Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126117 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwita Amelia Fitriani
"Penelitian ditujukan untuk mengetahui keberadaan Day of The Week Effect pada imbal hasil IHSG untuk periode Januari 2003 hingga Desember 2007. Pengujian akan menggunakan data harian dengan uji keseluruhan periode dan uji tiap tahunan untuk melihat konsistensi hasil. Uji menggunakan keseluruhan periode menunjukan adanya fenomena Day of The Week Effect selama periode observasi dengan Senin menunjukan imbal hasil terendah dengan Jumat menunjukan imbal hasil tertinggi. Kesimpulan yang sama diperoleh pada uji tiap tahunan dengan besaran yang berbeda-beda. Pola Day of The Week Effect menunjukan bentuk deterministic sehingga dapat dilakukan prediksi imbal hasil saham di masa yang akan datang. Penelitian lebih lanjut menunjukan tidak terdapatnya hubungan antara resiko dan Day of The Week Effect yang ditemukan selama periode observasi yang mengindikasikan adanya variabel lain yang menyebabkan keberadaan fenomena tersebut.

This study tests the presence of the Day of The Week Effect on market return in the case of the Jakarta Stock Exchange and covers the period between January 2003 and Desember 2007. By using the daily basis of Jakarta composite index, the study will use overall five years period and yearly basis also to look for the consistency. By using the overall five years period, the findings show that the Day of The Week Effect is present with the lowest and highest returns are observed on Monday and Friday. Same conclusion achieved by using sub-periods with statistically different volatility. Day of the Week Effect shows the deterministic seasonality that investor can predict the future return by learn the pattern. Further investigation shows that there is no correlation between equity market risk and Day of The Week Effect, means there is another variable that affected that phenomenon."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6570
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kaukabus Syarqiah
"Perkembangan ekonomi syariah akhir-akhir ini menambah marak khasanah perekonomian kita. Salah satu bukti dari perkembangan ekonomi syariah adalah adanya institusi keuangan syariah. Institusi keuangan syariah yang saat ini sedang berkembang adalah pasar modal syariah, yang pertumbuhannya tidak lepas dari perkembangan industri keuangan syariah. Geliat saham-saham syariah yang ada pada pasar modal syariah dapat kita lihat pada Jakarta Islamic Index (JII). Dengan menganalisis indeks ini kita dapat mengetahui kinerja, risiko dan imbal hasil pada pasar modal syariah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah seleksi saham-saham yang sesuai dengan syariah mempengaruhi kinerja dari indeks syariah dan mengetahui yang menjadi keseimbangan risiko dan imbal hasil dari indeks syariah. Penelitian ini membandingkan antara JII dan LQ45 sebagai saham-saham yang memiliki likuiditas tinggi. Pemilihan obyek yang digunakan dalam penelitian tidak berdasarkan kriteria tertentu. Obyek yang digunakan adalah data mingguan indeks JII, LQ45 dan SBI rate antara tahun 2002 sampai 2006. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi dengan menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS), Generalized Methods of Moments (GMM) dan Metode Rekursif dari data Time Series yang ada. Penggunaan metode OLS, GMM dan rekursif adalah untuk mencapai hasil yang optimal. Dari hasil penelitian, seleksi yang ada dalam JII tidak mempengaruhi kinerja dari indeks. JII juga memiliki risiko dan imbal hasil yang kompetitif jika dibandingkan dengan LQ45."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Yuanita
"Dalam berinvestasi investor pada dasarnya menghadapai dua macam resiko, yaitu resiko sistematis dan resiko non-sistematis. Resiko sistematis berasal dari faktor luar seperti kondisi perekonomian makro, keadaan politik di suatu negara, dan sebagainya. Resiko ini tidak dapat dihilangkan dengan adanya diversifikasi, sedangkan resiko nonsistematis dapat terdiversifikasi. Resiko non-sistematis dapat berasal dari perusahaan. Pada era globalisasi, investasi dapat dilakukan secara internasional. Dengan melakukan diversifikasi internasional, diharapkan resiko yang dihadapi investor dapat tersebar di lebih banyak jenis dan karakteristik sekuritas. Tingkat investasi internasional yang semakin meningkat menimbulkan dugaan adanya integrasi antar pasar saham di dunia. Penelitianpenelitian sebelumnya telah dapat membuktikan adanya integrasi antar beberapa pasar saham di dunia.
