Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119433 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulia Endah Susanti
"Skripsi ini membahas perpustakaan komunitas memiliki andil yang cukup besar sebagai sarana terbukanya akses masyarakat terhadap sumber-sumber informasi yang berkualitas. Perpustakaan komunitas juga berperan sebagai sarana pengembangan kreatifitas masyarakat terutama anak-anak karena di perpustakaan komunitas biasanya diadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan dan kreatifitas. Tulisan ini mengambil objek di Rumah Baca Zhaffa, Kelurahan Manggarai, Jakarta Selatan. Permasalahannya adalah bagaimana perpustakaan komunitas mewujudkan perannya di masyarakat. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Dapat terlihat bahwa walau memiliki berbagai hambatan, perpustakaan komunitas dapat mewujudkan perannya di masyarakat dengan menjadi sarana masyarakat terutama anak-anak untuk belajar, memperoleh sumber bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasannya, mengembangkan kegiatan positif. dan menjadi sarana berkumpulnya masyarakat.

Community library plays an important role as a tool to serve information source to people. Community library‟s role also as a medium of creativity, especially for children, because it‟s common in community library to provide creative activity. This theses emphasizes on Rumah Baca Zhaffa, Manggarai, Jakarta Selatan. The problem was how the community library do its role in society. This research is qualitative research with descriptive analytic method. The result shows that the community library do its role well to people. It is because, the community library become a place for people to expand their horizon of knowledge and doing positive activity through reading and studying in community library. Community library also become a meeting point for the people."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S15618
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Husnul Fitri
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang sangat rawan terhadap bencana. Hal ini tetjadi
hampir di semua wilayah termasuk Jakarta, Salah satu bencana yang sering tcnjadi
di Jakarta adalah kebakaran. Walaupun seringkali dianggap sebagai faktor
kelalaian dan bersifat insidental namun kebakaran telah menjadi bencana akibat
dampak yang ditimbulkannya. Dalam kenyataannya, kebakaran umumnya terjadi
di lingkungan padat dengan penduduk yang memiliki status ekonomi dan sosial
rendah. Oleh karena ilu, penclitian ini dimasudkan untuk melakukan intcrvcnsi
terhadap komunitas rawan kebakaran di Jakarta agar tercipta ketahanan
Iingkungan terhadap bahaya kebakaran. Studi ini dilakukan di RW 04 Kclurahan
Manggarai, Jakarta Selatan karena wilayah tersebut termasuk kategori daerah
rawan kebakaran di Jakarta
Dengan memperhatikan rumitnya pennasalahan kcbakaran, maka penelitian
difokuskan pada aspek kesiapsiagaan (preparedness). Untuk ilu, digunakan
model kognititlsosial terbadap faktor-faktor intention to prepare. Hal ini
ditnaksudkan agar dapat diperoleh bentuk komunikasi risiko yang scsuai dengan
kebutuhan masyarakat. Pendekatan terhadap masyarakat dilakukan dengan
menggunakan metode community capacity enhancement yang bertujuan mencaxi
kapasitas masyarakat agar dapat digunakan dan dikembangkan dalam aktivitas
intervensi. Dalam hal ini, kapasitas yang dikembangkan adalah organisasi lokal.
Sementara itu, metode baseline yang dilakukan bersifat kualitatif mclalui teknik
vulnerability and capacity assessment untuk memperoleh gambaran yang utuh
tentang kerentanan dan kapasitas komunitas.
Berdasarkan bcrbagai proses dan aktivitas intewensi yang dilakukan maka
diperoleh hasil : 1) adanya pcningkatan pengetahuan masyarakat terhadap
kesiapsiagaan kebakaran; 2) adanya peningkatan outcome expectancy melalui
perubahan prilaku kesiapsiagaan spesiiik; 3) terbentuknya format Lim siaga lokal;
4) adanya aktivitas penyebaran infomzasi nonfonnal di masyarakat. Hasil terscbut
memperkuat penelitian yang menyatakan bahwa keberhasilan program intervensi
kesiapsiagaan kebakaran berbasis komunitas perlu memperhatikan aspek lokalitas
masalah schingga tidak ada satu bentuk komunikasi risiko yang efel-:tif
xnenjangkau semua kclompok sebagaimana diterapkan oleh instansi pernerintah
saat ini. Oleh karena itu, asesmen mcndalam tentang kornunitas merupakan hal
yang hams diutamakan sebelum menjalankan program intervensi terkait
pennasalahan kebakaran.

