Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177172 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachmat Harris Firmansyah
"Penelitian tentang pembakaran yang hemat, bersih dan stabil berkembang ke dua arah yang berbeda yakni menjaga stabilitas nyala api dengan mengembalikan kondisi lift-off atau nyala api menjauhi ujung burner dan sebaliknya tetap menjaga kestabilan nyala jauh dari ujung burner. Penelitian yang akan dilakukan adalah pada arah menjaga kestabilan nyala jauh dari ujung burner dengan memasang ring. Sebelum nyala api berada pada ring timbul fenomena yang belum banyak diteliti yakni lift-up. Sehingga nyala api di ring pada jarak tertentu dari ujung burner dapat disebut flame lift-up. Fokus penelitian ini adalah kondisi nyala api sebelum dan setelah terjadinya lift-up atau flame lift-up ini.
Kestabilan nyala api premix diteliti dengan menggunakan alat ukur Flame Propagation dan Stability Unit P.A. Hilton Ltd C551. Parameter yang diukur adalah laju bahan bakar dan udara pada saat terjadinya fenomena lift-up dan blowoff dan juga panjang nyala api premix. Panjang nyala api akan diukur dari mulut barrel dengan mistar baja secara visual.
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa semakin tinggi nilai burning load maka nilai AFR akan menurun. Penggunaan ring terbukti menambah kestabilan nyala api premix karena nilai AFR saat blow-off berada di atas nilai AFR tanpa penggunaan ring. Ring berdiameter dalam 10 mm menunjukkan kestabilan lebih baik daripada ring berdiameter dalam 7 mm dan 14 mm untuk jarak pasang rendah. Sedangkan untuk jarak pasang jauh ring berdiameter dalam 7 mm lebih stabil dari kedua ring lainnya. Semakin tinggi jarak pasang ring kestabilan nyala api premix semakin menurun kecuali ring berdiameter dalam 7 mm. Selain itu didapatkan hasil bahwa panjang nyala api premix dari mulut barrel semakin panjang seiring dengan bertambahnya jarak pasang ring. Sedangkan panjang nyala api premix dari atas ring semakin pendek dengan pertambahan jarak ring.

Research on economic, clean, and stable combustion has been developed to two different direction, keeping flame stability by return the lift-off condition or the flame moving away from burner tip and the other side keeping flame stability on some distance from burner tip. This experiment will do to keep flame stability on some distance from burner tip by using the ring. Before flame sits on the ring, the phenomenon that not much be investigated is appear and it is called lift-up. So the flame that sitting on the ring is called flame lift-up. The focus on this experiment is flame condition before and after the lift-up or flame lift-up appear.
Premix flame stability is investigated use Flame Propagation dan Stability Unit P.A. Hilton Ltd C551. Measured parameter are fuel and air flow rate when lft-up and blow-off phenomenon appear and also premix flame lenght. Premix flame lenght is measured visually using a steel ruler.
This experiment result show that increase of burning load causes decrease of AFR. Using of ring was found can increases premix flame stability because its value of AFR is above the value of AFR without ring. The ring with 10 mm inner diameter show better stability than 7 mm and 14 mm inner ring diameter for the distance near barrel tip. Whereas for the distance far from barrel tip, the ring with inner diameter 7 mm more stable than two others. Results also show that premix flame stability decrease while the position of ring increase except for the ring with 7 mm inner diameter. Besides, the experiment also show that the higher position of ring can increase premix flame lenght from barrel tip while premix flame lenght from the top of ring decrease.
"
2008
S37332
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarman
"Pengaruh penghalang benda padat (solid body) pada stabilisasi nyala premix dengan ruang pencampur (mixer chamber) aliran tangensial LPG dan udara diselidiki secara eksperimental. Kontur blow off dan flash back pada nyala premix bunsen ditentukan oleh variasi fraksi mole bahan bakar terhadap ruang pencampur tangensial dan ruang pencampur yang diberi penghalang benda padat sebagai parameter. Dari sini diperoleh suatu kenaikan daerah stabilitas nyala yang ditulis sebagai As = AB - AF sebagai selisih antara luas daerah blow-off AB dan luas daerah flash back AF pada daerah kurva stabilitas nyala antara rasio campuran (AFR) dan Beban Pembakar (BL = burner loading). Efisiensi stabilitas nyala didefinisikan sebagai ήs = 1-AF/AB. Rumusan sederhana dari N.A. Rokke Et. Al diketengahkan sebagai pembanding tinggi nyala. Secara fisik mekanisme stabilitas yang dibahas ada tiga buah parameter yakni beban pembakar, perbandingan campuran, dan tinggi nyala pada ruang pencampur aliran tangensial dan ruang pencampur aliran tangensial yang diberi penghalang benda padat.

