Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1927 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prabhupada, A.C. Bhaktivedanta Swami
India: The Bhaktivedanta Book Trust, 2006
294.592 PRA bt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta : Dian Rakyat , 1992
294.592 4 BHA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Krishna, Anand
Jakarta: Pusat Studi Veda dan Dharma, 2014
294.5 KRI b (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini merupakan terjemahan teks Bhagavad-Gita dalam bahasa Inggris (perbincangan antara Arjuna dan Krishna mengenai agama Hindu)."
New York: New American Library, 1956
BKL.0171-AH 4
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Krishna, Anand
Jakarta: One Earth Media, 2005
808.83 ANA b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anggreni Gozali
"Kode Etik Notaris merupakan seluruh kaedah moral yang menjadi pedoman dalam menjalankan jabatan Notaris. Ruang lingkup Kode Etik Notaris berlaku bagi seluruh anggota perkumpulan organisasi Ikatan Notaris Indonesia (INI). Ikatan Notaris Indonesia berperan penting dalam penegakan pelaksanaan Kode Etik Notaris, melalui Dewan Kehormatan yang mempunyai tugas melakukan pengawasan atas pelaksanaan Kode Etik Notaris. Kode Etik Notaris selalu berkaitan dengan Undang-Undang Jabatan Notaris karena keduanya merupakan suatu kesatuan yang dijadikan pedoman bagi para Notaris dalam menjalankan jabatannya. Notaris yang melakukan pelanggaran terhadap Kode Etik Notaris dan Undang-Undang Jabatan Notaris akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Salah satu pelanggaran yang dilakukan Notaris dalam menjalankan jabatannya adalah pelanggaran dalam hal pembuatan akta, diantaranya adalah membuat akta-akta yang memuat keterangan palsu di dalamnya. Dimana yang menjadi salah satu faktor suatu akta itu memuat keterangan palsu adalah tidak dilakukannya pencocokan fotokopi surat-surat dengan surat-surat aslinya. Pelanggaran seperti itu dapat dilihat dalam kasus pelanggaran Kode Etik dan Undang-Undang Jabatan Notaris yang dilakukan oleh Notaris SH, SH., yang dulunya di Kota Tangerang Selatan dan sekarang di Kota Jakarta Selatan, yang mana atas pelanggaran yang dilakukannya tersebut Notaris SH,SH dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan dalam Kode Etik Notaris dan Undang-Undang Jabatan Notaris sebagaimana ternyata dalam Putusan Majelis Pengawas Pusat Notaris tanggal 02 Desember 2010 Nomor 11/B/Mj.PPN/X/2010. Akan tetapi penulis berpendapat bahwa penerapan sanksi yang di berikan oleh Majelis Pengawas Pusat tidaklah sebanding dengan kerugian yang diderita oleh pihak pelapor, seharusnya Majelis Pengawas Pusat menjatuhkan sanksi yang lebih tegas yakni pemberhentian dari jabatan Notaris kepada Notaris SH, S.H sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Jabatan Notaris, agar membuat Notaris lain menjadi jera dan tidak melakukan pelanggaran yang serupa.

Notary Ethic Codes is the moral essence in which it will also be the guidance in running Notary position. Notary ethic code scope applies for all members in the Indonesian Notary Organization (INI). The organization plays an important part in implementing the Notary Ethic Codes, through the Board of Honors who has the duty of watching the implementations of the Codes. The Notary Ethic Codes is always connected with the Laws of Notary Position since they're both a unison in which they will be the guidelines for all Notary in running their duties. Notary who has violated against the Ethic Codes and the Laws of Notary Position will be sanctioned according to the rules in which has been stated. One of the common violations that a Notary tends to do is in making a certificate, one of them is making a certificate which contains false information. One of the key factors that a certificate is withholding a false information is by not doing any effort of matching photocopied letters with the original. Such offence can be seen in cases of Ethic Codes and Laws of Notary Position violation which has been done by the Notary SH, SH used to practice in the City of South Tangerang and in the City of South Jakarta, due to the violation, SH will be sanctioned accordingly by the Ethic Codes and The Laws of Notary Positions as noted in The Council Decision Investigator Notary's Center dated 2nd of December 2010 Number 11/B/Mj.PPN/XI/2010. Although the writer agrees that the sanction given by the Head Supervisory Board for SH is incomparable to the loss of the aggrieved party, the Board should have given a heavier sanction such as discharge from the Notary position to SH, such a case would be a lesson for others."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
T29262
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Albertus Harsawibawa
"Tesis ini berusaha untuk mendapatkan pemahaman yang utuh dan mendalam atas pemikiran Estetika Kant. Oleh sebab itu ia harus berbicara tentang latar belakang pemikiran Estetika Kant yang meliputi pemikiran urnurn Kant di dalam filsafat kritisnya, dan juga Sejarah Estetika pra-Kant.
Dengan menggunakan filsafat kritisnya sebagai latar belakang, maka pemikiran Estetika Kant dipandang sebagai usaha untuk menjembatani "jurang" antara "keniscayaan alam" -- hasil pemikiran Critique of Pure Reason, dan "kebebasan" -- hasil Critique of Practical Reason. Jadi, keindah.an analog dengan keniscyaan alam, dan sublim analog dengan kebebasan. Sedangkan seni dan genius nienunjukkan analogi kerjasama antara alam dan kebebasan dalam menghasilkan suatu bal.