ABSTRACT
Indonesia is a state that vulnerable to disaster. This thing happened in all regions
including Jakarta. One of disaster that generally happened in Jakarta is fire.
Although it is considered as human error factor and happen incidentally but fire
has become a disaster as it impact generated by it. In reality, fire generally
happened in slum area with low economic and social status. Therefore, this
research intends to plan an intervention for vulnerable community in Jakarta. The
goal is to create an environmental resistance to fire danger. The study is done in
RW 04 Sub-districts of Manggarai, South Jakarta as it is being a part of
vulnerable Ere area in Jakarta.
By paying attention to complicated of fire problems, hence research focused at
aspect of preparedness. This research generates social-cognitive model to
elaborate the factors of intention to prepare. It is used to design a proper form of
risk communication that match with community need. Meanwhile, community
approach is done by using community capacity enhancement method aimed to
look for public capacities that can be developed in intervention activities. In this
case, local organimtion is chosen as a capacity. Meanwhile, vulnerability and
capacity assessment technique is used as a baseline method to obtain the whole
picture about community?s vulnerabilities and capacities.
Based on intervention processes and activities, it obtained some results : l) the
improvement of community knowledge about fire preparedness; 2) the
improvement of outcome expectancy through specific behavioral change; 3)
forming of local alertness team format; 4) the existence of nonfonnal information
sharing in community. These results strengthen previous research stating that the
success of community-based fire preparedness intervention program need to pay
attention to locality aspect so there is no etfective risk communication that can
reach all groups as applied by government institution. Therefore, depth
assessment about community is an important thing which must be considered
before implementing related intervention program of fire problems.
"
2007
T34151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husnul Fitri
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang sangat rawan terhadap bencana. Hal ini terjadi
hampir di semua wilayah termasuk Jakarta. Salah satu bencana yang sering teijadi
di Jakarta adalah kebakaran. Walaupun seringkali dianggap sebagai faktor
kelalaian dan bersifat insidental namun kebakaran telah menjadi bencana akibat
dampak yang ditimbulkannya. Dalam kenyataannya, kebakaran umumnya teijadi
di lingkungan padat dengan penduduk yang memiliki status ekonomi dan sosial
rendah. Oleh karena itu, penelitian ini dimasudkan untuk melakukan intervensi
terhadap komunitas rawan kebakaran di Jakarta agar tercipta ketahanan
lingkungan terhadap bahaya kebakaran. Studi ini dilakukan di RW 04 Kelurahan
Manggarai, Jakarta Selatan karena wilayah tersebut termasuk kategori daerah
rawan kebakaran di Jakarta.
Dengan memperhatikan rumitnya permasalahan kebakaran, maka penelitian
difokuskan pada aspek kesiapsiagaan (preparedness). Untuk itu, digunakan
model kognitif-sosial terhadap faktor-faktor intention to préparé. Hal ini
dimaksudkan agar dapat diperoleh bentuk komunikasi risiko yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Pendekatan terhadap masyarakat dilakukan dengan
menggunakan metode community capacity enhancement yang bertujuan mencari
kapasitas masyarakat agar dapat digunakan dan dikembangkan dalam aktivitas
intervensi. Dalam hal ini, kapasitas yang dikembangkan adalah organisasi lokal.
Sementara itu, metode baseline yang dilakukan bersifat kualitatif melalui teknik
vulnerability and capacity assessment untuk memperoleh gambaran yang utuh
tentang kerentanan dan kapasitas komunitas.
Berdasarkan berbagai proses dan aktivitas intervensi yang dilakukan maka
diperoleh hasil : 1 ) adanya peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap
kesiapsiagaan kebakaran; 2) adanya peningkatan outcome expectancy melalui
perubahan prilaku kesiapsiagaan spesifik; 3) terbentuknya format tim siaga lokal;
4) adanya aktivitas penyebaran informasi nonformal di masyarakat. Hasil tersebut
memperkuat penelitian yang menyatakan bahwa keberhasilan program intervensi
kesiapsiagaan kebakaran berbasis komunitas perlu memperhatikan aspek lokalitas
masalah sehingga tidak ada satu bentuk komunikasi risiko yang efektif
menjangkau semua kelompok sebagaimana diterapkan oleh instansi pemerintah
saat ini. Oleh karena itu, asesmen mendalam tentang komunitas merupakan hal
yang harus diutamakan sebelum menjalankan program intervensi terkait
permasalahan kebakaran."
