Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179252 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rio Wicaksono
"Dalam keputusan investasi, penilaian terhadap nilai suatu saham merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan investasi tersebut. Penelitian - penelitian mengenai penilaian harga saham di Indonesia sebelumnya cenderung menunjukkan bahwa harga saham tidak sama dengan nilai intrinsik atau nilai fundamental perusahaan tersebut. Dalam karya akhir ini akan dibahas mengenai penilaian harga saham suatu perusahaan yang bergerak di industri ritel. PT. Mitra Adi Perkasa, Tbk adalah perusahaan ritel yang memiliki beberapa unit usaha yang terbagi dalam dua segmen utama yaitu department store dan specialty store. MAP merupakan pengelola dan pemilik beberapa lisensi merek - merek terkenal dunia seperti SOGO, SEIBU, Starbucks Coffee, Burger King, ZARA, Cold Stone Creamery, Kinokuniya Book Store, Giorgio Armani, Emporio Armani, Marks & Spencer dan lain - lain. Disamping itu perusahaan juga merupakan distributor dan produsen untuk beberapa produk/ merek pakaian dan alat olah raga ternama dunia seperti Reebok, Spalding, Lotto, Mizuno, Airwalk, Rockport, Golf House dan lain - lain. Sepanjang tahun 2007 harga saham MAP mengalami penurunan sebesar 23% dari Rp. 910 per lembar sahamnya pada awal tahun 2007 menjadi Rp. 700 per lembar saham pada akhir tahun tanggal 28 Desember 2007. Padahal kinerja perusahaan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dimana total penjualan meningkat sebesar 16,6% pada tahun 2007 mencapai Rp. 3,8 triliun dimana sebelumnya Rp. 3,3 triliun pada tahun 2006. Laba operasi pada tahun 2007 juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 31,3% atau mencapai Rp. 257 miliar dimana sebelumnya Rp. 195 miliar. Laba bersih pada tahun 2007 meningkat sebesar 5,5% mencapai Rp. 115 miliar dimana sebelumnya Rp. 109 miliar. Pada tahun 2007 perusahaan juga menerima penghargaan dari dua majalah investasi dan keuangan ternama Asia yaitu Finance Asia dan Asia Magazine sebagai The Best Managed Company (Small Cap Sector). Hal ini cukup menarik perhatian penulis untuk mengetahui apakah saham MAP ini sudah dinilai pada nilai wajarnya. Penelitian karya akhir ini akan menggunakan pendekatan top down analysis yang diawali dengan melakukan analisis terhadap faktor eksternal perusahaan yaitu ekonomi makro yang terdiri dari faktor pertumbuhan ekonomi, faktor inflasi, nilai tukar, dan suku bunga. Kemudian penelitian ini dilanjutkan dengan melakukan analisis pada industri ritel di Indonesia. Selain itu analisis juga dilakukan terhadap faktor internal perusahaan yaitu strategi perusahaan dan keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan analisis yang dilakukan tersebut dapat disusun asumsi - asumsi pada proyeksi keuangan perusahaan dalam beberapa tahun mendatang untuk mendapatkan nilai intrinsik saham yang akan dilakukan dengan menggunakan metode Economic Value Added dan dua model pembanding lainnya yaitu metode Dividend Discount Model dan Earning Based Model atau yang disebut juga dengan Residual Income Model. Hasil penelitian dengan menggunakan tiga metode tersebut dilakukan dengan menggunakan analisis skenario yaitu skenario most likely, skenario pessimistic, dan skenario optimistic. Dari hasil perhitungan dengan metode Economic Value Added diperoleh nilai intrinsik saham perusahan sebesar Rp. 3.920,42 per lembar saham. Sementara itu dari hasil perhitungan dengan metode Dividend Discount Model diperoleh nilai intrinsik perusahaan sebesar Rp. 997,60 per lembar saham. Sedangkan dengan metode Earning Based Model/ Residual Income Model diperoleh nilai intrinsik sebesar Rp. 3.002,02 per lembar saham. Berdasarkan hasil perhitungan ketiga metode tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai saham adalah undervalued karena nilai intrinsiknya lebih besar dari nilai pasarnya yang sebesar Rp. 700 per lembar sahamnya. Oleh karenanya berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa saham PT. Mitra Adi Perkasa, Tbk layak untuk dibeli terutama bagi investor yang memiliki tujuan jangka panjang.

