Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105184 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kania Aranda
"Skripsi ini membahas pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa dan peran guru SMA Lazuardi GIS dalam mengajak siswa memanfaatkan perpustakaan sekolah, serta cara-cara yang dilakukan oleh guru dalam berperan mengajak siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah dalam kegiatan belajar mengajar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif berbentuk survei pendapat dengan pendekatan kuantitatif, dan pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur, kuesioner serta wawancara bebas. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik acak sederhana serta menggunakan rumus Pendekatan Slovin sehingga menghasilkan 60 orang responden, yaitu siswa SMA Lazuardi GIS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran dan dukungan guru berpengaruh pada aktifnya siswa SMA Lazuardi GIS berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan sekolah, baik di dalam kegiatan belajar maupun di waktu luang. Pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber belajar disebabkan oleh berbagai macam faktor, diantaranya adalah konsep pendidikan saat ini yang menuntut pemanfaatan perpustakaan sekolah di dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu guru SMA Lazuardi GIS memiliki berbagai cara untuk mengajak siswanya agar dapat memanfaatkan perpustakaan sekolah semaksimal mungkin di setiap kegiatan dan proses belajar.

This undergraduate thesis covers the utilization of library of Lazuardi GIS by its students; and the roles and ways of its teacher in encouraging its students to maximize the exploit of the library in their learning activities. The type of this research is descriptive quantitative with opinion survey. Data were collected by using literature studies, questionnaire, and unstructured interviews. The sample was using simple random sampling with Slovin Approach formula, resulting 60 respondents, all of them are Lazuardi GIS students.
The result indicates the teacher`s role and support affects to already pro-active Lazuardi GIS students in visiting and exploiting their school library, either in their learning activities or in leisure time. The utilization of school library by its students as one of learning resources is caused by many factors, as: nowadays education concept which requiring library to support the school learning activities. Therefore, Lazuardi GIS teachers have so many ways to encourage their students to maximize exploit the school library in every learning process and activities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S15481
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Fatimah
"Penelitian mengenai kebutuhan informasi dan perilaku pencarian informasi sekolah dasar ini dilakukan di SD Lazuardi GIS, JI. Garuda Ujung No. 35 Griya Clnere, Depok 16515 terhadap 6 (enam) orang informan yang merupakan guru kelas di SD Lazuardi GIS.
Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui informasi apa saja yang menjadi kebuluhan guru khususnya dalam kegiatan belajar mengajar, di luar kegiatan belajar mengajar dan pengeloiaan kelas dengn siswa berkebuluhan khusus, dan (2) mengeiahui gambaran perilaku pencarian informasi yang dilakukan guru SD Lazuardi GIS.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan inforrnan. Penelitian diiaksanakan di SD Lazuardi GIS yang merupakan sekolah dengan penerapan sistem pendidikan inklusi, yaitu sistem pendidikan yang memadukan pendidikan biasa dan pendidikan Iuar biasa (siswa berkebuluhan khusus) di dalam kelas yang sama. Hasilnya menunjukkan bahwa informasi yang diperlukan guru untuk kegiatan belajar mengajar meliputi media pengajaran, materi pengajaran, strategi atau metode mengajar, manajemen kelas dan evaluasi. Subyek yang diminati oleh guru di luar kegiatan belajar mengajar adalah psikologi dan sastra. Subyek yang diinginkan untuk pengembangan diri dan wawasan adalah informasi pendidikan, bahasa, psikologi dan ketrampilan. lnformasi yang dibutuhkan dalam mengelola kelas dengan siswa berkebutuhan khusus adalah metode penanganan, metode mengajar dan jenis-jenis kelainan serta penyebabnya.
