Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198406 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christianus Deddy Wibowo
"Penganggaran dalam perspektif New Public Management (NPM) menekankan orientasi output. Penerapan di Indonesia adalah penganggaran berbasis kinerja sebagaimana diamanatkan UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Sampai dengan empat tahun terakhir masih ditemukan kementerian/lembaga tidak memiliki standar biaya khusus. Padahal dalam penganggaran berbasis kinerja mensyaratkan standar biaya khusus.
Dengan menggunakan pendekatan activity based costing, penelitian ini ingin mengetahui seberapa jauh efektivitas kebijakan standar biaya khusus dengan cara membandingkan antara periode sebelum dengan sesudah penerapan kebijakan. Kemudian mencoba mengetahui hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas penyusunan standar biaya khusus.Penelitian ini merupakan penelitian terapan dengan studi kasus di Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Data yang digunakan adalah data sekunder laporan realisasi keuangan tahun 2007 dan 2008, dan data primer dari responden kunci. Dua alat statistik digunakan dalam penelitian ini. Uji t-Test untuk mengetahui perbedaan realisasi keuangan antara periode sebelum dengan sesudah penerapan kebijakan. Uji peringkat koefisien korelasi Spearman untuk mengetahui korelasi antara dua variabel. Lebih jauh lagi, penelitian ini ingin mengetahui harapan tentang standar biaya khusus dari perspektif pengguna.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara periode sebelum dengan sesudah penerapan kebijakan.
Hasil ini didukung dengan arah hubungan yang negatif antara realisasi anggaran dengan standar biaya sebagai: dasar untuk menentukan alokasi anggaran, dan pedoman dan informasi biaya kegiatan. Perspektif pengguna menginginkan standar biaya dijadikan dasar dalam menentukan alokasi anggaran dan fleksibel dalam pelaksanaan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengembangan standar biaya dalam tingkat kegiatan dan disesuaikan dengan kebutuhan pada saat pelaksanaan.

New Public Management (NPM) perspective focuses budgeting on output oriented. Indonesia interpret this perspective by implementing performance based budgeting as mandated in Law No. 17 year 2003 about Public Finance. This performance based budgeting requires every institution to have a specific cost standard. Unfortunately, up to last four years, it was found that some ministerial or other institutions still do not have the specific cost standard. Using activity based costing approach, this research tries to investigate the effectiveness of specific cost standard policy, by comparing the period of before and after policy implementation. Furthermore, this research tries to analyze the relationship between some factors affecting the effectiveness of specific cost standard.
This research is an applied research using National Agency of Drug and Food Control as case study. Data used in this research are both primary and secondary data. The primary data collected from key respondents while the secondary data collected from financial report year 2007 and 2008.
The data analyzed using two statistical analyses; t-Test and Spearman?s rank correlation test. t-Test is used to test the difference between the period of before and after policy implementation while Spearman?s rank correlation test is used to test the correlation between two variables. Furthermore, this research tries to investigate some opinions about specific cost standard implementation from user?s perspective. The empirical results show that there are no differences between the period of before and after policy implementation.
This result is supported by the inverse correlation between budget realization and specific cost standards which is used as the base of budget allocation and the guidance and source of information for activity/project budgeting. Based on users? perspective, specific cost standard is needed as a tool and guidance for budget allocation, and it should be flexible in its implementation. This research concludes that the development of specific cost standard in activity level and should be adjusted with the activity's need in practice."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T26330
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Walujo Pambudi
"Pengalokasian biaya masih berlebih untuk aktivitas-aktivitas berupa pengamatan, deteksi sumber pancaran, monitoring, penertiban dan pengukuran pada saat perencanaan dan penganggaran di Unit Pelaksana Teknis (UPT) monitoring spektrum frekuensi radio, Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika. Penting adanya penelitian untuk efisiensi biaya aktivitas. Penelitian dilakukan dengan tujuan menyusun Standar Biaya Keluaran (SBK) aktivitas-aktivitas departemen tersebut dalam penerapan penganggaran berbasis kinerja. Perlu adanya metode penetapan biaya (costing) penyusunan Standar Biaya Keluaran (SBK) terhadap kelebihan biaya aktivitas departemen pada saat perencanaan dan penganggaran. Pendekatan Time Driven Activity Based Costing (TDABC) digunakan sebagai metode penetapan biaya dalam penyusunan Standar Biaya Keluaran (SBK), sehingga diperoleh efisiensi biaya aktivitas pada saat perencanaan dan penganggaran. Departemen disarankan untuk menyusun Standar Biaya Keluaran (SBK) dalam perencanaan dan penganggaran untuk aktivitas-aktivitas sejenis dan dilakukan berulang-ulang setiap tahunnya dengan menggunkan metode TDABC.