Penelitian ini menguji hubungan jangka panjang dan jangka pendek selama 1 Januari 2002 sampai dengan 31 Desember 2007 antara beberapa pasar saham dunia, dengan fokus utama pada pasar saham Indonesia. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji stationarity, uji Granger causality, uji cointegration, uji VAR/VEC, dan uji sensitivitas menggunakan analisa impulse respons dan dekomposisi varians. Dalam penelitian ini beberapa pasar yang terbukti dominan adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Jerman. Hubungan jangka panjang dan pendek antar pasar saham dalam penelitian juga terbukti. Selain itu, pasar modal Indonesia menunjukan integrasi dengan pergerakan pasar saham dunia dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam jangka pendek pengaruh Amerika Serikat dan Jepang terlihat pada pasar saham Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Martha Anastasia
"Penelitian pada karya akhir ini dilakukan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Conrad dan Conroy (1994), tentang transaksi saham pada saat split ex-date, dengan mengambil sampel dari saham-saham yang ada di Indonesia, secara khusus yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Conroy dan Flood, ditemukan bahwa pada saat ex-date, terjadi peningkatan yang tidak terduga yaitu sekitar 40%, dalam jumlah transaksi yang dilaporkan dari saham-saham yang cukup mewakili keseluruhan saham. Pada saat yang sama juga terjadi penurunan yang signifikan pada volume yang dilaporkan dan peningkatan jumlah shareholder setelah ex-date. Secara khusus, riset pada karya akhir ini akan meneliti pengaruh bias pengukuran, yang terjadi karena adanya sebuah variable, yang disebut dengan order flow bias, pada tingkat pengembalian abnormal (abnormal return) harga transaksi pada saat terjadi stock split atau biasa dikenal dengan split ex-day return. Dugaan yang timbul adalah bahwa order setelah stock split akan terdiri atas lebih banyak pembeli yang membeli dalam jumlah atau volume yang lebih sedikit dan lebih sedikit penjual yang menjual dalam jumlah yang lebih besar. Perubahan dalam arus pemesanan (order flow) menyebabkan harga penutupan akan lebih sering sama dengan harga penawaran (ask price), konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Maloney dan Mulherin pada tahun 1992 dan Grinblatt dan Keim pada tahun 1991. Di samping itu, keuntungan yang diterima oleh specialist (market maker) akan meningkat, sebagai kompensasi terhadap pengelolaan inventori yang secara rata-rata lebih tinggi akibat ketidakseimbangan yang terjadi antara jumlah permintaan dan penawaran. Jadi, pada karya akhir ini, akan dilihat bagaimana order flow bias mempengaruhi abnormal return serta bagaimana perubahan pada order transaksi dapat menjelaskan order flow bias yang terjadi di Indonesia, pada saham-saham yang terdaftar di BEJ. Secara singkat, kesimpulan akhir yang diperoleh adalah bahwa memang order flow bias mempengaruhi tingkat pengembalian abnormal yang terjadi pada harga saham pada hari perusahaan memecah sahamnya atau yang disebut dengan split ex-date. Lebih jauh lagi ditemukan bahwa order flow bias tidak bergantung pada perubahan pada volume dan jumlah (frekuensi) order transaksi yang terjadi seperti yang diduga dan ditemukan pada penelitian-penelitian sebelumnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Christiana A. Andyono
"Tujuan dari skripsi ini adalah meneliti mengenai pengaruh dari faktor fundamental perusahaan yang digambarkan dengan book-to-market ratio, kebijakan pendanaan perusahaan, dan ukuran perusahaan, serta kondisi makroekonomi yang digambarkan oleh inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan PDB sektor tambang terhadap imbal hasil saham perusahaan pertambangan pada periode 2004-2008 dengan rentang data tahunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa book-to-market ratio, ukuran perusahaan, tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan PDB sektor tambang memiliki pengaruh yang signifikan.. Sedangkan kebijakan pendanaan perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat imbal hasil saham pertambangan. Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi investor dalam mengambil keputusan-keputusan berinvestasi terutama pada saham-saham pertambangan.

