Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103304 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Furjiyanto
"Pengaruh dari rasio gap-diameter nosel terhadap nyala difusi pada medan aliran berlawanan telah diteliti secara eksperimental. Propana sebagai bahan bakar disuplai dari nosel bagian bawah dan udara sebagai oksidan disuplai dari nosel atas dengan diameter nosel yang sama, yang dilengkapi dengan honeycomb untuk membuat aliran udara yang seragam. Pada penelitian ini juga digunakan vortex generator untuk meningkatkan turbulensi sehigga dapat dicapai pencampuran reaktan yang optimal.
Dua parameter utama yang diatur dalam penelitian ini adalah parameter geometri (diameter dalam nosel, rasio gap-diameter nosel, letak vortex generator) dan dinamika fluida (fluks momentum bahan bakar dan udara). Data mentah yang didapatkan pada penelitian ini adalah perbedaan ketinggian pada manometer bahan bakar dan udara, yang selanjutnya dikonversi menjadi data kecepatan bahan bakar dan udara dengan menggunakan persamaan yang didapat dari proses kalibrasi.
Hasil eksperimen menunjukan bahwa limit stabilitas nyala akan naik dengan mengurangi rasio gap-diameter nosel pada berbagai posisi vortex generator pada nosel. Dan nyala paling stabil didapat pada L/d = 2.16 dan letak vortex generator pada jarak 2d dari ujung nosel, karena pada kondisi ini fluks momentum udara yang dibutuhkan paling tinggi untuk membuat nyala padam. Visualisasi nyala menunjukan bahwa mendekati kondisi padam, nyala api didominasi oleh nyala api biru. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan debit aliran udara yang semakin tinggi, maka warna kuning karbon, lama kelamaan akan melemah. Dan dengan kecepatan yang tinggi akan terbentuk nyala api biru, dimana pada nilai kecepatan tertentu akan terjadi padam.

Effects of nozzle diameter-gap ratio on characteristics of counter flow diffusion flame have been investigated experimentally. Propane as a fuel gas was supplied upward through a nozzle, and air as oxidant was supplied downward through a similar nozzle, which was filled with honeycomb to produce a uniform velocity in the issuing air. This experiment, also used vortex generator to increases turbulence, so that optimal mixing of reactants can be achieved.
Two main parameters that had been set up in this experiment were fluid dynamics (momentum flux of air and fuel) and geometry parameters (inner diameter of nozzle, ratio of gap-nozzle diameter, position of vortex generator). Raw data that had been got in this experiment were height difference (Δh) on fuel and air U-tube manometer. The data were then converted to air and fuel velocity, using equation which have been obtained by calibration process.
Experiment result showed that stability limit increases with decreasing ratio of gap-nozzle diameter, with various distance of vortex generator at nozzle. And the most stable flame obtained at L/d = 2.16 and location of vortex generator at distance 2d from tip of nozzle, because at this condition, momentum flux of air that is needed to make extinction was the highest. Visualization showed that near extinction, flame was dominated by blue flame. That indicated, with higher flow rates of air the yellow carbon zone becomes weaker and with fast flows the flame becomes blue and then at a certain critical flow would be extinct.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37354
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kris Kurnia Herlambang
"ABSTRACT
Nyala difusi tipe swirl pada medan aliran berlawanan dihasilkan dengan propana sebagai bahan bakar yang disuplai dari nosel bagian bawah dan udara kompresor sebagai oksidator disuplai dari nosel bagian atas dengan diameter nosel yang sama. Sementara aliran nitrogen dialirkan dari kedua sisi nosel tersebut. Pada penelitian ini juga digunakan vortex generator untuk meningkatkan turbulensi sehingga dapat dicapai pencampuran reaktan yang optimal. Penelitian dilakukan untuk mengetahui bentuk nyala api difusi tipe swirl yang terjadi pada setiap kondisi parameter yang ada. Penelitian menggunakan high speed video camera (Motion Xtra HG-SE).
Dua parameter utama yang diatur dalam penelitian ini adalah parameter geometri (memakai rasio gap diameter 2.16) dan dinamika fluida (fluks momentum bahan bakar, fluks momentum udara, dan debit nitrogen). Data mentah yang didapat adalah video bentuk nyala api pada setiap nilai fluks momentum bahan bakar, yang selanjutnya dikonversi menjadi gambar-gambar bentuk nyala api.