Diketahui pula dari hasil penelitian bahwa pencarian informasi dilakukan dengan cara mencari ke sumber infonnasi tertulis seperti buku, observasi, bertanya dan berdiskusi. Sumber informasi formal yang digunakan antara lain buku, artikel koran/majalah dan internet sedangkan sumber informasi informal yang digunakan adalah teman, terapis, orangtua murid dan perpustakaan sekolah. Kendala utarna dalam pencarian informasi adalah keterbatasan fasilitas akses dan waktu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S15529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Askaria Milindri
"Tesis ini membahas eksplorasi dan manifestasi pengetahuan tasit pada siswa SMP di Sekolah Lazuardi GIS Cinere dengan menggunakan kerangka analisa Nonaka & Takuechi (1995). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing murid telah memiliki pengetahuan tasit berdimensi teknis dan kognitif sebelum mereka menjadi murid SMP Lazuardi GIS. Pengetahuan tersebut di bawa oleh tiga agen sosialisasi dominan, yakni keluarga, agama, dan media massa. Pengetahuan tasit tersebut dieksplorasi di sekolah pada program pengayaan sekolah dan program inti sekolah. Sedangkan manifestasi pengetahuan tasitnya terdapat pada kurikulum intangible-nya (hidden curriculumatau kurikulum yang tidak kelihatan secara kasat mata tetapi dapat dirasakan dalam budaya sekolah, seperti visi-misi-filosofi sekolah dan hal-hal apa saja yang ingin dikembangkan pada murid-muridnya).

This thesis explains about exploration and manifestation tacit knowledge of Junior High School Student in Lazuardi GIS Cinere with Nonaka and Takeuchi (1995) frame analysis. This thesis is a qualitative research with descriptive analysis design. The result showed that each student had their own tacit knowledge either in tecnical dimension or kognitif dimension before they became a Junior High School student in Lazuardi GIS Cinere. That knowledge was brought by three dominant socialization agents, namely family, religion, and mass media. That tacit knowledge was explored by the school on school enrichment programs and school core programs. While the tacit knowledge manifestation could be found in its tangible curriculum (hidden curriculum or a curriculum that is invisible but can only be felt within its school culture, such as school vision and mission and things that the school wants to be flourished).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartiastuti Utami
"Penelitian ini membahas mengenai pemanfaatan koleksi perpustakaan Jakarta Islamic School oleh siswa dan guru, yang merupakan penelitian Kuantitatif dengan menggunakan metode survey. Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi pemanfaatan koleksi di perpustakaan sekolah, bisa dimanfaatkan dengan baik atau tidak oleh siswa PKP dan melihat seberapa sering buku itu dipinjam dan untuk mengetahui buku apa saja yang sering dipinjam oleh siswa dan guru. Agar dapat memenuhi kebutuhan pemustaka. Peneliti menyimpulkan bahwa perpustakaan ini berfungsi sebagai tempat rekreasi bagi penggunanya, karena koleksi yang sering dipinjam adalah koleksi novel, namun ada koleksi tentang komputer juga diminati oleh siswa dan guru, walaupun tidak terlalu sering di pinjam. Koleksi yang tersedia disana cukup banyak dan mempunyai 2800 judul yang beragam.

This study discusses the use of library collections Jakarta Islamic School by student and theacher which is quantitative research using survey methods. This study aims to identify the use of the collection in the school library and show often the book was borrowed and find out what books are often borrowed by student and theacher. In order to meet the need users. Conclude this research the library as a place recreation for user, because collection often borrowing is a collection of novel. But there is collection of computers are also in demand by student and teacher, although not often used. Collection available there quite a lot and have a range 2800 title.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S54523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Husna Annisa H Monu
"ABSTRAK
Faktor perbedaan individu siswa mempengaruhi pembelajaran dan pemerolehan bahasa asing/kedua, maka penting bagi guru bahasa asing/kedua untuk mengakomodasi perbedaan individu siswa dalam pengajaran. Penelitian ini smembahas sejauh mana guru mengakomodasi faktor perbedaan individu siswa dalam pengajaran. Peneliti melakukan tiga kali observasi kelas dari total 14 kali pertemuan dalam satu semester. Kegiatan-kegiatan kelas, tindakan dan tuturan guru diteliti untuk melihat apakah guru mengakomodasi atau mengabaikan faktor perbedaan individu siswa dalam pengajaran bahasa Inggris. Melalui rekaman video proses belajar mengajar, pengidentifikasian faktor perbedaan individu dengan kuesioner, stimulated recall kepada siswa dan guru peneliti menemukan 25 kegiatan kelas, tindakan dan tuturan guru mengakomodasi faktor perbedaan individu siswa. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah menjadi rujukan bagi guru bahasa Inggris dalam merancang kegiatan-kegiatan kelas, melakukan tindakan dan menyampaikan tuturan untuk mengakomodasi faktor perbedaan individu siswa.