In the investment decision, valuation of the intrinsic value of the share is one of the most important determinants for the investment success. Previous researches regarding to the intrinsic value of share in Indonesia show that market price of a share tend to be not the same as the intrinsic value or the fundamental value of the company. This research will explain about the valuation of a company who engaged in retail industry. PT. Mitra Adi Perkasa, Tbk (MAP) is a retail company who owns several business line which comprises to two major segments namely department store and specialty store. MAP manage and owns several worldwide brand and license such as SOGO, SEIBU, Strabucks Coffee, Burger King, ZARA, Cold Stone Creamery, Kinokuniya Book Store, Giorgio Armani, Emporio Armani, Mark & Spencers and etc. The company also engaged as distributor and manufacturer of several apparel products and sports gear such as Reebok, Spalding, Lotto, mizuno, Airwalk, Rockport, Golf House and etc. During 2007 MAP`s stock price decreased 23% from Rp. 910 per share in the beginning of 2007 became Rp. 700 per share on December 28th 2007. In contrast, financial performance of the company increased significantly where the total sales increased 16,6% in 2007 to reach Rp. 3,8 trillion from previous Rp. 3,3 trillion in 2006. The operating income increased spectacularly 31,3% to reach Rp. 257 billion from previous Rp. 195 billion in 2006. The net income of the company increased 5,5% to reach Rp. 115 billion from previous Rp. 109 billion in 2006. In 2007 the company was awarded as best managed company at small cap sector by two famous Investment & finance Asian Magazines namely Finance Asia and Asia Magazine. Hence, it is interesting to know whether MAP`s stock or share price has been valued fairly or not. This research will use top down analysis approach which started with analysis of company`s external factors such macro economics consist of economic growth, inflation rate, exchange rate, and interest rate. The research continues with analysis of Indonesia`s retail industry. Beside external factor, there will be also the internal factor analysis such as company`s strategy and company`s competitive advantage. Based on the analysis which have been done several assumption can be made to make company`s financial projection for several coming years to calculate the intrinsic value of the company which will be done with Economic Value Added approach and two other methods : Dividend Discount Model and Earning Based Model/ residual Income model. The result of the research using this three methods is done by using the scenario analysis namely most likely scenario, pessimistic scenario and optimistic scenario. From the calculation using economic value added method it is showed that MAP has intrinsic value as much as Rp. 3,920.42 per share. Using the dividend discount model showed that MAP has intrinsic value amounting to Rp. 997.60 per share. While using the earning based model/ residual income model it is showed that MAP has intrinsic value amounting to Rp. 3,002.20 per share. Based on the calculation using that three methodology, can be summarized that the stock/ share price of the company is undervalued. Because of that the share of PT. Mitra Adi Perkasa, Tbk is feasible to buy especially for long term perspective investor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26534
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Djunaidi Burhan
"Di negara-negara maju misalnya seperti di Amerika, dimana pasar modalnya relatif efisien, undang-undang "anti trust" dijalankan dengan baik dan investment fund mempunyai banyak saingan. Kondisi ini telah memberikan peluang bagi pemodal kecil yang menginvestasikan dananya dalam invesment fund akan memperoleh keuntungan yang memuaskan. Berbeda dengan situasi di Indonesia, dimana pasar modalnya masih jauh dari efisien, undang-undang "anti trust" belum ada, sedangkan kedudukan investment trust, yang secara hukum tidak lagi merupakan kedudukan yang monopoli, tapi sampai saat ini belum ada saingan yang memasuki pasar, maka keuntungan yang diperoleh oleh pemodal kecil dalam menginvestasikan dananya dalam investment fund, masih sangat diragukan kelayakannya. Perbedaan kondisi tersebut dan kedudukan investment trust di pasar yang masih monopoli di Indonesia, maka timbul pertanyaan apa iya return yang diperoleh oleh pemodal kecil melalui investment fund masih kurang baik.
