitian menggunakan deskritif analitik untuk mengobservasi kegiatan perawat pelaksana dengan menggunakan metoda work sampling. Sampel penelitian adalah pekerjaan perawat pelaksana rawat inap yang dilakukan selama shift berlangsung baik shift pagi, shift sore maupun shift malam, total sebanyak 330 sampel. Instrumen penelitian menggunakan format observasi kegiatan perawat pelaksana, dengan panduan klasifikasi jenis kegiatan perawat. Penetapan waktu dan perawat yang diamati menggunakan teknik random sampling dengan interval waktu lima menit. Hasil analisis kegiatan terbanyak dari perawat pelaksana di ruang rawat inap Irina B adalah kegiatan keperawatan langsung 46,67%, dengan pencapaian waktu kegiatan 843 menit dari total waktu 2380 menit. Kebutuhan perawat pelaksana di ruang rawat inap Irina B dengan kapasitas 29 tempat tidur dan BOR rata-rata 90,1% dengan hasil beban kerja dihitung berdasarkan formula standar Dep.Kes, hasilnya ruangan ini kelebihan 3 perawat dari jumlah yang ada sebanyak 27 perawat. Rekomendasi: Manajemen Keperawatan Dan Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia perlu mempertimbangkan beban kerja perawat sebagai acuan dalam menentukan kebutuhan tenaga keperawatan. Diperlukan evaluasi kembali uraian tugas perawat dalam mengoptimalkan waktu kerja perawat."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Takumansang, Raynald Oktafianus
"Background The prevalence of allergic disease to be increasing across the world. More than 20 of the population worldwide suffer from diseases which mediated by immunoglobulin E, such as asthma, rhinoconjunctivitis, atopic dermatitis or eczema. There is no data about allergen sensitization of allergic disease in Manado.
Objective The purpose of this study is to know the allergen sensitization in children with allergic diseases atopic dermatitis, allergic rhinitis, asthma . Children were divided into group less than and more than or equal to 3 years old, which was evidenced by skin prick test or IgE Atopy test in Prof. Dr. R.D. Kandou Hospital Manado.
Methods This study was a descriptive cross sectional study, conducted from June until August 2016.
Results A total of 95 children were included in the study, of which 77 children were ge 3 years old and 18 children were 3 years old. Seventy five children underwent skin prick test and 20 children underwent IgEAtopy test. In 3 years old children, there were 14 children diagnosed with atopic dermatitis and 4 children diagnosed with atopic dermatitis and asthma. In ge 3 years old children, the most common diagnosis was allergic rhinitis, as many as 21 children. Allergen sensitization found in 3 years old children with atopic dermatitis and atopic dermatitis asthma was cow rsquo s milk, house dust mites and egg white. Sensitization to house dust mites most commonly found in patients with atopic dermatitis. The most common allergen sensitization in ge 3 years old children was house dust mites, egg white, potatoes, dog fur, cow 39 s milk, wheat flour and soya formula.
Conclusion The most common allergen sensitization in 3 years old children with atopic dermatitis is cow 39 s milk, while in children with asthma and atopic dermatitis is house dust mites, whereas in ge 3 years old children with atopic dermatitis, allergic rhinitis, asthma, or combination of the disease is house dust mites."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T55684
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Yuliana Musa
"Penerapan tindakan keselamatan pasien yang sesuai dengan Standar Prosedur Operasional SPO dapat menciptakan praktik keperawatan yang aman dan berkualitas serta dapat menghindarkan perawat dari kesalahan prosedur tindakan yang dapat membahayakan pasien dan perawat itu sendiri. Penelititan ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengalaman perawat pelaksana dalam menerapkan Standar Prosedur Operasional Keselamatan Pasien di RSUP. Prof. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif dan jumlah sampel sebanyak sepuluh partisipan. Hasil penelitian diperoleh tujuh tema yaitu: 1 faktor internal yang menghambat perawat dalam menerapkan SPO keselamatan pasien; 2 faktor eksternal yang menghambat perawat menerapkan SPO keselamatan pasien; 3 upaya pihak manajemen rumah sakit untuk memacu perawat menerapkan SPO keselamatan pasien; 4 berbagai respon pasien dan keluarga yang didapatkan perawat selama menerapkan SPO keselamatan pasien; 5 dampak negative yang terjadi ketika SPO tidak dijalankan oleh perawat; 6 upaya perawat mengatasi masalah dalam menerapkan SPO keselamatan pasien; dan 7 respon manajemen terhadap permasalahan yang diajukan perawat terkait pelaksanaan SPO keselamatan pasien. Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya berbagai hambatan yang dihadapi oleh perawat dalam menerapkan SPO keselamatan pasien, oleh karena itu pihak rumah sakit harus berupaya mengoptimalkan dukungannya untuk menghilangkan berbagai hambatan yang ada.

