Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111099 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yunie Armiyati
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26557
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yunie Armiyati
"Hemodialisis adalah terapi pengganti ginjal yang banyak dipilih pasien CKD (Chronic Kidney Disease) dengan ERSD (End Stage Renal Disease). Komplikasi intradialisis dapat dialami pasien selama menjalani hemodialisis. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan komplikasi intradialisis yang dialami pasien CKD saat menjalani hemodialisis. Desain penelitian menggunakan desain deskriptif. Lima puluh pasien di unit hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dilibatkan dalam penelitian ini. Pasien diobservasi selama hemodialisis untuk mengetahui komplikasi intradialisis yang terjadi berupa hipotensi, kram otot, mual, mutah, sakit kepala, nyeri dada, demam dan menggigil, hipertensi, sindrom disequilibrium, aritmia, hemolisis dan emboli udara.
Hasil penelitian menunjukkan 96% pasien mengalami komplikasi intradialisis berupa hipertensi (70% pasien), sakit kepala (40%), hipotensi (26%), kram otot (18%), aritmia (12%), mual dan muntah (10%), sesak nafas (10%) serta demam dan menggigil (2%). Nyeri dada, sindrom disequilibrium, hemolisis dan emboli udara tidak dialami pasien. Frekwensi hipertensi intradialisis adalah 55% dari keseluruhan prosedur hemodialisis yang diamati dan paling banyak dialami pasien pada jam ke empat. Frekwensi hipotensi intadialisis adalah 12% dari keseluruhan prosedur hemodialisis yang diamati, dan paling banyak dialami pada jam pertama. Rata-rata tekanan darah mengalami penurunan pada jam pertama dan mengalami peningkatan pada jam ke empat. Sesak nafas saat hemodialisis dialami pasien dengan frekwensi 4% dari keseluruhan hemodialisis.
Rekomendasi penelitian ini adalah agar perawat selalu memantau kondisi pasien selama hemodialisis dan melakukan asuhan perawatan pada pasien hemodialisis secara individu untuk mengantisipasi terjadinya komplikasi agar komplikasi intradialisis bisa diminimalkan.

Hemodialysis is the renal replacement therapy used for CKD patients with ERSD. During hemodialysis, the patient may develop intradialysis complications. The purposes of the study was to describe the intradialysis complications on CKD patients during hemodialysis. Descriptive design used in this study. Fifty four patient at PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital were collected from 79 hemodialysis patients. The patients were observed during hemodialysis specifically oriented for intradialysis complications such as hypotension, cramps, nausea, vomiting, headache, chest pain, fever, shivering, hypertension, dialysis disequilibrium, arrhythmia, hemolysis and air embolism.
The result of this study showed that intradialysis complications occurred in 96% of the patients like hypertension (70% of the patients), headache (40%), hypotension (26%), muscle cramps (12%), arrythmia (12%), nausea (10%), vomit (10%), dyspnea (10%), fever and shivering (2%). Chest pain, dysequilibrium syndrome, hemolysis and air embolism were not occured. The frequency of intradialysis hypertension was 55% of hemodialysis, most occurred at fourth. The frequency of intradialysis hypotension was 5% of hemodialysis, most occurred at first. Blood pressure decreased significally at first hour and increased significally at fourth. Dyspnea occurred in 4% of hemodialysis.
The study recommended for nurse always to monitor the patient condition during hemodialysis and give individual nursing care for hemodialysis patient to anticipate intradialysis complication, that can be minimize the intradialysis complications.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Permatasari Istanti
"Latar belakang: Interdialytic Weight Gains (IDWG) merupakan peningkatan volume cairan yang dimanifestasikan dengan peningkatan berat badan sebagai indikator untuk mengetahui jumlah cairan yang masuk selama periode interdialitik dan kepatuhan pasien terhadap pengaturan cairan pada pasien yang mendapatkan terapi hemodialisis. Peningkatan IDWG melebihi 5% dari berat badan kering dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi seperti hipertensi, hipotensi intradialisis, gagal jantung kiri, asites, pleural effusion, gagal jantung kongestif, dan dapat mengakibatkan kematian. IDWG dapat disebabkan oleh berbagai macam factor baik faktor internal yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, rasa haus, Stres, Self efficacy, maupun faktor eksternal yaitu dukungan keluarga dan social serta jumlah intake cairan. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang berkontribusi terhadap IDWG pada pasien CKD yang menjalani hemodialisis di unit hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional, dengan menggunakan 48 pasien sebagai responden penelitian yang diambil dari 79 pasien yang menjalani HD. Hasil; Hasil analisis menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara masukan cairan dengan IDWG (r=0,541, p-value = 0,000), dan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, rasa haus, dukungan keluarga dan sosial, self efficacy serta stress dengan IDWG. Kesimpulan dari penelitian ini adalah masukan cairan merupakan factor yang berkontribusi secara signifikan terhadap IDWG. Rekomendasi dari penelitian ini adalah dilakukannya pendidikan kesehatan secara terstruktur tentang pengaturan masukan cairan secara mandiri oleh pasien.