The purpose of this thesis is to analyze the effects of book-to-market ratio, corporate financing decision, size, inflation rate, risk-free rate (SBI rate), and the growth of Mining Sector GDP for the period of 2004-2008. The range of data used in this research paper is yearly data. The result shows that book-to-market ratio, size, inflation rate, risk-free rate (SBI rate), and growth of Mining sector GDP have a significant effect on the mining companies stock return. Nevertheless, corporate financing decision don?t have a significant effect on mining companies? stock return. This result can be utilized as a reference for investors in order to determine the best investment decisions especially in mining sector stocks."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6626
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Eva Chaharani
"Penelitian ini menguji hubungan antara cuaca lokal di Jakarta terhadap imbal hasil saham pada saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Mengikuti yang dilakukan oleh Saunders (1993), Hirshleifer dan Shumway (2003), dan Chang et al. (2007), penelitian ini menguji pengaruh dari cloud cover terhadap imbal hasil saham. Dimana, penelitian ini menghipotesiskan terdapat hubungan antara cloud cover dan imbal hasil saham. Fokus dari penelitian ini ada pada cloud cover. Hal ini karena berdasarkan Saunders (1993) dan Hirshleifer dan Shumway (2003), yang menyatakan bahwa sinar matahari merupakan variabel cuaca paling penting yang memengaruhi mood [Chang et al. (2007)]. Peneliti meregresikan imbal hasil saham dalam cloud cover. Karena efek dari cloud cover dapat didorong oleh kondisi cuaca yang berlawanan, maka mengikuti Chang et al. (2007), peneliti memasukkan variabel-variabel cuaca lain ke dalam regresi meliputi tingkat hujan, temperatur, dan kecepatan angin. Sebuah variabel dummy untuk tingkat hujan (Dhujan) didefinisikan sebagai 1 jika data dari BMG menunjukkan bahwa terjadi hujan selama observasi. Suhu diukur dalam Celcius, dan kecepatan angin (angin) diukur dalam knot. Mengikuti Chang et al. (2007), peneliti juga mengendalikan efek day-of-the-week dan month-of-the-year. Oleh karena itu peneliti memasukkan variabel dummy untuk hari Senin (DMon), Jumat (DFri), Januari (DJan), Desember (DDec) ke dalam perhitungan regresi. Peneliti melakukan dua penghitungan regresi. Dimana dalam penghitungan pertama, dengan mengikuti Hirshleifer dan Shumway (2003), peneliti melakukan deseasonalize terhadap tiap variabel cuaca dengan mengurangi rata-rata variabel cuaca tiap minggu dari rata-rata tiap-tiap hari. Sedangkan dalam penghitungan ke dua, dengan mengikuti Saunders (1993), peneliti tidak melakukan deseasonalize terhadap variabel-variabel cuaca. Dari 17 hasil regresi yang dilakukan, baik dengan menggunakan variabelvariabel cuaca yang telah maupun yang belum di-deseasonalized, terdapat satu variabel terikat yang dipengaruhi oleh cloud cover, yaitu variabel terikat return saham LSIP. Namun, pada sebagian besar sampel penelitian ditemukan bahwa cloud cover tidak memengaruhi imbal hasil saham. Oleh karena itu, untuk sebagian besar sampel penelitian, dapat dikatakan bahwa peneliti gagal menolak hipotesis nol dari penelitian, yang berarti tidak terdapat hubungan antara cloud cover dan imbal hasil saham. Oleh karena itu, penelitian ini menyimpulkan bahwa investor tidak dapat membuat sebuah strategi aktif dengan menggunakan kondisi cuaca."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Haramain Billady
"Dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk melihat hubungan antara volume perdagangan intrahari dengan volatilitas imbal Hasil intrahari pada saat ada berita dan pada saat tidak ada berita.
Dalam penelitian ini digunakan data harga saham dan volume perdagangan dari saham saham LQ 45 periode Februari 2006 sampai dengan januari 2007. Adapun berita yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah pengumuman laporan keuangan triwulan pertama dan pengumuman dividen. Adapun metodologi penelitian yang di pakai ialah Pairwise Correlation dan regresi untuk meneliti hubungan contemporaneous (hubungan bersama sama) serta Granger Causality test untuk meneliti hubungan kausalitas.