The allocation of costs is over estimate for activities such as observation, detection of emission sources, monitoring, enforcement and measurement at the time of planning and budgeting in the Technical Implementation Unit ( UPT ) radio frequency spectrum monitoring, Directorate General of Resources and Equipment Post and Information. It is important for research for cost efficiency activities. The research was conducted with the aim of preparing Standard Output Cost ( SBK ) activities of the Department in the implementation of performance-based budgeting. There needs to be a method ( costing ) in the preparation Standard Output Cost ( SBK ) for the excess cost of the activity department at the time of planning and budgeting. Approach Time Driven Activity Based Costing (TDABC) is used as a method ( costing ) in the preparation Standard Output Cost (SBK), in order to obtain the cost efficiency of the activity at the time of planning and budgeting. Departement advised to prepare Standard Output Cost ( SBK ) in planning and budgeting for similar activities and be repeated every year by using the method TDABC."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T54349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
P. Rustriono Gunadi
"Di jaman majunya perkembangan metode akuntansi biaya kontemporer, masih banyak perusahaan menggunakan sistem biaya konvensional untuk kalkulasi biaya pesanan ( Job Order Costing ) atau kalkulasi biaya proses ( Process Costing ) atau campuran dari keduannya. Sistem konvensional dapat mengakibatkan informasi biaya produksi yang terdistorsi. Dalam kenyataknnya, perusahaan yang menjual produk banyak yang melakukan keputusan kritikal tentang penetapan harga produk, melakukan penawaran, atau bauran produk berdasarkan data biaya yang tidak akurat. Dalam segala kemungkinan, masalahnya bukan pada membebankan biaya upah Iangsung atau bahan langsung. Biaya utama tersebut dapat ditelusuri ke produk individual, dan kebanyakan sistem biaya konvensional didisain untuk memastikan bahwa penelusuran tersebut terjadi, namun pembebanan biaya overhead ke produk individual merupakan suatu masalah yang lain. Menggunakan metode konvensional untuk pembebanan overhead ke produk, dan menggunakan tarif overhead yang ditentukan di muka (predetermined overhead rate ) berdasarkan satu tolok ukur aktivitas dapat menghasilkan biaya produk yang terdistorsi.
Pengelolaan dan analisis biaya mcliputi proses memperoleh data kalkulasi biaya yang akurat dan mengelola data tersebut untuk membantu manajer dalam membuat keputusan kritis, seperti penetapan harga, bauran produk dan keputusan teknologi proses serta menganalisis data biaya, menerjemahkan data, biaya tersebut ke dalam informasi yang berguna untuk perencanaan dan pengendalian manajerial. Fase ini termasuk pengukuran data biaya yang akurat dan relevan serta menganalisis data biaya tersebut untuk pengambilan keputusan. Activity-Based Costing (ABC) merupakan perkembangan baru sebagai usaha dalam peningkatan akurasi kalkulasi biaya produk yang dapat menghilangkan biaya produk yang terdistorsi sewaktu menggunakan sistem biaya konvensional serta menganalisis aktivitas yang pada akhimya diupayakan untuk pengendalian efisiensi biaya.
Hasil penelitian dari karya akhir ini menunjukkan bahwa adanya perhitungan harga pokok berdasarkan sistim biaya konvensional yang diterapkan perusahaan menghasilkan distorsi antara tipe kain yang dihasilkan sehingga harga pokok yang diperoleh tidak menggambarkan keadaan yang sebenamya dan dari analisis aktivitas yang dilakukan, yaitu dengan membedakan aktivitas penambah nilai dengan aktivitas bukan penambah nilai, dapat diketahui bahwa banyaknya aktivitas bukan penambah nilai aktivitas merupakan aktivitas yang memberikan kontribusi biaya yang cukup signifikan pada PT X yaitu totalnya sebesar Rp.1.348.478.337 atau dapat dikatakan memakan biaya kurang lebih 23.47% dari total biaya overhead perusahaan.