Background: Interdialytic Weight Gains (IDWG) is fluid volume excess that manifest by increasing body weight as an indicator of patient fluid intake and patient compliance on fluid restriction during interdialytic period of hemodialysis treatment. Increasing IDWG more than 5% from dry weight can affect more complications like hypertension, intradialysis hypotension, left heart failure, ascites, pleural effusion, Congestive heart failure, and death. Many factors that contribute IDWG are internal factors like age, gender, education, thirst, stress, self efficacy; extemal factors like family and social support, and fluid intake. The purposes of this research is to know the factors that contribute IDWG on Chronic Kidney Deseases (CKD) patient with haemodialysis at PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital. Methods: Forty eight patients were collected from seventy nine HD patients. Bivariate analysis reveaied that the demographic factors (age, gender, education), fluid intake, sensation of thirst, family and social support, self efficacy, and stress was independent determinant of IDWG. The result of this research showed significant relationship between fluid intake and IDWG (r=0,54I, p-value = 0,000), and no significant relationship between age, gender, education, thirst, family and social support, self efficacy and stress with IDWG. The research concluded fluid intake is a significant factor contribute of IDWG. It is recommended to develop health education about fluid management to increase the self care of haemodialysis patient in health care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T26578
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Permatasari Istanti
"ABSTRAK
Latar belakang: Interdialytic Weight Gains (IDWG) merupakan peningkatan volume cairan
yang dimanifestasikan dengan peningkatan berat badan sebagai indikator untuk mengetahui
jumlah cairan yang masuk selama periode interdialitik dan kepatuhan pasien terhadap pengaturan
cairan pada pasien yang mendapatkan terapi hemodialisis. Peningkatan IDWG melebihi 5% dari
berat badan kering dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi seperti hipertensi, hipotensi
intradialisis, gagal jantung kiri, asites, pleural effusion, gagal jantung kongestif, dan dapat
mengakibatkan kematian. IDWG dapat disebabkan oleh berbagai macam factor baik faktor
internal yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, rasa haus, Stres, Self efficacy,
maupun faktor eksternal yaitu dukungan keluarga dan social serta jumlah intake cairan. Tujuan:
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang berkontribusi terhadap IDWG pada
pasien CKD yang menjalani hemodialisis di unit hemodialisis RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan
pendekatan crossectional, dengan menggunakan 48 pasien sebagai responden penelitian yang
diambil dari 79 pasien yang menjalani HD. Hasil: Hasil analisis menunjukkan ada hubungan
yang signifikan antara masukan cairan dengan IDWG (r=0,541, p-value = 0,000), dan tidak ada
hubungan yang signifikan antara umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, rasa haus, dukungan
keluarga dan sosial, self efficacy serta stress dengan IDWG. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah masukan cairan merupakan factor yang berkontribusi secara signifikan terhadap IDWG.
Rekomendasi dari penelitian ini adalah dilakukannya pendidikan kesehatan secara terstruktur
tentang pengaturan masukan cairan secara mandiri oleh pasien.