Solid body blockage effect on flame stabilization in the tangential flow mixer chamber LPG and air is experimentally investigated. Flame blow off and flashback contour on the premix flame Bunsen Burner to be defined for fuel mole fraction variation versus tangential mixer chamber and tangential mixer chamber with solid body blockage as parameter. Therefore we obtain a increasing flame stability area to write as As = AB - AF defined as the difference between blow off area AB and flash back area AF on the flame stabilization curve between mixer ratio and burner loading curve area. Flame stability efficiency to defined as ήs = 1-AF/AB. Simple equation from N.A. Rokke Et. Al. to be presented as comparing flame height. Physically mechanism of flame stabilization are discussed in term of three parameters namely burner loading, air fuel ratio and flame height on tangential mixer chamber and tangential mixer chamber with solid body blockage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Ernandi
"ABSTRAK
Pembakaran memiliki peranan yang vital dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada zaman sekarang ini. Pemanfaatan bahan bakar fosil tidak terlepas dari aktivitas masyarakat. Teknik pembakaran sendiri, memainkan peranan penting dalam mengefisiensikan pemakaian bahan bakar fosil yang digunakan. Peningkatan efisiensi pembakaran dapat dilakukan dengan peningkatan stabilitas nyala api. Stabilitas nyala api merupakan salah satu kajian penting dari teknik pembakaran yang memiliki aplikasi yang sangat luas, baik dari segi kebermanfaatan energi maupun keselamatan dari kebakaran.
Pada zaman sekarang, salah satu metode peningkatan daerah stabilitas nyala api adalah peningkatan homogenitas campuran udara dan bahan bakar. Peningkatan homogenitas campuran udara bahan bakar dilakukan dengan penambahkan alat pembangkit aliran pusar atau (swirling flow). Swirl flow yang dihasilkan dikuantifikasikan dengan bilangan tak berdimensi swirl number sesuai dengan peningkatan putaran. Variasi swirl number yang digunakan adalah 0.44, 0.86, 1.69, 2.17. Laju aliran LPG divariasikan pada 300cc, 400cc, 500cc, 600cc. Peningkatan stabilitas nyala api juga diteliti dengan menvariasikan panjang barel 20 cm, 25 cm dan 30 cm. Eksperimen stabilitas nyala api dilakukan pada modifikasi Bunsen Burner dengan diameter luar barel 30 cm dengan modifikasi tambahan swirling fan dan bluff body pada ujung nosel sebagai anti-flashback.
Setelah dilakukan eksperimental ternyata, pemanfaatan efek aliran pusar menyebabkan terjadinya fenomena flashback (tanpa bluff body) dan lifted yang dihindari pada proses pembakaran. Oleh sebab itu, telah dilakukan analisis penyebab terjadinya fenomena flashback dan lifted dengan pendekatan secara numerik.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa tidak terjadinya fenomena lifted pada swirl number 0.44 atau fan dalam keadaan diam. Luas daerah stabilitas nyala api pada diagram Fuidge semakin meningkat seiring bertambahnya nilai swirl number. Panjang barrel pada penelitian ini, memiliki peranan penting dalam stabilitas nyala api. Hasil eksperimen menunjukkan luas daerah stabilitas nyala api semakin meningkat seiring berkurangnya ukuran panjang barel. Hasil analisis dengan pendekatan numerik adalah terjadinya penurunan kecepatan aksial aliran fluida seiring dengan peningkaran swirl number dan terjadinya peningkaran kecepatan tangensial aliran fluida seiring dengan peningkatan swirl number. Peningkatan kecepatan axial dan kecepatan tangensial merupakan salah satu faktor terjadinya fenomena flashback dan lifted flame.

ABSTRACT
Combustion has a vital role in everyday life, especially in this day and age. Utilization of fossil fuels is inseparable from community activities. Combustion techniques themselves, play an important role in the use of fossil fuels efficiently used. Improved combustion efficiency, improving flame stability. Flame stability is one of the important study of combustion techniques which have very broad application, both in terms of the usefulness of energy and fire safety.
In the current era, one method of increasing the stability of the flame area is to increase the homogeneity of the mixture of air and fuel. Improved homogeneity of the air fuel mixture is done with every additional flow generating device navel or (swirling flow). Swirl flow generated quantified by a dimensionless number swirl number in accordance with the increase of rotation. Variations swirl number used was 0,44, 0.86, 1.69, 2.17. LPG flow rate varied in the 300cc, 400cc, 500cc, 600cc. Improved flame stability is also examined vary the barrel length of 20 cm, 25 cm and 30 cm. Flame stability experiments carried out on a modified Bunsen Burner with an outer diameter of 30 cm barrel with additional modifications swirling fan and bluff body at the end of the nozzle as an anti-flashback.
