Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111829 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Handayani
"Kompleks poliion (KPI) diperoleh melalui interaksi antara polimerpolimer dengan muatan yang berlawanan. Penelitian ini dilakukan antara kitosan dan natrium alginat dengan perbandingan 1:1, 3:7, 7:3, 1:9, dan 9:1 pada pH 4 dan 4,5. Berdasarkan studi pendahuluan, kondisi terbaik untuk menghasilkan KPI adalah pada pH 4,5 dengan perbandingan antara larutan kitosan-natrium alginat=1:1. KPI mempunyai karakter yang berbeda bila dibandingkan dengan kitosan dan natrium alginat. Perbedaan ini ditunjukkan dengan analisis gugus fungsi, analisis termodinamika, dan daya mengembang. Selanjutnya matriks padat KPI dibuat dengan cara cetak langsung menggunakan atenolol sebagai model obat untuk mengetahui profil disolusi. Uji disolusi ini dilakukan dalam medium dapar fosfat pH 7,2 dan asam klorida 0,1 N pada 37±0,5oC selama 8 jam. Hasil uji disolusi menunjukkan bahwa KPI dapat memperlambat disolusi atenolol lebih baik dalam medium asam daripada dalam medium basa.

Polyions complex (PIC) is gained by interaction between oppositely charged polymers. This research was carried out between chitosan and sodium alginate in ratio 1:1, 3:7, 7:3, 1:9, and 9:1, as well as pH 4 and 4,5. Based on the preliminary study, the best condition to produce PIC was in pH 4,5 with ratio 1:1. PIC has different characteristics compared with chitosan and sodium alginate. It was shown by functional groups analysis, thermodynamic analysis, and swelling ability. Solid matrix was made by direct compression using atenolol as a model to observe the dissolution profile. Dissolution test was done in phosphate buffer pH 7,2 and hydrochloric acid 0,1 N solution at 37±0,5oC for 8 hours. The dissolution profile showed that PIC could retard the release of atenolol in acid medium better than in alkaline medium."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32727
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farida
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32652
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Ul Haqie
"Saat ini, eksipien koproses sedang mendapat perhatian dalam aplikasi farmasetik. Tidak adanya perubahan kimia, kombinasi untuk mendapatkan sifat yang diinginkan banyak, dan efisiensi penggunaan eksipien tunggal dibandingkan campuran eksipien menjadi alasan tingginya minat terhadap eksipien koproses. Pada penelitian ini dibuat eksipien koproses (EK) antara kitosan dan sodium starch glycolate (SSG) dengan cara melarutan kitosan 5% b/v dalam asam asetat 0,5 N dan mendispersikan SSG 5% b/v dalam akuades 70°C kemudian keduanya dicampur dengan perbandingan 1:1, 1:2, dan 1:3. Campuran dikeringkan menggunakan double drum dryer. Eksipien koproses yang diperoleh dikarakterisasi meliputi karakterisasi kimia, fisik dan fungsional. EK 1:1 dipilih untuk digunakan sebagai matriks dalam sediaan tablet lepas lambat karena menunjukkan hasil karakterisasi yang paling baik. Selain itu, dibuat juga tablet dengan kombinasi matriks antara EK dan hidroksipropil metilselulosa (HPMC). Tablet dibuat dengan metode granulasi basah dan atenolol digunakan sebagai model obat. Matriks EK menunjukkan profil pelepasan obat yang tertahan selama 8 jam. Penambahan HPMC sebagai kombinasi matriks dengan perbandingan EK-HPMC 1:1 dan 2:1 menunjukkan profil pelepasan obat yang tertahan selama 16 jam sementara matriks EK-HPMC 3:1 menunjukkan profil pelepasan obat yang tertahan selama 12 jam."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S32724