ABSTRACT
Background: Interdialytic Weight Gains (IDWG) is fluid volume excess that manifest by increasing body weight as an indicator of patient fluid intake and patient compliance on fluid restriction during interdialytic period of hemodialysis treatment. Increasing IDWG more than 5% from dry weight can affect more complications like hypertension, intradialysis hypotension, left heart failure, ascites, pleural effusion, Congestive heart failure, and death. Many factors that contribute IDWG are internal factors like age, gender, education, thirst, stress, self efficacy; external factors like family and social support, and fluid intake. The purposes of this research is
to know the factors that contribute IDWG on Chronic Kidney Deseases (CKD) patient with haemodialysis at PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital. Methods: Forty eight patients were collected from seventy nine HD patients. Bivariate analysis revealed that the demographic factors (age, gender, education), fluid intake, sensation of thirst, family and social support, self efficacy, and stress was independent determinant of IDWG. The result of this research showed
significant relationship between fluid intake and IDWG (r=0,541, p-value = 0,000), and no significant relationship between age, gender, education, thirst, family and social support, self efficacy and stress with IDWG. The research concluded fluid intake is a significant factor
contribute of IDWG. It is recommended to develop health education about fluid management to increase the self care of haemodialysis patient in health care."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Hans Sc Martogi
"Latar Belakang: Penyakit ginjal kronik (PGK) menunjukkan peningkatan signifikan dalam prevalensi dan angka kematian. Pasien PGK yang menjalani hemodialisis (HD) kronik rentan mengalami kejadian hipoglikemia intradialisis. Kejadian ini jarang dilaporkan karena tidak bergejala dan memiliki ambang batas yang bervariasi, terutama pada pasien diabetes melitus (DM).
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor prediksi kejadian hipoglikemia intradialisis pada pasien PGK yang menjalani HD kronik.
Metode: Penelitian kohort prospektif ini melibatkan 156 pasien PGK yang menjalani HD di Unit HD, Divisi Ginjal-Hipertensi, FKUI-RSUPN-CM, Jakarta, pada bulan Juni 2024. Analisis bivariat dan multivariat digunakan untuk mengidentifikasi faktor prediksi kejadian hipoglikemia intradialisis.
Hasil: Hipoglikemia intradialisis terjadi pada 29,5% pasien. Faktor prediksi signifikan termasuk hipotensi intradialisis (OR 6,78; 95% CI 2,47-18,59; p = 0,000), lama menjalani HD ≤ 1 tahun (OR 4,75; 95% CI 1,72-13,09; p = 0,003), inadekuasi HD (OR 3,54; 95% CI 1,38-9,06; p = 0,009), dan diabetes melitus tipe 2 (OR 2,62; 95% CI 1,07-6,43; p = 0,036). Persamaan model prediksi, logit(p) = -2,94 + 1,91 × hipotensi intradialisis + 1,56 × lama menjalani HD + 1,26 × adekuasi HD + 0,96 × diabetes tipe 2 dikembangkan menjadi sistem skoring dengan total skor 5. Skor yang lebih tinggi menunjukkan probabilitas hipoglikemia yang lebih tinggi. Model ini menunjukkan kalibrasi baik (Hosmer-Lemeshow p = 0,37) dan diskriminasi kuat (AUC = 0,83 IK 95% 0,75-0,91).
Kesimpulan: Faktor-faktor yang memprediksi terjadinya hipoglikemia intradialisis adalah hipotensi intradialisis, lama menjalani HD, adekuasi HD, dan DM tipe 2. Model prediksi yang dihasilkan menunjukkan performa statistik yang baik.

Background: Chronic kidney disease (CKD) shows a significant increase in prevalence and mortality rates. Patients with CKD undergoing chronic hemodialysis (HD) are prone to experience intradialytic hypoglycemia. This condition is rarely reported due to its asymptomatic nature and varying thresholds, especially among diabetic patients.
Objective: This study aims to identify predictors of intradialytic hypoglycemia in CKD patients undergoing chronic HD.
Methods: A prospective cohort study was conducted with 156 CKD patients receiving HD at hemodialysis unit, Division of Nephrology-Hypertension, FKUI-RSUPN-CM, Jakarta, in June 2024. Bivariate and multivariate analyses were used to identify significant predictors of intradialytic hypoglycemia.
Results: Intradialytic hypoglycemia occurred in 29.5% of patients. Significant predictors included intradialytic hypotension (OR 6.78; 95% CI 2.47-18.59; p = 0.000), HD duration ≤ 1 year (OR 4.75; 95% CI 1.72-13.09; p = 0.003), HD inadequacy (OR 3.54; 95% CI 1.38-9.06; p = 0.009), and type 2 diabetes mellitus (OR 2.62; 95% CI 1.07-6.43; p = 0.036). The predictive model, logit(p) = -2.94 + 1.91 × intradialytic hypotension + 1.56 × HD duration + 1.26 × HD adequacy + 0.96 × type 2 diabetes was developed into a scoring system with a total score of 5. Higher scores indicated a higher probability of hypoglycemia. The model showed strong calibration (Hosmer-Lemeshow p = 0.37) and discrimination (AUC = 0.83 95% CI 0.75-0.91).