After the experimental turns, the utilization of umbilical flow effect (swirling flow) causes the phenomenon of flashback and lifted that avoided the burning process. Therefore, we analyzed the causes of the phenomenon of flashback and lifted with a numerical approach.
The experimental results showed that the occurrence of the phenomenon is not lifted at 0.44 swirl number or fan at rest. The area of flame stability at Fuidge diagram increases with increasing value swirl number. Barrel length in this study, have an important role in the stability of the flame. Experimental results showed the area of flame stability increases with decreasing length of the barrel. Results of analysis with numerical approach is the decline in the axial velocity of fluid flow along with peningkaran peningkaran swirl number and the tangential velocity of fluid flow along with increased swirl number. Increased axial velocity and tangential velocity is one factor in the phenomenon of flame flashback and lifted."
2015
T44179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Nugroho
"Proses pembakaran dengan menggunakan sistem Non-Premixed atau Difusi banyak diterapkan dalam kegiatan industri seperti ruang bakar boiler pada sistem pembangkit listrik, ruang bakar peleburan baja maupun ruang-bakar pada pabrikpabrik kimia lainnya. Akibat bahan bakar dan oksidator tidak tercampur sebelum keluar dari mulut burner menyebabkan titik penyalaan tidak selalu terjadi pada ujung nozel, hal ini diakibatkan dari laju bahan bakar yang cukup besar sehingga reaksi antara bahan bakar dan udara terjadi diatas burner. Hal ini memberikan keuntungan karena temperatur yang terdapat pada ujung nosel tidak terlalu panas sehingga mencegah terjadinya kerusakan nosel akibat beban temperatur.
Pengujian dilakukan dengan mendesain terlebih dahulu alat burner yang akan digunakan dengan menggunakan nosel berdiameter dalam sebesar 2 mm. Selanjutnya dilakukan pengukuran ketinggian lifted flame hingga terjadi blow off, kemudian dicari ketinggian lifted flame yang konstan dari berbagai ketinggian lifted flame tersebut akibat variasi laju aliran bahan bakar. Setelah itu, mengukur temperatur pada daerah lifted flame dari ujung burner hingga flame front menggunakan alat termokopel tipe K. Setelah distribusi temperatur didapat maka dicari nilai ketebalan preheat zone dan bilangan Karlovitz berdasarkan nilai temperatur penyalaan (Ti) berdasarkan literatur yang ada. Hasil yang didapat adalah nilai ketebalan preheat zone berbanding lurus dengan nilai Ti, begitu juga dengan nilai bilangan Karlovitz. Sehingga dapat dikatakan bahwa ketebalan preheat zone berbanding lurus dengan nilai bilangan Karlovitz.
Nilai Bilangan Karlovitz berdasarkan percobaan sebesar 5,528 dan nilai bilangan Karlovitz berdasarkan literatur, yaitu sebesar 1,19. Perbedaan nilai ini disebabkan oleh hasil percobaan dilakukan pada kondisi lifted flame tertinggi/konstan sedangkan pada literatur mulai terjadinya lifted flame sehingga semakin besarnya kecepatan bahan bakar gas maka mengakibatkan nilai residence time semakin kecil dan berakibat pada semakin besarnya nilai bilangan Karlovitz.

Combustion process with non premixed or diffusion system had been used in industrial process, example: boiler in power plant, melted steel, and other chemistry. Because of fuels and oxygen is not mixed before out from nozel, ignition point of fuel is not always in nozel tip, this is because a lot of fuels flow rate, so reaction between fuels and oxygen is take a place on top of burner. It can be an advantages, because temperature on nozel tip is not high and it can make nozel life much longer.
The first research was designed the burner with nozel inner diameter is 2 mm. Next, measuring height of lifted flame until blow off and looking for constant lifted flame because variation of fuel flow rate. Then, measuring temperature at constant lifted flame from burner tip to flame front with K type thermocouple. After that, find preheat zone thickness, and Karlovitz number from ignition temperature according to literature. The results is preheat zone thickness value increase when ignition temperature increase and this characteristic same with Karlovitz number. So preheat zone thickness has same trend value with Karlovitz number.