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Atik Hidayati
"Sediaan obat lepas terkendali merupakan sediaan yang dapat melepaskan kandungan obatnya secara terkendali. Kopolimerisasi poli(vinhl alkohol)(PVA) 10% dengan N-isopropitakrilamida (NIPAAm) 5% meriggunakan radiasi sinar gamma C060 dosis 30 kGy dengan laju dosis 8 kGy/jam dapat menghasilkan hidrogel. Hidrogel PVA-ko-NIPAAm yang memiliki sifat fisik yang baik yaltu elastis clan peka suhu ml, dipelajari pula rasio 'swelling'nya pada berbagai suhu. Imobilisasi teofilin kedalarn hidrogel dilakukan dengan metode absorbsi clan simultan, dengan dosis 50, 100, clan 150 mg per sediaan hidrogel (berat 1 000 mg, diameter 30,67 mm pada 28°C) clan diuji penglepasannya pada pH 1,2; 6,8; 7,4; clan 10,0 menggunakan alat uji disolusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hidrogel PVA-ko-NIPAAm memiliki pola raslo 'swelling' yang mengecil dengan meningkatnya suhu. Adanya variasi dosis teofilin clan pH media disolusi dapat mempengaruhi profil penglepasannya, yang pada suhu 37°C mengikutl model difusi non- Fickian orde satu clan menunjukkan suatu sistem matriks 'swelling'terkendali (kombinasi difusi-disolusi). Dari hasil penelitian liii dapat dikembangkan suatu sistem penyampahan obat yang memanfaatkan hidrogel PVA-ko- NIPAAm sebagai matniks sediaan dengan penglepasan terkendali.

Controlled release dosage form is a dosage form which , releases its contents in a controlled manner. Copolymerization of poly(vinyl alcohol) (PVA) 10% with N-isopropylacrylamide (NIPAAm) 5% by irradiated by C060 gamma-ray from with a dose of 30 kGy (dose rate 8 kGy/h) has been carried out, in order to obtain a hydrogel. Hydrogels PVA-co-NIPAAm have produced elastic properties and thermoresponsive properties. The swelling ratio of the PVA-co-NIPAAm hydrogels were measured in various temperatures. Immobilization of theophylline with doses of 50, 100, and 150 mg were loaded into hydrogel dosage form (weight 1000 mg, diameter 30.67 mm at 28°C) by absorption and simultaneous methods. The release of theophylline from hydrogels was tested using dissolution tester apparatus in pH 1.2; 6.8; 7.4; and 10.0. The results showed that hydrogels with increasing temperature will decrease their swelling ratio . The release profile of theophylline at 37 °C from hydrogel matrix was influenced by theophylline doses and the pH of dissolution media. The release profile followed first order non-Fickian diffusion model and represented as a swelling-controlled matrix system (combination by diffusion-dissolution). From those results, it is possible to develope drug delivery system that used PVA-co-NIPAAm hydrogel as a matrix for the controlled release dosage form. 'V"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alawiyah Aswar
"Eksipien koproses merupakan kombinasi dua atau lebih eksipien yang memiliki keuntungan penampilan yang tidak dapat dicapai oleh pencampuran secara fisik biasa dengan eksipien yang sama. Kombinasi eksipien yang dipilih dapat melengkapi satu sama lain untuk menutupi sifat yang tidak diinginkan dari masing-masing eksipien sekaligus dapat mempertahankan atau meningkatkan sifat eksipien yang diinginkan. Pregelatinisasi pati singkong (PPS) sebagai matriks hidrofilik belum menghasilkan laju disolusi obat yang konstan, oleh sebab itu pada penelitian ini dikombinasikan dengan karboksimetilselulosa (CMC). Sifat pembentuk gel dari CMC diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pembentukan gel dari pati, sebagai matriks dalam sediaan lepas terkendali sehingga mampu menahan pelepasan obat dari sediaan.
