Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135118 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Rachma Murti
"Kehidupan remaja itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari media massa. Kegiatan mereka adalah menonton televisi dan film, membaca majalah, mendengarkan musik dan radio, serta browsing internet. Remaja kini memang semakin mudah mengakses media massa. Namun, hanya sedikit remaja yang paham tentang betapa besar pengaruh apa yang mereka dengar, baca dan tonton. Mereka tidak percaya bila dikatakan bahwa media dapat mempengaruhi cara berfikir mereka hingga perilaku mereka, dan beberapa fakta menunjukkan bahwa remaja kerap dijadikan target utama media massa. Isi mediapun semakin beragam dan sayangnya pornografi kerap hadir dimasyarakat melalui media massa. Padahal remaja merupakan sosok yang paling rentan terkena bahaya pornografi setelah kelompok anak-anak Secara signifikan, pornografi mewabah dan melanda seluruh umat manusia di muka bumi ini.
Adanya teknologi televisi, komputer, digital, handphone dan internet semakin mempercepat penyebaran informasi mengenai materi pornografi berkali-kali lipat dibandingkan media informasi lainnya. Meningkatnya kemudahan mengakses informasi dan banyaknya kesempatan mendapatkan berbagai peralatan serta waktu, memberi efek yang cukup mengkhawatirkan bagi anak muda jaman sekarang. Bicara masalah pornografi, berarti kita harus menyiapkan diri untuk mengetahui mulai dari efek kecanduan sampai efek pelampiasan hasrat seksual yang diakibatkan materi-materi pornografis. Itu berarti bicara pornografi tidak bisa lepas dari perilaku-perilaku seksual sampai kejahatan seksual. Jika kita terlibat dalam isu pornografi, maka kita akan melihat mata rantai dari perilaku seks bebas, aborsi, kehamilan remaja, perkosaan, berjangkitnya penyakit menular seksual,HIV/AIDS, perselingkuhan, dan narkoba dengan industri pornografi. Bisa dibayangkan bagaimana perilaku seksual remaja kita jika terus dihujani materi bermuatan pornografi melalui media, tentu remaja kita akan terpengaruh ke arah yang negative bahkan rawan untuk berperilaku menyimpang.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey dengan rancangan cross sectional (potong lintang) dimana variabel independen dan variable dependen diambil secara bersamaan ketika penelitian dilaksanakan. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan antara frekuensi pemaparan pornografi melalui media massa (media cetak dan media elektronik) dengan tingkat perilaku seksual pada siswa SMU Muhammadiyah 3 Jakarta Selatan.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa proporsi paparan pornografi melalui media massa pada siswa SMU. Muhammadiyah 3 adalah hampir seluruh siswa pernah terpapar media pornografi, hanya ada dua orang siswa yang tidak pernah terpapar. Diketahui bahwa proporsi pemaparan atau keterpaparan siswa terhadap pornografi melalu media cetak,adalah 32,7% memiliki frekuensi terpapar tinggi dan 67,3% siswa termasuk ke dalam frekuensi terpapar rendah melalui media cetak. Sedangkan untuk proporsi pemaparan atau keterpaparan siswa terhadap pornografi melalu media elektronik adalah sebesar 50,7% siswa termasuk ke dalam frekuensi tinggi dan 49,3% termasuk kedalam frekuensi rendah. Diketahui bahwa proporsi tingkat perilaku seksual siswa SMU. Muhammadiyah 3 sebesar 30% termasuk ke dalam tingkat perilaku seksual berat dan 70% termasuk dalam perilaku seksual ringan.
Hipotesa dapat dibuktikan, karena ada hubungan bermakna antara jenis kelamin, frekuensi paparan di media cetak dan media elektronik, frekuensi paparan melalui komik, frekuensi paparan melalui foto/gambar, frekuensi paparan melalui video/vcd/dvd, frekuensi paparan melalui internet, dan frekuensi paparan melalui handphone dengan tingkat perilaku siswa. Hipotesa tidak dapat dibuktikan karena tidak ada hubungan bermakna antara usia, paparan pornografi di media massa, frekuensi paparan melalui majalah, koran, tabloid, novel, televisi, radio, games PC, telfon seks dengan tingkat perilaku seksual siswa."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahajeng Sari putri
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26577
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Dharma Shinta
"Masa remaja termasuk pada salah satu fase perkembangan manusia. Pada masa ini terdapat fase dengan beberapa pembahan-perubahan antara lain perubahan biologis dan perubahan psikologis. Remaja adalah individu yang rentan pada masa perubahan tersebut terjadi yang ditandai dengan salah satunya adalah rasa ingin tahu mengenai perilaku seksual yang tinggi. Paparan media poenografi baik herupa media cetak maupun media elektronik pada remaja memiliki efek khusus terhadap perilaku seksual pelajar, dan merupakan salah satu hal penting sehubungan dengan perilaku seksual berisiko pelajar yang terkait pada bentuk model faktor risiko perilaku lain seperti pasangan (pacar/teman dekat), dan waktu bertemu.