Conclusion: The factors that predict the occurrence of intradialytic hypoglycemia include intradialytic hypotension, duration of HD, HD adequacy, and type 2 diabetes mellitus. The predictive model developed exhibits strong statistical performance.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arnika Dwi Asti
"Pendahuluan : Klien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa mengalami banyak perubahan dalam hidupnya. Dalam proses adaptasi yang dilakukan muncul kebutuhan spiritual untuk mencari makna dalam kehidupan yang membuat mereka dapat bertahan dalam penderitaan.
Tujuan : memperoleh gambaran mengenai pengalaman spiritual klien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa.
Metode : pendekatan kualitatif fenomenologi deskriptif. Sampel penelitian sebanyak 9 partisipan diambil menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan indepth interview. Analisa data menggunakan metode Collaizzi.
Hasil : penelitian mendapatkan 4 tema utama : respon yang terjadi saat awal diagnosa GGK dan harus menjalani hemodialisa, respon yang terjadi selama menjalani hemodialisa, upaya mendapatkan dukungan spiritual, upaya memaknai sakit dan merangkai ulang kejadian (reframing).
Rekomendasi : hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar bagi pengembangan asuhan keperawatan berbasis spiritual pada klien gagal ginjal kronis dengan hemodialisa.

Introduction : Chronic kidney disease patients have many changes in their life. During their adaptation process, spiritual need becomes important to make them struggle in suffering from the disease.
Objectives : to give overview of spiritual experience experienced by chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis treatment in PKU Muhammadiyah Gombong Hospital Central Java.
Methods : this is a qualitative descriptive research using phenomenological approach. The samples consist of 9 participants taken by using purposive sampling technique. The data analysis technique is Collaizzi?s method.
Results : 4 themes can be illustrated in the study results : responses happened at the first time they were diagnosed as chronic kidney diseases and hemodialysis patients, responses happened during their hemodialysis process, effort of looking for spiritual sources and effort of looking for the meaning of being sick and reframing.
Recommendation : The results of this study can be used to improve the holistic nursing process implementation based on spiritual needs for chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis treatment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Sumaharianta Radin
"Angka kejadian gagal ginjal kronik (GGK) terus meningkat, tercatat pada data internasional society of nefrology di tahun 2020 ada 850 juta jiwa kasus gagal ginjal kronik di dunia. Hemodialisis merupakan terapi ginjal yang paling banyak dijalani pasien GGK, pasien yang menjalani terapi hemodialisis harus mematuhi diet cairan. Sulitnya pasien untuk meningkatkan kepatuhan diet cairan, sehingga peneliti melakukan penelitian berupa Audio Recording Hypnosis yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan diet cairan pasien dan menurunkan Interdialytic Weight Gain (IDWG) pasien. Peneliti menggunakan desain quasi eksperimen dengan pre-test dan post-test. Sebanyak 70 responden dibagi menjadi 35 kelompok kontrol dan 35 kelompok perrlakuan. Responden perlakuan didengarkan sugesti sedangkan pada kelompok kontrol didengarkan motivasi, pasien mendengarkannya kurang lebih 10-15 menit saat melangsungkan hemodialisis di jam ke 3. Hasil penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kepatuhan sebelum diberikan audio recording hypnosis dan setelah diberikan sugesti (0.00 < 0.05)c, tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (0.22 > 0.05). Pada IDWG tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah diberikan sugesti (0.50 > 0.05), kelompok kontrol dan kelompok perlakuan tidak memiliki perbedaan yang signifikan (0.31 > 0.05). Hasil penelitian ini menjadi rekomendasi pada asuhan keperawatan untuk mengedukasi pasien dalam meningkatkan kepatuhan diet cairan dan menurunkan IDWG dengan memberikan sugesti yang tepat pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis.

