Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26486 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pendekatan pembelajaran Beyond Centre Circle Time disingkat (BCCT) merupakan pendekatan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang berfokus pada anak dengan proses pembelajaran menggunakan 4 pijakan (scaffolding) yaitu: 1) pijakan lingkungan main 2) pijakan sebelum main 3) pijakan selama main 4) pijakan setelah main...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Irawan
"ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran penerapan scaffolding, tools, dan internalisasi dari teori Vygotsky pada sekolah dasar swasta T di Jakarta Barat.

Data dalam penelitian didapat dengan metode observasi dan wawancara yang kemudian dianalisis secara kualitatif. Scaffolding dilihat melalui kontingensi, means, dan intentions nya; Tools dilihat melalui penggunaan technical dan psychological tools selama interaksi; dan internalisasi dilihat melalui think aloud anak dalam menyelesaikan soal terkait materi yang dibahas. Hasil penelitian menunjukkan banyaknya scaffolding yang tidak kontingen dan kaitannya dengan pembahasan soal; perbedaan proses internalisasi yang terjadi; dan penggunaan, alasan serta fungsi tools.


ABSTRACT

The purpose of this study is to describe the application of scaffolding, tools, and internalization of Vygotsky’s theory at T private elementary school in West Jakarta.

Data are collected through observation and interview method that will be analyzed qualitatively. The concept of scaffolding is seen through its contingency, means, and intentions; tools through the usage of technical and psychological tools in all interactions; and internalization through children’s think aloud while answering the questions related to subject. Result of this study show that most of scaffolding are not contingent and its relationship with problem discussion; differences of internalization processs; and the usage, reason, and function of tools.

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Eka Purnama
"Inovasi dalam bidang rekayasa jaringan dan manufaktur aditif mendorong pengembangan scaffold tulang cerdas yang dapat disesuaikan secara kustomisasi. Scaffold cerdas ini meniru sifat mekanik dan biologis tulang asli, dan memiliki kemampuan self-fitting. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penambahan senyawa bioaktif hidroksiapatit (HAp) pada scaffold berbahan PLA yang dibuat menggunakan metode pencetakan 3D FDM. Scaffold PLA kemudian dilapisi dengan lapisan HAp melalui proses perlakuan alkali selama 1 jam, diikuti dengan coating dispersi 1% w/v HAp. Penambahan HAp bertujuan untuk meningkatkan biokompatibilitas dan bioaktivitas scaffold. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah waktu agitasi coating dispersi HAp, yaitu 0,5, 1, dan 2 jam. Pengaruh waktu agitasi terhadap bioaktivitas dan sifat mekanik scaffold diamati melalui pengujian imersi dalam larutan simulasi cairan tubuh (r-SBF), pengujian swelling, observasi visual menggunakan mikroskop optik, SEM & EDS, dan pengujian kompresi dinamis. Hasil pengujian imersi menunjukkan bahwa scaffold PLA/HAp memiliki bioaktivitas enam kali lipat dibandingkan dengan scaffold PLA dengan variabel 1% w/v HAp-1 jam sebagai kondisi optimal. Deposisi mineral apatit terjadi selama tujuh minggu imersi dalam r-SBF, sedangkan perubahan warna PLA terjadi pada minggu ketiga hingga keempat. Hasil SEM & EDS pada scaffold imersi r-SBF selama 7 minggu menunjukkan ukuran deposisi apatit lebih besar pada sampel PLA/HAp, munculnya porositas pada permukaan scaffold, dan retakan permukaan. Hasil pengujian swelling menunjukkan peningkatan rasio swelling seiring peningkatan waktu agitasi, yang menunjukkan peningkatan sifat hidrofilik scaffold. Namun, penambahan waktu agitasi juga berhubungan dengan penurunan kemampuan self-fitting scaffold. Scaffold PLA dapat mengalami enam siklus kompresi dan pemulihan sebelum mengalami kegagalan, sebesar 97-99%. Sementara itu, scaffold PLA/HAp mengalami kegagalan setelah dua siklus kompresi dan pemulihan, dengan pemulihan mencapai 90-91% akibat intrusi HAp pada penampang strut. Secara keseluruhan, penambahan HAp pada scaffold berbasis PLA meningkatkan biokompatibilitas dan bioaktivitas. Kondisi optimalnya adalah 1% w/v HAp-1 jam, memberikan solusi yang menjanjikan untuk aplikasi regenerasi medis dan rekayasa jaringan.

