Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103723 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rinno Widianto
"Skripsi ini membahas mengenai perkembangan gaya bangunan kolonial awal abad 20 di Indonesia. Penelitian dilakukan terhadap Gereja Koinonia yang terletak di wilayah Meester Cornelis Jatinegara. Bangunan ini merupakan bangunan yang masih terpelihara keasliannya, walaupun ada beberapa perbaikan dan penggantian pada komponen-komponen bangunan yang mengalami kerusakan akan tetapi hal tersebut tidak sampai merubah bentuk asli bangunan. Tujuan penelitian ini hádala mengungkap perkembangan gaya bangunan dan ragam hias yang ada di Gereja Koinonia. Hasil analisis menunjukan bahwa perkembangan bentuk gaya bangunan dan ragam hias yang terdapat di Gereja Koinonia memiliki kemiripan dengan bentuk gaya bangunan dan ragam hias yang berkembang di Eropa.

This undergraduate thesis is about the development of Dutch colonial building in Indonesia in early 20th century. Data used for this research is the Koinonia Church which is located in the Meester Cornelis Jatinegara, particularly the architectural style and ornaments applied to the building. The building of Koinonia Church still preserving its origin eventhough some of the building components had been renovated. Result of this research shows that the architectural style and ornaments of the Koinonia Church is similar with the development that occurred in Europe, and that there in no dominant component in both style and art."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S11974
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Soegeng Toekio M.
Bandung: Angkasa, 1987
745 SOE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soegeng Toekio M.
Bandung: Angkasa, 1987
745 S 427 m 745 S 427 m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Lisnasari Agustina
"Cirebon yang dikenal sebagai salah satu pusat kerajaan Islam dan salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa pada masa Ialu, telah meninggalkan jejak yang merefleksikan keadaan tersebut melalui berbagai benda peninggalan yang masih bertahan hingga kini. Berhagai penelitian dan kajian terhadap peninggalan tersebut telah banyak dilakukan untuk mengusut gambaran kota Cirebon pada masa lalu.
Tulisan ini mempunyai tujuan yang sama, namun dengan memberikan detail pada artefak ragarn hias keraton sebagai salah satu unsur bangunan yang turut mernberikan kesan kemegahan pada bangunan tersebut. Dengan mengambil fokus penelitian pada pengidentifikasian penggambaran ragam bias di Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman, pada kajian ini penulis mencoba menggambarkan sisi lain dan ragam hias yang diukirkan di Keraton Kasepuhan dan Kanoman, yaitu dengan menitikberatkan pada kesaniaan cara penggambaran dan keletakan ragarn hias.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggamharkan kecenderungan penggambaran ragam bias di kedua keraton tersebut. Ragan hias yang diukirkan pada kedua bangunan keraton tersebut terdiri dari empat jenis. yaitu ragam bias yang berjenis tumbuhan, binatang, geometri dan alam Keempat jenis ragarn hias tersebut diukirkan pada berbagai komponen bangunan seperti tiang, dinding, atap, gapura dan sebagainya dengan kayu atau lepa sebagai media ukirannya. Cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut dilalui dengan dua tahap. Tahap pertama bertujuan untuk memperoleh garnbaran tentang cara penyusunan motif hias dalam satu desain. Sedangkan tahap kedua bertujuan untuk memperoleh ciri khas penggarnbaran dan peletakan ragam hias pada masing-masing keraton tersebut.
Kesimpulan yang didapat dari basil penelitian ini cukup menarik. Berdasarkan cara penggambarannya, ragam bias di Keraton Kasepuhan dan Kanoman dapat dibedakan menjadi dua macam_ yaitu pola tunggal dan pola majemuk. Pola tunggal mempunyai ciri adanya satu motif yang diulang, sedangkan pola majemuk mempunyai ciri adanya penggabungan bermacarn-macam motif dalam satu desain. Berdasarkan keletakannya, terdapat kesamaan dalam peletakan motif luas pada masing-masing komponen bangunan. Dan kesimpulan tersebut terlihat adanya suatu keteraturan. Keteraturan tersebut ditunjukan dengan adanya suatu pola yang sama dalam penggambaran dan keletakan motif hias di Kasepuhan dan Kanoman. Suatu keteraturan yang dapat dirnaknai sebagai suatu kebiasaan yang terdapat pada masyarakat pendukungnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S11771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Faisal Alamsyah
"ABSTRAK
Masjid agung Pondok Tinggi adalah salah satu masjid yang terletak di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Masjid ini belum pemah diteliti secara khusus. Pada tahun 1998 SPSP Jambi, Sumsel, Bengkulu melakukan pemerian dan studi konservasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk arsitektur dan ragam hias Masjid Agung Pondok Tinggi, Kerinci sebagai masjid kuno juga untuk mengungkapkan percampuran budaya akulturasi antara budaya Islam dengan budaya lokal ( Kerinci ) dan budaya Minangkabau di dalam pembangunan Masjid Agung Pondok Tinggi.