2007
T37981
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riva Delviatma
"[Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses preservasi pengetahuan di perpustakaan komunitas, mengidentifikasi pengetahuan penting yang harus dipelihara di perpustakaan komunitas, mengidentifikasi masalah penyebab ancaman kehilangan pengetahuan, serta menganalisis nilai potensial yang ada di perpustakaan komunitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yang berfokus pada intepretasi pengetahuan yang dimiliki
pengelola serta pengalaman relawan dan masyarakat sekitar dalam memaknai keberadaan perpustakaan komunitas di wilayah tersebut. Penelitian ini dilakukan berdasarkan enam tahap proses preservasi pengetahuan dari World Bank (1998). Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan tacit yang dimiliki pengelola merupakan pengetahuan yang penting dalam pengelolaan perpustakaan komunitas
dan sebagian kecil preservasi pengetahuan telah dilakukan secara tidak sadar oleh pengelola, khususnya tahap diseminasi pengetahuan. Akan tetapi, pengelola belum menyadari bahwa pengetahuan yang dimilikinya dan pengetahuan relawan yang terlibat merupakan aset penting dalam pengelolaan Rumah Baca Zikri. Selain itu, melalui preservasi pengetahuan ini dapat ditangkap beberapa makna
keberadaan Rumah Baca Zikri yaitu seperti nilai kekeluargaan, kebersamaan, kerja sama, keikhlasan, pengorbanan, tanggung jawab, kemandirian, kemanusiaan serta terdapat juga unsur kepercayaan;This research aims to understand the knowledge preservation in community
library, to indentify the important knowledge that have to be preserved in a community library, to identify the core problem of knowledge loss and to analyze the values which are embedded in community library. The research was conducted by using qualitative method with case study approach that mainly focused on the interpretation of owner/manager’s knowledge and the experiences of volunteers, users and surrounding neighbors. This research is based on the six
steps of knowledge preservation from World Bank (1998). The result shows that owner’s tacit knowledge is an essential knowledge to maintain the library and also reveals that few of the six steps have already been done, especially the knowledge dissemination phase. Unfortunately, the owner has not yet realized that his knowledge is an important asset to manage his library. Aside from that, by doing
this research, some values that are embedded in community library such as, kinship, togetherness, team work, sincerity, sacrifice, independency, humanity, and also personal trust can also be gathered, This research aims to understand the knowledge preservation in community
library, to indentify the important knowledge that have to be preserved in a
community library, to identify the core problem of knowledge loss and to analyze
the values which are embedded in community library. The research was
conducted by using qualitative method with case study approach that mainly
focused on the interpretation of owner/manager’s knowledge and the experiences
of volunteers, users and surrounding neighbors. This research is based on the six
steps of knowledge preservation from World Bank (1998). The result shows that
owner’s tacit knowledge is an essential knowledge to maintain the library and also
reveals that few of the six steps have already been done, especially the knowledge
dissemination phase. Unfortunately, the owner has not yet realized that his
knowledge is an important asset to manage his library. Aside from that, by doing
this research, some values that are embedded in community library such as,
kinship, togetherness, team work, sincerity, sacrifice, independency, humanity,
and also personal trust can also be gathered]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T44317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanny Ophir Yani Zainuddin
"ABSTRAK
Air merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia. Ini mendorong manusia untuk selalu dekat dengan air Akibatnya banyak bermunculan pemukiman di sepanjang sungai yang sebagian besar penduduknya memanfaatkan air sungai sebagai sumber air keluarga untuk mandi, mencuci, wudlu dan buang air.
