Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82181 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"At the moment of blue swimming crab portunus pelagicus as export commodity, can not meet with a demand due to deleption of its population on the wild...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Mineral monasit secara kimia mengandung U, Th dan elemen tanah jarang (REE) yang secara geologi keberadaannya berasosiasi dengan zirkon sebagai endapan plaser pantai dan sungai. Sebaran granit yang mengandung monasit terdapat dalam satu jalur timah Malaysia, Bangka Belitung, Karimata. Kandungan monasit dalam konsentrat pasir 2,72 % dan dalam granit 1 – 2 %. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan informasi karakter geologi, sebaran dan potensi sumberdaya monasit pada area 10 km2. Metode yang dilakukan adalah pengukuran radioaktivitas batuan dan endapan aluvial, pengambilan contoh mineral berat dan analisis laboratorium yang meliputi analisis butir serta kadar U, Th dan RE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara geologi batuan terdiri dari Formasi Kelapa Kampit yang berumur Karbon – Perm yang telah mengalami metamorfosa dan terpatahkan serta terterobos oleh granit berumur Trias – Jura yang mengandung monasit, zirkon. Akibat proses pelapukan, sedimentasi mineral monasit, zirkon terlepas dan terendapkan sebagai aluvial yang tersebar berarah NW – SE, yang tercermin dari data pengukuran radioaktivitas aluvial berkisar antara 75– 400 c/s. Kadar U berkisar antara 9,5 – 76,5 ppm U dan kadar Th 55 – 610 ppm Th dengan luas area prospek 399,3 Ha."
620 EKSPLOR 32:155 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Noor Firdaus
"Kabupaten Cirebon yang memiliki wilayah pesisir dan daerah pantai, tentu menjadikan sektor perikanan sebagai salah satu sektor unggulan. Rajungan merupakan salah satu komoditas yang sangat penting di Kabupaten tersebut, yang tercatat pada tahun 2010 menghasilkan 17% dari total hasil tangkapan yaitu 4756,3 ton. Akan tetapi pada akhir-akhir ini di daerah Cirebon, rajungan telah mengalami overfishing.
Tesis ini mempelajari tentang biologi, kualitas air dan perikanan rajungan Portunus pelagicus di Cirebon. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui aspek biologi rajungan di Cirebon, menganalisis potensi rajungan di Cirebon terkait isu overfishing, menganalisis parameter lingkungan dari perairan Cirebon, dan memahami aspek sosial nelayan rajungan di Cirebon.
Penelitian menunjukkan bahwa secara umum rajungan jantan lebih banyak tertangkap dengan rasio jenis kelamin 1,6:1, rajungan jantan juga memiliki ukuran tubuh relatif lebih besar dibandingkan dengan rajungan betina. Fekunditas rajungan betina bertelur berkisar antara 1,69 juta sampai dengan 1,95 juta butir telur dengan tingkat kematangan gonad (TKG) ada direntang antara TKG II sampai dengan TKG V. Panjang rajungan pertama kali matang gonad (Lm) berada pada nilai 115,89 mm dan panjang rajungan pertama kali tertangkap (Lc) berada pada nilai 117,93 mm.
Di Cirebon, nilai maximum sustainable yield (MSY) rajungan sebesar 3190,5 ton/tahun, dan fMSY rajungan sebesar 341 unit armada penangkapan. Rajungan berada pada kondisi tangkap lebih. Lingkungan perairan sumberdaya rajungan, memiliki kisaran suhu antara 28°C dan 29°C, salinitas antara 25 ? dan 30 ?, derajat keasaman (pH) antara 7 dan 8, dan tingkat kecerahan antara 4 dan 5 meter.

Cirebon District has a huge coastal areas, due to this condition, the district become to have a great fisheries, especially for swimming crab Portunus pelagicus fisheries. For instants, in 2010, the product of blue crab was recorded about 17% or 4756,3 ton in year.
This research is aimed to study about the biology, water quality and swimming crab fisheries of Portunus pelagicus in Cirebon areas. The purpose of this study are to know the biology aspect of Portunus pelagicus in Cirebon, to analyze the potential of Portunus pelagicus in Cirebon due to overfishing issue, to analyze environmental parameter of waters in Cirebon, and to understand social aspects of swimming crab fisherman in Cirebon.
The research shows that in general, the sex ratio of male-female is 1,6 : 1, the male has relatively large body size compared with the female. The fecundity of the female has ranges between 1,69 million and 1,95 million eggs with mature level of gonads (TKG) between TKG II and TKG V. The length of its first ripe gonads (Lm) is 115,89 mm and the length of its first caught (Lc) is 117,93 mm.
