Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114996 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aris Munandar
"Dewasa ini tingkat ketergantungan organisasi terhadap Teknologi Informasi semakin tinggi. Teknologi Informasi diperlukan dalam usaha mencapai tujuan organisasi serta kebutuhan bisnis. Meningkatnya ketergantungan ini membawa kepada peningkatan kebutuhan akan adanya layanan Teknologi Informasi yang berkualitas yang mampu menjawab dua hal utama dari sebuah organisasi, yaitu selaras dengan business needs serta cocok dengan user requirements. Service Level Management sebagai bagian dari IT Infrastructure Library bertanggung jawab dalam kegiatan menjaga kualitas layanan Teknologi Informasi. Service Level Management dalam setiap kegiatannya selalu mengacu pada kebutuhan bisnis dan justifikasi biaya. Service Level Management sangat penting bagi setiap organisasi, karena memungkinkan organisasi untuk menentukan tingkat layanan Teknologi Informasi yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan bisnis, serta diperlukan untuk memantau apakah tingkat layanan memang tercapai, dan jika tidak, apa penyebabnya. Pada organisasi dimana studi kasus dilakukan, sebuah kegiatan dengan nama User Perception Survey secara rutin dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pengguna terhadap layanan Teknologi Informasi yang diberikan. Dari hasil kegiatan tersebut akan didapat gambaran di area mana saja dari layanan Teknologi Informasi yang memerlukan perhatian lebih, sehingga fokus serta action plan dapat diberikan untuk meningkatkan kualitas layanan. Tidak adanya acuan formal mengenai seberapa berkualitas suatu layanan yang acceptable bagi bisnis maupun pengguna, serta sulitnya melakukan fokus perbaikan terhadap suatu area layanan, menjadi masalah utama dalam kegiatan ini. Dalam proyek akhir ini, akan dikaji bagaimana menggunakan pendekatan yang berbeda dalam kegiatan Service Level Management. Dalam kasus dimana Service Level Agreement belum tersedia, hasil dari User Perception Survey akan digunakan sebagai dasar acuan dalam kegiatan tersebut. Acceptable level dari bisnis diwakili dengan perception level dari pengguna. Suatu layanan yang bisa diterima oleh bisnis adalah layanan yang mempunyai tingkat persepsi yang baik dimata pengguna. Pendekatan SERVQUAL yang mengelompokkan kualitas layanan dalam lima dimensi berbeda, serta TechQual+ yang merupakan pengembangan SERVQUAL tetapi spesifik diperuntukkan bagi penyedia layanan berbasis teknologi, akan digunakan dalam kegiatan User Perception Survey. Hasil akhirnya kemudian akan diarahkan kembali ke dalam kerangka IT Infrastructure Libary dalam usaha memperbaiki kualitas layanan. Saran untuk perbaikan terhadap kegiatan UPS juga akan diberikan, dengan tetap berada dalam koridor IT Infrastucture Library, khususnya Service Level Management.

Nowadays, the dependency of an organization on the Information Technology services is increasing dramatically. Information Technology is required by an organization to reach its goals and business needs. This growing dependency leads to growing needs for quality Information Technology services - quality that is matched to business needs and user requirements as they emerge. Service Level Management as a part of IT Infrastructure Library is responsible for maintaining and improving Information Technology service quality. Service Level Management in it's activities always try to in line with business needs and cost justification. Service Level Management is essential in any organization so that the level of Information technology service needed to support the business can be determined, and monitoring can be initiated to identify whether the required service levels are being achieved - and if not, why.In the organization where this study took placed, an activity named User Perception Survey is conducted regularly. The purpose is to capture the user perception of Information Technology services provided. The result of this activity is analyzed and is used to create an action plan in order to increase the quality of services. Since there is no formal definition of the quality that is acceptable by business and users, and the difficulty of being focused on which services that need improvement, become two main problems of this UPS activity. In this Final Project, a different approach will be used in Service Level Management activity. For the case where Service Level Agreement is not available, the User Perception Survey results will be used as a baseline for Service Level Management. Business acceptable level will be represented by user's perception level. The services acceptable by business are those which have a good user's perception level. A frame work such as SERVQUAL which defines quality in 5 different dimensions, and TechQual+ which is an extension of SERVQUAL designed for technology-services provider will be used in User Perception Survey activity. The final result will be redirected back to the IT Infrastructure Library framework in order to increase the quality of services. Some suggestions for User Perception Survey activity will also be proposed, while still be in the corridor of IT Infrastructure Library, especially Service Level Management."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blake, Randolph