The incidence of chronic kidney failure continues to increase, according to data from the International Society of Nephrology, in 2020 there were 850 million cases of chronic kidney failure in the world. Hemodialysis is the most common kidney therapy for CKD patients. Patients undergoing hemodialysis therapy must adhere to a fluid diet. It is difficult for patients to increase fluid diet compliance, so researchers conducted research in the form of Audio Recording Hypnosis which aims to increase patient fluid diet compliance and reduce patient Interdialytic Weight Gain (IDWG). Researchers used a quasi-experimental design with pre-test and post-test. A total of 70 respondents were divided into 35 control groups and 35 intervention groups. The results of this study showed a significant difference in the level of compliance before being given audio recording hypnosis and after being given suggestions (0.00 < 0.05), but there was no significant difference between the control group and the intervention group (0.22 > 0.05). In the IDWG there was no significant difference between before and after suggestions were given (0.50 > 0.05), the control group and the intervention group did not have a significant difference (0.31 > 0.05). The results of this study provide recommendations for nursing care to educate patients in increasing fluid diet compliance and reducing IDWG by providing appropriate suggestions to CKD patients undergoing hemodialysis"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joue Abraham Trixie
"Latar Belakang: Kematian pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) pada usia dewasa yang menjalankan hemodialisis setelah tiga bulan adalah jarang. Namun, masih mungkin terjadi. Padahal layanan hemodialisis dibutuhkan seumur hidup.
Tujuan: Mengetahui faktor – faktor risiko yang berhubungan dengan kematian pasien PGK usia dewasa yang menjalankan hemodialisis reguler.
Metode: Kasus kontrol tanpa pencocokkan (matching) dengan perbandingan 1:2. Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik.
Hasil: Faktor risiko yang berhubungan terhadap kematian adalah riwayat gagal jantung (OR = 2,3; IK 95% = 1,2 – 4,4; nilai p = 0,009), riwayat obstruksi pasca ginjal (OR = 3,5; IK 95% = 1,6 – 7,6; nilai p = 0,002), glukosa sewaktu ≥140 mg/dl (OR = 2,1; IK 95% = 1,2 – 3,6; nilai p = 0,011), Gangguan Ginjal Akut (GGA) (OR = 6,5; IK 95% = 3,8 – 11,1; nilai p = 0,000), dan Indeks Massa Tubuh (IMT) <18,5 kg/mm2 (OR = 3,0; IK 95% = 1,2 – 7,6; nilai p = 0,019).
Kesimpulan: Faktor – faktor risiko yang berhubungan dengan kematian pasien PGK pada usia dewasa yang menjalankan hemodialisis reguler adalah riwayat gagal jantung, riwayat obstruksi pasca ginjal, glukosa sewaktu ≥140 mg/dl, GGA, dan IMT <18,5 kg/mm2

Background: Mortality of Chronic Kidney Disease (CKD) patients in adults undergoing hemodialysis after three months is rare. However, it is still possible. Even though hemodialysis services are needed for life.
Objective: To determine the risk factors associated with the death of adult CKD patients undergoing regular hemodialysis.
Method: Unmatched control case with a ratio of 1:2. The statistical test used was logistic regression.
Results: Risk factors were history of heart failure (OR = 2.3; CI 95% = 1.2 – 4.4; p value = 0.009), history of obstruction post renal (OR = 3.5; CI 95% = 1.6 – 7.6; p value = 0.002), random glucose ≥140 mg/dl (OR = 2.1; CI 95% = 1.2 – 3.6; p value= 0.011), Acute Kidney Injury (AKI) (OR = 6.5; CI 95% = 3.8 – 11.1; p value = 0.000), and Body Mass Index <18.5 kg/mm2 (OR = 3.0; CI 95% = 1.2 – 7.6; p value = 0.019).