Temuan ini memberikan beberapa implikasi, yaitu bahwa sistem biaya tradisional untuk penetapan harga pokok produk menggunakan satu dasar alokasi biaya yaitu unit produksi menyebabkan biaya produk yang terdistorsi dan tidak mencerminkan tingkat akurasi yang memadai, sehingga diperlukan pengalokasian biaya overhead pabrik berdasarkan aktivitas menggunakan cost driver yang berbeda-beda yaitu jam kerja mesin, unit produksi, jurnlah frekuensi order sehingga mendapatkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.
Saran yang dapat diajukan penhlis adalah Sistim Informasi akuntansi perlu disesuaikan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengumpulan biaya rnenurut aktivitas yang lebih baik dari masing-masing fungsi di dalam suatu cost center, Penerapan sistem ABC perlu didukung oleh informasi yang menggambarkan semua aktivitas di sepanjang mata rantai penciptaan nilai, baik berupa data keuangan rnaupun non keuangan dan melakukan efisiensi pada aktivitas-aktivitas non value added activity sehingga dapat dilakukan perbaikan yang berkelanjutan dan rnenuju kepada Activity-Based Management System."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hans Putradinata
"Perhitungan dan analisis biaya kualitas merupakan tahapan awal dalam manajemen kualitas. Biaya kualitas mencakup seluruh biaya yang berkenaan dengan kegiatan pengendalian kualitas, perencanaan sistem kualitas, pencegahan, dan perbaikan ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi dan karakteristik kualitas yang telah ditetapkan. Hasil perhitungan biaya kualitas dapat digunakan sebagai informasi awal untuk mengidentifikasi peluang peningkatan kualitas produk dan proses. Melalui perhitungan biaya kualitas tersebut, perusahaan juga diharapkan dapat mengetahui biaya potensial yang dapat diselamatkan, yang pada akhirnya nanti dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan marjin keuntungan perusahaan. Penggunaan metode ABC, untuk mendapatkan besaran perhitungan biaya kualitas yang lebih akurat. Perhitungan biaya kualitas di PT. X diawali dengan mengidentifikasi aktivitas perusahaan yang tergolong ke dalam elemen biaya kualitas. Biaya kualitas untuk periode tertentu merupakan akumulasi dari biaya pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan yang terjadi di PT. X pada periode tersebut. Hasil perhitungan untuk periode Januari 2005-Maret 2006 menunjukkan proporsi terbesar biaya kualitas di PT X berada dalam bentuk biaya kegagalan yaitu sebesar 80%, diikuti biaya pencegahan sebesar 15%, sedangkan kategori biaya penilaian memiliki persentase terkecil, yaitu sebesar 5% dari total biaya kualitas. Potensi penurunan biaya kualitas terdapat pada kategori biaya kegagalan. Usulan dari hasil analisis biaya kualitas dikemukakan untuk menurunkan angka biaya kegagalan tersebut.

Measuring and analyzing the cost of quality is the first step in quality management program. Cost of quality consists of all cost associated to quality control activities, quality system planning, prevention and covering poor product quality characteristic. Cost of quality can be used as information to identify major opportunities for product and process quality improvement. By measuring that cost of quality, company also knows potential expenses which can be saved, and finally higher profit margin can be reached. The ABC method is use to define the better COQ calculation. The first step of measuring the cost of quality in PT X is identify all production and supporting activities that related to cost of quality elements. The cost of quality for any period is the sum of prevention cost, appraisal cost and failure cost which PT. X spend at that period. The result of the cost of quality calculation for January 2005 until Maret 2006 showed that the highest percentage, about 80%, is failure cost, then about 15% due to prevention cost, finally the lowest percentage about 5% of cost of quality is appraisal cost. Chance to reduce the cost of quality is at failure cost category. Based on COQ analyze, response proposed to reduce that failure cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairiyah
"Skripsi ini membahas penelusuran aktivitas yang berkaitan dengan biaya kualitas pada suatu perusahaan jasa di bidang telekomunikasi. Hasil penelitian ini adalah diketahuinya besar biaya kualitas dan pembebanannya kepada tiap jasa yang dihasilkan serta rekomendasi perbaikan untuk dilakukan perusahaaan. Pengukuran biaya kualitas merupakan langkah awal dalam manajemen kualitas. Biaya kualitas adalah seluruh biaya yang dikeluarkan karena ketidakmampuan suatu produk atau jasa memberikan kualitas yang baik. Metode ABC dalam analisis biaya kualitas digunakan untuk mengetahui proporsi biaya kualitas yang dihabiskan untuk tiap produk ataupun jasa yang dihasilkan. Dari penelitian diketahui biaya kualitas di perusahaan sudah mendekati titik optimal, namun belum optimal pada pemanfaatannya.