Karlovitz number from experiment is 5,528 and from literature is 1,19. This difference is because experiment used when the lifted flame constant and literature when beginning of the lifted flame, usually near of the burner tip. So when velocity of fuel increase, residence time decrease and it is make a Karlovitz number increase.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37319
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengaruh diameter luar ring srabilizer dan posisi ketinggian rin terhadap tinggi
nyala premix digditi secara eksperimental. Penelitian dilakukan dengan
membandingkan rasio ketinggian nyaia premix pada beberapaiposisi dan dimensi
ring. Hasil data percobaan menunjukan terjadinya penurunan ketinggian yang
sangafdrastis pada satu nilai keeepatan rata-rata gas. Pada penelitian ini tidak
teljadi backfire, namun masih terlihat adanya kecenderungan nyala premix untuk
mengalami backlire, yang menyebabkan tinggi nyala tersebut tidak stabil. Pada
penelitian ini dipergunakau 3 buah ring dengan ukuran diameter luar yang berbeda,
yaitu 0.6; 0.9 dan 1.2 cm. Kemudian didapat besarnya nilai ketinggian nyala
premix untuk ring 1.2 cm berada diantara nilai ketinggian untuk diameter luar ring
0.6 dan 0.9 cm pada laju kecepatan gas dan besarnya nilai ketinggian ring yang
sama. Selain itu melalui penelitian ini menunjukan bahwa untuk besar diameter luar
ring yang sama didapat laju penurunan rasio nilai tinggi nyala premix tanpa ring
dengan yang menggunakan ring adalah berbanding Iurus dengan kenaikan nilai
ketinggian ring stabilizer. Selain itu penelitian ini juga menunjukan bahwa untuk
diameter ring tertentu terjadi penurunan linear antara rasio ketinggian api dengan
ring dan tanpa ring jika posisi ring naik. Untuk nilai x = 0.6 - 3.6 cm nilai rasio
tersebut adalah htr/h = (2569) (μ) n.6557 (π)-0. 2782 dengan kesalahan maksimum 24 %."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Rahmat Hidayat
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Daerah stabilitas nyala api dapat diketahui dari batas nyala dan flammabilily
limit suatu campuran udara - bahan bakar. Dalam suatu penelitian atau eksperimen,
daerah stabilitas nyala dapat ditentukan dengan cara mengukur variasi nilai AFR (Air-
Fuel Ratio) dan nilai kecepatan campuran terhadap suatu jumlah burning load tertentu
atau pada jumlah massa bahan bakar tertentu dari mulai terjadinya nyala api kuning
(Yellow Tip) sampai nyala api padam (Blow Off) ataupun nyala api terangkat (Lift off).
Secara visual dapat diamati bahwa daerah stabilitas nyala api ternyata semakin luas
bila Bunsen Burner dilengkapi dengan ring slabilizer, sehingga ditemukan fenomena
baru yang dinamakan fenomena Lift Up sebelum Blow Off terjadi. Dalam eksperimen
ini akan diteliti pengaruh perubahan diameter dalam ring stabilizer terhadap stabilitas
nyala api pada Bunsen Burner yang dilengkapi Expansion Barrel Mouth dengan sudut
ekspansi 0 = 10° dan 0 = 30°. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemakaian
Expansion Barrel Mouth dapat meningkatkan daerah stabilitas nyala api sekitar 8 %
(expansion 0 = 30°) pada burning load antara 11.5 - 12.5 MW/m2 bila dibandingkan
dengan barrel standar. Secara umum diketahui sudut difusititas 0 = 30° pada
Expansion Barrel Mouth jauh lebih baik dibanding dengan sudut 0 = 1O°."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37782
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noris Subekti
"Pengaruh variasi putaran terhadap stabilitas nyala api premix campuran udara dengan gas Hycool HCR 22 diteliti menggunakan bunsen bumer dengan menggunakan Roraling Fan Mixer (RPM). Dengan variabel bebas adalah laju aliran udara., fenomena yang diambil adalah fenomcna Yellow Tip, Flashback dan LQ? Off Perhitungan AFR, luas daera stabilitas nyala (AT), burning load, serta burning velocity juga didapatkan dengan perhitungan tempeatur campuran belum terbakar (Tu), temperatur ignition (Ti) dan Temperatur nyala api (Tr). Dari grafik luas daerah stabilitas nyala diperoleh untuk A BL konstan didapat nilai luas stabilitas optimum pada BL; = 6 MW/m2 dan BL; = 8 MW/m2 yajtu sebesar 20.958 m2 pada putaran 1400 rpm. Dengan meningkatkan putaran RFM secara signifikan didapatkan bahwa kencepatan nyala api cenderung naik. Hal ini disebabkan kecepatan putar dari RFM tersebut ikut memperbesar kecepatan campuran udara-bahan bakar yang keluar tabung pembakar (Vu). Dengan semakin besamya Vu otomatis akan ikut memperbesar SL.