Dari hasil penelitian diketahui bentuk nyala api swirl yang terjadi untuk kecepatan sudut putar pada masing-masing rasio debit berbeda. Pada rasio debit kecil mempunyai sudut putar yang tinggi, sedangkan pada rasio debit besar kecepatan sudut putarnya rendah. Nyala api swirl pada rasio debit kecil tidak terlihat jelas karena kecepatan putarnya yang tinggi. Aliran nitrogen mengganggu aliran bahan bakar-udara sehingga menyebabkan nyala api seperti terangkat. Pada api dengan kondisi swirl, kecepatan sudutnya dapat diketahui dengan bantuan high speed video camera.

ABSTRACT
Swirl type diffusion flame in a counter flow field was generated by propane as a fuel. Propane was supplied upward through a nozzle, and air as an oxidant was supplied downward through a similar nozzle. Then nitrogen was supplied from the both sides. This experiment also used vortex generator to increase turbulence, so that optimal mixing of reactants can be achieved. The major of this study is to find out the swirl type diffusion flame mode at every condition parameters. This experiment used high speed video camera (Motion Xtra HG-SE).
Two main parameters that had been set up in this experiment were geometry parameters (used ratio of gap to diameter 2.16) and fluid dynamic (momentum flux of fuel and air, and flow rate of nitrogen). Raw data obtained in this experiment were videos of swirl type diffusion flame mode at every point of momentum flux of fuel, and then the data were converted to the flame mode images by using image processing software.
Experiment result showed that swirl type diffusion flame mode which happen at an angular velocity which depends on ratio of flow rate. Low ratio of flow rate had higher angular velocity than the high ones. Swirl type diffusion flame modes on a low ratio of flow rate are not clearly visible because of the high angular velocity. Nitrogen flow disturbs the air-fuel flow and causes the flame to be lifted. Angular velocity can be found with high speed video camera assistanee.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1690
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Achmad Fakhri H.
"Pengaruh dari penambahan co-flow nitrogen (N2) terhadap nyala difusi pada medan aliran berlawanan telah diteliti secara eksperimental. Pada penelitian pertama sebelumnya propana sebagai bahan bakar disuplai dari nosel bagian bawah dan udara sebagai oksidator disuplai dari nosel atas yang koaksial dengan diameter nosel yang sama. Pada penelitian kedua, nosel bahan bakar dilengkapi anulus yang digunakan untuk mengalirkan co-flow nitrogen.
Pada penelitian kali ini anulus diletakan di kedua nosel baik bahan bakar maupun oksidator. Parameter - parameter yang diatur dalam penelitian ini adalah parameter geometri (diameter dalam nosel, rasio gap-diameter nosel) dan dinamika fluida dimana debit N2 nosel sisi bahan bakar menggunakan rasio QN2/Qf penelitian sebelumnya, sedangkan debit N2 nosel sisi oksidator diatur sama dengan debit oksidator (QN2=Qudara).
Hasil eksperimen mendukung penelitian sebelumnya bahwa semakin besar rasio debit QN2/Qf atau rasio fluks momentum ?N2/?f yang digunakan, maka limit stabilitas nyalanya akan menurun. Lalu dapat juga disimpulkan bahwa penggunaan nosel co-flow di kedua sisi menyebabkan stabilitas nyala api lebih tinggi dibanding tanpa co-flow atau penggunaan co-flow hanya disisi oksidator. Hal ini diketauhi dengan membandingkan Qfuel/Qmix dari kondisi extinct, dimana penggunaan co-flow di kedua sisi menyebabkan Qfuel/Qmix turun rata-rata 46,33% dari hasil tanpa co-flow dan 35,22% dari hasil pengunaan co-flow hanya disisi oksidator.

Effects of nitrogen co-flow on stability limit of diffusion flames formed in a counter flow field have been investigated experimentally. In the first study propane as a fuel gas was supplied upward through a nozzle, and air as oxidator was supplied downward through a similar and co-axial nozzle.
In second study, fuel nozzle has equiped with with anulus used for channel nitrogen co-flow. Parameters that had been set up in this experiment were geometry parameters (inner diameter of nozzle, ratio of gap-nozzle diameter) and fluid dynamics parameters which are nitrogen/fuel flow rates at fuel's side co-flow use the same ratio based on previous study, and nitrogen/oxidator flow rates at oxidator's side co-flow is maintained same as oxidators flow rate.