Innovation in the field of tissue engineering and additive manufacturing is driving the development of customizable smart bone scaffolds. These smart scaffolds mimic the mechanical and biological properties of natural bone and possess self-fitting capabilities. This research aims to investigate the influence of adding bioactive compound hydroxyapatit (HAp) to PLA-based scaffolds produced using the FDM 3D printing method. The PLA scaffold was subsequently coated with an HAp layer through an alkaline treatment process for 1 hour, followed by a 1% w/v HAp dispersion coating. The addition of HAp aims to enhance the biocompatibility and bioactivity of the scaffold. The variable observed in this study is the agitation time for the HAp dispersion coating, which was set at 0.5, 1, and 2 hours. The influence of agitation time on the bioactivity and mechanical properties of the scaffold was evaluated through immersion testing in simulated body fluid (r-SBF), swelling testing, visual observation using optical microscopy, SEM & EDS analysis, and dynamic compression testing. The immersion test results revealed that the PLA/HAp scaffold exhibited six times higher bioactivity compared to the PLA scaffold, with the optimal condition being 1% w/v HAp-1 hour. Apatit mineral deposition occurred during a seven-week immersion in r-SBF, while PLA color change was observed from the third to fourth week. SEM & EDS analysis of the scaffolds immersed in r-SBF for seven weeks showed larger apatit deposition on the PLA/HAp samples, the appearance of surface porosity in the scaffold, and surface cracking. Swelling testing demonstrated an increase in swelling ratio with longer agitation time, indicating improved hydrophilic properties of the scaffold. However, longer agitation time was also associated with a decrease in the self-fitting ability of the scaffold. The PLA scaffold endured six cycles of compression and recovery before failure, with a recovery rate of 97-99%. In contrast, the PLA/HAp scaffold failed after two cycles of compression and recovery, with a recovery rate of 90-91% due to HAp intrusion into the strut cross-section. In summary, adding HAp to PLA-based scaffolds enhances biocompatibility and bioactivity. The optimal condition is 1% w/v HAp-1 hour, providing a promising solution for regenerative medicine and tissue engineering applications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Paramitha Adrianto Putri
"Tujuan penelitian adalah untuk melihat gambaran penerapan teori Vygotsky pada salah satu sekolah internasional berkurikulum International Baccalaureate. Dengan mengetahui gambaran penerapan dapat dilakukan peningkatan pada kualitas SDM yang dapat bersaing secara global. Aspek-aspek yang diteliti adalah scaffolding (kontingensi, means, intentions), tools, dan internalisasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi serta wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar interaksi di kelas adalah kontingen dan bertujuan untuk memahami konsep secara keseluruhan; adanya tingkat pemahaman yang cukup merata pada anak; dan penggunaan tools yang beragam.

The purpose of this study is to have a descriptive overview of the application of Vygotsky's theory at one of the international elementary school with International Baccalaureate curriculum. Knowing this will allow the increasing quality of human resources so that we can compete globally with other countries. The aspects that are being studied are scaffolding (contingency, means, intentions), tools, and internalization. The data collection methods are observation and interview. This study shows that most of the teacher-student interactions are contingent and aimed for students to comprehend the whole concept; there’s a equitable comprehension in most of the students; and the usage of various tools is absent.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Poetri Astutik
"Kemampuan representasi matematis merupakan salah satu standard proses ynag sangat penting untuk dimiliki dan dikembangkan oleh siswa. Diharapkan siswa mampu merepresentasikan hasil pemikirannya dan menyelesaikan permasalahan matematika. Namun pada kenyataannya, kemampuan representasi matematis siswa masih kurang dan perlu dikembangkan lagi. Pemberian bimbingan dan bantuan seperlunya kepada siswa yang mengalami kesulitan, diharapkan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk mampu memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Salah satu bantuan yang bias diberikan adalah melalui metode Scaffolding. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan representasi matematis siswa setelah menerima scaffolding dalam pembelajaran matematika berbasis kearifan budaya Osing Banyuwangi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-B SMPN-2 Genteng-Banyuwangi. Instrumen pengumpulan data/ informasi yang digunakan terdiri dari instrumen tes, lembar observasi, dan wawancara. Hasiil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan representasi matematis siswa yang belajar melalui pembelajaran matematika berbasis kearifan budaya Osing Banyuwangi dengan teknik scaffolding lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran melalui metode konvensional. Scaffolding dalam pembelajaran matematika berbasis kearifan budaya Osing Banyuwangi juga memberikan variasi pembelajaran dan menambah wawasan siswa tentang pentingnya mengenal serta melestarikan budaya yang ada di Indonesia."
Jakarta: Pusat Data dan Teknologi Informasi, 2020
371 TEKNODIK 24:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran penerapan scaffolding, tools, dan internalisasi dari teori Vygotskypada Taman Kanak-Kanak Nasional Plus "Y" di Jakarta Utara. Gambaran ini didapat dengan analisis kualitatif melalui metode observasi dan wawancara. Metode observasi dipakai untuk menggambarkan penerapan scaffolding dan penggunaan tools pada proses pembelajaran. Metode wawancara dilakukan kepada guru untuk mengetahui alasan pemilihan tools yang digunakan, dan kepada anak untuk melihat proses internalisasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar interaksi guru-anak tidak dilakukan secara kontingen, dan bertujuan untuk menyelesaikan tugas; terdapat perbedaan jumlah informasi yang diinternalisasi oleh anak; dan kurang adanya variasi tools selama tiga hari proses pembelajaran.

