Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147513 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maulana Muzaqi
"IPv6 adalah protokol Internet yang dirancang untuk menggantikan protokol Internet sebelumnya, yaitu IPv4. IPv6 mempunyai lebar pengalamatan 128 bit, sehingga dapat menampung jumlah host lebih banyak dibandingkan IPv4. IPv6 juga memberikan fitur-fitur tambahan seperti autokonfigurasi, header yang efisien dan fleksibel, keamanan yang terintegrasi dan kemampuan mobilitas. IPv4 mendukung 4.249.967.296 (4,294 x 109 x 2564) alamat, dimana tidak cukup dengan perkembangan jumlah host di Internet saat ini. IPv6 mendukung sekitar 3,4 x 1038 (340 undecillion) alamat, atau sekitar 4,3 x 1020 (430 quintillion) alamat per inci persegi di permukaan bumi (Wikipedia). Meskipun IETF telah merekomendasikan IPv6 sebagai protokol Internet pengganti IPv4, namun sampai saat ini belum terlihat implementasi yang signifikan, terutama di Indonesia untuk benar-2 memigrasikan IPv4 ke IPv6. Proyek akhir ini memberikan analisa kelayakan implementasi IPv6 sebagai protokol komunikasi Internet masa depan terkait krisis ruang alamat IPv4. Studi kasus dilakukan pada PT. Excelcomindo Pratama (XL) dan PT. Indo Internet (Indonet), sebagai representasi organisasi yang sudah mengimplementasikan IPv6. Analisa kelayakan ditinjau dari faktor kesiapan infrastruktur, dukungan sistem operasi, ketersediaan aplikasi, regulasi, performa, dan biaya. Faktor performa dan biaya merupakan dua hal yang masih memberikan pertimbangan tersendiri dalam implementasi IPv6.

IPv6 is an Internet protocol which was engineered to replace Internet protocol previously and currently used, which is IPv4. IPv6 has 128-bit addressing space, therefore it can accommodate huge number of hosts more than IPv4. IPv6 provides enhanced features like autoconfiguration, efficient and flexible header, integrated security and mobility. IPv4 supports 4.249.967.296 (4,294 x 109 x 2564) address, which is not sufficient compared to exponential host growth of Internet today. In the other hand, IPv6 supports around 3,4 x 1038 (340 undecillion) address, or nearly 4,3 x 1020 (430 quintillion) address per inch square on earth (Wikipedia). IETF has recommended IPv6 as Internet protocol to replace IPv4, but apparently until now, there is no significant implementation, especially in Indonesia to get IPv6 fully used and migrated to. This final project objective will be giving a feasibility analysis on IPv6 implementation as future Internet communication protocol regarding IPv4 depletion. Case study was conducted at PT. Excelcomindo Pratama (XL) and PT. Indo Internet (Indonet), as organization representation which have implemented IPv6. Feasibility analysis was assessed and seen from 6 factors; infrastructure readiness, operating system support, application availability, regulation, performance, and cost. Performance and cost factors are two most-contributed concerns in implementing IPv6."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vikram
"Terjadinya perkembangan pemakaian internet secara cepat telah menyebabkan protokol IPv4 tidak dapat lagi menampung user yang ada. Untuk mengatasi masalah keterbatasan alamat pada IPv4, maka dibuatlah Internet Protocol versi baru (IPng atau IPv6). Namun untuk penerapannya masih diperlukan waktu dan metode transisi dari IPv4 ke IPv6 tanpa mengganggu jaringan IPv4. Contoh metode transisi yang dikenal adalah 6to4, 6over4, ISATAP, dan DSTM.
Dalam skripsi ini akan diuji metode tunneling ISATAP dan 6to4. Untuk menguji performansi dari kedua metode tersebut dilakukan uji coba dengan menggunakan aplikasi video streaming. Sarana pengujian menggunakan jaringan test bed yang dibangun dari lima buah PC yang mengambil tempat di Lab Digital FT-UI.
Dalam pengujian akan dianalisa beberapa parameter untuk mengetahui unjuk kerjanya, diantaranya throughput, jumlah packet loss dan latency. Pada pengujian akan dilakukan perbandingan kinerja dari konfigurasi IPv4 murni, IPv6 murni, dengan metode tunneling ISATAP dan 6to4.