Experiment result strengthen previous study that stability limit decreases with increasing rate of flow rate ratio QN2/Qf or increasing rate of momentum-flux ratio ?N2/?f. Comparing Qfuel/Qmix at extinct condition it can be explained, that both sides co-flow used has improve flame stability by 46,33% from without co-flow, and 35,22% from one side co-flow.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50997
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Rinaldi Hasan
"Bentuk aliran pada reaksi pembakaran dapat dibedakan menjadi 3, yakni aliran searah (cross-flow), aliran pararel (parallel-flow) dan aliran berlawanan (counterflow). Tiap aliran ini dapat menghasilkan karakteristik dan stabilitas yang berbeda pada suatu nyala. Dewasa ini, dilakukan berbagai penelitian mengenai aliran paralel (parallel-flow) dan aliran berlawanan (counter-flow) sebagai pengembangan ilmu teknik pembakaran untuk mendapatkan karakteristik, efisiensi kalor dan stabilitas nyala pada perancangan suatu alat pembakar. Dengan mendapatkan data-data dari hasil penelitian, maka dapat dilakukan pemilihan jenis aliran yang tepat untuk dapat diaplikasikan pada suatu alat pembakar. Nyala pada suatu reaksi pembakaran dibagi menjadi 2, yakni nyala premix dan nyala difusi. Nyala premix merupakan nyala yang dihasilkan dengan Konfigurasi api yang dihasilkan pada kedua nyala ini pun berbeda. Pada penelitian ini, penulis menggunakan propana (90%) sebagai bahan bakar dan udara dari kompresor sebagai oksidan dalam melakukan pengujian stabilitas nyala difusi pada medan aliran berlawanan (counter-flow). Parameter yang digunakan pada penelitian ini yakni jarak nosel dan pengaruh letak vortex generator pada nosel. Pengujian dilakukan dengan variasi jarak nosel (L/D) 50, 45, dan 40 mm dengan variasi jarak vortex generator pada nosel 0 dan 36 mm. Hasil pengujian menunjukan bahwa semakin pendek jarak nosel maka semakin tinggi kestabilan yang didapat pada nyala dengan variasi jarak vortex generator pada nosel. Nilai tertinggi dihasilkan pada saat (L/D) = 40 dan jarak vortex generator pada nosel = 0 yang ditunjukkan dengan nilai kecepatan udara (Vu) = 0,1114 m/s. Peningkatan nilai kestabilan nyala ditandai dengan kenaikan kecepatan udara (Vu) pada kecepatan bahan bakar (Vf) tertentu hingga nyala padam (extinct).

Form of flow at distinguishable combution reaction divided in three, namely crossflow, parallel-flow and counter-flow. Every this flow can yield characteristic and different stability flame at a particular burning. Today, there are many research in parallel-flow and counter-flow done as development of combution engineering science to find characteristic, calories effieciency and flame stability in burner design. By getting researchs results data hence can be done election of correct flow types for applicated in a burner. Flame at a reaction of combustion divided in two, namely premix flame and diffusion flame. Flame configuration and characteristic that yielded at each flame also different. At this research of writer apply, used propane (90%) as fuel and air from compressor as oxidant in doing research of stability diffusion flame at dislocation stress field with counter-flow. Parameter which applied at this research influenced nozzle distance and vortex generator at nozzle. Assaying done with various nozzle distance (L/D) 50, 45, and 40 mm with various distance vortex generator at nozzle of 0 and 36 mm. Results of research showed that progressively short distance nozzle hence stability excelsior which got at burning with various distance vortex generator at nozzle. Top value is yielded at L/D = 40 and apart vortex generator at nozzle = 0 posed at value of speed of atmosphere (Vu) = 0,1114 m/s. Increasing of value of stability of burning marked with increase of speed of air (Vu) at a speed of fuel (Vf) definite by flame extinct."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37571
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman Raharja Rukmana
"ABSTRAK
Pengaruh kecepatan sudut putar rata-rata swirl terhadap rasio debit nitrogen telah diteliti secara eksperimental. Propana sebagai bahan bakar disuplai dari nosel bagian bawah dan udara sebagai oksidator disuplai dari nosel bagian atas dengan diameter nosel yang sama, yang dilengkapi dengan honeycomb untuk membuat aliran udara yang seragam. Sementara aliran nitrogen dialirkan dari kedua nosel
dimana saluran tersebut koaksial dengan nosel bahan bakar dan nosel udara. Pada penelitian ini juga digunakan vortex generator untuk meningkatkan turbulensi sehingga dapat dicapai pencampuran reaktan yang optimal. Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui bentuk nyala api swirl yang terjadi pada setiap kondisi parameter yang ada. Penelitian menggunakan high speed video camera (Motion Xtra HG-SE).
