Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2200 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tres Sekar Prinanjani
"Skripsi ini membahas prasasti Wukiran 784 Ś yang dikeluarkan oleh Rakai Pu Kumbhayoni. Prasasti ini menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno. Pembahasan meliputi terjemahan dan aspek-aspek yang terdapat pada prasasti. Bahasa Sansekerta yang diterjemahkan berdasarkan aturan tata bahasanya, begitu juga dengan bahasa Jawa Kuno. Selain itu, terdapat pembahasan tentang identifikasi tokoh, peristiwa, kronologi, tempat, dan juga fungsi dari penggunaan dua bahasa dalam prasasti Wukiran. Hasil dari penelitian tentang prasasti Wukiran dikaitkan dengan situs Ratu Baka dan prasasti-prasasti Ratu Baka lainnya.

This study tells about Wukiran inscription 784 Ś that made at Rakai Pu Kumbhayoni rules. Wukiran inscription have two languages, Sanskrit and Old Javanese. The focus of this study is not only about translation from Sanskrit and Old Javanese to Indonesian but all aspects that found in this inscription. The method to translate Sanskrit to Indonesian based on Sanskrit Grammar. There are explanation about figure (person and God), event, chronology, place, and language function. The result of this study connected with Ratu Baka Site and other Ratu Baka inscriptions."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S12051
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edhie Wurjantoro
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Kuntayamah
"Skripsi ini membahas tentang pendirian sīma di desa Munduoan dan Haji Huma oleh Rakai Patapan Pu Manuku kepada wakilnya yang bernama Sang Patoran. Tujuan pemberian anugerah sīma ini adalah untuk menggembalakan kambing milik raja. Berdasarkan kritik ekstern yang dilakukan, Prasasti Munduoan terbukti secara otentik dibuat pada masanya. Sedangkan kritik intern menunjukkan bahwa prasasti ini sangat kredibel Prasasti Mundu'an merupakan prasasti tembaga tertua yang berisi mengenai penetapan sebuah sīma. Pada awal mulanya, penangugerahan sebuah sima merupakan wewenang seorang penguasa wilayah turun temurun, namun sejak akhir abab ke-9 M penganugerahan sīma menjadi wewenang raja seutuhnya.

The focus of this study is about establishment of sīma in village of Mundu'an and Haji Huma by Rakai Patapan Pu Manuku to his representative named Sang Patoran. The aim of his giving is to look after king's goat. According to extern critics prasasti Mundu'an is an authentic document from 9 century A.D. Meanwhile it is indicate a credible data according to the intern critics. Prasasti Mundu'an is the oldest copper inscription contained establishment of a sīma. In the beginning of 9 century A. D sīma was granted by a local leader; yet in the end of that century, sīma's establishment was whole granted by the king."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S11738
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Latifa Soetrisno
"Prasasti sebagai sumber sejarah kuno mempunyai kualitas yang tinggi, karena apabila diteliti dengan seksama isinya dapat memberikan gambaran yang amat menarik tentang struktur kerajaan, struktur birokrasi, struktur kemasyarakatan, struktur perekonomian, agama, kepercayaan dan adat istiadat di dalam masyarakat Indonesia kuno. Dari sejumlah besar prasasti, banyak yang belum diteliti secara intensif. Sebagian besar prasasti diterbitkan dalam bentuk alih aksaranya Baja, itu pun tidak selurulrnya lengkap. Beberapa di antaranya dilengkapi dengan terjemahan, namun telaah atas isinya belum banyak dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut maka suatu pengkajian