Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136622 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Dewinta,a uthor
"Industri telekomunikasi seluler berbasis GSM yang terlebih dahulu telah berkembang pesat di Indonesia, semakin diramaikan dengan masuknya telekomunikasi berbasis CDMA (Code Division Multiple Access). Perkembangan CDMA dimulai ketika Telkom memperkenalkan Flexi pada Desember 2002 dan secara komersial diluncurkan Mei 2003. Flexi merupakan layanan telepon tetap nirkabel alias FWA (Fixed Wireless Access). Dua pesaing utama Flexi yang juga memiliki izin FWA adalah Esia dari Bakrie Telecom dan StarOne dari Indosat. CDMA semakin disukai oleh masyarakat disebabkan karena beberapa keunggulannya dibandingkan dengan GSM, yaitu selain karena tarif yang lebih murah, CDMA juga memiliki kelebihan dalam kejernihan suara, peningkatan call security, dan kecepatan transfer data.
Semakin disadari, bahwa industri ini sangat menjanjikan dan menarik banyak operator baru untuk terjun didalamnya. Selain itu pula terjadi persaingan yang ketat antara operator CDMA yang telah ada sebelumnya dalam memperebutkan pangsa pasar. Untuk itulah Telkom Flexi harus lebih memperhatikan strategi perusahaan dalam pengelolaan aset, menangkap peluang yang ada, dan meminimalkan dampak ancaman, sehingga dapat mempertahankan keunggulan bersaing di tengah-tengah iklim persaingan yang semakin ketat.
Demi mencapai tujuan tersebut, dilakukan analisis eksternal dan analisis kompetitif industri telekomunikasi CDMA di Indonesia. Analisis sumber daya dan kemampuan internal perusahaan yang dimiliki Telkom Flexi juga dilakukan, sehingga didapat kapabilitas dan kompetensi yang dimiliki Flexi sebagai keunggulan kompetitifnya di tengah-tengah kompetisi antar operator CDMA.
Dengan informasi yang di dapat, Telkom Flexi dapat menyusun strategi yang dapat memanfaatkan peluang, mengantisipasi ancaman dari industri, dan sesuai dengan keunggulan kompetitif dalam industri dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan Flexi yang ada. Sehingga, Flexi dapat lebih mengoptimalkan potensi yang ada untuk mempertahankan posisinya sebagai markel leader di antara para operator CDMA di Indonesia.
Kekuatan Fiexi yang di dapat dari hasil analisis internal terutama adalah kemudahan untuk mendapatkan pinjaman modal, memiliki ragam fitur layanan yang lebih banyak, memiliki pangsa pasar terbesar di industri CDMA, serta memiliki cakupan jaringan CDMA terluas di Indonesia. Sedangkan kelemahan Flexi adalah ketergantungan terhadap basis pelanggan pra bayar, tren penurunan average revenue per user (ARPU), dan pangsa pasar yang rendah di Divre II dan Divre III.
Hasil analisis industri telekomunikasi CDMA di Indonesia di antaranya memperlihatkan beberapa peluang bagi Flexi, yaitu adanya potensi pangsa pasar yang potensial di kawasan timur Indonesia, tren pengguna layanan telekomunikasi CDMA yang masih meningkat, dan pertumbuhan bisnis konten. Ancaman yang ada bagi Flexi diantaranya adalah ancaman krisis ekonomi dan pertumbuhan jumlah pelanggan yang lebih renah dibanding operator CDMA lain.
Berdasarkan informasi dari temuan yang ada, tampaknya strategi yang perlu dilakukan oleh Telkom Flexi adalah memaksimalkan potensi pasar di kawasan timur Indonesia, memberikan fitur layanan yang disukai dan murah bagi pelanggan, memaksimalkan jumlah pemakaian akses internet, meningkatkan kualitas layanan, dan melakukan strategi promosi khusus untuk menarik pelanggan pasca bayar.