Sedangkan interval waktu data yang digunakan dalam penelitian ini ialah interval waktu 5 menit. Adapun pembagian periode yang dilakukan ialah periode berita dan periode tanpa berita yang terdiri dari periode sebelum berita dan periode setelah berita. Setelah membagi periode penelitian, Pada periode berita ditemukan bahwa sebagian besar saham dalam periode ini mensudukung Sequential Arrival Information Hypoythesis dimana terdapat hubungan kausalitas yang signifikkan Pada hampir keseluruhan saham dan hubungan contemporaneous (hubungan bersam-sama) yang tidak signifikkan pada sebgaian besar saham.
Sedangkan hubungan kausalitas yang terjadi pada periode ini sebagian besar merupakan hubungan kausalitas satu arah. Sedangkan dalam periode tanpa berita baik sebelum berita maupun sesudah berita ditemukan hubungan kausalitas yang signifikkan pada hampir keseluruhan saham.
Sedangkan Pada hubungan Contemporaneus (hubungan bersama sama) ditemukan karakteristik yang berbeda dari tiap sampel. Pada sampel saham yang mengeluarkan laporan keuangan, ditemukan hubungan contemporaneous yang signifikkan pada sebagian besar saham di 2 periode tanpa berita. Sedangkan pada saham yang mengeluarkan pengumuman dividen ditemukan hubungan contemporaneous yang tidak signifikkan pada sebagian besar saham di 2 periode tanpa berita. Adanya hubungan kausalitas pada hampir keseluruhan saham dari 3 periode dimana hubungan kausalitas yang mendominasi pada 3 periode tersebut ialah volume perdagangan Granger Cause Volatilitas saham menunjukkan bahwa volume perdagangan dapat digunakan investor untuk memprediksi volatilitas suatu saham dan digunakan untuk keputusan transaksi ke depannya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ponco T. Widagdo
"Shin and Stulz (2000) menentang dogma hubungan antara risiko dan return (imbal hasil) saham dengan membuktikan adanya hubungan terbalik antara risiko perusahaan dengan imbal hasil saham perusahaan itu (volatilitas asimetrik). Penelitian ini melengkapi seri penelitian tentang perilaku tingkat pengembalian saham yang dimulai oleh Pratt (1966) pada disertasinya yang mengambil sample di New York Stock Exchange tahun 1926 sampai 1959. Solfdosky dan Miller (1969) melanjutkan penelitian Pratt dengan mengambil sampel antara tahun 1951 sampai 1966 dan menemukan hal yang serupa dengan Pratt.
Penelitian lanjutan di bidang ini telah menemukan beragam hasil, sebagian mendukung seluruhnya, dan ada juga yang menolak pembuktian Pratt, Solfdosky, dan Miller. Perbedaan yang terjadi dapat disebabkan oleh adanya perbedaan rentang waktu dan jenis sampel yang diambil, metodologi penelitian yang digunakan, dan sampel bursa yang diambil. Dalam skripsi ini, model utama yang digunakan adalah model dari Shin dan Stulz yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Mereka mengggunakan perubahan volatilitas pada tahun t sampai t+1 sebagai proksi dari kepemilikan opsi riil perusahaan. Eksekusi opsi riil dinilai akan mempengaruhi volatilitas arus kas perusahaan, yang lalu akan tercermin dalam perubahan volatilitas imbal hasil saham di bursa. Shin dan Stulz (2000) menyebut penerapan aplikasi manajemen risiko perusahaan yang kurang baik sebagai salah satu penyebab hubungan negatif antara imbal hasil dan volatilitas. Kelemahan utama penelitian ini adalah periode waktu dan jumlah sampel yang tidak sebanyak Shin dan Stulz.

Shin and Stulz (2000) argues the traditional tenets of risk and return relationship. They proved that the relation between risk and return is negative. This research is complementary to previous research on return behaviour started by Pratt (1966) on his dissertation that took sample in New York Stock Exchange from 1926 to 1959. Pratt?s work is continued by Solfdosky dan Miller (1969) by taking sample in another year, 1951 untill 1966 and they found similar conclusion with Pratt (1966). Many other scholars have continued this subject and they have found variety of conclusion. The differences mainly caused by the differences in time range, market where they took their sample, and the methodology they used.