Dari hasil uji coba yang dilakukan didapatkan bahwa metode tunneling 6to4 dan ISATAP tidak mengurangi kemampuan jaringan dalam aplikasi video streaming. Dibandingkan dengan IPv4, metode tunneling ini mampu meningkatkan throughput sekitar 0.013% (6to4) dan 0.007% (ISATAP), serta dapat mengurangi packet loss sekitar 47.9% (6to4) dan 6.84% (ISATAP). Perbedaan latency yang terjadi hanya berbeda sekitar 0.73% (6to4) dan 0.045% (ISATAP) terhadap jaringan IPv4.
Sementara itu, pada topologi IPv6 murni didapatkan hasil kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode tunneling, dimana IPv6 mampu meningkatkan throughput sekitar 0.0723%, mengurangi packet loss sekitar 73.76%, dengan perbedaan latency sekitar 0.7% (dengan 6to4) dan 1.52% (dengan ISATAP)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sutedjo Dharma Oetomo
Yogyakarta: Andi, 2003
004.6 BUD k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Supriatna
"Seiring dengan semakin banyaknya pilihan layanan telekomunikasi dan penurunan pendapatan layanan telepon, penyelenggara wartel mengalami masa sulit yang ditandai dengan berkurangnya pendapatan yang diperoleh. Sementara di sisi lain, kebutuhan layanan akses internet semakin tumbuh dari tahun ke tahun sehingga terdapat peluang bagi penyelenggara wartel untuk memberikan layanan akses internet pada wartel yang dikelolanya sebagal sumber pendapatan baru.
Implementasi layanan intemet berbasis Speedy dapat menjadi solusi bagi penyelenggara wartel untuk tetap dapat bertahan dan mengembangkan bisnisnya sehingga perlu dilakukan analisa terhadap kelayakan investasinya.
Dari aspek kelayakan teknis terdapat sejumlah 3.639 wartel (93% dari total jumlah wartel) yang tersebar di 850 wilayah RK (93% dari total jumlah RK) layak untuk mengimplementasikan layanan akses internet berbasis Speedy.
Dengan pendanaan mempergunakan modal sendiri, implementasi layanan akses berbasis Speedy pada wartel layak untuk diimplementasikan pada 384 wartel yang tersebar pada 75 wilayah RK. Dengan pola pendanaan mempergunakan kredit investasi perbankan, implementasi layanan akses berbasis Speedy pada wartel layak untuk diimplementasikan pada 357 wartel yang tersebar pada 73 wilayah RK. Sedangkan dengan pola pendanaan mempergunakan Community Development Program PT TELKOM, implementasi layanan akses berbasis Speedy pada wartel layak untuk diimplementasikan pada 434 wartel yang tersebar pada 85 wilayah RK.

In line with the increasing choices of telecommunication services and the declining revenue of telephony service, wartel owners face a difficult period which is marked by wane of revenue. Whereas on the other side the need of internet access service is growing from year to year, so there is an opportunity for wartel owners to provide Internet access service at their operated wartel as a new source of revenue.
Implementing internet access service based on Speedy could be a solution for wartel owners to survive and leverage their business, so it is necessary to analyze the feasibility of investment.
From technical feasibility aspect there are 3.639 wartel (93% from total wartel) distributed at 850 Cross Connecting Point (CCP) area (93% from total CCP) feasible to implement intemet access service based on Speedy.