Application of patient safety measures in accordance with the Standar Operational Procedures SOPs can create a safe nursing practice and quality and also prevent nurses from procedural mistakes that could endanger the patient. This study was aimed to identify nurses experience in applying SOPs Patient Safety in hospital. This study uses a qualitative method with descriptive phenomenology design with ten participants. Research results obtained seven themes 1 internal factors that hinder nurses in implementing SOPs patient safety 2 external factors that hinder nurses in implementing SOPs patient safety 3 the efforts of hospital management to encourage nurses in implement SOPs patient safety 4 various responses of patients and families who obtained a nurse for implementing SOPs patient safety 5 the negative impact that occurs when the SOPs are not implemented by nurses 6 the efforts of nurses to overcome problems in implementing SOPs patient safety and 7 the managerial responses to the issues raised regarding the conduct of the SOPs nurse patient safety. The results of this study concluded the various barriers faced by nurses in implementing patient safety SOPs, therefore the hospital should strive to optimize its support for eliminating the various barriers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaawoan, Adeleida Yuliana Anita
"Heart Failure (HF) merupakan sindrom klinis akibat ketidakmampuan jantung memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan tubuh. Kondisi ini menyebabkan keterbatasan fungsional dan distress psikologis yang berefek pada kualitas hidup pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self care dan depresi dengan kualitas hidup pasien heart failure di RSUP Prof Dr R.D Kandou Manado. Desain penelitian desain non eksperimental jenis cross sectional analitik. Responden sebanyak 79 orang, diperoleh melalui teknik consecutive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara self care dan depresi dengan kualitas hidup pasien HF. Selain itu didapatkan variabel umur, self care dan depresi merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kualitas hidup. Implikasi hasil penelitian dalam keperawatan adalah peningkatan peran perawat sebagai edukator dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang self care dan mengembangkan kemampuan dalam melakukan screening tingkat depresi pasien HF secara rutin.
Heart Failure (HF) is a clinical syndrome of inability of the heart to provide sufficient pump action to distribute blood flow to meet the needs of the body. This situation creates functional limitations and psychological distress that give impact on patient?s kualitas hidup (QoL).
The purpose of this research was to identify correlation between self care and depression with kualitas hidup heart failure patient in Prof DR. R.D Kandou Hospital Manado. This study used nonexperimental analytic cross sectional design. Seventy nine respondents was recruited using consecutive sampling method.
The study finding showed significant correlation between self care and depression with kualitas hidup heart failure patient. In addition age, self care and depression are found as predominant factors to kualitas hidup of heart failure patient. Nursing implication from this result is that of nursing role as educator on self care and ability in screening patient?s depression level should be improved.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30728
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Izzatunnisa
"Skripsi ini menganalisis tentang beban kerja perawat pelaksana di ruang perawatan umum untuk mengevaluasi kebutuhan tenaga perawat. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisa menggunakan data kuantitatif. Gambaran mengenai beban kerja didapatkan dari hasil pengamatan dengan metode work sampling dan data perhitungan beban kerja digunakan untuk menghitung kebutuhan tenaga dengan metode workload indicator staffing need.