ABSTRACT
Individual differences factors influence foreign/second language learning and acquisition, so it is important for foreign/second language teachers to accommodate students? individual factors in teaching. This study discusses how far teacher accommodate students? individual differences factors. Researcher did classroom observation for three times of 14 meetings in one semester. Class activities, teacher?s act and utterances is examined to see does teacher accomodate or neglect students? individual differences in teaching English. By video-recording teaching and learning process, identifying students? individual differences factors with questionaires and stimulated recalling to the students and the teacher, researcher find that 25 class activities, teacher?s act and utterances accommodating students? individual differences factors. A desirable use of this study would be a refference for English teachers in designing class activities, doing act and giving utterances to accomodate students? individual differences factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T45396
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Figo Alief Alfanzha
"Perpustakaan sekolah memiliki peran penting dalam menyediakan informasi dan mendukung proses pembelajaran di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perpustakaan sekolah dalam proses pembelajaran di lingkungan sekolah. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2021 sampai dengan Mei 2022, menggunakan pendekatan kualitatif. Penentuan informan dilakukan dengan metode purposive sampling dan pengambilan data dilakukan melalui wawancara dan observasi secara daring. Hasil dari penelitian yang diperoleh menunjukkan, perpustakaan sekolah memiliki peran yang membantu proses pembelajaran di lingkungan sekolah. Perpustakaan sekolah membantu siswa dan guru belajar, memberikan informasi, dan mengerjakan tugas. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah perlu mendapat perhatian khusus untuk meningkatkan layanan informasinya dalam proses pembelajaran.

School libraries have an important role in providing information and supporting the learning process in schools. This study aimed to determine the role of the school library in the learning process in the school environment. The research starts from October 2021 until May 2022, using a qualitative approach. Determination of informants is conducted by purposive sampling method by conducting online interviews and observations. The results of the research show that the school library has a role that helps the learning process in the school environment. The school library helps students and teachers learn, provide information, and do assignments. Therefore, school libraries need special attention to improve their information services in the learning process."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Marwati
"ABSTRAK
Studi ini membahas tentang pengembangan potensi kenyamanan visual individu dengan gangguan spektrum autisme pada sebuah ruang tenang yang bertujuan untuk meringankan perilaku dan emosi maladaptif. Perilaku dan emosi yang maladaptif memiliki keterkaitan yang erat dengan gangguan proses sensorik yang umumnya dimiliki oleh individu dengan gangguan spektrum autisme. Dengan pengoptimalan kenyamanan visual sensorik pada sebuah ruang tenang, diharapkan perilaku dan emosi maladaptif yang sedang dialami seseorang bisa berangsur berkurang. Studi ini dilakukan dengan tinjauan literatur, dan studi kasus pada sekolah yang menyediakan layanan pendidikan khusus, yaitu Sekolah Mandiga, dan layanan pendidikan inklusi, yaitu Lazuardi Cordova GIS (Global Islamic School). Delapan subyek penelitian dengan rentang usia anak-anak hingga dewasa muda terlibat dalam penelitian ini dengan empat subyek pada masing-masing lokasi. Analisis kondisi eksisting ruang tenang dilakukan dengan didukung oleh pengamatan langsung dan simulasi software pencahayaan DIALux evo 8.1. Untuk melakukan pengamatan terhadap perilaku dan emosi subyek penelitian dalam ruang tenang eksisting, dilakukan penilaian yang berdasarkan pada 12 perilaku dan emosi aktif pada instrumen Aberrant Behavior Checklist-Irritability (ABC-I). Penilaian dilakukan pada perilaku dan emosi subyek saat sebelum dan setelah masuk ke dalam ruang tenang dalam setiap rentang waktu 5 menit hingga subyek sudah tenang dan diperbolehkan keluar. Dengan ruang tenang yang memiliki penyebaran intensitas cahaya yang merata, empat subyek penelitian pada Sekolah Khusus menunjukkan penurunan perilaku dan emosi maladaptif sejak lima menit pertama. Sementara itu, subyek pada Sekolah Inklusi, dengan ruang tenang yang memiliki variasi penyebaran intensitas cahaya, menunjukkan perubahan yang beragam. Dua dari empat subyek mengalami kenaikan tingkat masalah perilaku dan emosi, satu subyek tidak menunjukkan perubahan, dan satu lainnya mengalami penurunan masalah. Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa subyek penelitian cenderung memilih area yang dekat dengan pandangan keluar dan menjauhi cahaya dengan intensitas berlebih. Usulan intervensi desain ruang tenang yang diusulkan dikembangkan dari tiga pertimbangan utama, yaitu (1) memberikan kenyamanan visual sesuai kebutuhan sensorik individu dengan gangguan spektrum autisme, (2) memenuhi kebutuhan ruang sebagai ruang yang dapat memberikan efek tenang, dan (3) mengantisipasi terjadinya perilaku dan emosi yang membahayakan diri. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan lebih lanjut mengenai ruang bagi individu dengan gangguan spektrum autisme sehingga tercipta lingkungan inklusif dan berkelanjutan.