This study aimed at describing the application of scaffolding, tools, and internalization of Vygotsky's theory at "Y" National Plus Kindergarten in North Jakarta. This study is done through qualitative analysis by conducting observation and interviews. Observation is used to describe the application of scaffolding and tools in class while interviews are conducted to teacher aimed on knowing the reasons behind the usage of tools and to students aimed on knowing the process of internalization. Results show that most of the interactions between teacher and students are not contingent and that teacher is more likely on finishing a task; there are differences in amount of information internalized by children; and lack of tools variation during three days of learning process.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pretty Hidayaturrahmi
"Penelitian ini membahas tentang mechanical properties dari multimaterial berupa bahan polimer dan hydrogel dalam pembuatan konstruksi multiple layer dengan tujuan untuk mendapatkan sifat dan struktur mekanikal yang kuat sebagai scaffold dalam aplikasi rekayasa jaringan lunak. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah PLA (poly lactic acid) sebagai bahan polymer dan gelatin sebagai hydrogel dengan tambahan starch komersil sebagai penguat gelatin. Terdapat dua metode dalam pembuatan scaffold yaitu casting untuk fabrikasi scaffold PLA dan gelatin, hybrid bioprinting untuk fabrikasi scaffold gelatin dan starch. Variasi pengujian dilakukan dengan memberikan perbedaan volume gelatin terhadap PLA dan perbedaan konsentrasi starch dalam campuran gelatin. Hal ini bertujuan untuk membandingkan mechanical properties scaffold yang dibentuk oleh PLA dan gelatin pada volume berbeda dan mechanical properties scaffold dari gelatin dan konsentrasi starch berbeda. Dari pengukuran dan pengujian mechanical properties berupa uji tekan (compressive test) akan didapatkan bentuk struktur yang cocok dan sifat mekanik dari sistem multimaterial scaffold. Untuk fabrikasi scaffold didapatkan nilai young modulus, E= 5.8 MPa pada scaffold campuran gelatin dan starch.