Hasil penelitian menunjukan bahwa waktu produktif perawat pelaksana di Ruang Perawatan Umum RS Hermina Depok sebesar 83,13 dan kegiatan perawat terbanyak adalah kegiatan keperawatan tidak langsung. Administrasi menjadi kegiatan keperawatan langsung yang terbanyak.
Hasil penghitungan kebutuhan tenaga dengan WISN didapatkan total kebutuhan sebanyak 43 tenaga dan didapatkan rasio WISN sebesar 0,85. Evaluasi terkait tugas yang dapat dilakukan oleh tenaga non keperawatan dan penggunaan sistem informasi perlu dilakukan dan dipertimbangkan oleh pihak manajemen rumah sakit.

This thesis analyzes the workload of nurses in the general care room to evaluate the need for nurses. This research is descriptive research with analysis using quantitative data. The description of workload is obtained from observation with work sampling method and workload calculation data is used to calculate the needs of nurse personnel by workload indicator staffing need method.
The results showed that the productive time of nurses in the General Care Room of Hermina Depok Hospital was 83.13 and the most nurse activity was indirect nursing activity. Administration becomes the most indirect nursing activity.
Result of calculation of personnel requirement with WISN got total requirement counted 43 personnel and got WISN ratio equal to 0,85. Evaluation related tasks that can be performed by non nursing personnel and the use of information systems should be done and considered by the management of the hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nangoy, Edward
"Latar belakang: Stroke selalu menempati urutan pertama jumlah penderita rawat inap di pusat-pusat pelayanan neurologi di Indonesia. Keragaman faktor risiko dan penyakit penyerta menyebabkan farmakoterapi pasien stroke menjadi kompleks, bervariasi, dan dapat menimbulkan masalah terkait obat seperti ketepatan indikasi, polifarmasi, interaksi, dan efek samping obat.
Tujuan: Penelitian observasional retrospektif ini dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan obat pada pasien stroke rawat inap di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado pada periode bulan Juli-Desember 2013 dalam hal ketepatan indikasi, dosis, lama penggunaan, efek samping, dan kemungkinan interaksi obat.
Metode: Semua pasien stroke rawat inap pada periode bulan Juli-Desember 2013 yang rekam mediknya dapat ditelusuri dievaluasi pengobatannya. Ketepatan indikasi, dosis, lama penggunaan, efek samping, dan kemungkinan interaksi obat dinilai berdasarkan standar pelayanan medik RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou, berbagai literatur dan buku teks.
Hasil: Dari 127 pengobatan kasus stroke yang dapat dievaluasi, terdapat 762 penggunaan obat yang 61,5% di antaranya tepat indikasi, 35,2% kurang tepat indikasi, dan 3,30% tidak tepat indikasi. Dari penggunaan obat yang tepat indikasi, 89,6% di antaranya tepat dosis, 10,2% dosis subterapi, 0,20% dosis berlebih, 59,5% tepat lama penggunaan, 9,60% tidak tepat lama penggunaan dan 30,9% tidak dapat dinilai lama penggunaannya. Didapatkan 68,3% penggunaan ranitidin dengan indikasi kurang tepat. Frekuensi terbanyak (28,3%) jumlah jenis obat yang dipakai ialah 5 jenis. Interaksi antar obat potensial didapatkan pada 33 kasus (4,30%) dan kemungkinan kejadian efek samping obat didapatkan dua kasus (2,62%). Didapatkan 21,6% kasus stroke iskemik yang tidak mendapat terapi aspirin.
Kesimpulan: Ketepatan indikasipenggunaan obatpada pasien stroke rawat inap di RSUP Prof.Dr.R.D. Kandou Manado masih perlu ditingkatkan. Ketidak tepatan indikasi ini berkaitan dengan penggunaan obat yang bukti ilmiahnya masih kurang atauindikasinyakurangtepat.

Background: Stroke is the most common disorder in patients hospitalized in Indonesia neurology centers. Various risk factors and comorbidities in patients with stroke may lead to a complex drug therapy that result in drug-related problems such as the inappropriateness of indications, polypharmacy, interactions, and adverse reactions.