Conclusion: Risk factors associated with mortality in adult CKD patients undergoing regular hemodialysis are a history of heart failure, a history of post-renal obstruction, random glucose ≥140 mg/dl, AKI, and IMT <18.5 kg/mm2.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Iftika N
"World Health Organization (WHO) mendeklarasikan corona virus disease 19 (COVID-19) sebagai pandemi. Penyakit Ginjal kronis (PGK) muncul sebagai faktor risiko paling umum COVID-19 dengan manifestasi klinis yang parah dan mengkhawatirkan. Penyakit Ginjal kronis (PGK) dikaitkan dengan peningkatan tingkat rawat inap pasien dengan COVID-19, dan tingkat kematian tampaknya 14 - 16 kali lebih tinggi daripada populasi umum. RS UI merupakan rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Depok. Studi kasus kontrol dilakukan dengan memanfaatkan data rekam medis pasien COVID-19 terkonfirmasi yang dirawat inap di RS UI periode September 2020 – Agustus 2022 dengan jumlah sampel pada kelompok kasus 121 responden dan kelompok kontrol 242 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan dan bermakna secara statistik antara Penyakit Ginjal Kronis dengan kematian pasien COVID-19 (OR 6,67; 95% CI 3,48–12,77; pvalue <0,001). Demikian, secara statistik hubungan antara Penyakit Ginjal Kronis dengan kematian pasien COVID-19 setelah dikontrol variabel kovariat yaitu : hipertensi, ARDS, ruang perawatan, obesitas dan umur. Jadi, pasien COVID-19 dengan Penyakit Ginjal Kronis memiliki resiko 3,65 kali lebih besar secara bermakna untuk meninggal dibanding pasien COVID19 tanpa Penyakit Ginjal kronis.

The World Health Organization (WHO) declared the corona virus disease 19 (COVID-19) a pandemic. Chronic Kidney Disease (CKD) is emerging as the most common risk factor for COVID-19 with severe clinical manifestations and deficiencies. Chronic Kidney Disease (CKD) is associated with increased hospitalization rates of patients with COVID-19, and death rates are roughly 14 – 16 times higher than the general population. UI Hospital is a COVID-19 referral hospital in Depok City. A case-control study was carried out by utilizing the medical record data of confirmed COVID-19 patients who were hospitalized at UI Hospital for the period September 2020 – August 2022 with a sample size of 121 respondents in the case group and 242 respondents in the control group. The results of this study showed that there was a statistically significant relationship between Chronic Kidney Disease and the death of COVID-19 patients (OR 6.67; 95% CI 3.48–12.77; pvalue <0.001). Thus, statistically the relationship between Chronic Kidney Disease and the death of COVID-19 patients after controlling for covariate variables, namely: hypertension, ARDS, treatment room, obesity and age. So, COVID19 patients with Chronic Kidney Disease have a significantly greater risk of dying 3.65 times than COVID-19 patients without Chronic Kidney Disease."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Fadilah
"Kerusakan struktur dan penurunan fungsi ginjal pada anak pengidap Systemic Lupus Erythematosus (SLE) dengan komplikasi Chronic Kidney Disease (CKD) mengakibatkan penumpukan produk sisa-sisa metabolisme yang disebut uremia. Komplikasi ini mengakibatkan terjadinya gangguan integritas kulit berupa kulit kering (xerosis) yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien dan menimbulkan infeksi lebih lanjut. Karya ilmiah ini bertujuan memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak pengidap SLE dengan komplikasi CKD dan menganalisis penerapan intervensi pemberian Virgin Coconut Oil (VCO) pada masalah gangguan integritas kulit. Intervensi diterapkan sebanyak dua kali dalam sehari dan dilakukan selama 3 hari. Metodologi yang digunakan adalah metode studi kasus. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat penurunan luas kulit yang mengalami xerosis yang ditandai dengan penurunan nilai overall dry skin score dari 4 menjadi 3 dan keluarga mampu melakukan perawatan kulit secara mandiri. Rekomendasi dari studi kasus ini adalah diharapkan pemberian VCO dapat menjadi terapi penunjang sebagai upaya untuk mengatasi gangguan integritas kulit pada kondisi xerosis.

Structural damage and decreased kidney function in children with Systemic Lupus Erythematosus (SLE) with the Chronic Kidney Disease (CKD) complication caused accumulation of metabolic waste products called uremia. This complication resulted in impaired skin integrity in the form of dry skin (xerosis) which can affect the patient's quality of life and lead to further infection. This scientific work aims to provide an overview of nursing care in children with SLE with complication of CKD and to analyze the intervention of Virgin Coconut Oil (VCO) application to the impaired skin integrity area. The intervention applied twice a day and has been carried out for 3 days. The methodology used is the case study method. The results of the analysis showed that there was a decrease in the area of skin with xerosis which was indicated by a decrease in the overall dry skin score of 4 to 3 and the family was able to perform skin care independently. The recommendation from this case study is application of VCO can be a supporting therapy as an effort to overcome impaired skin integrity in xerosis conditions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>