Penelitian menggunakan disain potong lintang. Dari 285 pelajar yang diteliti diketahui bahwa angka perilaku seksual pelajar sudah tinggi yaitu sebesar ll,2% dan terdapat perilaku pelajar yang pernah melakukan hubungan seksual sebesar 0,35%. Untuk menekan perilaku seksual berisiko pelajar terkait efek paparan media pornograti adalah dengan mengendalikan keterpaparan media pornografi melalui peningkatan penggunaan waktu luang pelajar dengan kegiatan positif baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Adolescence is one of phases of human development It has several changes such as biological and psychological ones in this phase. Teenagers are individuals susceptible to such change characterized by their curiosity to know highly sexual behavior. Pomography media exposure gives rise to special effect on sexual behavior of students both in terms of printed media and electronic media and this constitutes one of the important things relating to the risky behavior in connection with model of other sexual behavior risk factors such as lover (boy/girl friend/close friend), and dating tune.
Research uses design of cross sectional. It reveals that from 285 researched students that rate of the sexual behavior were high namely 11.2% and those who had sexual relations 0.35%. Method to stress this behavior is by controlling exposed pom media through improvement in use of their (students) spare time with positive activities at school or outside school.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34272
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mery Anggela
"Perilaku remaja saat ini mengalami banyak perubahan yang pesat terutama perilaku berpacaran remaja yang menuntun pada perilaku-perilaku seksual sebelum menikah. Seiring dengan kemajuan teknologi kehidupan remaja juga tidak bisa dilepaskan dari berbagai fasilitas seperti media cetak, media elektronik, dan media online, membuat remaja bebas mengakses situs-situs yang memiliki konten seksual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, usia pubertas, pengetahuan, sikap, tingkat relijiusitas, paparan pornografi di media, sumber informasi dengan perilaku seksual siswa di SMK "X" tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan besar sampel 240 responden. Data dikumpulkan melalui self administrated questionnaire. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square. Penelitian ini menemukan sebesar 12,9% responden berperilaku seksual berisiko. Variabel yang memiliki perbedaan proporsi yakni jenis kelamin, usia pubertas, sikap, majalah, komik, foto, handphone, jejarig sosial, website porno, dan game online. Peneliti menyarankan agar pemerintah menerapkan kurikulum pendidikan reproduksi remaja dan pengawasan terhadap paparan pornografi di media cetak, elektronik, dan online.

Currently, adolescent is experiencing rapid behavior changes, particularly in teenagers dating behavior that leads to pre marital sexual behavior. Along with the advancement of technology, teenage life also can not be separated from the media such as printed media, electronic media, and online media that makes teens have free access to sites that have sexual content.
This study is aimed to know the association between sex, age of puberty, knowledge, attitudes, religiosity, exposure to pornography in the media, resources about reproductive health and sexual behavior with sexual behavior of students in a high school of "X" 2015. Using cross sectional design this study involve 240 respondents as sample that were randomly selected by using Chi Square test, this study showed that 12,9% of respondents do risky sexual behavior. Variables that have different proportions were sex, age of puberty, attitude, magazines, comics, photographs, mobile phones, social networks, porn website , and online games. This findings suggest the government to implement the adolescent reproductive education curriculum and supervision of exposure to pornography in printed media, electronic, and online.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Remaja memiliki keinginan untuk tampil berbeda dari orang lain dan mereka juga berusaha untuk menampilkan diri mereka agar menarik perhatian masyarakat. Kebingungan yang diaIami oleh remaja dalam menentukan siapakah diri mereka inilah yang merupakan puncak terjadinya penyimpangan dalam kehidupan remaja. Salah satu bentuk penyimpangannya adalah dalam hal perilaku seksual mereka. Sementara terdapat fakta bahwa sebagian besar dart remaja itu tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan. Sehingga penelitian ini dibuat untuk melihat hubungan antara data demografi siswa SMU dengan tingkat pengetahuan seks, HIV/AIDS dan perilaku seksuaI mereka. Metode penelitian ini adalah analitik kategorik dengan menggunakan tehnik pengumpulan data random sampling. Tempat penelitian ini adalah SMU di Jakarta Utara dengan jumlah sampel 93 orang siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia responden dengan tingkat pengetahuan tentang seks, HIV/AIDS dan periIaku seksual remaja, tidak ada hubungan antara usia dengan perilaku seksual remaja, tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku seksual remaja, tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan, tidak ada hubungan antara antara tingkat pendidikan orangtua dengan tingkat pengetahuan remaja, tidak ada hubungan antara status pacaran remaja dengan perilaku seksual rernaja, tidak ada hubungan antara lama berpacaran dengan perilaku seksual remaja. Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan bagi perawat komunitas untuk melakukan kerjasama lintas sektor dengan pihak sekolah untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi dan pengetahuan tentang HIV/AIDS serta dampak perilaku seksual pada remaja.