In Cirebon, the value of maximum sustainable yield (MSY) are 3190,5 tons per year, and fMSY are 341 units capture fleet. This crab is on the overfishing condition. Waters environmental parameters have the temperature range between 28°C and 29°C, the salinity between 25 ? - 30 ?, the degrees of acidity (pH) between 7 and 8, and the level of brightness between 4 and 5 meters.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T44821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bongbongan Kusmedy
"Rajungan (Portunus pelagicus Linneaus, 1758) merupakan komoditi perikanan yang tertinggi ketiga di Indonesia setelah udang dan tuna. Salah satu penyebaran rajungan di Indonesia berada di daerah perairan Teluk Banten. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober dan November 2013, sedangkan data produksi statistik perikanan PPN Karangantu diambil tahun 2003?2012. Produksi rajungan mengalami puncaknya pada tahun 2004 yaitu 326.730 kg dengan CPUE penangkapan sebesar 57.8898. Sedangkan jumlah produksi terendah terjadi pada tahun 2006 dengan jumlah produksi sebesar 19.225 kg serta upaya penangkapan yang dilakukan sebesar 1.998 trip.
Untuk hasil perhitungan CPUE yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa nilai CPUE tertinggi terjadi pada tahun 2004 yang mencapai 57.8898 kg/kapal, sedangkan nilai CPUE terendah terjadi pada tahun 2011sebesar 2.5902 kg/kapal. Nisbah Kelamin rajungan lebih di dominasi oleh rajungan jantan dari pada rajungan betina dengan perbandingan bulan 2 : 1. Lebar karapas (CW) rajungan berkisar dari 8-11 cm, maka hasil tangkapan rajungan di Teluk Banten melewati ukuran pertama kali matang gonad.
Dari analisis rapfis diperoleh nilai keberlanjutan sosial = 36,99% (kurang berkelanjutan), teknologi = 48,82% (kurang berkelanjutan), ekologi = 50,40% (cukup berkelanjutan) dan ekonomi = 58,81% (cukup berkelanjutan). Diagram layang-layang menunjukan rata-rata 48,75% (kurang berkelanjutan). Selanjutnya dilakukan perbaikan nilai atribut yang kurang berkelanjutan pada aspek sosial menjadi 62,61, dan teknologi menjadi 56,21. Hasil untuk perubahan kenaikan atribut per dimensi : 1. Sosial (tingkat pendidikan dan pengetahuan terhadap lingkungan) 2. Teknologi (lokasi pendaratan dan ukuran kapal rajungan).
Untuk perikanan tangkap berkelanjutan komoditas rajungan di Teluk Banten diharapkan adanya penciptaan lapangan kerja alternatif, pemberian modal, teknologi baru, penyuluhan atau sosialisasi habitat rajungandan hukum (aturan zona penangkapan), dan konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau disekitar perairan Teluk Banten. Pemerintah segera merekomendasikan terbentuknya kawasan ekoregion Teluk Banten sesuai peruntukannya, sehingga untuk komoditas rajungan dapat dilakukan restocking area.

Blue swimming crab (Portunus pelagicus Linneaus, 1758) is the third highest commodity fisheries in Indonesia after shrimp and tuna. One crab deployment in Indonesia is in the area of Banten Gulf waters. Fishery statistical production data from years 2003-2012 from PPN Karangantu experienced a peak in 2004 is 326.730 kg with fishing effort for 5.644 trip. While the amount of the lowest production occurred in 2006 with a total production of 19.225 kg and the efforts of 1.998 arrests trip.
For the calculation of CPUE that has been done can be seen that the highest CPUE values occurred in 2004 which reached 57.8898 kg/boat, while the lowest CPUE values occurred in 2011 which only reached 2.5902 kg/boat. Sex ratio is more dominated by males crab than females with a ratio of 2: 1, carapace width (CW) ranged from 8 to 11 cm, so the swimming crab (Portunus pelagicus Linneaus, 1758) in Banten Bay isover first time matured. Rapfishdata analysis obtain that sustainable social value (MDS %) is 36,99%, technology; 48,82 %, ecology; 50,4 % and economy; 58,81%. Obtained a result for the attribute increase change per dimensi is : 1. Social (environment knowledge and education) 2. Technology (location for fish landing and tonage of boat).