Ada asumsi yang mengatakan bahwa pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan rumah tangga berkaitan erat dengan status sosial ekonomi yang relatif rendah (Sumandhini,1991). Mereka yang memiliki tingkat sosial ekonomi dan tingkat pengetahuan yang relatif rendah dikatakan cenderung memiliki sikap negatif atau setuju terhadap pemanfaatan air sungai, sekalipun air sungai tersebut telah tercemar, sedang mereka yang memiliki tingkat sosial ekonomi dan pengetahuan yang relatif tinggi dikatakan bersikap positif atau tidak setuju terhadap penggunaan air sungai Ciliwung untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (Sumandhini, 1991:62-65).
Kini sebagian besar masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai Ciliwung masih memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan rumah tangga, walaupun pemerintah telah berusaha membantu mereka untuk memperoleh air bersih yaitu dengan membangun MCK dan pompa-pompa tangan serta memasang saluran PAM . Penelitian ini ingin mengetahui hal-hal apa saja yang mendorong mereka, melakukan hal tersebut dan apakah kemiskinan telah membuat mereka tidak mau memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah, dan apakah kemiskinan berpengaruh terhadap perilaku mereka dalam memanfaatkan air sungai.
Selama ini penelitian mengenai masalah pencemaran air sungai kebanyakan dilakukan oleh ahli-ahli dari disiplin ilmu biologi dan ilmu kimia, yang mengukur kadar pencemaran dengan menggunakan parameter biologi atau kimia, sedang analisis dari kacamata sosial budaya relatif masih sedikit jumlahnya selain itu beberapa penelitian yang pernah dilakukan selama ini pada umumnya menggunakan persepsi dari si peneliti bukan persepsi dari orang yang diteliti. Tesis ini mencoba mengatasi kelemahan ini dengan mengungkapkan pandangan-pandangan orang yang diteliti:
Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1. untuk mengetahui apakah orang memanfaatkan air sungai Ciliwung untuk kebutuhan rumah tangga karena tingkat sosial ekonomi mereka yang masih rendah.
2. untuk mengetahui apakah kemiskinan merupakan satusatunya faktor yang menyebabkan mereka masih
3. untuk mengetahui pandangan serta persepsi masyarakat mengenai lingkungan dan kesehatan.
Penelitian ini, dilakukan selama 3 (tiga) bulan, yaitu dari bulan Aprl 1992 s/d pertengahan bulan Juni 1992 di 2 (dua) lakasi yaitu:
a. Kelurahan Manggarai Selatan RW 10 dan RT 01
b. Kelurahan Kampung Melayu RT 01/07, RT 04/07, RT 08/07
Metode Penelitian
Karena sifatnya yang kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui; a) Observasi partisipasi. b) Wawacara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara. Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara ini dapat berkembang di lapangan.
Hasil Temuan dari Penelitian ini adalah:
a. Kemiskinan bukan merupakan satu-satunya alasan yang mendorong warga masyarakat untuk memanfaatkan air sungai Ciliwung guna memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Data yang diperoleh memperlihatkan bahwa masih relatif banyak informan yang memiliki pendidikan yang cukup dengan tingkat sosial ekonomi yang relatif tinggi masih memanfaatkan air sungai Ciliwung untuk kebutuhan rumah tangga.
b. Ada beberapa faktor lain yang menyebabkan warga masyarakat di daerah penelitian masih memanfaatkan air sungai Ciliwung, walaupun fasilitas MCK di sana sudah ada. Faktor tersebut antara lain:
1. Adanya peraturan yang melarang warga untuk membuat jamban (tempat buang air besar) di dalam rumah mereka, karena terlalu rapatnya jarak rumah penduduk di situ. Pembuatan jamban pribadi dikhawatirkan akan mencemari air tanah di sekitar daerah tersebut (peraturan ini hanya berlaku di RT 08/07).
2. Warga masyarakat (terutama mereka yang akan pergi bekerja) umumnya malas untuk antri ke MCR, pada jam-jam sibuk (yaitu antara pukul 6 pagi sampai dengan pukul 9 pagi). Oleh karena terburu-buru mereka memulih cara yang lebih praktis yaitu pergi ke sungai, di sana mereka tidak perlu antri.
3. Hereka menganggap bahwa air sungai masih lebih bersih jika dibandingkan dengan air pompa yang ada di gang maupun di MCR. Air sungai tidak berbau sedangkan air pompa menimbulkan bau dan apabila digunakan untuk memcuci beras maka beras akan menjadi kebiru-biruan. Kalau untuk mencuci pakaian air pompa akan menimbulkan pada pakaian bintik-bintik hitam.