Dua parameter utama yang diatur dalam penelitian ini adalah parameter geometri (rasio gap diameter sebesar 2,7) dan dinamika fluida (rasio debit nitrogen, fluks momentum bahan bakar dan fluks momentum udara). Data mentah yang didapat adalah video bentuk nyala api difusi tipe swirl pada setiap nilai fluks momentum
bahan bakar, yang selanjutnya dikonversi menjadi gambar-gambar bentuk nyala api. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk nyala api dan kecepatan putar swirl yang terjadi pada kondisi parameter geometri, dipengaruhi oleh rasio antara fluks momentum udara-bahan bakar dan debit nitrogen. Setiap penurunan rasio debit nitrogen terhadap bahan bakar meningkatkan kecepatan sudut putar swirl. Aliran nitrogen mengganggu aliran bahan bakar-udara sehingga menyebabkan nyala api seperti terangkat. Pada api dengan kondisi swirl, kecepatan sudutnya dapat diketahui dengan bantuan high speed video camera.

ABSTRACT
Effects of swirl angular velocity based on flow rate ratio of nitrogen have been investigated experimentally. Propane as a fuel gas was supplied upward through a nozzle, and air as a oxidant was supplied downward through a similar nozzle, which was filled with honeycomb to produce a uniform velocity in the issuing air. Then, the nitrogen coaxial flow was supplied from downward and upward where
nitrogen's outlet is located coaxial with both sides. This experiment also used vortex generator to increases turbulence, so that optimal mixing of reactants can be achieved. The major of this study is to find out the swirl type diffusion flame mode at every condition parameters. This experiment used high speed video camera (Motion Xtra HG-SE). Two main parameters that had been set up this experiment were geometry parameters (ratio of gap to diameter 2.7) and fluid dynamics (flow rate of nitrogen, momentum flux of fuel and air). Raw data that had been got in thisexperiment were videos of swirl type diffusion flame mode at every point of momentum flux of fuel. The data were converted to the flame mode images, by
using image processing software. Experiment result showed that, the swirl flame mode and swirl angular velocity at every geometry parameters, were influenced by the ratio of momentum flux of airfuel
and the flow rate of nitrogen. Every reduction of ratio gap-nozzle diameter increases the swirl angular velocity. Nitrogen flow disturbing the air-fuel flow, causing the flame to be lifted. Angular velocity can be found with high speed video camera assist.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1688
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Munandar
"Pengaruh dari penambahan co-flow nitrogen (N2) terhadap nyala difusi pada medan aliran berlawanan telah diteliti secara eksperimental. Propana sebagai bahan bakar disuplai dari nosel bagian bawah dan udara sebagai oksidator disuplai dari nosel atas dengan diameter nosel yang sama, yang dilengkapi dengan honeycomb untuk membuat aliran udara yang seragam. Sementara itu, aliran co-flow nitrogen juga dialirkan dari sisi nosel bawah, dimana saluran nitrogen tersebut terletak koaksial dengan saluran bahan bakar (nosel bawah merupakan nosel koaksial). Pada penelitian ini digunakan juga vortex generator yang diletakkan pada jarak 2d dari ujung nosel untuk meningkatkan turbulensi sehigga dapat dicapai pencampuran reaktan yang optimal. Dua parameter utama yang diatur dalam penelitian ini adalah parameter geometri (diameter dalam nosel, rasio gap-diameter nosel) dan dinamika fluida (rasio debit QN2/Qf). Hasil eksperimen menunjukan bahwa semakin besar rasio debit QN2/Qf atau rasio fluks momentum ?N2/?f yang digunakan, maka limit stabilitas nyalanya akan menurun. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan adanya aliran nitrogen yang menyelubungi daerah reaksi mencegah terjadinya difusi dengan udara sekitar sehingga suplai udara yang menunjang terjadinya pembakaran hanya berasal dari nosel udara. Lalu dapat disimpulkan juga bahwa penurunan dari kondisi non co-flow ke kondisi rasio 80/20 menyebabkan limit stabilitas nyala menurun rata-rata sekitar 27% dari kondisi non co-flow.