Tujuan penelitian ini ingin mengevaluasi pengelolaan dana Reksa Dana (investment trust) di Indonesia, dengan penekanan pada analisa efisien pengelolaan, strategi yang dipergunakan dan kinerja pengelolaan yang berhubungan dengan tujuan pembentukan dana. Focusnya untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan pengelolaan tersebut.
Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah "Capital Asset Pricing Model" (CAPM), dengan menggunakan beberapa model evaluasi kinerja portfolio yang diturunkan atau berdasarkan konsep CAPM. Alasan kenapa pendekatan dengan CAPM yang dipergunakan : a). CAPM merupakan teori atau konsep yang paling mutakhir untuk investasi moderen dan analisa sekuritas, karena CAPM memerikan keseimbangan umum pasar untuk sekuritas dan portfolio. b). CAPM (misalnya : CML dan SML) memberikan implikasi terhadap tingkah laku harga suatu sekuritas, hubungan antara imbalan dan resiko suatu investasi, dan dianggap merupakan ukuran yang tepat untuk resiko sekuritas dan portfolio. c). Konsep CAPM sudah banyak dipergunakan oleh profesional manajemen untuk penilaian suatu sekuritas, analisa resiko dan pengukuran kinerja suatu portfolio. d). Model - model evaluasi portfolio yang diturunkan dari (berdasarkan) konsep CAPM banyak dipergunakan untuk penelitian terhadap seorang manajer atau beberapa manajer dalam pengelolaan beberapa portfolio.
Dalam penerapan Capital Asset Pricing Model (CAPM), investasi bebas resiko dipergunakan investasi pada deposito rupiah dan investasi pada risky asset (market portfolio) di-proxy dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarata -BEJ. Dipilihnya IHSG-BEJ sebagai portfolio pasar disebabkan : (1) BEJ adalah bursa efek yang terbesar di Indonesia dan paling lama berdiri dibanding Bursa Efek Surabaya, yang berarti volume perdagangan saham-sahamnya terbaik diantara kedua bursa tersebut. (2) PT Dana Reksa sekuritas yang mengelola unit fund untuk kepentingan pemodal kecil, memang merupakan sarana yang disiapkan oleh pemerintah / milik pemerintah untuk mengantisipasi perkembangan pasar modal. (3) Belum tersedianya indeks yang lain yang bisa sebagai pengganti portfolio pasar di Indonesia sampai saat ini. Kemudian imbalan investasi bebas resiko (R1) menggunakan tingkat suku bunga deposito rupiah, disebabkan (I) Investasi dalam deposito rupiah adalah investasi yang paling aman yang dirasakan pemodal kecil. (2) Menyimpan uang dalam deposito sudah memasyarakar secara luas (3) Investasi dalam deposito rupiah paling likuid dibanding dengan investasi pada tanah, valuta asing dan emas. Model atau ukuran yang dipergunakan dalam penilaian dan perbandingan ialah return, standard deviasi, koefisien beta, koefisien korelasi, koefisien alpha, koefisien Treynor dan Sharpe, gross and net selectivity dan koefisien market timing.
Objek penelitian adalah 10 (sepuluh) macam sertifikat dari tiga jenis sertifikat Dana Reksa yang semuanya termasuk kategori unit trust. Semua macam sertifikat tersebut terdiri dari 5 (lima) macam dari Sertifikat Unit Dana Umum (UU), 2(dua) macam dari Sertifikat Unit Dana Pendapatan (UP) dan 3(tiga) macam dari Sertifikat Unit Dana Saham (US). Secara teoritis diharapkan dari ketiga jenis sertifikat unit dana ini, sesuai dengan pembentukan dana adalah : (a) Imbalan yang diharapkan pemodal, untuk Unit Saham (US) akan memperoleh imbalan yang terbesar, diikuti oleh Unit Dana Umum (UU) dan paling kecil akan diperoleh oleh Unit Pendapatan (UP). (b) Resiko yang dihadapi pemodal, baik yang diukur dengan total resiko (σ) atau yang diukur dengan resiko yang berhubungan dengan pasar (ß), untuk Unit Saham (US) akan mernpunyai resiko terbesar (σ, ß), diikuti oleh Unit Dana Umum (UU) dan paling rendah resikonya yang dipunyai oleh Unit Dana Pendapatan (UP).