This thesis discusses activities related to the cost of quality in a service company engaged in telecommunication. The expected outcome of this thesis is to know the cost of quality and make recomendations for improvements to the company. Analysis of quality cost is the first step in quality management programs. The quality cost is defined as all costs incurred due to the inability of product or service provides good quality. ABC method in the quality costs analysis is intended to determine the proportion spent on quality costs for each services produced. The research shows that quality costs is near to the optimum point. However, the utilization is not optimum yet."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1021
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ketut Anom Ratmaya
"Penelitian bertujuan untuk mendapatkan pembiayaan kamar operasi dan tingkat pemulihan biaya dari hasil kamar operasi untuk tiap jenis operasi di Rumah Sakit Umum Puri Raharja berdasarkan activity based costing. Studi ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif dan kwantitatif.
Hasil perhitungan dengan menggunakan ABC system terhadap 54 jenis pembedahan di Rumah Saakit Umum Puri Raharja diperoleh nilai perhitungan tertinggi pada jenis operasi Extended Pyelolithomy dengan nilai Rp 581,190.- sedangkan nilai perhitungan terendah pada jenis tindakan EKEK+IOL sebesar Rp 298,726.- dan nilai rata-rata penghitungan berdasrkan jenis operasi adalah sebesar Rp 456,018.-.Hasil perhitungan Activity Based Costing dibandingkan dengan hasil pendapatan didapatkan tingkat pemulihan biaya perjenis tindakan rata rata 286,4% atau hasil pendapatan yang didapatkan dari kamar operasi sudah dapat munutupi biaya opersional kamar operasi berdasarkan jenis operasi.
Disarakan agar dilakukan perhitungan kembali pada beban untuk tenaga kerja, pembaharuan peralatan, dan evaluasi pada beberapa tindakan yang memiliki nilai CRR dibawah 100%, untuk menghasilkan profit untuk pengembangan rumah sakit ke depan.

This research was carried out on the operating room cost and cost recovery level of operating room resulted for each kind of operation at Puri Raharja General Hospital based on activity based costing. This study is in analytic descriptive with qualitative and quantitative approaches.
The research result for 54 kind of surgery based on activity based costing shows highest calculated values obtained on the Extended Pyelolithomy operation with a value of Rp 581.190, while the lowest value calculated on the EKEK+IOL is Rp 298.726. - and the average value calculation based on type of operation is Rp 456.018. -. The result of cost calculation with Activity Based Costing compared with the average revenue is in average 286.4% or the revenue which is gained from operating room can cover the operational cost of operating room based on the kind of the operation.