Koproses PPS - CMC dibuat dengan mendispersikan PPS dalam air (1:5) dan CMC dengan konsentrasi 5% b/v, keduanya dicampurkan dengan berbagai perbandingan yaitu 4:1, 3:1, dan 2:1. Eksipien koproses 4:1 dan 2:1 digunakan sebagai matriks dalam sediaan tablet serta dilakukan perbandingan dengan matriks PPS dan CMC sebagai eksipien awal penyusunnya. Tablet dibuat menggunakan metode granulasi basah dengan teofilin sebagai model obat. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa eksipien koproses yang dihasilkan memiliki sifat fisik lebih baik dibandingkan eksipien awal penyusunnya (PPS dan CMC), namun sebagai matriks belum mampu menahan pelepasan obat dengan baik."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33151
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siti Sa`diah
"Chitosan is a natural cationic polymer that is non toxic,
biodegradabel and biocompatibel. This polymer is also able to form
hydrogel in aqueous medium but is only soluble in acidic medium and is
not soluble in basic medium. Therefore why chitosan is not suitable as a
matrix for sustained release dosage form. Chitosan can be modified
phisically and chemically to obtain its optimum useful as a matrix for
sustained release. It is preassumed that cationic properties of chitosan can
form a polyelectrolyte complex with other anionic polymers.
The aim of this study was to make polyelectrolyte complex of
chitosan – sodium carboxymethylcellulose as tablet matrix for prolonged
drug release system with atenolol as drug model.
The polyelectrolyte was made by mixing 4% w/v chitosan solution in
acetic acid 1% and 4% sodium carboxymethylcellulose solution, with mixing speed is 5000 rpm for 15 minuted, centrifuge (15.000 rpm, 15
minuted) and then dried (50oC, 24 hours), grinded and sieved with 100
mesh sieving analyzer. Then It was evaluated using FTIR
spectrophotometer, SEM analyser, DSC analyser, swelling index and
dissolution test.
The results showed that the characteristic of chitosan – sodium
carboxymethil cellulose polyelectrolyte complex change physically and
chemically compared to chitosan and sodium carboxymethylcellulose. The
swelling index of chitosan – sodium carboxymethylcellulose polyelectrolyte
complex was better than chitosan.
Futher study was subjected to obtain optimum chitosan – sodium
carboxymethylcellulose polyelectrolyte complex concentration as a matrix
of sustained release dosage form. The study was done by making four (4)
tablet formulas with the chitosan – sodium carboxymethylcellulose
polyelectrolyte complex matrix concentration 40%, 50%, 60% and 70%.
The method of tablet preparation is wet granulation. The effect of various
formulation process veriables, such as pollyelectrolyte complex content,
harness of tablet and drug release from these tablet was examined. Drug
release studies were conducted in 37oC hydrochloric acid solution pH 1,2
(2 hours) and buffer phosphat pH 7,4 (6 hours), with UV
spectrophotometer.
Dissolution profiles showed that higher concentration matrix caused
more prolonged atenolol release. The mechanisms released were
diffusional and erosional. The 70% matrix polyelectrolyte chitosan sodium carboxymethylcellulose concentration released atenolol 49,21% in
8 hours, so it could prolong atenolol release for 16 hours"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Ajeng Rakhmaningtyas
"Kitosan merupakan polimer alam yang bersifat kationik. Sifat kationik tersebut membuat kitosan dapat berinteraksi dengan senyawa anionik melalui ikatan taut silang dan membentuk partikel dalam ukuran nano. Dalam penelitian ini, natrium tripolifosfat digunakan sebagai agen penaut silang. Tujuan penelitian ini adalah membuat dan mengkarakterisasi nanopartikel kitosan-tripolifosfat dalam sediaan film yang mengandung verapamil HCl. Nanopartikel dibuat dengan menggunakan metode gelasi ionik. Untuk mendapatkan metode preparasi nanopartikel yang optimal maka penambahan larutan tripolifosfat dilakukan dengan 3 metode. Dari ketiga metode tersebut, metode ketiga dipilih dan memberikan hasil ukuran partikel sebesar 62,2 nm, indeks polidispersitas sebesar 0,293, potensial zeta sebesar +26,05 mV, efisiensi penjerapan sebesar 16,42 % dan berbentuk sferis. Nanopartikel yang dihasilkan kemudian dibuat dalam bentuk sediaan film dengan menggunakan eksipien kitosan-tripolifosfat kemudian dibandingkan dengan film yang mengandung verapamil HCl standar dan dilihat profil pelepasannya. Film yang mengandung nanopartikel verapamil HCl memiliki pelepasan yang lebih cepat dibandingkan film standar. Selain itu, film yang mengandung nanopartikel memiliki sifat mekanis yang lebih baik dibandingkan film standar.