Hasil penelitian dari tahun 1990 s/d 1995 (Juni) menunjukan bahwa tingkat diversifikasi portfolio belum baik yang ditunjukan rendahnya nilai R2 (yaitu koefisien determinasi), imbalan yang rendah yang ditunjukan oleh nilai excess return (Rp - Rf) yang negatip, perbandingan kinerja diantara ketiga jenis unit trust fund yang diukur dengan imbalan, standard deviasi, betha, Sharpe dan Turner Ratio belum seperti yang diharapkan, unit fund belum memperoleh kinerja di atas kinerja (hasil) rata-rata ditunjukan dengan belum berhasilnya pemilihan sekuritas, baik dengan "gross selectivity" maupun "net selectivity", dan juga belum berhasil mengikuti pergerakan pasar yang ditunjukan oleh koefisien CX2 yang negatip, dan overall performance mutual fund (σ, TR, SR, α) di atas apa yang diperoleh rata-rata pasar.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini : (1) Efisiensi pengolahan portfolio unit trust masih belum baik, maka resiko yang ditanggung oleh pemodal kecil akan lebih besar dari apa yang seharusnya dapat diusahakan oleh manajemen dalam menyusun komposisi portfolio yang efisien. (2) Strategi yang dipergunakan manajemen dalam mengelola portfolio unit trust fund adalah pasif strategi (buy and hold strategy). " Buy and hold strategy " mungkin besar dalam pasar modal Indonesia yang terus menurun selama periode penelitian ini. (3) Tujuan pembentukan dana diantara ketiga jenis unit trust belum sepenuhnya tercapai. (4) Unit trust dapat mengatasi pasar. (5) Investasi dalam unit trust belum lebih baik dari pada investasi dalam deposito rupiah.
Kesimpulan umum dari penelitian ini ialah bahwa return yang diperoleh oleh pemodal pemodal kecil yang melakukan investasinya pada sertifikat sertifikat investment trust memang masih belum baik. Untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja unit trust diperlukan, peran pemerintah untuk mendorong masuknya (new entry) investment trust, peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dari manajemen yang mengelola dana unit trust, dan peran para akademisi, pengamat ekonomi dan para analyst melalui publikasinya secara periodik mengenai pengelolaan unit trust di Indonesia. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kuntari Sunarto
"Investasi pada saham untuk saham-saham yang telah go-public di pasar modal akan memberikan return (hasil) dan risk (risiko) bagi investornya. Sehubungan dengan return dan risk ini maka investor harus memilih kombinasi saham yang dapat memberikan return dan risk yang optimal. Pengamatan pada saham-saham yang paling aktif tiap bulannya di Bursa Efek Jakarta antara bulan Oktober 1993 sampai dengan September 1994 terpilih 20 saham sebagai saham kandidat, yaitu saham-saham: 1. Argha Karya Prima Industry (disingkat AKPI), 2. Astra International Incorporation (ASII), 3. Bank Danamon (BDMN), 4. Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI), 5. Bank Internasional Indonesia (BNII), 6. Barito Pacific Timber (BRPT), 7. Duta Anggada Realty (DART), 8. Dharmala Intiland (DILD), 9. Gajah Tunggal (GJTL), 10. Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP), 11. Indah Kiat Pulp and Paper (INKP)5 12. Intl Indorayon Utama (INRU), 13. Indocement Tunggal Perkasa (INTP), 14. Jakarta International Hotel and Development (JIHD), 15. Japfa Comfeed Indonesia (JPFA), 16. Pan Brothers Tex (PBRX), 17. Panin Bank (PNBN), 18. Surabaya Agung Industry Pulp (SHIP), 19. Smart Corporation (SMAR) dan 20. Tjiwi Kimia (TKIM).