Effects of nitrogen co-flow on stability limit of diffusion flames formed in a counter flow field have been investigated experimentally. Propane as a fuel gas was supplied upward through a nozzle, and air as oxidator was supplied downward through a similar nozzle, which was equipped with honeycomb to produce a uniform velocity in the issuing air. Then, nitrogen co-flow was supplied upward through a bottom nozzle, where nitrogen's outlet is located coaxially with fuel's outlet (bottom nozzle is coaxial nozzle). In this experiment, also used vortex generator which located in 2d gap near nozzle outlet, to increases turbulence, so that optimal mixing of reactants can be achieved. Two main parameters that had been set up in this experiment were fluid dynamics (momentum flux of air and fuel based on flow rate ratio QN2/Qf) and geometry parameters (inner diameter of nozzle, ratio of gap-nozzle diameter). Experiment result showed that stability limit decreases with increasing rate of flow rate ratio QN2/Qf or increasing rate of momentum flux ratio ?N2/?f. It can be explained that nitrogen coaxial flow will covers coaxially the reaction zone so it prevent from the diffusion with surrounding air. The need of air for combustion was only provided by upper nozzle. We also concluded that stability limit decreases 27% from non co-flow condition if we applied QN2/Qf = 80/20 ratio experiment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50749
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Danal Arfad
"Penambahan co-flow nitrogen (N2) sebagai gas inert terhadap nyala difusi pada propana dalam medan aliran berlawan telah diteliti secara eksperimental. Propana sebagai bahan bakar dialirkan melalui nosel bawah yang dihadapkan dengan nosel udara sebagai oksidator di bagian atas. Kedua nosel memiliki bentuk geometri yang sama, dilengkapi dengan honeycomb agar aliran udara seragam saat keluar nosel. Co-flow untuk aliran gas nitrogen (N2) diletakkan disisi luar dari nosel udara dan nosel bahan bakar yang diletakkan koaksial. Agar pencampuran reaktan terjadi secara optimal, maka ditambahkanlah vortex generator yang diletakkan pada jarak 2d dari ujung nosel untuk menigkatkan turbulensi.
Penelitian yang dilakukan adalah mengamati flame modes, yang bertujuan untuk mengetahui modus nyala api yang terjadi pada setiap parameter yang ditentukan. Dengan menggunakan referensi dari penelitian yang dilakukan sebelumnya, tentang limit stabilitas nyala api (extinction) didapatkanlah fluks momentum untuk mengetahui letak stabilitas api, yang kemudian digunakan sebagai acuan untuk menentukan fluks momentum udara stabil yaitu 50 % dibawah kondisi extinct. Dua parameter yang diatur dalam penelitian ini antara lain, yang pertama adalah parameter geometri (diameter dalam nosel dan rasio gap-diameter dalam nosel), yang kedua adalah dinamika fluida (fluks momentum bahan bakar, fluks momentum udara, dan fluks momentum nitrogen). Data yang didapat adalah data video bentuk nyala api pada setiap fluks momentum bahan bakar, dan kemudian dikonversikan menjadi gambar-gambar bentuk nyala api.
Dari penelitian didapatkan fluks momentum udara, bahan bakar dan nitrogen, yang ternyata sangat mempengaruhi stabilitas bentuk nyala api. Aliran nitrogen tidak hanya mengganggu terbentuknya bentuk nyala api dengan pipa api kontinu tetapi juga dapat membantu terbentuknu nyala api non tulip, nyala api dengan adanya pipa api, dan nyala api stagnasi, pada perbandingan propana, udara, dan nitrogen yang proporsional. Bentuk geometri nosel juga sangat mempengaruhi modus nyala api yang terbentuk.

Addition of nitrogen co-flow (N2) as an inert gas to the diffusion flame of propane in a counter flow field has been investigated experimentally. Propane as the fuel flowed through the bottom side nozzle which is faced with air nozzle as the oxidant at the upside nozzle. Both nozzles have the same geometry, equipped with a honeycomb so that air flows out uniform from the nozzle. The nitrogen coflow is placed on outer side of air and fuel nozzle, which is placed coaxial. In order for an optimal mixing of reactants occurs, then the addition of vortex generators are placed at a distance 2d from the tip of the nozzle to boost turbulence.