Aim: This retrospective observational study was performed to evaluate drug therapy in stroke patients hospitalized at the Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Hospital within the period of July-December 2013 in terms of the appropriateness of the indications, dosages, duration of use, potential drug interactions and adverse drug reactions.
Methods: Drug therapy in stroke patients hospitalized within the period of JulyDecember 2013 and had traceable medical records were evaluated. The appropriateness of the indications, dosages, duration of use, potential drug interactions and adverse drug reactions were determined based on the Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Hospital medical services standard, literature and text books.
Results: Of the 127 evaluable stroke cases, there were 762 drug utilization, with 61.5%, 35.2%, and 3.30% of them given for appropriate, less appropriate, and not appropriate indications, respectively. Among drugs given for appropriate indications, 89.6%, 10.2.%, and 0.20% were given at appropriate, under, and over doses, respectively, while 59.5%, 9.60%, and 30.9% were given with appropriate, less appropriate, and undetermined duration of therapy, respectively. Less appropriate indication for using ranitidine was 68.3%. The number of drug most oftenly given to the patients was 5 (28.3%). The percentage of potential drug interactions and possible adverse drug reactions were 4.30% and 2.62%, respectively. Among patients with ischaemic stroke, 21.6% were not treated with aspirin.
Conclusion: The appropriateness of indication of drug therapy in stroke patients hospitalized at the Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Hospital needs to be improved. Inappropriate drug therapy was related to the use of drugs lacking the scientific evidence, or given without clear indications."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suwarly Mobiliu
"Irina D dan Irina G RS Prof.Dr.H.Aloei Saboe Gorontalo merupakan ruangan rawat inap kelas III untuk kasus penyakit dalam dan bedah, yang memiliki BOR masing-masing 85% dan 54%; LOS masing-masing 4 hari dan 6 hari; GDR masing-masing 60% dan 17%. perawat merasa kurang mempunyai waktu untuk membuat dokumentasi keperawatan yang baik dan lengkap. Kedudukan dokumentasi keperawatan sangat penting dalam pelayanan keperawatan.
Tujuan penelitian adalah untuk membuktikan hubungan beban kerja perawat setiap waktu jaga (shift) dengan kualitas dokumentasi keperawatan. Penelitian ini merupakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional di Irma D dan Irma G. Sampel penelitian ini adalah 21 orang perawat pelaksana. Data beban kerja dengan dokumentasi keperawatan dikumpulkan dengan cara observasi sedangkan data tingkat pendidikan didapatkan dari data sekunder. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment dan Uji T.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan perawat pelaksana di Irma D dan Irma G mayoritas D III Keperawatan. Beban Kerja yang besar pada waktu jaga pagi di Irma D (359,58) dan Irma G (300,44) dan kualitas dokumentasi keperawatan pada waktu jaga sore 66,50% dan 62,34% lebih tinggi dari waktu jaga pagi dan malam. Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara beban kerja pada waktu jaga pagi dengan p value 0,001, begitu pula beban kerja tidak langsung mempunyai hubungan yang signifikan dengan kualitas dokumentasi keperawatan dengan p value 0,000 sedangkan beban kerja dengan kualitas dokumentasi keperawatan pada waktu jaga sore dan malam tidak ada hubungan dengan p value 0,344 dan 0,125.Untuk tingkat pendidikan dengan menggunakan uji T didapatkan hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kualitas dokumentasi keperawatan baik waktu jaga pagi, sore atau malam.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kualitas dokumentasi keperawatan pada setiap waktu jaga pada umumnya sudah bisa dikatakan cukup baik karena dokumentasi yang ada adalah dari tahap pelaksanaan sampai dengan catatan asuhan keperawatan mencapai nilai yang tertinggi 66,50%. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan perlu pemantauan dari bidang keperawatan terhadap kualitas dokumentasi keperawatan, perlunya peningkatan peningkatan pendidikan formal dan memanfaatkan tenaga yang ada khususnya DIII Keperawatan kaitannya dengan penkajian, perumusan diagnosa keperawatan dan perencanaan.