By using self financing to implement internet access service based on Speedy at existing wartel, the implementation will be feasible to be implemented at 384 wartel distributed at 75 CCP area. By using loan investment from banking, the implementation will be feasible to be implemented at 357 wartels distributed at 73 CCP area. While using PT TELKOM Community Development Program, the implementation will be feasible to be implemented at 434 wartels distributed at 75 CCP area.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T16883
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Riyanto
"Dengan perkembangan Internet yang pesat dan terus ditemukannya beberapa aplikasi jaringan seperti World Wide Web (WWW), e-mail serta perkembangan aplikasi yang memerlukan alamat IP global yang unik, pengalamatan IPv4 dianggap kurang mencukupi. Dilatarbelakangi kekurangan alamat IP inilah, IETF merekomendasikan IP generasi selanjutnya yang disebut IPv6. Dengan kelebihan utama berupa alamat IP 128 bit, IPv6 mampu mengalamatkan 2128 host atau setara dengan 3,4 x 10
Dalam skripsi ini, diujikan salah satu metode transisi dengan tunneling, yaitu ISATAP. Pengujian dilakukan untuk mengamati unjuk kerja web server pada jaringan ini. Sarana pengujian berupa test-bed yang terdiri dari lima buah PC yang terdapat pada Laboratorium Digital FTUI. Dari hasil pengujian, akan diamati parameter yang mewakili unjuk kerja web server berupa kecepatan transfer, jumlah koneksi per detik dan total waktu koneksi. Kemudian, hasil pengujian akan dibandingkan dengan unjuk kerja web server pada jaringan IPv4 dan IPv6.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kecepatan transfer dan jumlah koneksi per detik yang dihasilkan oleh konfigurasi jaringan dengan tunneling ISATAP memiliki unjuk kerja yang paling baik (kecepatan transfer lebih baik 2,958% dari jaringan IPv4 dan lebih baik 4,047% dari jaringan IPv6, sedangkan jumlah koneksi per detik lebih baik 5,965% dari jaringan IPv4 dan lebih baik 8,139% dari jaringan IPv6). Dalam hal total waktu koneksi, total waktu koneksi pada jaringan dengan tunneling ISATAP lebih lama 8,095% dari jaringan IPv4 dan lebih lama 2,399% dari jaringan IPv6."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhaka Naufan Azmi
"ABSTRAK
Jaringan Mobile Internet Protocol adalah feature yang terdapat pada Ipv4 dan Ipv6 dan memungkinkan mobile device untuk dapat diidentifikasikan dengan menggunakan IP tunggal walaupun device tersebut berpindah dari satu jaringan (home network) ke jaringan lainnya (foreign network). Proses perpindahan tersebut dinamakan handover yang dibedakan menjadi horizontal dan vertical handover. Untuk mengetahui performa jaringan dengan kedua jenis handover tersebut, dapat diukur beberapa parameter QoS seperti throughput, delay, packet loss dan transfer time. Skripsi ini menggunakan aplikasi game flash yang akan diukur QoSnya. Pengukuran dilakukan dengan cara memainkan aplikasi antara server dan client. Dari hasil pengukuran QoS, dapat dilihat bahwa proses horizontal handover memiliki performa yang lebih baik dibandingkan proses vertical handover. Selisih performa skenario vertical handover dengan horizontal handover untuk parameter throughput, delay, packet loss, dan transfer time adalah 21,61%, 18,43%,20% dan 23,48%.

Abstract
Mobile Internet Protocol is a network feature contained in the IPv4 and IPv6 and enable mobile devices to be identified by using a single IP even though the device is moved from one network (home network) to another network (foreign network). Transfer process is called handover is divided into horizontal and vertical handover. To find out the network performance with both types of handover, the QoS can be measured several parameters such as throughput, delay, packet loss and transfer time. This thesis uses flash game application to be measured QoSnya. Measurements were performed by means play between server and client applications. Of QoS measurement results can be seen that the horizontal handover has better performance than the vertical handover process. Difference in the performance of vertical handover scenarios with horizontal handover to the parameters throughput, delay, packet loss, and transfer time is 21.61%, 18.43%, 20% and 23.48%."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43552
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Hardiyani
"Tujuan skripsi ini adalah untuk mengetahui kinerja dan menganalisa hasil simulasi perbandingan parameter kualitas layanan dari protokol OSPFv3 dan protokol RIPng pada aplikasi FTP (File Transfer Protocol) di jaringan Mobile IPv6 menggunakan OPNET. Setiap protokol akan dibagi menjadi 2 skenario, yaitu saat kondisi Akses Point sama (tidak terjadi perpindahan akses point) dan saat kondisi Akses Point berbeda (terjadi perpindahan akses point). Dengan hasil simulasi yang didapat dari kedua skenario, nilai dari parameter yang dihasilkan oleh protokol OSPFv3 dan protokol RIPng selalu menghasilkan nilai dengan selisih yang tidak berbeda jauh. Pada skenario 1, nilai yang dihasilkan pada parameter delay RIPng adalah 70% dari nilai OSPFv3, throughput RIPng adalah 41% dari nilai OSPFv3, traffic sent RIPng adalah 93% dari nilai OSPFv3, traffic received RIPng adalah 36% dari nilai OSPFv3, download response time RIPng adalah 98% dari nilai OSPFv3, dan upload response time RIPng 97% dari nilai OSPFv3. Pada skenario 2, parameter delay RIPng adalah 74% dari nilai OSPFv3, throughput RIPng adalah 71% dari nilai OSPFv3, traffic sent RIPng adalah 84% dari nilai OSPFv3, traffic received RIPng adalah 68% dari nilai OSPFv3, download response time OSPFv3 adalah 96% dari nilai RIPng, dan upload response time OSPFv3 adalah 79% dari nilai RIPng. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja protokol OSPFv3 dan protokol RIPng pada aplikasi FTP tidak memiliki perbedaan yang signifikan, tetapi hasil parameter yang ditunjukkan membuktikan bahwa kinerja protokol OSPFv3 lebih baik dari protokol RIPng.