Model penentuan proporsi portfolio optimal yang digunakan pada penelitian ini adalah Model Single Index: (disingkat Model SI) dan Model Constant Correlation (Model CC). Dengan mengamati data Indeks Harga Saham Individual (IHSI) diperoleh return saham individu. Dari data suku bunga deposito / bulan pada bank-bank pemerintah diperoleh return untuk risk free assets. Dari data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperoleh return pasar.
Pengolahan data di atas, dengan menggunakan Model Single Index, terpilih 5 saham terpilih, yaitu saham-saham: 1. HMSP, 2. INTP, 3. INKP, 4. BDNI dan 5. TKIM; dengan proporsi optimal untuk masing-masingnya adalah: 1. 80,90175%, 2. 8,65353%, 3. 6,89664%, 4. 1,88740% dan 5. 1,46068%. Sedangkan dengan menggunakan Model Constant Correlation, terpilih 3 saham terpilih, yaitu saham-saham: 1. HMSP, 2. INKP dan 3. INTF; dengan proporsi masing-masingnya adalah: 1. 91,70473%, 2. 7,80834% dan 3. 0,486937..
Setelah penentuan proporsi portfolio optimal dengan kedua model di atas, kemudian dihitung: expected return portfolio, variance return portfolio dan standard deviation portfolio untuk masing-masing model. Pada Model Single Index, di mana 5 saham terpilih, menghasilkan return (yang ditunjukkan oleh expected return portfolio) yang lebih kecil dengan risk (variance dan standard deviation return portfolio) yang lebih kecil pula. Sedangkan pada Model Constant Correlation, dengan 3 saham terpilih, menghasilkan return yang lebih besar dan risiko yang lebih besar pula.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T7226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Wardhani
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh penggunaan nilai wajar aset tidak lancar aset tetap dan properti investasi dan aset keuangan terhadap imbal jasa audit dengan kualitas komite audit sebagai variabel pemoderasi. Sampel yang digunakan adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 dan 2015. Penelitian ini menemukan bahwa penggunaan nilai wajar pada aset keuangan berpengaruh negatif terhadap imbal jasa audit. Sedangkan penggunaan nilai wajar pada aset tidak lancar tidak terbukti berpengaruh terhadap imbal jasa audit. Kualitas komite audit terbukti berpengaruh positif terhadap imbal jasa audit. Namun kualitas komite audit tidak terbukti memiliki pengaruh pemoderasi terhadap hubungan antara penggunaan nilai wajar aset tidak lancar dan aset keuangan terhadap imbal jasa audit.

This study aims to investigate the effect of fair value accounting of non current assets fixed assets and investments property and financial assets to audit fee with the audit committee as moderating variables. The sampel used is a non financial listed company in Indonesia Stock Exchange in 2014 and 2015. The study found that the use of fair value of financial assets has negatif effect on audit fee. And the use of fair value of non current assets has not been proven to effect audit fee. Quality of the committee audit has positive effect on audit fee, however the audit committee has not been proven to have a moderating effect on the relationship between the use of fair value accounting and audit fee."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Horas Djulius
"ABSTRAK
The development of the manufacturing industry is one of the standards for Indonesia's development as a developing country. Domestic investment (DI) and foreign direct investment (FDI) can meet investment needs in this industry. This paper focuses on the nexus of the two types of investment in meeting investment needs in the manufacturing industry and the influence of those investments in relatively capital-intensive and relatively labor-intensive industrial groups. The aim is to evaluate the role of both types of investments and their benefits to the economy not only to the value-added but also in transferring technology and knowledge spillover from FDI to DI. The panel data regression was first to do to observe the differences between groups of relatively capital-intensive industrial samples and relatively labor-intensive industrial samples. The comparison results show that there are significant differences between the two industry groups so that it can be regressed on these two sample types, apart from the regression of the overall sample. The overall sample found that both FDI and DI influence the value-added of the manufacturing industry."