The ward of IRINA D & G of Prof. Aloei hospital is the 3rd class of in-patient unit, which is provided for medical & surgical adult cases. These wards have bed occupation rate (BOR) of 85% & 54% and the length of stay 4 & 6 days, where the gross death rate 6096o & 1796o. In general the staff nurses in these wards do not have enough time to do the nursing document.
The goal of this study was to know the correlation between the staff nurse workload on every shift & their educational background with the quality of nursing documentation in the wards. This study was using the descriptive correlation design with cross sectional. The sample of this study was 21 staff nurses on those wards. The workload and documentation data were collected by observation and the educational background was collected from secondary data. The analyze process of this study was using Pearson Product Moment Correlation test and T test.
The result of this study shows that the educational background of the staff nurses in those wards were Diploma Nursing. The result of the workload implies that the workload in the IRINA D (359.58) higher than G (300.44) & the quality of the nursing documentation in the late shift (10) was more than the morning & the night shift. From the bivariate analyze shows the significant correlation between the workload and the quality of the nursing documentation in the late shift (p=0,001). There was no significant correlation in the morning (pl.344) and the night shifts (p=).125), but there was significant correlation between indirect workload and the quality of nursing documentation in every shifts (p=0,000), where there was a strong correlation between educational backgrounds with the quality of nursing documentation.
The conclusion of this study imply that the quality of nursing documentation in every shifts were fairly good where the result of morning shift 9, late shill 10 and night shift 7, and these was a strong correlation between educational background with the quality of nursing documentation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18689
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Ahyani
"Beban kerja yang berlebih memilki dampak yang negatif bagi perawat, pasien, maupun pihak pelayanan rumah sakit. Pemenuhan kebutuhan tenaga perawat yang sesuai dengan kegiatan dan kapasitas pasien di ruangan menjadi hal penting bagi pihak manajemen untuk mencegah beban kerja berlebih. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan jumlah tenaga perawat dan gambaran beban kerja menggunakan metode workload indicator of staffing need (WISN) di ruang rawat inap. Penulis memperoleh data dengan metode work sampling, yaitu mengobservasi kegiatan perawat setiap shift (dengan tiga shift berbeda) dan secara acarak, menggunakan rentang waktu 5 menit. Jumlah perawat yang diobservasi setiap shift adalah 3-4 perawat. Data pendukung lainnya diperoleh dari wawancara dengan head nurse dan perawat di ruangan. Hasil penghitungan kebutuhan tenaga perawat dengan metode WISN menunjukkan bahwa jumlah tenaga perawat diruangan yang diobservasi adalah 26.93~27 perawat, dengan rasio WISN 1.002 ( lebih dari 1) yang menandakan ruangan sudah mencukupi kebutuhan tenaga perawat. Beban kerja di ruang yang diobservasi adalah 91.58% dan termasuk ke dalam kategori beban kerja berat. Hasil penulisan ini merekomendasikan agar pihak manajemen ruangan dapatmelakukan penghitungan jumlah kebutuhan tenaga perawat menggunakan metode WISN. Pihak ruangan juga dapat menelaah lebih lanjut terkait dengan faktor-faktor yang dapat mendukung kegiatan perawat agar dapat mengurangi beberapa beban kerja. Dengan demikian dapat tercipta perawat dan pasien yang sejahtera, dan pelayanan kesehatan yang diberikan menjadi optimal.