The GSM based telecommunication industry which has been developing quite greatly in Indonesia, is generally being growing with the introduction of the CDMA based telecommunication. The growth of CDMA based telecommunication was started by Telkom, by the introduction of Telkom Flexi on the December of 2002 which then commercially launched on May of 2003. Telkom Flexi is one of Telkom’s subsidiaries, which works on developing an FWA (Fixed Wireless Access) cellular based telecommunication for Telkom. There are two main competitors for Telkom Flexi’s Service, Esia from Bakrie Telecom and StarOne from Indosat, which also have the license to develop FWA telecommunication. Right now, CDMA is getting known to the public due to several of its advantages compared to GSM based telecommunication, which included low tariffs, clear reception of voice, heightened call security, and also increase in data transfer speed.
Nowadays, many companies realized the opportunities in investing on telecommunication industry, because of that many new companies enters this promising new industry. But nevertheless, there’s already a tight competition to get the biggest share of the pie among the CDMA operator Services which already has entered the market That is why Telkom Flexi should pay more attention to the corporate strategy they already set in maintaining their assets, in capturing the opportunities that exists, and also in minimizing the upcoming threat from the new competitors, so that Telkom Flexi could maintain their competitive advantage amidst the growing competition of telecommunication industry.
In order to achieve it, Telkom Flexi should do an analysis of external and internal factors that builds up the CDMA based telecommunication and also an industry-wide competitive analysis of CDMA telecommunication. The point of this analysis is for Telkom Flexi to realize their capabilities and competency they had amongst the competition with other CDMA service providers.
With the attained information, Telkom Flexi could develop a strategy that will provide a better solution to help achieve better opportunities, anticipate the new Corning threat from the industry, and also to realize the strength and weakness of their company. This will help Telkom Flexi to have an increased competitive advantage in the industry while optimizing the potential that it had, to retain the position as the market leader in the CDMA based telecommunication industry in Indonesia.
From the internal analysis that had been done, the strengths that Telkom Flexi had mainly are the easiness to attain Capital loan, have a large option of features in their service, currently had the biggest market share in the industry, and have the biggest network of CDMA in Indonesia. On the contrary, their weaknesses are their dependency on the prepaid-based customers, a down-trend of average revenue per user (ARPU), and a low market share in Divre II and Divre m in Indonesia.
The result of the industry-wide analysis of CDMA based telecommunication indicated several opportunities that could be captured by FIexi, which are large potential of market in the eastern region of Indonesia, the country-wide increase in the usage of CDMA based telecommunication, and also the growth of CDMA based content provider business. Besides the opportunity, there are also threats that should be looked out for by Telkom Flexi, which are the oncoming threat of economy crisis and the low growth of customer compared to other CDMA Service provider.
Based on all above information, it looks like the strategy that Telkom Flexi should do is to maximize the potential market in the eastern region of Indonesia, give more features which is cheap and could attract customers, maximize usage of internet access, increase their service quality, and prepare a promotion plan to attract more postpaid customers.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26365
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purwindro Setianto Tjokrodipo
"Persaingan para penyedia jasa telekomunikasi belum pernah setinggi ini terutama di segmen B2B. Karena persaingan ini, PT. XYZ mengalami kesulitan yang diindikasi dari pendapatan yang tidak tumbuh dan penurunan pangsa pasar dari tahun sebelumnya. Untuk meningkatkan pangsa pasar, perlu dilakukan analisis internal dan eksternal untuk mengidentifikasi strategi yang dibutuhkan dan bisa dilakukan untuk menguatkan sumber daya tangible dan intangible untuk mendapatkan keunggulan dibandingkan dengan competitor lainnya.
Studi ini juga akan menganalisis strategi menggunakan beberapa cara seperti Pareto Analysis, Strategy Canvas from the Blue Ocean Strategy, dan Business Model Canvas from the Business Model. Analisis bisa dilakukan setelah laporan tahunan dari PT. Telkom Indonesia dan PT. XYZ dibandingkan dan didapatkan data pangsa pasar B2B dari sumber internal. Setelah semua data dianalisis, dapat disimpulkan strategi yang dibutuhkan untuk meningkatkan pangsa pasar.

The competition in the telecommunication service provider has never been this tight especially in B2B segment. Because of the competition, PT. XYZ is suffered from this competition and indicated by the stagnant revenue and declining market share from the previous year. In order to increase PT. XYZs market share, it is necessary for external and internal analysis to identify the strategies needed and can be done to strengthen the resources both tangible and intangible to gain the competitive advantages over other competitors.