The influence of rotation of variation to air mixture premix flame stability with Hycool HCR 22 gas is investigated with Bunsen Burner by using Rotating Fan Maker (RFM). With free variable is air flow, the phenomenon taken are Yellow Tar, Flashback and LM Off The calculation of AFR, flame stability area (Ay, burning load and burning velocity are obtained with the calculation from unburned mixture Temperature (Tu), ignition temperature (Tig) and flame temperature (Tj. From the flame stability area, it is obtained that for A BL constant, the optimum stability area value is achieved for BL; = 6 MW/m2 and BL; == 8 MW/rn? that is equal to 20. 958 m2 at rotation of 1400 rpm. By increasing the rotation of RFM significantly, it is obtained that burning velocity tends to go up. This is caused that rotation of RFM also increasing air-fuel mixtured that leave the tube (Vu). The increasing of V., will also enlarge SL automatically."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengaruh variasi pularan kipas terhadap linggi nyala api dari campuran
premix udara - propane akan diteliti secara eksperimental. Penelilian dilaksanakan
dengan menggunakan bahan baker gas propane (Hycool HCR-22), tabung pembakar
pipa ganda dengan ukuran diameter 14 - 30 mm panjang 420 mm dan peralatan
Bunsen’s Burner jenis rolaring fan mixer (RPM). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan mixer jenis rotating fan mixer alkan menyebabkan terjadinya
aliran pusar hingga ujung tabung pembakar (barrel) sehingga campuran udara -
bahan bakar akan menjadi semakin homogen. Peningkatan putaran kipas akan
menyebabkan peningkatan nilai burning velocity yang menyebabkari menurunnya
ketinggian nyala api. Peningkatan putaran kipas pada RPM akan menyebabkan
meningkatnya nilai Temperatur Flame (Tr), Burning Rafe Factor (φ), Burning
Velocity (Sr) dan Reaction Zone Thickness (ηR) serta akan menyebabkan
menurunnya nilai temperatur ignition (Tig), tinggi nyala api Luminous (h) dan
Preheat Zone Thickness (no ). Bunsen’s Burner dengan menggunakan rotating fan
mixer" dan memakai gas propana (Hycool HCR-22) sebagai bahan bakarnya
mempunyai nilai deviasi tinggi nyala api luminous sebesar -4,667 % pada putaran
1000 rpm dan -5,537 pada putaran 1600 rpm serta nilai deviasi temperatur nyala api
yang terjadi sebesar 2,347 % pada putaran 1000 rpm dan 2,746 pada putaran 1600
rpm. Hal ini berarti bahwa Bunsen's Burner dengan rotating fan mixer akan bekerja
lebih baik pada putaran kipas diatas 1000 rpm dibandingkan apabila burner tersebut
bekerja pada putaran kipas dibawah 1000 rpm karena pada putaran kipas diatas
1000 rpm nilai deviasinya relatif stabil."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novilham
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gas umpan komposisi ringan
terhadap kilang LNG terpasang PT “X” dari segi produk yang dihasilkan dan
operasi dari kilang terutama di sistem kompresor propane refrigeration serta
optimisasi kilang LNG terpasang yang dapat dilakukan. Penelitian dilakukan
dengan metode simulasi proses LNG dengan menggunakan data-data yang telah
ada serta evaluasi ekonomi dengan menghitung net present value (NPV)
berdasarkan estimasi biaya investasi, biaya operasi dan potensi revenue yang
dihasilkan untuk membandingkan opsi-opsi optimisasi yang dapat dilakukan pada
kilang LNG terpasang. Optimisasi dengan melakukan perubahan kondisi operasi
dan penggantian rotor dari kompresor propane refrigeration terpasang memiliki
NPV yang lebih tinggi dibanding opsi yang lain.

ABSTRACT
This thesis aim is to know the impact on an existing LNG plant in term of the
products and operational especially on propane refrigeration compressor system
due to leaner feed gas composition and also to evaluate potential optimization
which is able to be done on existing plant. The method of this research is being
done using a software for LNG process simulation refer to existing data and new
feed gas composition data. Net present value (NPV) will also be calculated based
on estimated capital cost, operation cost and revenue in order to compare among
all potential optimizations. Re-wheeling of the existing propane refrigeration
compressor has the highest NPV compare to the other optimization."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T39093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>