Jakarta: Faculty of Economic and Business UIN Syarif Hidayatullah, 2019
330 SFK 8:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: 2007
332.6 PRO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Bursa Efek Jakarta, 1997
332.6 PRO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: 1997
332.6 PRO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmilyna Putri
"Skripsi ini membahas mengenai permasalahan penanaman modal asing yang terjadi antara Pemerintah Indonesia dengan Cemex Asia Holding Ltd mengenai privatisasi PT.Semen Gresik Tbk. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengkaji Put Option yang menimbulkan sengketa serta mengkaji tuntutan Spin Off oleh anak perusahaan. Penulisan skripsi ini adalah penelitian normatif yuridis dengan menggunakan metode deskriptif. pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan. Hasil penelitian menyarankan bahwa Pemerintah Indonesia perlu lebih berhati-hati dalam melaksanakan kegiatan penanaman modal asing di Indonesia. diperlukan rencana matang dalam melaksanakan tuntutan Spin Off yang diajukan oleh anak perusahaan. Spin Off akan memberikan iklim persaingan usaha yang sehat di bidang industri semen.

The focus of this study is the foreign investment problems appears between Indonesia and Cemex Asia Holding Ltd About PT.Semen Gresik Tbk Privatization. The Purpose of this study is to study Put Option that cause dispute also to study about Spin Off demands by the subsidiaries. This study is descriptive yuridical normative interpretive . The data collected by literature study. This study suggests that Indonesia Goverment require to pay attention on foreign Investment activities,Spin Off demands by the subsidiaries require aforethought, Spin Off will give an open competition atmosphere in cement Industries."
Universitas Indonesia, 2009
S25067
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Audi Ferdian
"Pengumuman dividen yang dilakukan oleh perusahaan memberikan sinyal kepada investor yang mengakibatkan adanya imbal hasil abnormal yang terjadi di sekitar hari pengumuman dividen. Penelitian ini menganalisis apakah terdapat reaksi berupa imbal hasil abnormal yang ditimbulkan oleh pengumuman dividen pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 - 2013. Adapun variabel yang dianalisis pada penelitian adalah imbal hasil abnormal rata-rata dan imbal hasil abnormal rata-rata kumulatif dengan metode model pasar untuk menghitung imbal hasil abnormal yang kemudian diuji dengan uji t satu sampel. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dimana sampel diambil sesuai dengan tujuan penelitian yang ditetapkan. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 54 perusahaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat imbal hasil abnormal rata-rata yang positif setelah perusahaan mengumumkan pembagian dividen tunai naik. Sementara itu untuk pengujian terhadap dividen tunai turun terlihat adanya imbal hasil abnormal rata-rata yang negatif beberapa hari setelah pengumuman dividen. Dan untuk pengujian terhadap dividen tunai tetap terlihat adanya imbal hasil abnormal yang positif dan negatif baik sebelum maupun sesudah pengumuman dividen. Hasil penelitian juga membuktikan adanya kebocoran informasi sebelum pengumuman dividen yang ditandai dengan adanya imbal hasil abnormal yang signifikan sebelum perusahaan melakukan pengumuman dividen.

Dividend announcement made by companies give signals to investors which results in abnormal returns around the dividend announcement. This study analyzes whether there is reaction caused by dividend announcements on companies listed in Indonesian Stock Exchange for the period of 2010 - 2013. The variables analyzed in this study are average abnormal return and cumulative abnormal return. More specifically, this study employs the market model in generating abnormal returns surrounding subsequent dividend announcements. The abnormal returns are then tested with one sample t test. This research was conducted by using secondary data and the sampling technique used in this study was purposive sampling, where samples were taken in accordance with the research objectives set. The number of samples in this study are 54 companies which listed in Indonesian Stock Exchange for the period of 2010 - 2013.
The results from this study indicates that there are positive abnormal returns after companies announced increased cash dividend. Meanwhile for decreased dividend announcements, investors react negatively which was characterized by a negative average abnormal returns a few days after the announcements was made. And for dividend no change announcements, there are positive and negative abnormal returns both before and after the dividend announcements. The results also prove the existence of leakage of information prior to the dividend announcements which is characterized by several significant abnormal returns dividend announcements was made.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S61154
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>