This research will analyze the strategies using several tools including Pareto Analysis, Canvas Strategy from Blue Ocean Strategy, and Business Model Canvas. The analysis can be done after the analysis from the annual report from Telkom Indonesia and PT. XYZ gathered and compared and get the B2B market share from the internal sources. After all the data been analyzed, the strategies needed could be concluded based on the analysis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Raras Ambar Sarie
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S10692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana Mulyani
"Sebelum terjadi krisis moneter yang melanda negara Indonesia, sebenarnya industri asuransi menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan, hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi premi asuransi yang terus meningkat.
Sejak krisis moneter pertengahan Juli 1997 hingga saat ini (Juli 1999), kondisi perekonomian nasional masih belum pulih, ditambah lagi dengan akibat kerusuhan 13-14 Mei 1998, perusahaan asuransi di perkirakan harus membayar ganti kerugian kurang lebih Rp. 8 trilyun , yang harus ditanggung oleh perusahaan asuransi dan reasuransi, bailk lokal maupun asing (Bisnis Indonesia 7 Juni 1998). Kerugian itu terdiri atas kerugian fisik, gedung dan gangguan usaha. Bila perusahaan lokal harus menanggung 10% saja dari jumlah kerugian tersebut, maka akan menanggung Rp. 800 milyar. Padahal menurut data Ditjen Lembaga Keuangan, jumlah perusahaan asuransi kerugian di Indonesia mencapai 103 perusahaan, dimana hanya 51 yang memiliki modal 10 milyar rupiah, sedangkan 52 perusahaan lainnya berkisar antara 3 milyar rupiah sampai dengan 9 milyar rupiah. Ini berarti banyak perusahaan akan gulung tikar akibat menanggung kerugian.
Selain ancaman kerugian yang dialami perusahaan asuransi kerugian, perusahaan asuransi jiwa banyak dirundung masalah. Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar menyebabkan banyak pemegang polis dalam dollar yang membatalkan perjanjiannya dengan melakukan penarikan tunai. Pembatalan kontrak sepihak ini tentu sangat memberatkan perusahaan. Dalam hat ini ada dua tipe pemegang polis yang membatalkan perjanjiannya, yaitu mereka yang melakukan profit taking dan pemegang polls yang tidak mampu membayar premi akibat melonjaknya nilai tukar dollar.
Perubahan besar yang mempengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh dunia, terutama ditandai dengan kemajuan ilmu dan tehnologi telah menimbulkan gejala globalisasi di berbagai bidang kehidupan. Arus investasi, industri, tehnologi informasi dan individual consumers menjadi global (Ohmae, 1995). Globalisasi merupakan proses yang tidak dapat dicegah dan pengaruhnya ternyata telah melanda perekonomian Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Hidayat
"Rendahnya pangsa pasar perbankan syariah, salah satunya dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat literasi (pengetahuan dan pemahaman) dan inklusi (pemanfaatan/ utilitas) masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan perbankan syariah. Untuk itu dibutuhkan berbagai upaya dan strategi pemasaran yang bertujuan untuk membangun kesadaran (awareness) secara khusus dalam skala besar (massive). Kemajuan teknologi internet dan media digital juga telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap perubahan dan pergeseran paradigma konsep pemasaran, sehingga digital marketing dapat berperan sebagai penggerak maupun sebagai perantara/ penghubung untuk meningkatkan literasi dan inklusi produk dan layanan keuangan perbankan syariah dengan mengimplementasikan strategi-strategi khusus. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menganalisis peran dan strategi digital marketing dari para pakar dan praktisi. Tujuan akhir dari penelitian ini agar para stakeholder, khususnya industri perbankan syariah dapat memahami peran dan mengimplementasikan strategi digital marketing sebagai upaya meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat. Wawancara dengan para pakar dan praktisi dilakukan, dan kuesioner survei sebagai instrumen penelitian didistribusikan kepada para informan. Metode Delphi-Analytic Network Process (ANP) digunakan sebagai alat analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi digital marketing ke dalam pemasaran produk dan layanan perbankan syariah harus fokus pada upaya membangun interest masyarakat, membangun kepercayaan (trust), memberikan dukungan terhadap traditional marketing, serta membangun dan mengembangkan digital campaign melalui pemetaan target market, melalui implementasi strategi targeting and segmentation, strategi covert selling (melalui story telling), strategi social media marketing dan strategi digital multi-channel integration (omni-channel).

