Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203063 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isni Utami I.
"Susu merupakan salah satu jenis minuman sehat yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak karena kandungan gizinya yang lengkap. Konsumsi susu pada waktu anak-anak akan membantu mencapai kepadatan tulang maksimum saat dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui riwayat konsumsi susu selama masa usia Sekolah Dasar dan untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, sikap terhadap susu, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, pengetahuan gizi ibu mengenai susu, serta pengaruh iklan susu di televisi dengan riwayat konsumsi susu selama masa usia Sekolah Dasar pada siswa kelas 1 SMP Negeri 102 dan SMPI PB Sudirman Jakarta Timur.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dengan pengukuran pada waktu yang bersamaan. Uji statistik yang digunakan yaitu Chi-Square dengan derajat kepercayaan (CI) = 90% dan derajat kemaknaan (α) = 0,05. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas 1 SMP Negeri 102 dan SMPI PB Sudirman Jakarta Timur. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 92 anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 53,3% responden memiliki riwayat konsumsi susu yang baik selama masa usia Sekolah Dasar. Variabel yang berhubungan bermakna yaitu pengetahuan gizi ibu mengenai susu. Disarankan agar orang tua khususnya ibu sebaiknya selalu membiasakan anak untuk mengonsumsi susu minimal dua kali sehari. Selain itu ibu juga hendaknya memberikan contoh kepada anak-anak mereka untuk tetap mengonsumsi susu sampai usia dewasa. Pihak sekolah juga hendaknya mengembangkan penyuluhan gizi sederhana mengenai pentingnya susu.

Milk is one of a health beverage that can support children growth and development because milk is containing nutrition completely. Milk consumption on childhood will generate their bone solidity. This research is purposed to know history of milk consumption during elementary childhood and also it?s correlation between kind of sex, attitude to milk, parent education, parent occupation, parent income, mother?s nutrition knowledge regarding milk and also the influence of milk advertising on television on the student at the first grade study in SMP N 102 and SMPI PB Sudirman East Jakarta.
This research using cross-sectional design to see the correlation between independent variable and dependent variable with the same measuring time. Statistical test that used is chi-square by confident interval (CI) = 90% and (α) = 0,05. The populations in this research are to all students on the first grade study in SMP N 102 and SMPI PB Sudirman. The amounts of sample on this research are 92 students.
Result of this research indicates that 53,3% respondent have a good story on milk consume during elementary school age. Variable that has correlation is mother?s nutrition knowledge regarding milk. It's recommended to the parents especially to the mothers to serve their children on consume milk at least twice a day. Besides, mother act is needed to show their habit in milk consume to their children for consuming milk until they grow up. School board is also requested to developing simple nutrition information regarding milk consumption is important."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Zakiyah Fahiroh
"Skripsi ini meneliti tingkat literasi gizi fungsional, interaktif dan kritikal yang dapat menggambarkan tingkatan kemampuan individu untuk memperoleh, menerima dan membuat keputusan gizi yang sesuai pada ibu siswa sekolah dasar. Faktor-faktor yang duji beda proporsinya adalah usia ibu, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, dan paritas. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Data diambil menggunakan kuesioner dengan metode self administered pada 108 responden yang bersedia berpartisipasi dan tidak mengalami kesulitan membaca dan menulis. Variabel yang memiliki perbedaan proporsi yang signifikan adalah tingkat literasi gizi fungsional dengan usia p value = 0,012 dan tingkat pendapatan keluarga p value = 0,02, literasi gizi interaktif dengan usia p value = 0,024 dan pendidikan p value = 0,035.

This thesis examines the level of functional, interactive and crticical nutrition literacy that can describe the level of individual ability to obtain, receive, anda make appropriate nutritional decisions on tthe mother of elementary school students. Factors analyzed for different proportions were mother's age, education level, family income and parity. This research is a quantitative research with cross sectional study design. Data were colected using quetionnaires with self administered method on 108 respondents who were willing to participate and had no troubling reading and writing. The variables that have significant difference of the proportion are the functional literacy with age p value 0,012, and family income p value 0,02, the interactive nutritional literacy with age p value 0,024 and education p value 0,035. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfa Fauzia
"Peningkatan konsumsi minuman bersoda secara terus menerus di kalangan remaja menimbulkan masalah kesehatan dan gizi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor individu dan faktor lingkungan dengan kebiasaan konsumsi minuman bersoda pada siswa SMP Islam PB Soedirman Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan terhadap 124 siswa secara acak sistematis pada bulan April 2012. Analisis yang digunakan univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan 40,3% siswa mengonsumsi minuman bersoda dengan frekuensi tinggi. Jenis kelamin, uang saku, preferensi, pengetahuan gizi, sikap, teman sebaya dan media massa memiliki hubungan yang signifikan dengan kebiasaan konsumsi minuman bersoda. Pihak sekolah memberikan edukasi gizi mengenai makanan dan minuman sehat yang sebaiknya dikonsumsi.