This study discusses about mechanical properties of multimaterial scaffold which is constructed by polymer and hydrogel to get good mechanical properties and structure scaffold for soft tissue engineering application. The materials for this study are PLA (poly lactid acid) as polymer and gelatin as hydrogel with commercial starch. There are two methods to fabricate scaffold, they are casting for PLA and gelatin scaffold fabrication and hybrid bioprinting for gelatin and starch scaffold fabrication. Variation testing is done by giving difference volume between PLA and gelatin, and difference consentration of starch. From the measurement and mechanical properties test by compressive test will be obtained suitable structure and mechanical properties for multimaterial scaffold. The lowest yopung moduslus is E=5.8 MPa which fabricated by gelatin and starch.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Tati Sumiati
"Anak dengan Down Syndrome (DS) memiliki kemampuan delay of gratification yang rendah. Mereka mengalami kesulitan saat harus menunggu dan menunda kepuasan. Sementara kemampuan delay of gratification diperlukan agar dapat menyesuaikan dengan tuntutan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah tentang peran scaffolding dalam interaksi ibu-anak, kemampuan bahasa reseptif, atensi, working memory terhadap kemampuan delay of gratification anak dengan DS. Penelitian ini terdiri dari dua tahap penelitian dimana masing-masing tahap menggunakan rancangan penelitian explanatory sequential mixed methods. Penelitian kuantitatif tahap pertama bertujuan untuk membuktikan (1) korelasi waiting time saat anak menjalankan tugas delay dan kemampuan delay of gratification domain makanan, interaksi sosial, dan physical pleasure menurut persepsi ibu (2) hubungan dimensi dan tipe scaffolding dalam interaksi ibu-anak dan kemampuan delay of gratification. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan gambaran kemampuan delay of gratification anak dari ibu dengan skor scaffolding tinggi dan rendah saat bermain lego. Analisis data kuantitatif menggunakan uji korelasi Spearman Rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara waiting time saat anak menjalankan tugas delay dengan kemampuan delay of gratification domain makanan, interaksi sosial dan physical pleasure yang dipersepsi ibu. Dimensi scaffolding yang berkorelasi dengan waiting time anak adalah direction maintenance dan frustration control. Tipe scaffolding yang berkorelasi dengan waiting time adalah speech disertai gesture. Hasil penelitian kualitatif terhadap tiga orang ibu dengan skor scaffolding tinggi dan empat ibu dengan skor scaffolding rendah saat bermain lego menggambarkan bahwa ibu dengan skor scaffolding tinggi memiliki anak dengan waiting time yang lebih lama saat menjalankan tugas delay dibandingkan anak dari ibu dengan skor scaffolding rendah. Penelitian tahap kedua bertujuan untuk membuktikan (1) perbedaan waiting time saat bersama ibu, bersama ibu dan orang asing, bersama orang asing dan ketika anak berada sendirian (2) hubungan dimensi scaffolding dengan kemampuan delay of gratification (3) kesesuaian antara model dinamika hubungan antar variabel scaffolding dalam interaksi ibu-anak, kemampuan bahasa reseptif, atensi, working memory dan kemampuan delay of gratification dengan data (model fit). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan waiting time secara signifikan antara saat bersama ibu, bersama ibu dan orang asing, bersama orang asing dan saat anak berada sendirian. Dimensi scaffolding yang berkorelasi dengan kemampuan delay of gratification adalah direction maintenance, reduction in degrees of freedom, demonstration. Tipe scaffolding speech disertai gesture berkorelasi positif dengan kemampuan delay of gratification. Model teoritis yang diusulkan fit dengan data. Penelitian kualitatif tahap kedua menggambarkan bahwa ibu dengan skor scaffolding tinggi saat menjalankan tugas delay memiliki anak dengan waiting time yang lebih lama dibandingkan anak dari ibu dengan skor scaffolding rendah. Implikasinya adalah ibu disarankan memberikan scaffolding berupa direction maintenance, reduction in degrees of freedom, demonstration dan frustration control, yang diberikan melalui speech disertai gesture.

Children with Down Syndrome (DS) have a low delay of gratification ability. They have difficulty waiting and delaying gratification. Meanwhile, the delay of gratification capability is needed in order to adapt to environment demands. This study aims to examine the role of scaffolding in mother-child interactions, receptive language skills, attention, working memory and the delay of gratification ability of children with DS. This study consisted of two stages of research where each stage used an explanatory sequential mixed methods research design. The first stage of quantitative research aims to prove (1) the correlation of waiting time when children perform delay tasks and the ability of delay gratification in the food, social interaction, and physical pleasure domain according to mother's perception (2) the relationnship between dimensions and types of scaffolding in mother-child interactions and the delay of gratification ability. The qualitative research aims to get a description of the delay of gratification ability of children from mothers with high and low scaffolding scores when playing lego. Quantitative data analysis used the Spearman Rho correlation test. The results showed that there was no significant correlation between waiting time when the child performed a delay task with the delay of gratification ability in the food, social interactions and physical pleasure domain perceived by mothers. The scaffolding dimensions which correlate with children's waiting time are direction maintenance and frustration control. The type of scaffolding that correlates with waiting time is speech accompanied by gesture. The results of a qualitative study of three mothers with high scaffolding scores and four mothers with low scaffolding scores while playing lego illustrate that mothers with high scaffolding scores have children with a longer waiting time while carrying out delay tasks than mothers with low scaffolding scores. The second stage of research aims to prove (1) the difference in waiting time when with mother, with mother and strangers, with strangers and when the child is alone (2) the relationship between the scaffolding dimension and the delay of gratification ability (3) the suitability dynamic models of the relationship between scaffolding in mother-child interactions, receptive language skills, attention, working memory and delay of gratification ability with data (model fit). The results showed that there was a significant difference in waiting time between with the mother, with the mother and strangers, with strangers and when the child was alone. The dimensions of scaffolding that correlate with the delay of gratification ability are direction maintenance, reduction in degrees of freedom, demonstration. The type of scaffolding speech accompanied by gesture has a positive correlation with the ability to delay gratification. The proposed theoretical model is fit with the data. The second stage of qualitative research illustrates that mothers with high scaffolding scores while carrying out delay tasks have children with a longer waiting time than mothers with low scaffolding scores. The implication is that mothers are suggested to provide scaffolding in the form of direction maintenance, reduction in degrees of freedom, demonstration and frustration control, which is given through speech accompanied by gestures."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trimanta
"ABSTRAK
Pertumbuhan dan perkembangan dunia konstruksi dewasa ini, semakin meninqkat sejalan dengan kemajuan dunia industri. Sehingga usaha menekan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan struktur beton merupakan hal _yang sangat panting.
Untuk menunjang usaha penekanan biaya, maka tidak terlepas dari penelitian. Usaha penelitian yang kami lakukan adalah untuk mengetahui hubunqan antara pekerjaan pengecoran denqan besarnya tekanan vertikal dan horisontal yang terjadi, terhadap pekerjaan :
- Formwork untuk lantai
- Formwork untuk Balok
- Formwork untuk Kolom
- Formwork untuk Dinding