Excessive workload has a negative impact on nurses, patients and hospital services. Meeting the needs of nursing staff in accordance with the activities and capacity of patients in the room is important for management to prevent excessive workload. This writing aims to analyze the need for the number of nursing staff and describe the workload using the workload Indicator of Staffing Need (WISN) method in inpatient rooms. The author obtained data using the work sampling method, namely observing the activities of nurses every shift (with three different shifts) and randomly, using a time span of 3-15 minutes. The number of nurses observed each shift is 3-4 nurses. Other supporting data was obtained from interviews with the head nurse and nurses in the room. The results of calculating the need for nursing staff using the WISN method show that the number of nursing staff in the room being observed is 26.93~27 nurses, with a WISN ratio of 1.002 (more than 1) which indicates that the room is sufficient for the need for nursing staff. The workload in the room observed was 91.58% and was included in the heavy workload category. The results of this paper recommend that room management can calculate the number of nursing staff needed using the WISN method. Outdoor parties can also examine further the factors that can support nurses' activities in order to reduce some of the workload. In this way, prosperous nurses and patients can be created, and the health services provided will be optimal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Sukamto
"Penelitian ini berjudul "Analisis Beban Kerja dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Disiplin Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Samarinda dengan menggunakan desain deskriptif korelatif yang bertujuan untuk menganalisis beban kerja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja perawat pelaksana di ruang rawat amp Rumah Sakit Islam Samarinda (RSIS). Populasi penelitian FIdalih 129 orang perawat pelaksana dengan latar belakang pendidikan D-3 Keperawatan dan SPK/SPR/Bidan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 97 orang, yang diperoleh melalui kombinasi random sampling dan proporsional yang terdistribusi di 9 ruang rawat inap RSIS. Untuk menguji hubungan beban kerja, teladan pimpinan, balas jasa, sanksi hukuman dan tujuan (variabel independen) dengan disiplin kerja (variabel dependen), digunakan analisis univariat, yang salah satunya distribusi frekuensi, bivariat yaitu chi square dan uji T Berta uji multivariat regresi logistik, dengan menggunakan kombinasi antara model prediksi dan model faktor risiko. Dengan tingkat kepercayaan a = 0,05, hasil uji bivariat diperoleh hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan disiplin kerja (p 0,033), teladan pimpinan dengan disiplin kerja (p=0,020), tujuan dengan disiplin kerja (p),002) dan status menikah (variable confounding) dengan disiplin kerja (0,005). Semua variable Confounding (Usia, jenis kelamin, Pendidikan, lama kerja dan Status Pernikahan), tidak ada yang masuk sebagai confounder ke dalam pemodelan regresi logistik karena memiliki nilai delta (perubahan) Odd Ratio kurang dari 10 persen. Dari analisis multivariat diketahui bahwa variabel tujuan (p=0,001) merupakan variabel yang paling berhubungan dengan disiplin kerja. Implikasi dari temuan ini adalah dengan memahami dan memiliki komitmen tinggi untuk mencapai tujuan dalam bekerja menyebabkan perawat pelaksana akan berdisiplin kerja yang tinggi. Untuk itu perlu diciptakan program yang dapat menumbuhkan kesadaran perawat pelaksana dalam memahami dan berkomitmen tinggi, untuk mencapai tujuan dari pekerjaannya, seperti pengembangan pedoman standar kinerja atau uraian tugas, standar disiplin kerja dan sistem penghargaan bagi yang berprestasi dan hukuman bagi yang melanggar disiplin kerja. Dengan dilaksanakannya program ini, pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja, sebagai tujuan akhir dari persoalan manajemen, terrnasuk di dalamnya manajemen keperawatan.

This research tittle is Workload Analysis and Factors Correlated to Work Discipline on Staff Nurse at Samarinda Islamic Hospital. Descriptive of correlation design was used, with objective to analysis of workload and factors correlated to work discipline on staff nurse at Samarinda Islamic Hospital. The number of sample size were 97 of 129 total population, obtained by through combination of random and proportional sampling. Univariate, bivariate and multivariate analysis were utilized to identify the correlation between variable of independent and variable of dependent Using the significant level (a = 0,05), bivariate analysis obtained a relationship between work load and work discipline (p),033), Leadership model and work discipline (p =[},020), Purpose and work discipline (Pli,002) and marital status (variable of confounding) and work discipline (0,005). Multivariate analysis was found that variable of purpose (p:1,001) represent most related to work discipline. Implication of the results the staff nurse who highest work purpose will has highest work disciplin. In order to sustain this condition, program design to improve self awareness and commitment on staff nurse, to establish the highest performing and work product."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>