Boston: McGraw-Hill, 2006
305.3 BLA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sekuler, Robert
New York: McGraw-Hill, 2002
152.1 SEK p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sekuler, Robert
New York: McGraw-Hill, 2002
152.1 SEK p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rock, Irvin
New York: Macmillan Publishing Co, Inc, 1975
153.7 ROC i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sekuler, Robert
New York: McGraw-Hill, 1994
152.1 SEK p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hahn, Lewis Edwin
Berkeley: University of California Press, 1942
152.01 HAH c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurjani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pustakawan terhadap profesi pustakawan berdasarkan pendidikan, masa kerja, usia, dan golongan pustakawan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 1997 di perpustakaan-perpustakaan di Kotamadya Medan mencakup perpustakaan Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan IKIP Medan, Perpustakaan Daerah Sumatera Utara, Perpustakaan IAIN Medan, Perpustakaan STM Negeri I Medan, dan Perpustakaan SMEA Negeri I Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitan survai yang menguji hubungan antarpeubah. Populasi terdiri dari 66 pustakawan dari semua jenjang jabatan. Data dikumpulkan dengan metode angket atau kuesioner yang terlebih dahulu diuji kehandalannya dengan koefesien Korelasi Momen Tangkar Pearson. Data dianalisis dengan uji Korelasi Momen Tangkar Pearson dengan taraf significansi 5 %.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara persepsi pustakawan terhadap profesi pustakawan dan pendidikan, masa kerja, usia, serta golongannya tidak maknawi yang ditandai dari kurangnya nilai thitung daripada tmbti. Di samping itu juga digambarkan tugas sehari-hari yang dilakukan pustakawan seperti, layanan pustaka dan informasi, pengolahan bahan pustaka, publikasi perpustakaan, pembuatan karya ilmiah, melatih dalam bidang perpustakaan, dan kegiatan dalam organisasi profesi, dan permasalahan yang dihadapi dalam pengumpulan angka kredit berdasarkan waktu yang ditentukan, seperti kurangnya koleksi bahan pustaka baru, kurangnya pengetahuan dan keterampilan dan pengetahuan pustakawan, batas-batas tugas belum jelas, bertugas hanya di satu bidang, dan pergantian tugas yang belum jelas. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T4909
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tina R. Soedarno
"Kepadatan penduduk di perkotaan akan terus meningkat dan menjadi masalah yang sangat serius di masa yang akan datang. Terbatasnya lahan yang tersedia di kota bagi penduduk yang berpenghasilan rendah dan meningkatnya harga-harga perumahan, mengakibatkan mereka berdesak-desakan dalam bangunan-bangunan yang kebanyakan beruangan tunggal di daerah perkampungan kota.
Kebanyakan penduduk berpenghasilan rendah dipermukiman kota, hidup diruang yang berukuran antara 2-10 m2 per orang, bahkan sering dijumpai tujuh orang lebih hidup bersamaan dalam satu ruangan. Kondisi ini, memicu tingginya penyakit infeksi seperti penyakit kulit, saluran pernafasan bagian atas (Ispa), diare dan mata; kondisi gangguan psikologis seperti stress, pusing-pusing dan mual; gejala mal nustrisi dan turunnya kualitas lingkungan berikut mutu penduduk.
Sangatlah mengherankan bahwa di negara-negara yang sedang berkembang, penanggulangan pembangunan dengan memperhatian aspek sosial budaya seperti dampak kepadatan yang berlebih (overcrowding) masih belum banyak mendapat perhatian. Padahal perhitungan kepadatan yang bertumpu kepada pengetahuan masyarakat merupakan aspek penting untuk mendukung argumentasi di balik perumusan kebijakan dan penyusunan program kesehatan, perumahan dan lingkungan.
Kepadatan diakui banyak ahli, memang berdampak negatif bagi perumahan, lingkungan dan kesehatan. Dalam ruang lingkup internasional, WHO (1974) menyatakan bahwa sudah waktunya memperhatikan aspek sosial budaya dari kepadatan.
Oleh karena kurangnya data mengenai indikator-indikator sosial budaya dari kepadatan, dibutuhkannya definisi yang terperinci dan spesifik dari masyarakat yang hidup di perkampungan. Maka disusunlah tesis ini yang berjudul : PERSEPSI "KEPADATAN" BAGI MASYARAKAT KALIANYAR (STUDI RASUS PERKAMPUNGAN KUMUH DI DKI JAKARTA).
Lokasi penelitian yang dipilih adalah sebuah pemukiman kumuh yang terletak di RW 01 dan RW 08, Kel. Kalianyar, Kec. Tambora, Jakarta Barat. Lokasi ini dipilih karena merupakan komuniti yang terkumuh, terpadat dan di dalamnya terdapat berbagai jenis kegiatan ekonomi informal yang sudah relatif mapan. Studi ini menggunakan pendekatan kwalitatif dengan tehnik utama yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode wawancara mendalam dan pengamatan terlibat.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa menurut persepsi dan pengetahuan penduduk, kepadatan erat dengan pemahaman; (a) dalam rumah dan di luar rumah; (b) dalam pengertian untung rugi; (c) dalam pengertian fisik dan sosial; dan (d) dalam pengertian baik dan buruk. Selain itu, muncul peristilahan yang sering diucapkan berulang kali oleh masyarakat mengenai kata padat dan kepadatan, keempat batas diantaranya adalah : berdempetan, berderet, bergandengan, berjubel, kecil, mepet-mepet, padat, pengep, penuh, rame, rapet, sempi t, semrawut dan sumpek.