The research is observing flame modes, aiming for the flame formed which each parameter is determined. By using references, from previous research, about the limit of flame stability (extinction), it is concluded that the flux of momentum to find out where the stability of the flame, which was then used as reference to determine the momentum flux for stable air, that is 50% under extinct conditions. Two parameters set out in this study, there are, the first is geometric parameters (diameter of the nozzle and the gap-diameter ratio of nozzle), and the second is the fluid dynamics (momentum flux of fuel, momentum flux of air, and momentum flux of nitrogen). The data obtained are the videos form of flame data on any fuel momentum flux, and then converted into images of flame modes.
This research has shown that the momentum flux of air, fuel and nitrogen affect the stability of flame modes. The flow of nitrogen not only disrupt the formation of a flame mode with pipe flame continue, but can also help the formed of non tulip flame mode, flames pipe modes, and stagnation flame mode, in comparison propane, air and nitrogen are proportional. Nozzle geometry also affect the flame modes are formed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50996
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrul Munajat
"Pengaruh penambahan aliran koaksial nitrogen pada nyala api aliran berlawanan telah diteliti secara eksperimental. Propana sebagai bahan bakar disuplai dari nosel bagian bawah dan udara sebagai oksidator disuplai dari nosel atas dengan diameter nosel yang sama, yang dilengkapi dengan honeycomb untuk membuat aliran udara yang seragam. Sementara aliran nitrogen dialirkan dari nosel bawah dimana saluran tersebut terletak koaksial dengan nosel bahan bakar (nosel bawah merupakan nosel koaksial). Pada penelitian ini juga digunakan vortex generator untuk meningkatkan turbulensi sehingga dapat dicapai pencampuran reaktan yang optimal. Penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui bentuk nyala api yang terjadi pada setiap kondisi parameter yang ada.
Penelitian menggunakan dua jenis kamera, yaitu kamera digital biasa (Samsung Digimax A403) dan high speed video camera (Motion Xtra HG-SE). Fokus penelitian adalah pada nyala daerah stabil atau 50% fluks momentum nyala stabil. Dua parameter utama yang diatur dalam penelitian ini adalah parameter geometri (diameter dalam nosel dan rasio gap-diameter dalam nosel) dan dinamika fluida (fluks momentum bahan bakar, debit nitrogen dan fluks momentum udara). Data mentah yang didapat adalah video bentuk nyala api pada setiap nilai fluks momentum bahan bakar, yang selanjutnya dikonversi menjadi gambar-gambar bentuk nyala api.
Dari penelitian didapatkan bahwa bentuk nyala api yang terjadi pada setiap kondisi parameter geometri, dipengaruhi oleh rasio antara fluks momentum udarabahan bakar dan debit nitrogen. Setiap penurunan rasio gap-diameter dalam nosel, maka sebagian besar bentuk nyala api yang terjadi adalah pipa api atau nyala api swirl. Pada beberapa kondisi tertentu, aliran nitrogen mengganggu aliran bahan bakar-udara sehingga menyebabkan nyala api seperti terangkat. Pada api dengan kondisi swirl, kecepatan sudutnya dapat diketahui dengan bantuan high speed video camera.

Effects of addition of coaxial nitrogen flow on counter flow diffusion flame have been investigated experimentally. Propane as a fuel gas was supplied upward through a nozzle, and air as oxidant was supplied downward through a similar nozzle, which was filled with honeycomb to produce a uniform velocity in the issuing air. Then, the nitrogen coaxial flow was supplied upward through the bottom side nozzle where nitrogen's outlet is located coaxially with fuel's outlet (bottom nozzle is coaxial nozzle). This experiment also used vortex generator to increases turbulence, so that optimal mixing of reactants can be achieved. The major of this study is to find out the flame mode at every condition parameters.
This experiment used two different type of camera. Ordinary digital camera (Samsung Digimax A403) and high speed video camera (AOS Vitcam). The focus on this experiment is flame at stable condition zone or 50% of momentum flux air at stable condition. Two main parameters that had been set up in this experiment were fluid dynamics (flow rate of nitrogen, momentum flux of air and fuel,) and geometry parameters (inner diameter of nozzle and ratio of gap-nozzle diameter). Raw data that had been got in this experiment were videos of flame mode at every point of momentum flux of fuel. The data were then converted to flame mode images, by using image processing software.