It is suggested to do the recounting on the burden of the workers, renewal the equipments and evaluation on some activities, which have CRR value fewer than 100%, so that the operating room can function properly and can be revenue centre which results profit to the development of the hospital in the future."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31795
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lili Nur Indah Sari
"Terbitnya Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) menghendaki rumah sakit untuk melakukan kegiatan perhitungan per unit layanan sebagai dasar penetapan tarif. RSUP Fatmawati merupakan rumah sakit BLU yang sudah melakukan kegiatan perhitungan dan analisa biaya satuan dengan metode Activity Based Costing (ABC) secara mandiri sejak tahun 2010, namun masih menghadapi berbagai kendala dalam pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi mendalam mengenai gambaran pelaksanaan kegiatan perhitungan dan analisa biaya satuan dengan metode ABC di RSUP Fatmawati tahun 2011. Ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Data diperoleh berdasarkan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Dari hasil penelitian diperoleh, bentuk dukungan dan komitmen manajemen untuk pelaksanaan kegiatan perhitungan dan analisa biaya satuan dengan metode ABC masih belum maksimal, belum ada investasi khusus pada Information Technology (IT) untuk pelaksanaan ABC, sumber daya masih terbatas, data yang dibutuhkan untuk kegiatan perhitungan masih kurang lengkap, dan belum ada pengaturan waktu yang tegas dalam pelaksanaannya. Akibatnya adalah waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan perhitungan dan analisa biaya satuan dengan metode ABC di RSUP Fatmawati tahun 2011 menjadi bertambah lama. Bentuk dukungan dan komitmen manajemen merupakan faktor utama penentu keberhasilan pelaksanaan ABC di RSUP Fatmawati. Disamping faktor lain, yaitu investasi pada Information Technology (IT), sumber daya, data dan waktu. Oleh karena itu, strategi intervensi seharusnya dilakukan sebagai strategi utama pada tahapan awal penerapan pelaksanaan ABC, tidak hanya untuk menanamkan komitmen pelaksanaan kegiatan kepada semua lini organisasi tetapi juga sosialisasi kebermanfaatan hasil yang akan dicapai.

Issuance of Government Regulation No. 23 of 2005 on the Financial Management of Public Service Agency (BLU) required hospitals to conduct calculations per unit of service as a basis for setting rates. Fatmawati Hospital is a BLU’s hospital which had been conducting unit cost calculations and analysis by Activity Based Costing (ABC)’s method independently since 2010, but still faced many obstacles in its implementation. This study aims to provide in-depth description the overview of the implementation of unit cost calculation and analysis by the ABC’s method in Fatmawati Hospital in 2011. This is a qualitative research’s method in descriptive analysis. Data were obtained based on in-depth interviews and documents review. The result showed that management support and commitment to the implementation of unit cost calculation and analysis by the ABC’s method was not maximized yet, there was no special investment in Information Technology (IT) for the implementation of ABC, resources were limited, the data needed for the calculation of activity was still not completed, and there was no forceful timeline in practice. The result was, requiring longer times to implement the unit cost calculation and analysis by the ABC’s method in Fatmawati Hospital in 2011. Management support and commitment is a major factor in determining the successful of implementation of ABC in Fatmawati Hospital. Besides other factors, the investment in Information Technology (IT), resources, data and time. Therefore, intervention strategies should be carried out as a key strategy in the early stages of the implementation of ABC, not only to embed a commitment’s implementation to all the lines of organization but also to socialize the goal that will be achieved together."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ika Novidas Jayanti
"Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah memiliki berbagai masalah dart keterbatasan antara. lain menyangkut SDM perencana, S1K, dan dana. Belum adanya dana yang khusus dialokasikan untuk membiayai proses perencanaan dan penganggaran merupakan salah satu masalah yang penting diperhatikan. oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan melakukan analisis biaya menggunakan konsep Activity Based Costing (ABC) terhadap proses perencanaan dan penganggaran program kesehatan tahunan Dimas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah serta menganalisis berbagai faktor yang mempengaruhinya dan hambatan masalah yang dihadapinya.
Penelitian ini adalah penelitian studi kasus, dengan pendekatan deskriptif menggunakan metode kualitatif. Melalui vvawancara. mendalam, Focus Group Discussion (FGD), telaah dokurnen danobservasi langsung. Seluruh tahapan aktivitas pereneanaan, mulai dari analisis situasi, identifikasi masalah, penetapan prioritas masalah, penetapan tujuan„ penentuan altematif pemeeahan masalah, penyusunan Reneana Operasional Proyek/Program (ROP), pengerjaan RICA—KL dan RKA—SKPD, asistensi, Koreksi dan revisi serta finalisa.si dokumen perencanaan dan penganggaran sarnpai penyu.sunan draft DIPA dan DPA Dinas Kesehatan Tahun 2007. walaupun implementasinya, tidak selalu dilakukan seeara berumtan atau terpisah tahap demi tahapnya. Beberapa aspek yang mempengaruhi perencanaan dan penganggaran adalah ketersediaan, kecukupan dan kesesu.aian serta kelengkapan berbagai sumber daya, seperti SDM perencana, saran; waktu, dana, jadwal, juklak, Kebijakan OTDA yang mendukung, Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dan standar harga satuan barangijasa.