This research derived it?s methodology from Shin and Stulz (2000). Volatility is measured with variant and they used the volatility change (variant change) in year t until t+1 as a proxy for real option exercise from the company. Real option exercise will change the volatility of firm cash flow that will be reflected in their return?s variant. Shin and Stulz (2000) blaming the firm risk?s management as one of the factor that causing negative relation between volatility change and shareholder return. The main weakness of this research is time period and firm sample that considerably far more fewer than Shin and Stulz (2000).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Aghita Pratama
"Penelitian mengenai variabel-variabel penentu tingkat pengembalian saham yang banyak dilakukan umumnya selalu menyimpulkan bahwa risiko saham sebagai salah satu variabel penentu sangat mendominasi dalam setiap pertimbangan yang dilakukan oleh para investor dalam memutuskan untuk menginvestasikan dananya di pasar modal. Namun sebenarnya ada variabel penentu lain yang juga akan mempengaruhi tingkat pengembalian saham yang perlu dipertimbangkan, yaitu likuiditas saham.
Tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk menguji bagaimana pengaruh risiko saham dalam hal ini adalah risk premium dan likuiditas saham yang diukur dengan besarnya depth to relative spread terhadap imbal hasil saham saham dari perusahaan-perusahaan yang listing di BEI. Dengan menggunakan metode regresi data panel, hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan bahwa baik risk premium maupun likuiditas saham yang diukur dengan depth to relative spread mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap imbal hasil saham dari perusahaan-perusahaan yang listing di BEI. Variabel risk premium mempunyai pengaruh positif terhadap imbal hasil saham, sedangkan variabel depth to relative spread mempunyai pengaruh negatif terhadap imbal hasil saham.

Research on determinant variables of rate of stock return has frequently been undertaken, generally with the conclusion that stock risk is very dominant for an investor in making investment decisions in the capital market. But there is another factor that also needs to be considered, stock liquidity.
The purpose of this research is to test how risk premium and stock liquidity, measured by depth to relative spread, influence stock return of public companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The results from this research show that risk premium and stock liquidity,measured by depth to relative spread, have a significant effect on the stock return of public companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Risk premium variable has a positive effect to stock return, in contrary depth to relative spread has a negative effect to stock return.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6577
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Rianti
"Kepemilikan dan analisis yang tepat pada informasi penting untuk dilakukan investor agar mendapatkan keuntungan dalam berinvestasi. Investor dihadapkan dengan berbagai macam informasi di pasar modal. Data historis seperti volume transaksi dan imbal hasil dapat menjadi informasi yang signifikan untuk mendapatkan keuntungan. Dengan menggunakan data perdagangan saham intrahari untuk periode 10 Agustus hingga 28 Desember 2007 dari Bursa Efek Indonesia, penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana pengaruh volatilitas imbal hasil saham terhadap volume transaksi dan sebaliknya pada 14 saham teraktif di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian membuktikan bahwa volatilitas imbal hasil dan volume perdagangan memiliki korelasi yang positif. Korelasi ini menunjukkan bahwa ketika volatilitas imbal hasil atau resiko karena variabilitas tingkat pengembalian tinggi, volume perdagangan yang terjadi juga tinggi. Hal ini merupakan indikasi bahwa tipe investor pada 14 saham teraktif di BEI merupakan risk taker. Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan kausalitas antara volatilitas imbal hasil dan volume perdagangan. Hal ini berarti menunjukkan bahwa volatilitas imbal hasil tidak dapat digunakan untuk memprediksi volume perdagangan dan sebaliknya. Hubungan yang terjadi pada 14 saham teraktif di Bursa Efek Indonesia merupakan aplikasi dari Mixture Distribution Hypothesis.

Ownership and analysis of information are important for investor in order to make profit from investing. Investors face many types of information at stock market. Historical data for example trading volume and return are also has a possibility to become significant information to exploit profit. By using intraday stocks transaction data for period August, 10 until December 28, 2007, this research try to figure out how return volatility influence trading volume and vice versa on Indonesia Stock Exchange?s 14 most active stocks. The concluding remark proved that return volatility and trading volume has positive correlation. The correlation shows at the time volatility or risk from variability to get return high, trading volume also high. This result indicates that profile of investor in 14 most active stocks are risk taker. However, research can not found causality relationship between return volatility and trading volume. This result show that return volatility can not be used to predict trading volume and vice versa. The relationship between return volatility and trading volume on Indonesia Stock Exchange?s 14 most active stocks are the application of Mixture Distribution Hypothesis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6564
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>