The purpose of this thesis is to determine the performance and analyze the simulation results comparison of quality of service parameters of the protocol OSPFv and RIPng protocol on the application FTP (File Transfer Protocol) in Mobile Ipv6 networks using OPNET. Each protocol will be divided into two scenarios, which are at the same Access Point condition (no displacement access point) and the different Access Point condition (moving event access point). By the simulation results obtained from the two scenarios, the value of the parameter produced by the protocol OSPFv3 and RIPng protocol always produces a value that does not differ too much. In scenario 1, the value of RIPng delay parameter is 70% of the value of OSPFv3, RIPng throughput is 41% of the value of OSPFv3, RIPng traffic sent is 93% of the value of OSPFv3, RIPng received traffic is 36% of the value of OSPFv3, download response time RIPng is 98% of the value of OSPFv3, RIPng and upload response time 97% of the value of OSPFv3. In scenario 2, RIPng delay parameter is 74% of the value of OSPFv3, RIPng throughput is 71% of the value of OSPFv3, RIPng traffic sent is 84% of the value of OSPFv3, RIPng received traffic is 68% of the value of OSPFv3, download response time is 96% OSPFv3 of the value of RIPng, OSPFv3 and upload response time is 79% of the value of RIPng. It can be concluded that the performance of the protocol OSPFv3 and RIPng protocol on FTP application does not have a significant difference, but the parameter results proved OSPFv3 shows better performance than RIPng protocol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldiansah Prayogi
"Mobile IPv6 merupakan komunikasi perangkat mobile yang memungkinkan koneksi tetap terhubung meskipun berpindah dari Home Network ke Foreign Network. Dalam mempertahankan koneksi, terdapat berberapa metode, salah satunya adalah Bidirectional Tunelling. Jaringan Bidirectional mobile IPV6 dengan aplikasi FTP yang di rancang akan diuji performanya dengan serangan Distributed Denial of Service yang dibedakan besar paket data serangannya. Parameter pengukuran yang digunakan adalah transfer time, delay, throughput, dan packet loss. Transfer time, delay, dan packet loss di Home Network saat diserang DDoS 2600KB mencapai kenaikan 392.78%, 372.46%, dan 11446.48. Sedangkan throughput di Home Network saat diserang dengan DDoS 2600KB mencapai penurunan 77.83%. Performansi jaringan dengan aplikasi FTP di Home Network memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan di Foreign Network. Dari hasil pengukuran dapat disimpulkan semakin besar paket data serangannya maka semakin berpengaruh terhadap buruknya parameter tersebut. Namun dengan semakin besarnya paket data serangan maka semakin lama pengiriman flooding paket data tersebut akibat pemrosesan yang semakin berat juga. Hal tersebut yang mengakibatkan perbedaan persentase terlalu signifikan pada paket data serangan yang terlalu besar.

Mobile IPv6 is a communication between mobile devices which allow the connection stays alive even move from the Home Network to the Foreign Network. In maintaining the connection, there are some of methods, one of them is Bidirectional Tunneling. Bidirectional mobile IPv6 network with FTP application which is designed will be tested its performance with the Distributed Denial of Service attack which is distinguished its large attack data packets. Measurement parameters used are the transfer time, delay, throughput, and packet loss. Transfer time, delay, and packet loss in the Home Network when its attacked with DDoS 2600KB increase 392.78%, 372.46%, and 11446.48%. While the throughput in the Home Network when its attacked with DDoS 2600KB decrease 77.83%. This network performances with the FTP application in the Home Network has a better performance than in the Foreign Network. The measurement result, bigger attack data packet which is used will be more powerful against bad that parameters. But bigger attack data packet make sending flood data packet slower because the process is harder too. This thing that causing the percentage difference is not too significant on attack data packet which is too big."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
E Diamond C P
"ABSTRAK
Jaringan Mobile IPv6 mendukung Mobile Node untuk tetap terhubung kepada
titik akses jaringan dan berpindah ke titik akses lain tanpa harus melakukan
koneksi ulang. Pada jaringan vertical mobile, perpindahan titik akses disebut
handover yang dan didukung dengan dua jenis metode komunikasi antara
Correspondent Node dengan Mobile Node, yaitu Bidirectional Tunneling dan
Route Optimization. Untuk mengetahui performansi jaringan pada kedua jenis
metode komunikasi tersebut, dibuat suatu jaringan MIPv6 sederhana dan diukur
beberapa parameter performansi seperti transfer time, delay, dan throughput. Pada
skripsi ini akan digunakan aplikasi File Transfer Protocol (FTP).