ulang terhadap prasasti merupakan tema dalam skripsi ini. Pokok bahasan yang diambil mengenai salah satu prasasti yang telah dialihaksarakan oleh Brandes, yaitu: prasasti Baru yang dikeluarkan oleh raja Airlangga tahun 952 S/ 1030 M. Meskipun pernah membuat alih aksara atas prasasti baru ini, namun Brandes tidak melakukan pembahasan yang mendalam terhadap isi prasasti ini.Mengingat pentingnya prasasti sebagai salah satu sumber sejarah kuno dan sekaligus berfungsi ganda sebagai historiografi maka juga dilakukan telaah terhadap isi pra_sasti baru, yaitu suatu pembahasan akan sebab-sebab penyerangan Airlangga ke Hasin. Di samping itu peristiwa penyerangan Airlangga lainnya yang terdapat dalam prasasti-pra_sasti Airlangga lainnya juga mendapat perhatian. Dari hasil pembahasan dikemukakan adanya dua kemungkinan yang diharapkan dapat menjelaskan masalah mengapa Airlangga berperang dengan raja Hasin. kemungkinan yang pertama terdasarkan atas pendapat yang diajukan aleh de Casparis, yaitu alasan Airlangga menyerang raja hasin sebenarnya merupakan salah satu usaha untuk mengoyahkan perlawanan musuh Airlangga yang terkuat yaitu raja Wengker, Airlangga pada akhirnya raja Wengker sudah tidak berdaya karena tidak ada bantuan dari Pura sekulunya. Sedangkan kemungkinan yang kedua ditafsirkan bahwa alasan dari penyerangan dari airlangga ke Hasin adalah tidak lepas dari adanya konsep kaliyuga. Akhir penelitian ini bukan saja menjawab masalah yang telah diajukan tetapi juga menimbulkan masalah baru yang menunggu waktu untuk pembahasan lebih lanjut"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanya Suhita
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai masalah perpajakan yang termuat dalam prasasti. Prasasti merupakan salah satu bukti yang memuat data sejarah penting. Prasasti dibahas dalam skripsi ini adalah Prasasti Rumwiga yang berasal dari abad ke-9 M.

Abstract
The Focus of this study is concern with tax matters contained in the inscriiption. Inscriiption is one of evidence that contains important historical data. The inscriiptions are discussed in this paper is Rumwiga Inscriiptions and derived from century-9M..."
2010
S11769
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Richadiana Kartakusuma
"Nama Sri Maharaja Rake Watukura Dyah Balitung Sri Dharmmodaya Mahasambhu dikenal sebagai salah satu dari raja raja yang bertakhta pada periode Mataram kuno. Di antara raja-raja yang memerintah pada waktu itu Dyah Balitung termasuk raja yang banyak mengeluarkan prasasti setelah Pu Lokapala. Sekalipun demikian, keterangan keterangan yang diperoleh sampai saat ini belum dapat mengungkapkan secara lengkap kejadian di masa pemerintahannya yang dua belas tahun lamanya (898-910 M) Keterangan yang dianggap agak jelas tentang diri Dyah Balitung baru diketahui dari salah satu prasastinya yang terkenal, yaitu Prasasti Mantyasih yang berangka tahun 907 M ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S11614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyati Rahayu
"Penelitian terhadap prasasti di Indonesia adalah hal yang penting karena tingginya kualitas prasasti sebagai sumber penulisan sejarah kuna Indonesia. Untuk menyusun suatu kisah sejarah dibutuhkan empat aspek pokok yaitu waktu, tempat, tokoh dan peristiwa. Namun keempat hal ini belum diperoleh dari prasasti Hayu, oleh karena itu dibutuhkan penelitian yang lebih mendalam terhadap prasasti Hayu. Prasasti Hayu adalah temuan yang relatif baru dan belum ada penelitian terhadap prasasti ini. Berdasarkan penelitian awal diketahui bahwa pada prasasti Hayu tidak ditemukan adanya unsur penanggalan, namun dari pengamatan