Kegiatan perencanaan dan penganggaran selanria ini, merupakan bagian dari Prograrn Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan (PICMPK). Alokasi dana tahun anggaran 2007 sebesar Rp. 6.706.789.494,- terdiri dari Rp. 5.166.347.000,- APBN dan Rp. 1.540.442.494,-. APBD. Hasil perhitungan dan analisis biaya yang dilakukan temyata diperoleh biaya total proses perencanaan dan penganggaran Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah sebesar Rp. 259.794.844,- yang keseluruhannya merupakan biaya operasional kegiatan per tahapan aktivitas tersebut.
Permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam proses perencanaan dan penganggaran adalah 1)sektor kesehatan belurn menjadi prioritas 2)Belum optimalnya S1K, 3)belum adanya SK Kadis tentang SDM perencanaitim penyusun dokumen perencanaan dan penganggaran dinas. 4)Da.ftar harga satuan barangijasa belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai acuan.5) Belum adanya Juklak perencanaan clan penganggaran, 6)belum semua personil yang terlibat proses perencanaan dan penganggaran belum teriatih secara tehnis maupun. manajerial. 7)Koordinasi Lintas Program (LP) belum optimal. 8) Perencanaan & penganggaran yang dilakukan selama ini belum terpadu, terpisah antara perencanaan APBN dengan APBD. Begitu pula dengan tenaga perencananya. APBN oleh Seksi Penyusunan Program sedangkan APBD oleg Subag Keuangan. 9)Belum adanya dana yan khusus dialokasikan untuk aktivitas perencanaan clan penganggaran. 10)Belum adanya risetistudi sejenisnya mengenai analisis biaya programikegiatan untuk acuaniperbandingan kearah perbaikan. 11)Masalah yang sifatnya spesifik lokal yakni seringkali terjadi pemadarnan lampu oleh PLN.
Penelitian ini menyimpulkan perlu dilakukan berbagai upaya dan penataan sena pembenahan baik secara temis maupun manajerial dala.m proses perencanaan dan penganggaran. Upaya sosialisasi dan advokasi yang lebih intensif kepada stakeholder/decision maker setempat juga masih perlu ditingkatkan.

Central Sulawesi Provincial Health Office, have many problems and scarcity of many aspect like planning officer, SIK and budget. Have not budget allocaction for the planning and budgeting process. This study aim to conduct a special cost analysis for the process of health planning and budget by using Activity Based Costing (ABC) concept. This study is a qualitative design, researcher used a framework system which covered input, process and output to analyze various aspect which related to planning and budget process.
Public Health Service in the Central Sulawesi Province has conducted all planning activities steps, starting from situation analysis, identify problem, decision of problem priority, decision of aim, determination of trouble-shooting alternative, arrangement of Project Operational Planning. (ROP), Making of RICA - ICL and RICA - SKPD, assistance, correction and revision, final document of planning and budget until draft arrangement of DIPA and DPA at Public Health Service in 2007. Although their implementation are not always conducted alternately or separated step by step. Some aspects which affected to planning and budget at Public Health Service in the province of Sulawesi Tengah is availability, sufficiency, compatible and also the equipment of various resources, such as Human Resources Development planner, medium, timing, fund, schedule, implementation guide (Juklak), supported decentralisation policy, Health Information System (5I1C) and standard price of service unit.
Available planning and budget activity is part of Policy Program and Health Development Management at Public Health Service. Available fund allocation in this program is destined for some Subdin, department, section and sub section at Public Health Service in the province of Sulawesi Tengah. Fund allocation of this prograrne in 2007 are 6.706.789.494,- rupiahs which consist of 5.166.347.000,- rupiahs from APBN and 1.540.442.494,- rupiahs from province APB1). From calculation result and cost analysis which has conducted was obtained total cost of planning and budget process at Public Health Service in the province of Sulawesi Tengah are 259.794.844,- rupiahs which all of them are operational cost in every activities steps.