ABSTRACT
This study discusses the potential of optimizing the visual comfort of individuals with autism spectrum disorder (ASD) in a quiet room. This study aims to propose an architectural intervention that may relieve maladaptive behavior and emotions in autistic users. Maladaptive behavior and emotions have a close relationship with sensory processing disorder that are generally owned by individuals with autism spectrum disorder. It is expected that maladaptive behavior and emotion that are being experienced by a person can gradually diminish by optimizing visual sensory comfort in a quiet room. This study was supported by literature review and case studies in two schools that provide special education services, namely Sekolah Mandiga, and inclusive education services, namely Lazuardi Cordova GIS (Global Islamic School). Eight respondents, ranged in the age of children to young adults were involved in this study, with four respondents on each school. Analysis of the existing condition of the quiet room is supported by observation and simulation through the lighting software DIALux evo 8.1. To observe the behavior and emotion of respondents in the existing quiet room, an assessment based on 12 active behaviors and emotion on the Aberrant Behavior Checklist- Irritability (ABC-I) instrument. Assessments were carried out on the respondents behavior and emotion at the time before and after entering the quiet room for every 5 minutes until the respondent was calm and allowed to leave the room. Four respondents at the Special School, which had quiet room with evenly distributed light, showed a decrease in maladaptive behavior and emotion since the first five minutes of entering the quiet room. Meanwhile, in a quiet room that had variations of light intensity, respondents at the Inclusion School showed various changes. Two out of four respondents experienced an increase in the level of maladaptive behavior and emotion, a respondent showed an unchanged level, while the other experienced a decrease. The result also showed that the respondents exhibit the tendency to choose an area that is close to the outside view and far from the excess light. The proposed quiet room design intervention is a development based on three main considerations, which are (1) providing visual comfort according to the sensory needs of autistic individuals, (2) meeting the room requirements as a space that provide a quiet effect, and (3) anticipating the occurrence of behavior and emotion that may harm. It is hoped that this research may become a reference in the further development of spaces that are dedicated for autistic individuals to make an inclusive and sustainable environment for individual with autism spectrum disorder."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misriyati
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang peran perpustakaan sekolah dalam menunjang kegiatan belajar-mengajar di Semut-Semut The Natural School. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Kesimpulan yang diperoleh adalah peran perpustakaan dalam menunjang proses pembelajaran di perpustakaan Semut-Semut The Natural School masih dalam tahap awal dimana perpustakaan hanya sebagai pusat sumber belajar, pusat kegiatan membaca dan pusat kegiatan literasi informasi. Saran dari peneliti untuk pengembangan perpustakaan Semut-Semut The Natural School adalah menambah koleksi perpustakaan, memperluas ruangan perpustakaan, menyediakan fasilitas penunjang seperti ruang diskusi dan meja belajar, meningkatkan kerja sama dan perhatian dari berbagai pihak, dan menyediakan dana yang cukup untuk keperluan perpustakaan.

ABSTRACT
The thesis discusses about the role of the school library in supporting teaching and learning activities at Semut-Semut The Natural School. This research uses qualitative approach and case study method. The conclusion is the Semut-Semut The Natural School’s library is still in the early phase in supporting the learning activities where library only as a center of learning source, a center of reading, and a center of literacy information activities. Suggestion from the writer to develop the Semut-Semut The Natural School is adding the library collection, expanding the library room, providing ancillary facilities such as disscussion room and learning table, building cooperation of various people and providing sufficient funds for library needed."