Chitosan is a cationic natural polymers. Cationic properties make chitosan can interact with anionic compounds via cross-linked bond and form particles in nano size. In this research, sodium tripolyphosphate is used as a crosslinked agent. The purpose of this research is to create and characterize chitosan-tripolyphosphate nanoparticles in the preparation of buccal films containing verapamil hydrochloride. Nanoparticles prepared by using ionic gelation method. To obtain the optimal preparation method of nanoparticles, the addition of tripolyphosphate solution made by 3 methods. The third method chosen and nanoparticles obtained has a particle size of 62,2 nm, polydispersity index of 0,293, zeta potensial of +25,27 mV, entrapment efficiency of 16,42 % and spherical. The resulting nanoparticles are then made in the dosage form film using excipient chitosantripolyphosphate then compared with film containing verapamil HCl standard and view the profile of released. Film containing nanoparticles verapamil HCl has a faster release than the standard film. In addition, the film containing nanoparticle has better mechanical properties than standard film"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S43835
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dicki Rachman
"Metode pengeringan beku atau liofilisasi, digunakan dalam preparasi matriks kitosan-alginat yang dimuati oleh ekstrak kulit manggis untuk sediaan oral. Metode ini tidak melibatkan proses pencucian dan pemanasan. Oleh karena itu, cocok untuk enkapsulasi senyawa bioaktif sensitif sejenis xanthone. Metode pengeringan beku juga dapat menghasilkan matriks dengan pemuatan yang cukup tinggi, serta dengan komposisi yang tepat dari biopolimer dapat mencapai pelepasan yang ditargetkan, misalnya di usus besar. Beberapa variasi komposisi kitosan dan alginat telah digunakan dalam preparasi sistem sediaan obat secara oral. Mangostin, yang merupakan senyawa turunan xanthone dalam ekstrak manggis, dikenal karena aktivitas antioksidan yang tinggi dan dapat menghambat proliferasi kanker usus besar. Scanning electron microscopy, spektroskopi inframerah, dan spektroskopi ultra violet, telah digunakan untuk mengkarakterisasi matriks dan mangostin yang dilepaskan. Pelepasan mangostin dari matriks dalam cairan sintetis gastrointestinal diteliti untuk menetapkan pengaruh komposisi alginat chitosan pada profil pelepasan mangostin. Pengurangan rasio berat kitosan terhadap alginat meningkatkan interaksi matriks-mangostin, yang ditunjukkan dengan rendahnya akumulasi pelepasan mangostin dalam simulasi cairan asam lambung. Pengamatan uji pelepasan in-vitro menggunakan cairan gastrointestinal menunjukkan bahwa matriks kitosan-alginat dapat digunakan untuk menghantarkan pelepasan mangostin ke target. Dengan demikian, metode pengeringan beku memungkinkan pemuatan mangostin yang tinggi dalam matriks kitosan-alginat.

Lyophilisation method was selected for preparing chitosan alginate matrices loaded with the extract of mangosteen pericarp for oral administration. This method does not involve washing and heating processes, and therefore, suitable for the encapsulation of sensitive bioactives such as xanthones. Freeze drying also facilitates a high bioactives loading, and with a proper composition of biopolymers could achieve targeted release in the colon. Various composition of chitosan and alginate have been used in the preparation of the oral delivery system. Mangostins, xanthones in the mangosteen pericarp extract, are known for their high antioxidant activity and that can inhibit the proliferation of colon cancer. Scanning electron microscopy, infrared spectroscopy, and ultra violet spectroscopy, have been used to characterize the matrices and the mangostins released. The release of mangostins from the matrices in the simulated gastrointestinal fluids was studied in order to establish the influence of chitosan alginate composition on the mangostins profile release. Decreasing chitosan to alginate weight ratio increased the matrix mangostins interactions, which is shown with the low accumulated release of mangostins in acidic simulated gastric fluids. The in vitro release study using gastrointestinal fluids indicated that the matrices of chitosan alginate can be used to facilitate the targeted release of mangostins. Furthermore, freeze drying method allows the high loading of mangostins in the matrices of chitosan alginate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>