Experiment result showed that, the flame mode at every geometry parameters, were influenced by the ratio of momentum flux of air-fuel and the flow rate of nitrogen. Every reduction of ratio gap-nozzle diameter causes flame mode to be like flame pipe or swirl. At some condition, nitrogen flow disturbing the air-fuel flow, causing the flame to be lifted. At flame swirl condition, angular velocity can be found with high speed video camera assist.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50748
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irvanda Adam Pramono
"ABSTRAK
Gelembung memiliki peran penting dalam proses pemisahan seperti desalinasi dan flotasi. Salah satu cara menghilangkan gelembung adalah air entrainment. Fenomena air entrainment pada jet terjun vertikal telah diteliti dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh nozzle terhadap kedalaman penetrasi gelembung, laju air entrainment, dan area dispersi gelembung. Pengaturan alat eksperimental adalah dalam bentuk sistem perpipaan air yang terdiri dari pompa, nozzle, downcomer, flowmeter air, flowmete udara, dan kolam pengamatan. Data visual berupa video dan foto diambil dengan menggunakan kamera digital dengan metode backlighting. Data visual kemudian diproses dengan program pengolah gambar untuk memperoleh data kuantitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa diameter nozzle mempengaruhi air entrainmen. Kedalaman penetrasi, laju air entrainment, dan nilai dispersi gelembung dipengaruhi oleh ukuran nozzle.

ABSTRACT
Bubble has an important role in separation processes such as desalination and flotation. One way to produce bubble is water entrainment. Water entrainment phenomena on vertical plunging jet has been studied with the aim to know the effect of nozzle and down comer size on bubble penetration depth, gas entrainment rate, and bubble dispersion area. Experimental setup is in the form of water piping system consisting of pump, nozzle, downcomer, water flowmeter, air flowmeter and water box. Visual data in the form of video and photograph taken by using digital camera with backlighting method. Visual data is then processed with the image processing program to obtain quantitative data. The results show that the nozzle diameter affects the water entrainment. Depth penetration, gas entrainment rate and bubble dispersion values are affected by the nozzle size."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syihan Auzani
"Efek dari gradien medan magnet terhadap nyala api difusi mikro dengan bahan bakar LPG dan oksidator udara telah dipelajari untuk memahami interaksinya. Sebuah medan magnet tidak seragam yang dihasilkan oleh elektromagnet dari arus listrik searah diberikan diantara aliran udara dan nyala api difusi LPG divariasikan kecepatan alirannya untuk diketahui pengaruhnya tehadap intensitas medan magnet. Pengaruh dari kondisi operasi dari karakteristik nyala api difusi seperti panjang nyala api, luas nyala api, dan jarak lift-up yang dihasilkan dari proses pembakaran telah dipelajari. Panjang nyala api dan jarak lift-up diketahui terpengaruh oleh laju aliran udara dan intensitas medan magnet. Sementara itu, luas nyala api cenderung tidak berubah terhadap perubahan medan magnet. Panjang nyala api berkurang seiring dengan bertambahnya laju aliran udara dan intensitas medan magnet. Begitu pula dengan jarak lift-up yang berkurang seiring dengan bertambahnya kuat medan magnet dan bertambah seiring dengan penambahan laju aliran udara. Pemanfaatan medan magnet mengindikasikan sebuah cara yang lebih cepat untuk mempengaruhi oksidator nyala api dan juga dapat mengontrol pembakaran.

The effect of a gradient magnetic field on a diffusion micro flame with LPG-air flame has been systematically studied to comprehend their interaction. A non-uniform magnetic field was produced in the air gap of an electromagnet which is powered by direct current power supply and the LPG diffusion flame corresponding to various flow velocities was subjected to the non-uniform field. The influence of the operating conditions on the fundamental characteristics of the diffusion flame, such as the flame length, area and lifted distance produced in these flames have been thoroughly investigated. The flame length and lifted distance were found to be influenced and the flame area remain constant with the application of the vertically decreasing gradient magnetic field. The flame length of the flame reduced when the magnetic field increased. Similarly, The flame lift-up distance reduced when the magnetic field increased. The application of the gradient magnetic field indicates a way to induce greater attraction of flame oxidizer and also provide a means to control combustion behavior. The results of this study are discussed and suggestions for future work are provided.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S60042
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>