Problems and resistances which are faced on planning and budget process such as: 1) Health sector does not become a priority yet concerning a local OTDA policy, because Kamtibrnas is more important aspect. 2) SIK is not optimal yet, 3) There is no SK ICadis concerning Human Resources Development of planner or compiler team of planning and budget document at Health Service. 4) Price list of material or service unit is not fully exploited as reference yet 5) There is no Juklak of planning and budget, 6) All personals who concerned on planning and budget process are not trained yet both technically and managerial. 7) Program pass coordination (LP) is not optimal yet. 8) Planning and budget which conducted are not solid yet, separated between APBN and APBD planning and also their planner. APBN is arranged by section of program arrangement while APBD is arranged by sub department of financial. 9) There are no funds which are allocated especially for planning and budget activity. 10) There is no study which concerns on cost analysis program or activity for reference on repair. 11) Local problems specifically are often happen extinction of electric by PLN.
This study concluded that it was important to be conducted various effort and administration and also correction both technique and managerial on planning and budget process at Public Health Service in the province of Sulawesi Tengah. Socialization effort and more intensive advocation to stakeholder or decision maker is also improved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34330
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Vince Nova Elfrida
"Saat ini managed service merupakan suatu peluang bisnis baru bagi vendor telekomunikasi dan metode strategis bagi operator untuk mengurangi biaya operasionalnya OPEX dan CAPEX Karena vendor managed service bertanggung jawab terhadap total biaya operasional seluruh jaringan operator maka vendor managed service juga harus mampu mengelola biaya operasionalnya dengan baik dan bijaksana Efisiensi biaya merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh vendor managed service untuk dapat meningkatkan profit Untuk melakukan efisiensi biaya maka vendor managed service harus mengetahui rincian biaya yang dikeluarkannya untuk setiap aktifitas yang dilakukan Activity Based Costing ABC adalah salah satu metode manajemen yang digunakan untuk menelusuri biaya berdasarkan aktifitas Sedangkan Activity Based Management ABM merupakan metode manajemen yang digunakan untuk menganalisa aktifitas untuk meningkatkan nilai Setelah biaya setiap aktifitas bisa ditelusuri dengan ABC maka dengan menggunakan ABM setiap aktifitas tersebut dapat dievaluai aktifitas mana yang memberikan nilai tambah aktifitas mana yang harus diperbaiki atau aktifitas mana yang bisa dibuang ditiadakan Dari hasi identifikasi dan evaluasi tersebut diharapkan bisa memperbaiki margin yang diperoleh yang artinya penambahan profit bagi perusahaan Tesis ini melakukan 3 perhitungan alternatif Berdasarkan hasil simulasi evaluasi aktifitas maka bisa disebutkan bahwa back to back managed service kurang efisien karena seharusnya proyek bisa menekan biaya yang dikonsumsinya minimal 8 setiap tahunnya dan bisa memperoleh margin minimal sebesar 30 pada tahun 2010 dibandingkan aktualnya yang hanya 29 tahun 2011 sebesar 25 dibanding aktualnya 23 tahun 2012 sebesar 15 dibanding aktualnya 14 dan pada tahun 2013 bisa memperoleh margin sebesar 20 dibandingkan aktualnya yang hanya sebesar 15

Currently Managed Service become a new business opportunity for telecom equipment vendors and a strategic methods for telecom operators to reduce their operational cost OPEX and CAPEX Since managed service vendors are responsible for the total cost for the whole network rsquo s operator operations so the managed service vendor should be able to manage their operational cost wisely Cost efficiency is one of ways that can be used by managed service vendor to increase the profits For cost efficiency managed service vendor must know the detail of their cost for any activities conducted related to the project Activity Based Costing ABC is one of management rsquo s methods to identified the cost based on the activities While Activity Based Management ABM is a management method that is used to analyze the activities to increase the value ABM will used information that given by ABC to identified which activities that give value added which activities that should be fixed or which activities that can be reduce or deleted The result of this identification expected could give margin improvement that means increase the company profit This thesis calculate simulation for 3 alternative condition Based on the simulation of activities evaluation can stated that back to back managed service not efficient enough since there is a possibility for project to decrease their cost at least to 8 from their current cost in every year and laso can have at least minimum margin 30 in 2010 compare to their actual margin 29 in 2011 could be have 25 compare to the actual 23 in 2012 could be have 15 compare to the actual 14 and in 2013 could be have margin 20 compare to the actual 15
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>