This low market share of Islamic banking is influenced by the low level of literacy (knowledge and understanding) and inclusion (utilization) of the community towards Islamic banking financial products and services. For this reason, some efforts and marketing strategies are needed to build massive awareness of the community. The advancement of internet and digital media technology has also had a significant influence on changes and paradigm shifts in the marketing concept, so that digital marketing can act as an actuator and mediator to increase literacy and inclusion of Islamic banking financial products and services by implementing specific strategies. This study uses a qualitative approach to analyze digital marketing roles and strategies from experts and practitioners. The ultimate goal of this research is that stakeholders, especially the Islamic banking industry can understand the role and implement digital marketing strategies as an effort to improve community literacy and inclusion. Interviews with experts and practitioners were conducted, and survey questionnaires as research instruments were distributed to informants. The Delphi-Analytic Network Process (ANP) method is used as a data analysis tool. The results showed that the implementation of digital marketing into the marketing of Islamic banking products and services must focus on efforts to build community interest by building the trust, providing support for traditional marketing, developing digital campaigns and target market mapping, through the implementation of targeting and segmentation strategy, covert selling strategy (through story telling), social media marketing strategy and digital multi-channel integration (omni-channel) strategy."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T53502
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balataw, Victor
"When a country wants to get wealthy economy, in condition that changes rapidly, the commerce must play the important part (Hatta, 1998). In this globalization era each part of economy has to raise their ability to compete in produce, sell, even break the market, which still not restriction clearly. In other words they must be able to compete in competitive economy.
Today, sea transportation exertion encounters menace because of the work rate and competition ability of national transportation is still low. This case can be shown from the national sea business is still marginal, low port service, apprehensive safety, security and sea pollution. These problems caused high cost and risk sea transportation exertion, and maritime area classified as black spot (unreliable area).
In 2003, total shipping and carriers business is US$ 535.056.138. For domestic carriers is US$ 170.525.200 and national shipping only US$ 90.719.407 or 53.2% while abroad freight is US$ 364.817.246, national shipping US$ 15.103.601 or 3.41% and rest is taken by foreign shipping.
In 2003, the PT. Djakarta Lloyd can get operational income at least 350 billion. Domestic shipping lines give 213 (about 240 billion) of total income. Rest, about 4% of total freight business comes from domestic lines (Finance bureau of PT. Djakarta Lloyd, 2003).
Strategy analysis is important, because the changes is occurred every second, tightly competition, rising of inflation, descend economic growth, more sophisticated technology and demographic condition that caused the turned of consumers desire rapidly.
In this case will be discussed how competitive position and strategy that agreed with PT. Djakarta Lloyd using SWOT analysis.
This research used quantitative analysis research method to descript the company condition with its potential consumers.
The identification result of internal and external factors show that tariff assignment policy as strength factor would give significant impact in business strategy. The limits of capital will impact the development effort, it will become big menace, while the speed of national economy growth will become big opportunity but it will face depreciation menace of currency exchange (Rp against US$).
The discussion result using SWOT analysis makes conclusions as follow:
1. Competitive position of PT. Djakarta Lloyd today is in the first quadrant, it means the position that direct to the aggressive growth (growth oriented strategy)
2. Competitive strategy that the company must to do is opportunity maximize opportunity supported the existing strength though faced capital limits and menace currency exchange depredation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumunon, C. Ivan L.
"Tinggi-rendahnya output dapat mempengaruhi biaya dan oleh karenanya prinsip skala ekonomis usaha dan biaya rata-rata berperanan dalam menentukan harga jual produk, Ada beberapa motivasi yang sesungguhnya dapat memperjelas betapa pentingnya analisa biaya bagi peningkatan persaingan yang sehat dari Industri Alumunium Ekstrusi dimana Akan membawa dampak semakin kompetitifnya harga jual.
Secara umum para ekstruder menjual produk Alumunium Ekstrusi (Profile) melakukan keputusan yang panting mengenai penetapan harga, bauran produk, dan proses teknologi atas dasar informasi dan kajian biaya.