Untuk mecapai tujuan di atas maka diperlukan langkah - langkah penelitian secara bertahap yang dapat mengidentifikasikan :a. Bentuk arsitektur dan ragam hias Masjid Agung Pondok Tinggi secara menyeluruh sehingga dapat diketahui ciri khas yang dimiliki Masjid Agung Pondok Tinggi Sebagai masjid kuno. b.Ciri - ciri khas dari komponen - komponen bangunan masjid agar dapat diketahui ada tidaknya ciri - ciri yang asalnya bukan dari daerah Kerinci.
Dengan demikian tahap kerja yang harus dilakukan pada tingkat observasi adalah memerikan unsur - unsur bangunan masjid yang meliputi : Pondasi dan denah, ruang utama, mihrab, tiang, ruang tempat adzan, atap, ragam hias, bedug, dan mimbar. Pada tingkat deskripsi/ analisa akan dilakukan perbandingan. Perbandingan dilakukan antara komponen - komponen tertentu dari masjid dengan literatur maupun bangunan dari berbagai daerah untuk membuktikan yang mana komponen asli dari daerah Kennel dan yang mana yang bukan. Perbandingan dilakukan dengan memperbandingan langsung komponen masjid seperti atap masjid dengan atap-atap bangunan tradisional kerinci maupun minangkabau. Pemilihan unsur - unsur tersebut didasari atas pertimbangan bahwa komponen tersebut merupakan satu kesatuan arsitektur bangunan masjid. Digunakannya sumber dari Minangkabau disebabkan oleh latar sejarah yang menyebutkan bahwa proses lslamisasi yang terjadi di Kerinci berasal dari Minangkabau. Pada tahap akhir adalah melakukan penjelasan terhadap data yang telah dianalisa, baik penjelasan berupa tulisan maupun gambar.
Dengan masuknya agama Islam ke dalam masyarakat Islam, tidak berarti semua unsur dalam kebudayaan Kerinci berubah. Salah satunya adalah arsitektur. Berdasarkan hasil penelitian terhadap Masjid Agung Pondok Tinggi diketahui bahwa bentuk arsitektur dan ragam hiasnya sangat jelas memperlihatkan pengaruh arsitektur lokal yang kemudian menjadi ciri khas /keunikan dari masjid tersebut.

"
2001
S11835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rachmiana
"Skripsi ini berisi tentang analisis bentuk-bentuk wadah, ragam hias dan teknik hias gerabah yang berasal dari Leles (Garut). Penelitian ini dilakukan karena situs Leles (Garut) merupakan situs potensial dengan gerabah sebagai temuan terbesar kedua setelah obsidian. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu penjelasan mengenai keragaman bentuk, ragam hias dan teknik hias gerabah yang berasal dari situs Leles (Garut). Pengumpulan data dilakukan dengan dua macam kegiatan, meliputi pengumpulan data literatur dan pengumpulan data lapangan. Pengumpulan data literatur dibagi dua, pengumpulan data literatur primer dan data literatur sekunder. Pengumpulan data lapangan dibagi dua, yaitu pengumpulan data artefaktual dan data lingkungan situs. Data artefaktual dalam penelitian ini adalah fragmen-fragmen gerabah yang berasal dari situs Leles (Garut) yang sekarang menjadi koleksi laboratorium Asisten Deputi Urusan Arkeologi Nasional, terdiri dari fragmen bagian tepian, bibir, karinasi, dasar, dan cerat. Pengumpulan data lingkungan diperoleh melalui media foto yang diharapkan dapat memberikan informasi tentang keadaan lingkungan situs Leles (Garut). Dalam pengolahan data dibagi menjadi dua macam kegiatan, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kualitatif adalah analisis berdasarkan aribut bentuk, dan gaya. Atribut bentuk memiliki variabel ukuran (metrik) artefak, yaitu panjang, lebar, tebal dan diameter, sedangkan atribut gaya memiliki variabel seperti warna, hiasan, dan teknik hias. Analisis kuantitatif adalah analisis yang kegiatannya menghitung dan mendata seluruh artefak yang akan dianalisis. Tahap akhir yang dilakukan adalah penginterpretasian semua hasil analisis terhadap fragmen-fragmen gerabah dari situs Leles (Garut). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gerabah Leles (Garut) memiliki 5 macam bentuk wadah yaitu piring, cawan, periuk, pasu dan kendi. Ragam hias yang paling banyak ditemukan adalah motif hias garis, hal ini dikarenakan motif garis memberikan kemudahan dalam membuat hiasan dan mudah untuk dimodifikasikan, sedangkan teknik hias yang paling sering digunakan adalah teknik hias tekan (impressed) bukan cap."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilis Sawitri