Dengan menggunakan Sejarah Estetika sebagai latar belakang, pemikiran Estetika Kant menjadi kulminasi dari permasalahan-permasalahan Estetika pra-Kant, terutama permasalahan Estetika yang dimunculkan oleh para filsuf Inggris. Unsur penyatu di dalam pemikiran Estetika Kant itu adalah "judgment". Secara garis besar pokok-pokok permasalahan di dalam pemikiran Estetika Kant dapat dibagi menjadi dua, yaitu: (1) permasalahan keindahan dan sublim, dan (2) permasalahan seni dan genius.
Pembahasan permasalahan keindahan dan sublim di.mulai dengan menggunakan sarana judgment of taste, dan judgment of taste itu sendiri diterangkannya dengan menggunakan momen-momen seperti yang terdapat di dalam Critique of Pure Reason. Menurut Kant, terdapat 4 momen judgment of taste, dan mereka disebut "momen-momen keindahan". Keindahan dan sublim merupakan objek-objek yang menghasilkan peristiwa estetis. Keduanya memiliki perbedaan yang mendasar, yaitu: keindahan bersifat sangat teratur, sedangkan sublim bersifat sangat tidak teratur -- sublim kemudian dibedakan menjadi sublim yang matematis dan sublim yang dinamis.
Setelah keindahan dan sublim adalah permasalahan seni dan genius. Maksud kedudukan seni dan genius di dalam "Deduksi Aesthetic Judgment" adalah bahwa, pertama-tama, genius di dalam seni menunjukkan peran atau sumbangan alam dalam "peristiwa keindahan" di dalam seni. Kedua, "seni" dalam arti Kantian adalah bukan objek khusus yang hadir di hadapan kita; "seni" dalam arti Kantian adalah semacam "proses", ia adalah suatu "gangguan" di satu atau dua pancaindera kita! "Proses permainan" itu terjadi di dalam dunia supersensible. Hal ini membuktikan keberadaan dunia supersensible. Kembali lagi pada persoalan genius di atas; hanya seorang genius saja yang dapat membuat atau berbuat hal seperti itu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Chasanah Boechari
"Teori 'Verstehen' Dilthey diilhami oleh Schleiermacher. Istilah tehnis ini mengandung arti ter tentu, yaitu memahami suatu gagasan, suatu tujuan, suatu perasaan yang diekspresikan secara empiris sehagai kata-kata atau gerak isyarat. Apa yang kita pahami dari suatu ekspresi ialah makna dari ekspresi itu yang dipersepsi oleh manusia, makna dari kehidupan manusia menghayati hidup ini sehagai bermakna dan manusia cenderung untuk mengekspresikan makna itu. Ekspresi ini dapat dipahami menurut prinsip-prinsip epistemologi Dilthey yang mendasari metodologi studi-studi kemanusiaan, atau menurut Dilthey, Geisteswissenschaften. Pertama, kita harus kenal akrab dengan proses-proses mental. Dengan proses-proses mental itu kita menghayrati dan mengekspresikan makna kehidupan. Bila kita tidak mengetahui perasaan suka atau duka, maka kita tidak akan dapat memahami perasaan itu, makna kehidupan itu. Karena kita sebagai manusia dan ekspresi-ekspresi itu bera-sal dari kegiatan-kegistan individu, maka syarat keakraban telah terpenuhi. Kedua, memahami ekspresi membutuhkan pengetahuan akan konteks di mana ekspresi itu di utarakan, membutuhkan penjajagan sistematis akan konteks di mana ekspresi itu diutarakan. Ketiga, memahami ekspresi membutuhkan pengetahuan akan sistem kultural dan sosial yang menentukan sifat ekspresi itu tadi. Untuk memahami sebuah kalimat orang harus mengenal bahasanya. Di sini terlibatlah kita dalam lingkaran teoretis, karena mengenal bahasa harus lebih dahulu mengenal kata-katanya yang membangun bahasa itu, Dari kata-kata tumbuhlah pemahaman akan hahasa itu dan pada gilirannya kita kenali kata-katanya dengan lebih baik. Persoalan 'Verstehen' ini diambil Dilthey dari Schleiermacher dengan guna praktisnya untuk penafsiran, sedang gunanya yang utama untuk mempertahankan keabsahan penafsiran terhadap romantisme dan subyektivisme dan memberikan pembenaran bagi keabsahan itu agar menjadi dasar kepastian bagi pengetahuan sejarah; juga menjadi pelengkap bagi pendasaran Geisteswissenschaften. Karena 'Verstehen' diangkat oleh Dilthey ke dalam sistem epistemologi dan metodologi. Geisteswissenschaften, maka perlu dituliskan sebuah bab tentang Geisteswissenschaften, yaitu tentang sejarah perkembangannya, tentang ciri-ciri khasnya, tentang obyeknya dan tujuannya. Geisteswissenschaften menjadi kelompok ilmu pengetahuan yang mandiri terkat usaha a.1. Dilthey yang meletakkan dasar-dasar epistemologisnya, hingga mendapatkan statusnya herdampingan dengan Naturwissenschaften. Suatu introduksi tentang situasi ilmu-ilmu pengetahuan abad 18-19 serta perkemtangan dan permasalahan ilmuilmu pengetahuan itu yang dipersersi oleh Dilthey, mendahului uraian tentang Geisteswissenschaften."
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S16097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Venny Adriani Djaafar
Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>