Hasil pengukuran membuktikan bahwa transfer time dengan metode komunikasi
Route Optimization lebih cepat 8.82% pada Home Link dan lebih cepat 32.49%
pada Foreign Link, delay dengan metode komunikasi Route Optimization lebih
kecil 8.85% pada Home Link dan lebih kecil 32.50% pada Foreign Link, dan
throughput dengan metode komunikasi Route Optimization meningkat sebesar
9.71% pada Home Link dan meningkat sebesar 47.71% pada Foreign Link.

Abstract
Mobile IPv6 networks support Mobile Nodes to stay connected to the network
access point to another without having to do a connection reset. On the network
the mobile vertical displacement called handover and is backed with two methods
or communication between Mobile Node and Correspondent Node with
Bidirectional Tunneling and Route Optimization. To find out which network
performance on both types of communication methods, has made a simple MIPv6
network and be measured several parameter such as transfer time, delay, and
throughput. Here will be using File Transfer Protocol (FTP) application.
The result prove that the transfer time measurement with Route Optimization
method 8.82% faster on the Home Link and 32.49% faster on the Foreign Link,
delay measurement with Route Optimization method 8.85% faster on the Home
Link and 32.50% faster on the Foreign Link, throughput measurement with Route
Optimization method increase 9.71% on the Home Link and increase 47.71% on
the Foreign Link."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43313
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ghiffari Aulia
"Pada skripsi ini akan dibangun suatu jaringan sederhana untuk mengamati performansi aplikasi transfer file pada jaringan IPv6 tunneling GRE dan ISATAP beserta perbandingannya. Tunneling IPv6 adalah fitur pada jaringan IPv6 untuk membantu migrasi jaringan IPv4 ke IPv6 secara bertahap. Pada proses integrasi ke jaringan tunneling, pemilihan tipe tunneling harus berdasarkan aplikasi yang dijalankan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk membandingkan kedua tipe tunneling (GRE dan ISATAP) pada FTP berdasarkan parameter-parameter QoS. Parameter-parameter QoS yang dibandingkan merupakan parameter penting untuk menentukan tunneling mana yang lebih baik dalam mengantarkan paket TCP.
Throughput pada jaringan tunneling ISATAP mengalami kenaikan sebesar 0,15% dari throughput pada jaringan tunneling GRE. Delay juga tidak banyak berbeda, pada tunneling ISATAP delay hanya menurun sebesar 0,98%. Perbedaan yang signifikan terjadi pada packet loss dimana ISATAP mempunyai packet loss yang lebih besar, yaitu 7,488% dibandingkan packet loss pada GRE yang bernilai 5,562%. Oleh karena itu, tunneling GRE lebih baik digunakan pada aplikasi FTP jika koneksi antar router yang membentuk tunnel tidak stabil dan sering mengalami gangguan interferensi yang menyebabkan paket hilang saat pengiriman file.

This thesis will design a testbed to measure file transfer performance on IPv6 tunneling GRE and ISATAP including the comparison. IPv6 tunneling is a feature in IPv6 to help network migrate from IPv4 network to IPv6 network gradually. In the process of integration, choosing the type of tunneling has to be based on running application on the network. This paper aims to compare two type of tunneling (GRE and ISATAP) on FTP by referring to their QoS parameters. These QoS parameters are important to select the best tunneling type between GRE and ISATAP when transporting TCP packets.
ISATAP tunneling throughput on the network has increased by 0.15% of the throughput on the network GRE tunneling. Delay is also not much different, the ISATAP tunneling delay only decreased by 0.98%. Significant differences occurred in which the ISATAP packet loss have a greater packet loss, which is 7.488% as compared to the GRE packet loss is 5.562%. Therefore, GRE tunneling is better used on FTP when connection between the routers making the tunnel is not stable and often get interference that can make packet lost during file transfer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S44402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>