Dengan melakukan analisa biaya perusahaan dan biaya produksi diharapkan dapat dicapai stabilitas yang kontinyu atas peningkatan laba dan reduksi biaya yang sebagai bagian dari realisasi rencana perusahaan secara keseluruhan.
PT. YKK Alumico Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak dibidang Alumunium Ekstrusi, berusaha mempertahankan tingkat produksi yang optimal dan effisiensi yang terlihat dari realisasi produksi dan biaya produksi yang kompetitif. Beberapa parameter yang dipakai oleh penulis adalah 'Yield Ratio' produksi yang dicapai sangat tinggi dengan alokasi 'burden rate' sangat kecil. Dan Indeks Produktifitas Parsial yang cenderung meningkat, sehingga dari data tersebut menunjukkan perusahaan berupaya mengendalikan tingkat produksi secara efisien yang dapat dilihat dari kinerja unit-unit produksi.
Walaupun dari hasil analisa penulis terjadi penurunan dari segi kinerja unit-unit produksi pada tahun 1992, akan tetapi dengan keunggulan diferensiasi produknya perusahaan memberlakukan strategi harga yang terlihat melakukan praktek 'transfer pricing' untuk penjualan ekspor.
Akan tetapi dengan marjin yang relatif tinggi untuk penjualan domestik perusahaan mampu mempertahankan tingkat laba usaha, marjin yang besar tersebut dimungkinkan oleh sebab besarnya nilai penjualan dari penjualan non Aluminum akan tetapi bila tidak dapat di organisasi dengan baik akan berpotensi sebagai 'Cost-Centre'."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T3964
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Pribadini
"Teknologi memang suatu studi yang akan selalu meluncurkan inovasiinovasi yang terkadang tidak terpikirkan oleh kita sebelumnya. Peneliti tertarik membahas strategi komunikasi pemasaran di bidang telekomunikasi karena studi komunikasi dan telekomunikasi adalah bidang-bidang yang senantiasa berkembang mengikuti tren dan gaya hidup. Kecenderungan gaya hidup masyarakat Indonesia, terutama di kota-kota besar, yang terkadang memaksakan diri untuk tampil gaya dan tidak sesuai dengan kebutuhan.
Telekomunikasi kini sedang booming dengan teknologi CDMA, di mana masyarakat lebih mengenal brand TelkomFlexi, Fren, StarOne, dan Esia. Operator-operator ini muncul di tanah air dengan jarak yang saling berdekatan. Pantaslah jika ada yang memegang peranan sebagai market leader dan newcomer, dimana newcomer ini berada di pasar challenger, follower, ataupun niche. Peneliti tertarik menganalisa strategi komunikasi pemasaran newcomer dalam menghadapi market leader. Dan dalam hal ini newcomer berada dalam challenger market.
Penelitian ini dilakukan dengan analisa kualitatif, dengan metode penelitian menggunakan method of agreement dan method of difference, dimana peneliti akan menganalisa strategi apa yang sama dan berbeda dari 9 poin yang diperbandingkan. Sembilan poin tersebut adalah market segment, positioning, produk, tarif, program promosi, fasilitas layanan pelanggan, program jangka panjang, and barrier to entry, dan marketing PR-nya.
Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara baik melalui email maupun tatap muka dengan narasumber yang kompeten dan latar belakang yang sesuai dengan penelitian ini.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi newcomer lebih menekankan pada sector harga (price), yaitu dengan mematok tarif termurah di antara operator telepon yang lain. Selain itu, dengan latar belakang perusahaan yang cukup besar dan sudah malang melintang di dunia telekomunikasi cukup lama newcomer ini berani head-to-head dengan market leader. Serangan yang dilakukan cukup frontal dan flanking. Sehingga market leader-pun merasa bahwa newcomer ini sangat potensial merebut market share-nya.