Dan pengetahuan kata-kata padat dan kepadatan dari pengukuran penduduk tersebut mewujudkan perilaku pemukiman sebagai berikut kebiasaan menggunakan kipas angin, kebiasaan tidur dan istirahat bergantian, kebiasaan hidup dengan suara bising, kebiasan membuka pintu sepanjang waktu, kebiasaan membeli barang-barang, kebiasaan merokok, kebiasaan mandi, kebiasaan makan, kebiasaan HAS, banyaknya binatang seperti tikus dan kecoa di dalam rumah membentuk pola hidup khas perkampungan kota. Pola hidup yang khas ini mempunyai dampak negatif dalam pemeliharaan kesehatan penghuninya di dalam rumah.
Keluarga-keluarga miskin di perkampungan kota seperti di Kalianyar tidak kuasa mengatasi pertambahan anggota keluarga akibat kelahiran (banyak kasus kehamilan yang sebenarnya tidak dikehendaki oleh salah satu pasangan), perkawinan muda (lulus SMP sudah banyak yang menikah) dan kasus perceraian. Melestarikan pola hidup bersama beberapa rumah tangga di bawah satu atap dengan alasan akan memperluas dan memperkokoh tali persaudaraan dan pertemanan satu asal.
Berlandaskan pertimbangan ekonomi tidak segan-segan keluarga-keluarga di Kalianyar, menyewakan ruangan dalam rumahnya kepada orang lain untuk memperoleh penghasilan ekstra. Adapun umum menggunakan ruangan tunggalnya untuk kegiatan komersial, hal ini dilakukan untuk menggalang kesatuan ekonomi keluarga menjadi kuat. Kepadatan bisa diartikan menjadi beban dan juga bisa menjadi potensi, tergantung bagaimana masyarakat disini memainkannya.
Konsepnya kebersamaan dan sistem toleransi terhadap "keberjubelan" hunian dan "kerapetan" bangunan menjadi landasan moral, strategi dan perasaan bermasyarakat orangorang di kampung perkotaan. Dimasa yang akan datang, dimana kepadatan makin mendekati angka yang luar biasa, lingkungan Kalianyar akan semakin kumuh, dan semakin menurunnya kebugaran masyarakat yang hidup di dalamnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T7142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Sultan Gozali
"This article explains people's perceptions of how cryptocurrencies impact global markets and how this instrument has the potential to replace existing currencies. The rapid growth in the use of cryptocurrencies globally is believed to make many people switch from conventional transaction instruments to contemporary instruments. Even though cryptocurrency is on the rise and many people are starting to accept it, some remain pessimistic and think that it will not last long This study focuses on public perceptions regarding the issue of Quadriga Fintech Solutions Corp., one of the largest online cryptocurrency trading companies in Canada. Quadriga survived the first cryptocurrency boom and bust cycle when Bitcoin's value skyrocketed to $25,000 and dropped back to $4,200 all in one year and has since filed for bankruptcy. By using the cognitive dissonance theory (Festinger,1950), this article aims to explain the public's perception of cryptocurrencies in the news around the Quadriga issue. The article explains how people perceive cryptocurrency based on the Quadriga issue and how it affects their perception of the instrument.

Artikel ini menjelaskan persepsi orang tentang bagaimana cryptocurrency berdampak pada pasar global dan bagaimana instrumen ini berpotensi menggantikan mata uang yang ada. Pesatnya pertumbuhan penggunaan cryptocurrency secara global diyakini membuat banyak orang beralih dari instrumen transaksi konvensional ke instrumen kontemporer. Meskipun cryptocurrency sedang naik daun dan banyak orang mulai menerimanya, beberapa tetap pesimis dan berpikir bahwa itu tidak akan bertahan lama Studi ini berfokus pada persepsi publik mengenai masalah Quadriga Fintech Solutions Corp, salah satu perdagangan cryptocurrency online terbesar perusahaan di Kanada. Quadriga selamat dari siklus boom dan bust cryptocurrency pertama ketika nilai Bitcoin meroket menjadi $25.000 dan turun kembali ke $4.200 dalam satu tahun dan sejak itu mengajukan kebangkrutan. Dengan menggunakan teori disonansi kognitif (Festinger, 1950), artikel ini bertujuan untuk menjelaskan persepsi publik terhadap cryptocurrency dalam pemberitaan seputar isu Quadriga. Artikel tersebut menjelaskan bagaimana orang memandang mata uang kripto berdasarkan masalah Quadriga dan bagaimana hal itu mempengaruhi persepsi mereka terhadap instrumen tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>