terhadap aksara yang digunakan, yaitu aksara tipe standar, diperkirakan prasasti Hayu berasal dari masa pemerintahan Rakai Kayuwangi-Rakai Watukura Dyah Balitung. Permasalahan dan tujuan penelitian ini ada dua, yang pertama adalah masalah isi prasasti Hayu. Analisis isi ini dapat dilakukan setelah diperoleh hasil bacaan dan terjemahan yang dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya sehingga akan diperoleh kejelasan tentang isi prasasti Hayu. Permasalahan yang kedua adalah masalah menempatkan prasasti Hayu pada kronologi yang tepat sehingga dapat diketahui latar belakang sejarah isi prasasti Hayu. PeneIitian ini menggunakan metode yang lazim digunakan dalam ilmu sejarah, yaitu :1. Heuristik, yaitu tahap pengumpulan data. 2. Kritik, yaitu tahap pengolahan data 3. Interpretasi dan historiografi yang merupakan tahap penafsiran atas isi prasasti Hayu dan kemudian menempatkannya dalam kronologi sejarah Indonesia kuna.Data utama dalam penelitian ini adalah prasasti Hayu, yang merupakan koleksi BPPP Jawa Tengah. Data bantu dalam penelitian ini adalah semua prasati sejaman, sebagai bahan perbandingan serta bahan-bahan pustaka lain yang menunjang .Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Prasasti Hayu berisi tentang penetapan alam di desa Hayu oleh Sari Pamgat Wurutungal yang bernama Pu Wulat. Snrta ini diperuntukkan untuk membiayai prasada milik Sari Pamgat Biku yang terletak di Syakan, 2. Pada prasasti Hayu memang tidak ditemukan adanya unsur penanggalan. Berdasarkan perbandingan unsur-unsur pada prasasti Hayu dengan prasasti yang sejaman dapat dipastikan bahwa prasasti Hayu berasal dari masa pemerintahan Rakai Kayuwangi, 3. Pada masa Rakai Kayuwangi belum ada aturan yang baku mengenai penulisan prasasti soma. Hal ini berdasarkan atas pengamatan pada struktur dan susunan prasasti Hayu dan prasasti-prasasti lain dari masa Rakai Kayuwangi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11514
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah W. Dewi Sadjarwo
"Beberapa macam sumber sejarah dapat kita pakai untuk merekonstruksikan sejarah. Akan tetapi sampai saat ini yang dianggap mengandung data-data yang paling mendekati kebenaran, adalah prasasti. Seperti diketahui, prasasti selain memberikan data-data historis kepada kita juga memberikan data-data kemasyarakatan, perekonomian dan keagamaan [Boechari,1977c:91] . Kaitan yang amat erat antara sejarah politik dengan sejarah sosial, dimana perubahan-perubahan sosiallah yang mendukung terjadinya pergerakan politik, menyebabkan para sarjana menilai pentingnya mengadakan penelitian terhadap kehidupan masyarakat masa lampau [Boechari,1977b; Sartono Kartodirdjo,1972:1). Di dalam karya tulis ini prasasti yang akan dibahas adalah prasasti Luitan yang berangka tahun 823 Saka. Prasasti yang diketemukan pada tahun 1976 di Cilacap ini memuat suatu masalah sosial dari satu kelompok masyarakat, yaitu proses penduduk desa atas pajak yang terlalu tinggi_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S11586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D.S. Setya Wardhani
"Salah satu perioda di dalam sejarah Indonesia yang kini belum begitu lengkap gambarannya ialah apa yang biasa disebut Jaman Kadiri. Jaman ini mulai sejak raja Dharmawangsa Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu Pangjalu dengan ibukotanya Daha, dan Janggala dengan ibukotanya Jiwana (= Kahuripan), lama ibukota kerajaan Janggala ini ditemukan di dalam naskah Negarakrtagama yang ditemukan di Klungkung. Di samping naskah Negarakrtagama tersebut, dalam dua tahun terakhir juga ditemukan naskah Neagarakrtagama yang lain, yaitu di Amlapura, Bali, sebanyak satu naskah dan di Geria Carik Sideman, Bali, sebanyak dua naskah. Dengan demikian hingga sekarang sudah ditemukan lima naskah Nggarakrtagama.Di dalam naskah Negarakrtagama yang pertama, yang ditemukan di Lombok pada tahun 1894, pembagian kerajaan tersebut di atas disebutkan di dalam pupuh 68 : dan hanya menyebut Pangjalu dengan ibukotanya Daha. Rupa-rupanya pengutip naskah menghilangkan satu pada..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S11984