Namun karena umurnya yang masih sangat muda, peneliti juga menemukan banyak kekurangan. Diantaranya kurangnya informasi yang ada di situsnya sendiri dan kurang unik dan kreatif dalam promosi penjualannya. Konsumen tentu akan lebih cepat ingat dengan hal-hal yang unik sehingga brand awareness dalam benak konsumen pun akan cepat tercapai. Melihat program jangka panjang yang lebih fokus pada akses data, seharusnya newcomer memperhitungkan dengan benar tentang hal ini.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Kautsar Ridha:
"Monopoli Pertamina di pasar Pelumas telah berakhir, persaingan di pelumas otomotif semakin ketat dengan munculnya pelumas lokal dan import. Pertamina mengalami penurunan kinerja yang berdampak pada merosotnya market share ditengah kepemilikian akan sumber daya yang begitu besar, untuk itu diperlukan analisis eksternal dan internal untuk mengidentifikasi strategi yang dapat dilakukan agar memiliki keunggulan daya saing. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat sumber daya baik tangible dan intangible yang memiliki potensi dan lebih berorientasi kepada pasar untuk memiliki daya saing yang unggul melalui transformasi dalam BTP (Breakthrough Project).

Monopoly of Pertamina Lubricant in the market has ended, competition in the automotive lubricant with the advent of increasingly stringent local and imported lubricants. Pertamina has decreased the impact on the performance of market share amid declining resources of ownership for resources so large, it is necessary for external and internal analysis to identification strategies that can be done in order to have a competitive advantage. Strategies that can be done is to strengthen the resources both tangible and intangible that has potential and is more oriented to the market to have competitive advantage by transformation in the BTP (Breakthrough Project)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T28254
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Usama Abdul Karim Hadil
"Industri telekomunikasi merupakan salah satu industri yang pertumbuhannya saat sekarang sangat besar di Indonesia. Semakin kompetitifnya persaingan di sektor ini menyebabkan kualitas pelayanan yang diberikan merupakan faktor yang sangat penting. Setiap provider bersaing untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya. Hal ini juga dirasakan oleh Telkom dengan produk CDMA TELKOMFlexi, sebagai salah satu provider telekomunikasi berbasis CDMA terkemuka di Indonesia. Oleh karena itu, Telkom perlu mengetahui karakteristik pelanggan yang signifikan mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan, sehingga jenis pelayanan yang diberikan dapat sesuai dengan kebutuhan spesifik masingmasing karakteristik. Selain itu, juga diperlukan identifikasi atribut dan dimensi pelayanan yang sebenarnya penting bagi pelanggan CDMA, sehingga atributatribut tersebut dapat kemudian dikembangkan. Untuk meningkatkan pelayanan, kebutuhan pelanggan dan kepuasan pelanggan menjadi penting untuk diidentifikasi dengan cara melakukan survey. Survey dapat menjelaskan kebutuhan konsumen CDMA yang dapat dianalisa dengan analisis multivariat dan Importance Performance Analysis.
Importance Performance Diagram sebagai hasil dari Importance Performance Analysis menunjukkan atribut pelayanan dan performansi pelayanan yang diperlukan untuk ditingkatkan kualitasnya agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Setelah itu, House of Quality sebagai dasar Quality Function Deployment akan didesain untuk memastikan bahwa kebutuhan konsumen yang utama telah diprioritaskan dan diatur secara akurat. Pembuatan House of Quality berdasarkan strategi dan kemampuan perusahaan. Dan, studi ini diharapkan akan dapat membantu Telkom untuk meningkatkan performansi pelayanan dan kepuasan pelanggan.

Telecommunication industry is one of the industries in Indonesia that is growing very fast. The more competitive competition in this sector had make service quality as a very important matters to be think about. Every provider are competing each other to give the best service to their customers. This phenomenon has also been felt by Telkom with their CDMA product TELKOMFlexi, as one of the most known CDMA provider in Indonesia. Because of that, Telkom need to know its customers characteristics which significantly affect their satisfaction level, so any kind of service delivered is able to meet specific requirements of each characteristic. Besides that, it is also required to identify service attributes and dimensions which are actually critical to the customers, so then all of the attributes then can be developed. For improving service performance, customer needs and customer satisfaction is necessary to be identified by conducting a survey. The survey which will describe customer needs of CDMA will be analyzed by using multivariate analysis and Importance Performance Analysis.
Importance Performance Diagram as a result of Importance Performance Analysis displays the service attributes and service performance that required to be improved to fulfill customer needs. Afterwards, House of Quality as the basis of Quality Function Deployment will be designed to verify that prominence customer needs have been prioritized and managed accurately. The making of the 'House of Quality' based on company strategy and ability. Finally, this study will be able to help Telkom to enhance its service performance and achieve its customer satisfaction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50341
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>