ABSTRACT
Water is a necessity of human life. This leads to the emergence of human settlements along the rivers where people can easily obtain water for washing, bathing, ablution etc.
It is assumed that those who make use river water have low social, economic status (Sumandhini 1991)_ They are also assumed to have low educational level and have a tendency to accept or to agree with the use of river water, even when it is already polluted. Those who relatively have higher education or better knowledge are said to have a positive attitude, that is to disagree with the use of river water for their household needs (Sumandhini 1991: 62-65).
Most of the people settling along the Ciliwung river still use the river water for their daily needs, despite the government's help to obtain clean, fresh water by setting up MCKs and installing PAM pipes. This study tries to elucidate factors that make them not to use the facilities provided by the governments, and gives answers to the peoblem of the influence of proverty on the patterns of use of Ciliwung water.
Research on problems of pollution were mostly conducted by biologist and chemists, in which the level of pollution was measured in biological and chemical parameters. Socio cultural analysis on these problems is still lacking. Furthermore, most sociocultural analysis adopt researchers perspective, while the perspective of the people under study is neglected.
This study tries to remedy this weakness. It describes the views of the local people and take them into account in the explanation of their behavior.
AIMS OF TSE STUDY
With regard to the problems above, this study is aimad at:
1. Determining the relation between social, economic status and the use of the river water, i.e. whether or not the use of river water is attributable to the low social, economic status.
2. Determining the relation between prov and the use of the river water, i.e. whether or not poverty is the only factor responsible for the making use of river water.
3. Elucidating the people's perceptions of their environment and health conditions
This three-month study was carried out from June to August 1992. in two locations
a. Kelurahan Manggarai Selatan
b. Kelurahan Kamoung Melayu
RESEARCH METHODS
Since the study is a qualitative one, the data was obtained through : (a) Participant Observation; (b) Depth Interview, in which an interview guide was used. The questions were developed in the field;
FINDINGS OF THE STUDY
1. Poverty is not the only reason for making use the water of Ciliwung for household' needs. The data show that informants with relatively high education and high social-economic status are still using the Ciliwung water in their daily lives.
2. Some factors responsible for the use of Ciliwung water, despite the presence of MCK facilities, are.
a. The rule that forbids the local people to build private latrine in their own houses due to the high density of the local settlement. It is feared that the installation of private latrines would result in the pollution of the local ground water (this rule, however, is valid only in RT 08/07).
b. Shortage of MCK facilities, which compels people to line up during the "peak hours" (i.e. between 6-9 a.m), discourages them to use the facilities when they are in a hurry. They prefer to go to the river where they do not need to line up.
c. Many people who use the river water are of the opinion that the river water is still better than the water from the local pumps or from the MCKs. Unlike the river water, the pump water stinks. Moreover, when rice is wash in pump water, it would turn bluish. When the pump water is used to wash clothes, it creates black spots on the clothes.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Indah Septiana
"Permasalahan yang muncul pada penelitian ini adalah keberadaan perpustakaan berbasis komunitas yang semakin berkembang dalam kurun 5 tahun terakhir, sedangkan pemerintah sudah mendirikan perpustakaan umum yang ditujukan bagi masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan tujuan dan alasan pendirian perpustakaan berbasis komunitas, termasuk di dalamnya latar belakang pendirian, fungsi, nilai dan norma yang ditanamkan kepada masyarakat, serta hambatan yang dialami.. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif berbentuk studi kasus dengan pendekatan kualitatif, dan pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Penentuan sampel dilakukan secara purposif dengan jumlah sampel sebanyak 9 (sembilan) orang informan yaitu pendiri perpustakaan berbasis komunitas, sukarelawan dan pengurus perpustakaan berbasis komunitas serta pengguna perpustakaan berbasis komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hadirnya perpustakaan berbasis komunitas disebabkan oleh berbagai macam faktor, diantaranya adalah kekecewaan terhadap perpustakaan umum secara kuantitas dan kualitas. Jumlah perpustakaan umum tidak sebanding dengan jumlah penduduk dan kebutuhan informasi masyarakat dan kualitas jasa dan layanan perpustakaan jauh dari memuaskan. Selain faktor tersebut, faktor lainnya yang turut berpengaruh terhadap perkembangan perpustakaan berbasis komunitas adalah perpustakaan dijadikan sebagai wadah untuk menjalankan visi dan misi sebuah komunitas tertentu. Sehingga ada penanaman nilai dan norma dalam perpustakaan yang disesuaikan dengan visi dan misi komunitas tersebut. Perkembangan perpustakaan berbasis komunitas saat ini cukup pesat, hal tersebut menunjukkan bahwa perpustakaan diterima dengan baik oleh masyarakat. Berbagai dampak positif ditunjukkan oleh baik pengguna maupun para sukarelawan perpustakaan. Pada umumnya kendala atau kesulitan yang dihadapi oleh perpustakaan berbasis komunitas adalah minimnya dana, sumber daya manusia dan sulitnya mendapatkan lokasi perpustakaan yang strategis. Dengan demikian saran untuk perpustakaan berbasis komunitas adalah bekerjasama dengan lembaga terkait maupun perpustakaan umum atau daerah, meningkatkan komitmen antara sukarelawan, dan mengadakan pengembangan perpustakaan agar dapat mempertahankan eksistensi dan dapat meningkatkan kualitas masyarakat melalui program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S15515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riva Delviatma
"Penelitian ini membahas mengenai persepsi pengguna terhadap layanan Taman Bacaan Masyarakat (TBM); meliputi jam buka, kegiatan pendukung, koleksi, petugas dan sarana prasarana di tiga TBM yaitu Rumah Baca Zhaffa (TBM-A), TBM@Mall Plaza Semanggi (TBM-B) dan Rumah Cahaya (TBM-C). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui persepsi pengguna terhadap layanan yang disediakan oleh TBM dan harapan pengguna terhadap layanan. Hasil penelitian ini menunjukan, persepsi pengguna TBM-A dan TBM-C terhadap layanan adalah cukup baik sedangkan persepsi pengguna TBM-B adalah baik. Hasil penelitian ini menyarankan tiap TBM untuk meningkatkan koleksi dan fasilitas.

This research describes users perception of Community Reading Centre services; including operational hours, supporting events, collections, staffs and facilities at Rumah Baca Zhaffa (TBM-A), TBM@Mall Plaza Semanggi (TBM-B) and Rumah Cahaya (TBM-C). This research is a qualitative research with case study method. The objectives of this research are to know users? perception of the services and their expectations on services. The results show that users perception at TBM-A and TBM-C are good enough while at TBM-B, users provide a good perception of the services. The results suggest that each of Community Reading Centres should improve their collections and facilities."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1932
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kurniasari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S48947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marni H. Hashari
"ABSTRAK
Orang orang desa yang melakUKan migrasi ke Jakarta umumnya dengan tujuan ingin memperbaiki nasib, yaitu meningkatkan penghasilan. Latar belakang para migran tersebut umumnya perpendidikan rendah, tidak memiliKi ketrampilan, serta kurangnya pengetahuan. menvebabkan migran bekerja pada biaang pekerjaan yang berstatus rendah. Bidang pekerjaan di kota yang mungkin dilakukan oleh migran dari desa adalah sektor informal. Penghasilan dari sektor informal umumnya rendan. walaupun bagi para migran tetap lebih besar perbandingkan penghasilan ketika di desa. Biaya hidup ai kota umumnya relatif mahal. Skripsi ini hendak menjelaskan bagaimana migran dapat bertahan hidup di Jakarta cenaan oenghasiian yang rendah biaya hidup yang mahal, bahkan migran juga dapat mengirim uang kepada keluarga di aesa asal. Pada ini dilihat tiga hal yang mempengaruni mekanisme tetani skripsi bertahan hidup, yaitu pemanfaatan kenalan, frekuensi pindah kerja, dan perolehan pekerjaan. Hai hal tersebut diduga mempunyai pengaruh terhadap mekanisme bertahan hidup migran di perkotaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme bertahan hidup migran yang tinggi di perkotaan dipengaruhi oleh frekuensi pindah kerja yang renaan. Selain itu pemanfaatan kenalan secara senang, dan perolehan pekerjaan secara sedang juga mempengaruni mekanisme bertanan hidup migran di perkotaan."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>