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Widayanto
"Ilmu epigrafi sebagai ilmu yang mempelajari prasasti, memberikan banyak informasi yang amat penting dalam upaya merekonstruksi sejarah perkembangan masyarakat dan budaya di Indonesia, khususnya pada rnasa pengaruh Hindu-Buddha. Prasasti sebagai sumber data arkeologi memberikan banyak gambaran mengenai struktur kerajaan, keagamaan, kemasyarakatan, perekonomian, birokrasi, kepercayaan dan adat istiadat pada masa Indonesia kuno. Sebagai sumber utama penelitian ini adalah Prasasti Kusambyan yang terletak di dusun Grogol, desa Katemas, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang, Propinsi Jawa Timur. Keadaan prasasti pada saat ini terdiri dari lapik yang berbentuk padmasana berikut tubuh prasasti hanya bersisa sebagian (75 %), jadi bagian atasnya patah dan terpecah belah menjadi 9 pecahan. Apabila prasasti ini utuh diperkirakan berbentuk blok berpuncak running, serepa dengan bentuk prasasti pada masa Airlangga Aksaranya dipahatkan pada ke empat sisinya dengan bahasa dan aksara Jawa Kuna, dengan aksara yang sejenis dengan aksara masa pemerintahan Airlangga memerintah pada abad 11 M. Penelitian Prasasti Kusambyan ini bertujuan untuk mengetahui isi prasasti, dalam hal ini, analisis isi prasasti dapat dilakukan setelah melalui beberapa tahapan analisis, yaitu pembuatan alih aksara dan catatan alih aksara berupa koreksi kesalahan penulisan, serta penerjemahan dalam bahasa Indonesia berikut catatan terjemahan yang selanjutnya dilakukan penafsiran untuk menguraikan peristiwa yang terjadi. Dari tahapan pertama dapat diketahui juga masalah historiografi, yaitu penempatan data yang ada di prasasti ini pada kerangka sejarah, khususnya masa pemerintahan Airlangga. Dari penelitian yang dilakukan, prasasti Kusambyan kurang lebih menyebutkan tentang karaman i kusambyan yang dijadikan sima sawah atas perintah Sri maharaja... terdapat sesuatu yang menarik pada prasasti Kusambyan ini yaitu dituliskannya tokoh rahyan iwak, siapa rahyan iwak ini belum diketahui asal usulnya dan belum pernah disebutkan dalam prasasti masa Airlangga lainnya, namun nampaknya tokoh rahyan iwak ini merupakan tokoh yang cukup penting dalam prasasti Kusambyan ini karena kata rahyan iwak tertulis berulang-ulang pada bagian depan prasasti. Dari kata sandang rahyan dapat kits lihat bahwa tokoh ini merupakan orang yang mempunyai derajat cukup tinggi di masyarakat pada masa itu. Alasan lain mengapa tokoh rahyan iwak merupakan seorang tokoh yang penting, karena nama tokoh rahyan iwak muncul kembali di dalam prasasti yang dikeluarkan pada masa pemerintahan Jayanegara yang memerintah pada abad 14 M dan juga terdapat prasasti Tuhanaru, salah sate prasasti dari masa Jayanegara. Isi dari prasasti itu diantaranya menyebutkan mengenai turunnya perintah Sri Maharaja pada desa Tuhanaru dan Kusambyan, perintah raja dilaksanakan dan ditandai dengan prasasti berlencana ikan. Dari data ini dapat disimpulkan adanya kesinambungan tokoh yang sama dan nama daerah yang sama yang terpaut rentang waktu yang cukup lama kurang lebih 200 tahun."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>