Kata kunci : HIV/AIDS, pengetahuan seks, perilaku, remaja."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5310
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Normala Sari
"Saat ini kanker payudara mulai menyerang wanita muda. Oleh karena itu, mereka harus melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini terhadap kanker payudara. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dirancang untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan paparan informasi melalui media massa mengenai kanker payudara dengan perilaku SADARI pada mahasiswi S1 reguler angkatan 2008 FKM UI tahun 2011. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan melibatkan 257 mahasiswi sebagai responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan mengenai kanker payudara, paparan informasi melalui media internet, majalah, poster/leaflet/pamflet, website, dan blog, serta frekuensi paparan informasi melalui media cetak dan internet. Saran yang diberikan agar lebih memaksimalkan penggunaan media massa sebagai alat penyampaian informasi mengenai kanker payudara di masyarakat.

Nowadays, the breast cancer case is getting common in young woman. Thus, breast self examination (BSE) is needed by young woman as early detection for breast cancer. Based on that problem, this research intended to analyze correlation between knowledge and information exposure of breast cancer through mass media with BSE practice using a cross sectional survey design, 257 female students were surveyed.
The research found that significant correlation existing between knowledge of breast cancer; information exposure by internet media, magazine, poster/leaflet/pamphlet, website, blog; and frequency of information exposure by printed media and internet with BSE practice. The researcher suggests to maximize mass media roles in broadcasting information of breast cancer among Indonesian woman.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Masa remaja merupakan masa di mana remaja mencari identitas diri dan rasa ingin tahu yang besar terhadap seksualitas. Hal tersebut membuat remaja mencari berbagai informasi tentang seksualitas, salah satu sumbemya melalui media massa. Belum adanya peraturan yang marnpu menghentikan penyebaran informasi-informasi porno di media massa yang ada di Indonesia menyebabkan remaja tetap bisa mendapatkan informasi yang tidak benar. Hal tersebut mempengaruhi perilaku seksual remaja. Fenomena berbagai perilaku seksual remaja saat ini sangat beresiko menjadi masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada remaja seperti HIV-AIDS dan kehamilan yang tidak diinginkan. Adanya hubungan antara media massa dengan perilaku seksual remaja mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi. Responden yang dijadikan sampel sebanyak 75 remaja SMA 109 Jakarta Selatan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan stratified random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data mentah kemudian dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara informasi-informasi porno di media massa dengan perilaku seksual remaja (p value= 0,00; α= 0,05).
Kata Kunci: remaja, media massa, perilaku seksual, informasi"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5691
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Melly Rahmayani
"HIV saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang serius di dunia, angkanya terus bertambah terutama pada kalangan minoritas yaitu laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki (LSL) yang disebabkan tingginya perilaku seksual berisiko yang mereka lakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengalaman kekerasan seksual dan paparan media pornografi terhadap perilaku seksual berisiko pada ODHA LSL. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik consecutive sampling pada 258 ODHA LSL dibawah binaan LSM Female Plus Bandung, menggunakan kuesioner online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman kekerasan seksual terhadap perilaku seksual berisiko (p-value = 0,000, α = 0,05; OR = 6,496), paparan media pornografi terhadap perilaku seksual berisiko (p-value = 0,000, α = 0,05; OR = 4,271). Pada hasil analisis multivariat regresi logistik berganda diketahui bahwa pengalaman kekerasan seksual merupakan faktor yang paling mempengaruhi perilaku seksual berisiko pada ODHA LSL (p-value = 0,000, α = 0,05; OR = 3,784). Pengalaman kekerasan seksual dan paparan media pornografi memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap perilaku seksual berisiko, sehingga perawat perlu meningkatkan pengkajian yang komprehensif serta konseling dan edukasi personal dalam mengurangi perilaku seksual berisiko yang dapat menularkan HIV dan penyakit menular seksual lainnya, serta membuat inovasi dengan kegiatan yang positif dalam rangka mengurangi konsumsi pornografi.

HIV is still a serious health problem in the world, the number continues to increase especially among minority men who have sex with men (MSM) due to the high risk of sexual behaviour among them. Aims of the study is to identify the relationship of sexual violence experiences and pornographic media exposure to sexual risk behavior among MSM with HIV/AIDS. The study used cross sectional design with the consecutive sampling technique among 258 MSM with HIV/AIDS under the guidance of NGO Female Plus Bandung, using an online questionnaire. The results showed that there was a significant relationship between sexual violence experiences with sexual risk behavior (p-value = 0,000, α = 0,05; OR = 6,496), pornographic media exposure wth sexual risk behavior (p-value = 0,000, α = 0,05; OR = 4,271). The results of multivariate analysis of multiple logistics regression is known that the sexual violence experiences is a factor that most influence the sexual risk behaviour among MSM with HIV/AIDS (p-value = 0,000, α = 0,05; OR = 3,784). The sexual violence experiences and pornographic media exposure has a significant positive relationship to sexual risk behavior, so nurses need to improve a comprehensive assessment as well as counseling and personal education in reducing sexual risk behavior that can transmit HIV and other sexually transmitted diseases, and to make innovations in positive activity in order to reduce pornography consumption."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>