2014
S53288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfa Defison
"ABSTRAK
Kebudayaan, khususnya komponen nilai, dapat dipelajari melalui proses
pendidikan. Pendidikan menjadi isu penting karena pendidikan memainkan peran
yang penting dalam sosialisasi pada diri anak-anak. Menjadi sesuatu yang
kontradiktif ketika budaya di sekolah bertentangan budaya di masyarakat,
khususnya budaya di sebagian kalangan pelajar. Misalnya, masyarakat tidak
membenarkan kenakalan pelajar seperti tawuran, pergaulan bebas dan penyalah
gunaan narkoba. Tetapi justru sebagian pelajar justru terlibat dalam kenakalan
pelajar tersebut.Sekolah sebagai lembaga pendidikan tentunya mempunyai peran
penting untuk membendung kenakalan pelajar. Sekolah pada umumnya memiliki
visi, misi, nilai, program dan tata tertib yang menentang kenakalan pelajar
tersebut. Visi, misi, nilai, program dan tata tertib sekolah dapat disebut sebagai
school culture. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan school culture di
SMA Islam Terpadu Nurul Fikri (SMAIT NF) Depok. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus.
Nilai SMART merupakan inti school culture SMAIT NF Depok. School culture
SMAIT NF Depok secara umum cukup berjalan cukup baik. Hal tersebut
didukung oleh pelaksanaan sosialisasi SMART sejak Masa Orientasi Sekolah
(MOS). SMART juga dimasukkan ke dalam buku pedoman tata tertib siswa dan
dievaluasi setiap bulan. SMART juga berlaku bagi guru dan karyawan tetapi
sosialisasi dan evaluasi belum optimal. Tetapi elemen school culture yang masih
lemah di SMAIT NF Depok adalah dokumentasi sejarah dan artefak simbolik.
Nilai SMART yang berlaku bagi semua warga SMAIT NF Depok baik siswa,
guru maupun karyawan seharusnya didukung oleh kebijakan, konsep dan berbagai
perangkat yang lebih tepat guna. Sehingga nilai SMART secara konkret dapat
bekerja sebagai inti shoool culture SMAIT NF Depok.

ABSTRACT
Culture, especially a value component can be learnt through a learning process.
Education becomes an important issue because education plays the crucial role in
socialization especially for children. Being a contradictive when culture in the school
is against the culture in society, especially the culture in students. For instance, the
society blames teenages delinquency for example riot and loothing, free sex, and
drug abuse. However a part of the students are involved in the teenages delinquency.
School as the education institution has the crucial role to prevent teenages
delinquency. Generally, school owns vision, missions, values, program and
regulations which are against the teenages delinquency. Vision, missions, values,
program and regulations are mentioned as a school culture. The research aims to
describe school culture in Nurul Fikri Depok Integrated Islamic Senior High School
(SMAIT NF). This research uses qualitative approach by case study strategy.
SMART value is the core of the school culture of SMAIT NF Depok. Generally, the
school culture of SMAIT NF Depok carries out well. It has been supported by an
implementation of SMART socialization since School Orientation Period
(SOP/MOS). SMART is included in a guidance book of students regulations and it
is evaluated every month. SMART is also intended for teachers and staff, however
the socialization and evaluation have not been optimal. The weak elements of school
culture in SMAIT NF Depok are historical documentation and symbolic artefact.
SMART value which is valid for all SMAIT NF Depok society both students,
teachers and staff must be supported by the exact and useable policy, concept and
various frames. Therefore SMART value can concretely work as the school culture
core of SMAIT NF Depok."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfa Defison
"[ABSTRAK
Kebudayaan, khususnya komponen nilai, dapat dipelajari melalui proses
pendidikan. Pendidikan menjadi isu penting karena pendidikan memainkan peran
yang penting dalam sosialisasi pada diri anak-anak. Menjadi sesuatu yang
kontradiktif ketika budaya di sekolah bertentangan budaya di masyarakat,
khususnya budaya di sebagian kalangan pelajar. Misalnya, masyarakat tidak
membenarkan kenakalan pelajar seperti tawuran, pergaulan bebas dan penyalah
gunaan narkoba. Tetapi justru sebagian pelajar justru terlibat dalam kenakalan
pelajar tersebut.Sekolah sebagai lembaga pendidikan tentunya mempunyai peran
penting untuk membendung kenakalan pelajar. Sekolah pada umumnya memiliki
visi, misi, nilai, program dan tata tertib yang menentang kenakalan pelajar
tersebut. Visi, misi, nilai, program dan tata tertib sekolah dapat disebut sebagai
school culture. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan school culture di
SMA Islam Terpadu Nurul Fikri (SMAIT NF) Depok. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus.