"
1995
S35533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harmantya Mahadhipta
"Pendahuluan
Fraktur kominutif dapat memberikan permasalahan berupa nonunion. Penggunaan graft untuk mengatasi masalah tersebut masih diperdebatkan. Autograft merupakan baku emas dalam penggunaan graft, namun keterbatasannya adalah persediaan yang terbatas. Untuk itu banyak beredar pengganti autograft seperti allograft, xenograft, dan graft sintetik (biomaterial scaffold). Graft harus mempunyai biokompatibilitas yang baik guna mendukung penyembuhan fraktur.
Metode
Dilakukan randomized post test only control group terhadap 30 tikus Sprague Dawley guna menilai biokompatibilitas scaffold secara in vivo. Scaffold yang digunakan adalah hidroksiapatit (HA)-Bongros®, nanokristalin HA-CaSO4 (Perossal®), nanokristalin HA (Ostim®), morselized bovine xenograft (BATAN), dan HA-lokal bank jaringan dr. Sutomo. Dilakukan penilaian reaksi jaringan (jumlah sel datia benda asing dan limfosit), skor radiologis dan histologis pada minggu ke-8.
Hasil
Perbedaan bermakna ditunjukkan pada jumlah sel datia benda asing memberikan perbedaan bermakna (p=0,003), namun tidak dengan limfosit (p=0,397). Scaffold HA-lokal menunjukkan jumlah sela datia benda asing paling banyak. Skor histologis memberikan perbedaan bermakna (p=0,013) , namun skor radiologis tidak menunjukkan perbedaan bermakna (p = 0,204 untuk proyeksi antero-posterior dan p = 0,506 untuk proyeksi mediolateral). Didapatkan 2 subjek yang drop out yaitu 1 subjek pada kelompok kontrol (implant failure) dan 1 subjek pada kelompok IV (osteomielitis). Terdapat korelasi yang bermakna antara jumlah sel datia benda asing dan skor histologis (p=0,034).
Diskusi
Biokompatibilitas scaffold secara in vivo ditentukan oleh komponen fisik dan kimia pembentuknya. Secara fisik, scaffold yang memiliki pori-pori menunjukkan skor histologis yang lebih baik. Komponen kimia pembentuk scaffold dapat memengaruhi reaksi jaringan. Jumlah sel datia benda asing berhubungan dengan sitotoksisitas scaffold.

Introduction
Comminuted fracture may result as nonunion. The use of bone graft is still debatable for treating comminuted fracture. Autograft is the gold standard of bone graft. However, it has a limitation in supply. Therefore, the use of other source of graft (allograft, xenograft, or synthetic) is increasing. Graft must have good biocompatibility in order to enhance fracture healing.
Method
Randomized post test only control group was conducted in 30 Sprague-Dawley rat in order to evaluate biocompatibility of the scaffold. We used hidroxyapatite (HA)-Bongros®, nanocrystalline (HA)-CaSO4 (Perossal®), nanocrystalline HA (Ostim®), morselized bovine xenograft (BATAN), dan local HA from dr. Sutomo Hospital as the scaffold. Tissue reaction (the amount of foreign body giant cell and lymphocyte), radiological and histological score was evaluated at 8th weeks.
Result
The amount of foreign body giant cell (FBGC) and histological score showed significant difference (p=0,003 and p=0,013). Local HA scaffold showed the most FBGC accumulation. There was no significant difference in the amount of lymphocyte (p=0,397) and radiological score (p=0,204 for antero-posterior projection and p=0,506 for medio-lateral projection). Two subjects were considered drop out, one due to implant failure (control group) and the other due to osteomyelitis (group IV). There was significant correlation between the amount of foreign body giant cell and histological score (p=0,034).
Discussion
Both physical and chemical factor influenced biocompatibility of scaffold. Scaffolds that have pores showed better histological score compared to that has none. Chemical compound of the scaffold play important role in tissue reaction. The amount of FBGC showed the cytotoxic level of the scaffold.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2103
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>