For sustainable fisheries commodity in Banten Bay crab is expected that the creation of alternative employment, the provision of capital, new technologies, education or socialization crab habitat and the law (arrests zone rules), and conservation of coastal areas and islands around the waters of the Gulf of Banten. The government immediately recommended the formation of Banten Bay area to the given ecoregion, so to commodity restocking areas crabs can be done."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T41897
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hikmat Jayawiguna
"Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan salah satu komoditas ekspor perikanan yang bernilai ekonomis tinggi. Tujuan penelitian ini secara umum adalah menganalisis karakteristik biologi serta hubungannya dengan distribusi ukuran rajungan sebagai dasar pengelolaan perikanan rajungan secara berkelanjutan. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2014 - Maret 2015 di Perairan Teluk Jakarta dengan metode survey darat dan laut. Sampel rajungan sebanyak 1021 ekor dikumpulkan dengan alat tangkap gillnet dan bubu. Data karakteristik biologi dikumpulkan secara in situ dan dianalisis secara deskriptif. Kisaran panjang karapas rajungan jantan adalah 62 mm - 152,5 mm, sedangkan rajungan betina antara 67,5 mm - 132,5 mm. Pola pertumbuhan rajungan keseluruhan bersifat alometrik positif dimana rajungan jantan memiliki persentase tertangkap lebih tinggi dibandingkan betina (1,3:1). Persentase rajungan matang gonad dan belum matang adalah 56,57% : 43,43%. Selalu ditemukan betina matang gonad dan betina bertelur pada setiap bulan pengamatan. Fekunditas rajungan berkisar antara 218.781 sampai 1.100.470 butir. Terdapat hubungan linier antara fekunditas dan panjang karapas rajungan. Rata-rata faktor kondisi sebesar 1,07 dan 1,13 untuk jantan dan betina. Nilai Lc ditemukan kurang dari Lm sehingga ada indikasi tekanan penangkapan. Berdasar nilai Lm diperoleh nilai ukuran minimum rajungan layak tangkap adalah > 105 mm. Diperlukan adanya peraturan pengelolaan tentang : (1) Batas ukuran minimum rajungan yang boleh ditangkap, (2) Larangan penangkapan induk bertelur, (3) Pengaturan DPL dan zonasi penangkapan, (4) Larangan penggunaan alat tangkap destruktif, (5) Restrukturisasi pencatatan data produksi dan alat tangkap, (7) Rencana Pengelolaan Perikanan rajungan (RPP rajungan).

Blue swimming crab (Portunus pelagicus) is an export product with high economic value. The objective of the research was to analyze biological and habitat characteristic and its relationship on crab size distribution as base of sustainable fisheries management. The research was conducted from December 2014 to March 2015 in Jakarta Bays Waters with survey method. Samples were collected by gillnet and collapsible traps. Data was collected in situ and analyzed with descriptively. In the present research, data were covered; length frequency distribution, length-weight relationship, sex ratio, reproductive performance, condition factor, length at first capture, length at first maturity and minimum legal size. While ecological data covered substrat texture, water temperature, salinity, pH value and water depth. Biological data analyzed descriptively whereas sex ratio use chi-square analysis, growth used regression analysis, and reproduction performance analyzed descriptively. Ecological data analyzed descriptively through performance of substrate texture, water quality, depth and also the parameters relationship each other."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T41169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Puyu (Anabas testudineus) is a freshwater fish that has tolerance to a wide water quality. Puyu fish has more potential as an economic commodity than any oher freshwater fisj in fry availability an ddificulty to maintain natural prpagation in hatchery. To maintain puyu in natural habitat, culture systems and technology should be a priority. Spawning experiment in laboratory showed that puyu could spawn with artificially techniques. Natural habitats of puyu was relatively acidic environment (pH 4.0 to 6.5) slowly moving water, muddy sediment and densed water plants with thcik fine roots. Artificially spawning through the simulation of male and female using harmones worked well. Washing the eggs before hatching could increase eggs hatching rate from 51,3 to 83,2 percent. Their fecundity of the parent ranged between 536 and 713 eggs per gram parents weight. In the relatively acidic pH conditions (4-6.5) and at constant water temperature (30-32 celcius degree), the survival rate of larvae of 15 days was 49.05 percent.
"
551 LIMNO 19:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The purpose of the present study is to know efficiency of mass seed production golden travelly fish fry (Gnathonodon speciousus forskall). The larval rearing were conducted using concrete tanks which have volumes of 6 m , density of larvae 10 pc/l. The larvae were reared for 30-35 days with plankton, rotifer, artimia nauplii, mysid shrip, and artificial feed as feed. Water exchange started with 20% of total volume of sea water. , and then increased up to 50-80%. Sampling of larvae were conducted every 5 days, to measure of survival rate (SR) total length (TL) and body weight (BW) tanks were siphoned every 2 days. At D30, larvae were harvested and graded. Four different of naupli density were used as treatments, i,e.: (a)0,4 ind/ml,(b) 0.3 ind/ml;(c)0.2 ind/ml,and(d) 0.1 ind/ml use on three replicates. The result of the experiment showed that the best average survival rate (SR) growth were reached at 0.2-0.4 ind/ml arround 16.25 - 17,02 %, and total lengh 16,52 -17.31 mm, weight o.095 - 0.118 g so that eficiency of seed productions were on 0.2 ind/ml,0.3 ind/ml and 0.4 ind/ml respictively. SR and growth were significantly difference among treatments (P<0.0.0%)."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Khairul Amri
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007
639.311 KHA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"The culture of golden travely,gonathanodon specious forsskal is an export commodity fish having demand. This fish has profitable business prospect ....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>