Nilai SMART merupakan inti school culture SMAIT NF Depok. School culture
SMAIT NF Depok secara umum cukup berjalan cukup baik. Hal tersebut
didukung oleh pelaksanaan sosialisasi SMART sejak Masa Orientasi Sekolah
(MOS). SMART juga dimasukkan ke dalam buku pedoman tata tertib siswa dan
dievaluasi setiap bulan. SMART juga berlaku bagi guru dan karyawan tetapi
sosialisasi dan evaluasi belum optimal. Tetapi elemen school culture yang masih
lemah di SMAIT NF Depok adalah dokumentasi sejarah dan artefak simbolik.
Nilai SMART yang berlaku bagi semua warga SMAIT NF Depok baik siswa,
guru maupun karyawan seharusnya didukung oleh kebijakan, konsep dan berbagai
perangkat yang lebih tepat guna. Sehingga nilai SMART secara konkret dapat
bekerja sebagai inti shoool culture SMAIT NF Depok.

ABSTRACT
Culture, especially a value component can be learnt through a learning process.
Education becomes an important issue because education plays the crucial role in
socialization especially for children. Being a contradictive when culture in the school
is against the culture in society, especially the culture in students. For instance, the
society blames teenages delinquency for example riot and loothing, free sex, and
drug abuse. However a part of the students are involved in the teenages delinquency.
School as the education institution has the crucial role to prevent teenages
delinquency. Generally, school owns vision, missions, values, program and
regulations which are against the teenages delinquency. Vision, missions, values,
program and regulations are mentioned as a school culture. The research aims to
describe school culture in Nurul Fikri Depok Integrated Islamic Senior High School
(SMAIT NF). This research uses qualitative approach by case study strategy.
SMART value is the core of the school culture of SMAIT NF Depok. Generally, the
school culture of SMAIT NF Depok carries out well. It has been supported by an
implementation of SMART socialization since School Orientation Period
(SOP/MOS). SMART is included in a guidance book of students regulations and it
is evaluated every month. SMART is also intended for teachers and staff, however
the socialization and evaluation have not been optimal. The weak elements of school
culture in SMAIT NF Depok are historical documentation and symbolic artefact.
SMART value which is valid for all SMAIT NF Depok society both students,
teachers and staff must be supported by the exact and useable policy, concept and
various frames. Therefore SMART value can concretely work as the school culture
core of SMAIT NF Depok, Culture, especially a value component can be learnt through a learning process.
Education becomes an important issue because education plays the crucial role in
socialization especially for children. Being a contradictive when culture in the school
is against the culture in society, especially the culture in students. For instance, the
society blames teenages delinquency for example riot and loothing, free sex, and
drug abuse. However a part of the students are involved in the teenages delinquency.
School as the education institution has the crucial role to prevent teenages
delinquency. Generally, school owns vision, missions, values, program and
regulations which are against the teenages delinquency. Vision, missions, values,
program and regulations are mentioned as a school culture. The research aims to
describe school culture in Nurul Fikri Depok Integrated Islamic Senior High School
(SMAIT NF). This research uses qualitative approach by case study strategy.
SMART value is the core of the school culture of SMAIT NF Depok. Generally, the
school culture of SMAIT NF Depok carries out well. It has been supported by an
implementation of SMART socialization since School Orientation Period
(SOP/MOS). SMART is included in a guidance book of students regulations and it
is evaluated every month. SMART is also intended for teachers and staff, however
the socialization and evaluation have not been optimal. The weak elements of school
culture in SMAIT NF Depok are historical documentation and symbolic artefact.
SMART value which is valid for all SMAIT NF Depok society both students,
teachers and staff must be supported by the exact and useable policy, concept and
various frames. Therefore SMART value can concretely work as the school culture
core of SMAIT NF Depok]"
2012
T43539
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>