"Meilis Sawitri. Mesjid An Nawir Pakojan Jakarta: Suatu Tinjauan Arsitektur dan Ragam Hias. (Di bawah bimbingan Tawalinuddin Harris, S.S, M.A). Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1993. Penelitian mengenai mesjid An Nawir Pekojan Jakarta bertujuan untuk mengetahui bentuk arsitektur dan ragam hias dan pengaruh yang ada serta latar belakang sejarahnya. Pene1itian dilakukan dengan tahap-tahap observasi, deskripsi dan eksplanasi. Keberadaan mesjid dalam suatu tempat menunjukkan adanya suatu perkampungan muslim. Karena mesjid selain sebagai pusat peribadat kaum muslim juga digunakan untuk hubungan antara umat Islam. Mesjid sebagai hasil karya arsitektur masa lalu merupakan obyek yang menarik untuk diteliti. Arsitektur suatu mesjid biasanya merupakan cerminan dari budaya masyarakat pada masa itu. Menurut Pijper mesjid tua di Indonesia mempunyai ciri-ciri berdenah persegi, fondasi masif, atap tum-pang, di sisi barat ada bagian yang menonjol untuk mihrab, mempunyai serambi dan kolam. Dari ciri-ciri tersebut An Nawir yang dibangun oleh Sayid Abdullah bin Husain Alaydrus termasuk mesjid tua dan menurut UUD No. 5 1992 usia mesjid ini termasuk bangunan purbakala karena dibangun tahun 1760 M. Melihat usia dan latar belakang sejarah menyebabkan mesjid ini mempunyai arsitektur yang unik yang merupa_kan perpaduan berbagai kebudayaan yang masuk saat itu. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa awalnya daerah Pekojan merupakan perkampungan para pedagang muslim yang datang dari luar Indonesia. Kamudian pada abad 18 kebanyakan yang tinggal di Pekojan adalah warga keturunan Arab Hadramaut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesjid sabagai bangunan suci umat Islam mempunyai fungsi utama sebagai rumah peribadatan. Berbeda dengan mesjid tua lain seperti mesjid Agung Banten, Agung Demak dan Al Mansyur yang mempunyai ruang khusus untuk wanita. Di mesjid An Nawir ini tidak ada ruang untuk wanita, hal tersebut disebab_kan latar belakang kebudayaan masyarakatnya yang seba_gian besar berasal dari Arab yang sangat tegas memi_sahkan antara wanita dengan pria. Dari penelitian diperoleh kesimpulan bahwa bahwa pengaruh arsitektur Eropa terlihat pada atap mesjid dan tiang-tiang di ruang utama dan komponen lain pada bangunan mesjid. Pengaruh Arab jelas terlihat dengan adanya ribath dan ghurfah yang jarang dijumpai pada mesjid tradisional bentuk menara yang bercirikan Hadra_maut dan bagian bangunan lainnya dari arsitektur dan ragam hias. Unsur tradisional antara lain didapati pada fondasi, denah mesjid, mimbar dan ragam hias. Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa mesjid ini te1ah mengalami perluasan. Hal ini didasari dari bentuk denah, konstruksi atap dan tiang-tiang dalam ruang utama. Bertolak dari hasil penelitian ini diharapkan akan dilakukan suatu penelitian lebih lanjut terhadap mesjid-mesjid di Jakarta dan latar belakang sejarah mesjid yang banyak diwarnai berbagai kebudayaan masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S11776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zamahsyari Rahman
"Skripsi ini membahas tentang Seni Bangunan dan Ragam Hias Mesjid Syahabuddin yang bertujuan untuk mengetahui gaya seni bangunan dan ragam hias mesjid tersebut. Metode yang di gunakan yaitu metode perbandingan, perbandingan antara bangunan Mesjid Syahabuddin dengan Istana Siak Sri Indrapura, Balai Kerapatan Tinggi, Tangsi Belanda dan Rumah Melayu. Hasil akhir penelitian ini menunjukkan bahwa seni bangunan Mesjid Syahabuddin mengikuti seni bangunan Kolonial dan Islam sedangkan dalam segi ragam hias mengikuti seni ragam hias melayu.

This study discusses the Arts Building and Ornamental Variety of Syahabuddin Mosque which aims to know the art of building and decoration of the mosque. Method used is the method of comparison, the comparison between the Syahabuddin Mosque building with the Palace of Siak Sri Indrapura, Balai Kerapatan Tinggi, Tangsi Belanda and Rumah Melayu. The final results of this study indicate that the architecture of Syahabuddin Mosque followed Colonial and Islamic architecture while in terms of decorative art followed Melayu's art decorative."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S11925
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>