The increasing frequency of frequent carbonated soft drink consumption in adolescents contributes into the emerging problems related health and nutrition This research was conducted to examine the relations between individual and environmental factors to carbonated soft drink consumption behaviour of PB Soedirman Islamic School students in year 2012. The method used in this study was cross sectional design with 124 respondent by systematic random sampling on April, 2012. Analysis used in unvarit and bivariat.
The result showed that 40,3% students consume carbonated soft drink in high frequency. Sex, pocket money, preference, nutrition knowledge, attitude, peer group and mass media have significant association to consumption soft drink. The school committee is suggested to ban soft drink selling in school cafeteria and provide adequate education about healthy food and beverages to consume.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Nurchoiriah
"Skripsi ini membahas mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan minum susu siswa kelas III A, III B dan IV di SDN Pondok Cina 1 Depok tahun 2009 dengan menggunakan faktor-faktor dari Teori Green. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain crossectional. Hasil penelitian ini yaitu dari faktor predisposisi (pengetahuan dan persepsi), hanya persepsi yang berhubungan secara bermakna dengan kebiasaan minum susu siswa. Dari faktor pemungkin/ enabling (Sarana-prasarana dan pekerjaan orang tua) menemukan bahwa tidak ada satupun faktor yang berhubungan secara bermak dengan kebiasaan minum susu siswa. Dari faktor penguat/reinforcing (anjuran), didapatkan faktor anjuran berhubungan secara bermakna dengan kebiasaan minum susu siswa SDN Pondok Cina 1, Depok tahun 2009."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Rizqi Skriptiana
"Konsumsi minuman ringan dunia pada tahun 2005 menunjukkan angka 498 miliar liter, kemudian meningkat di tahun 2007 menjadi 552 miliar per liter atau sekitar 82,5 liter per orang. Rata-rata remaja di Indonesia mengonsumsi minuman ringan sebanyak 2 botol/kaleng dalam seminggu. Tingginya perilaku konsumsi remaja mungkin disebabkan pengetahuan gizi, pengaruh dari teman sebaya, keluarga dan media massa serta faktor-faktor lain. Penulis melalui penelitian ini ingin mengetahui gambaran perilaku konsumsi minuman ringan dan faktor-faktor yang memengaruhinya di SMPIT Nurul Fikri Depok yang tidak menyediakan minuman ringan berkarbonasi di kantin sekolahnya.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan disain studi cross sectional, mengambil sejumlah 108 siswa kelas VII dan VIII menjadi responden dengan metode acak sederhana. Setiap responden diminta untuk mengisi sendiri (self-administered) kuesioner yang tersedia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 32,4% siswa SMPIT Nurul Fikri yang mengonsumsi minuman ringan. Preferensi, teman sebaya, keluarga, dan media massa memiliki peran dalam konsumsi minuman ringan remaja. Meskipun hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan konsumsi minuman ringan, namun siswa laki-laki cenderung mengonsumsi minuman ringan lebih tinggi dibandingkan siswa perempuan. Siswa yang memiliki uang saku di atas rata-rata memiliki kecenderungan mengonsumsi minuman ringan lebih tinggi. Peraturan dari pihak sekolah dan yayasan dalam melarang penjualan minuman ringan di kantin sekolah sudah baik dan perlu dipertahankan.

World's consumption of carbonated soft drinks consumption in 2005 was 498 billion litters and increased up to 552 billion litters in 2007. This equivalent into global soft drinks consumption of 82.50 litters per person. Average of Indonesian teenagers consumption of soft drinks are about 2 bottles/cans per week. The high consumption of carbonated soft drinks in teenagers probably caused by nutrition knowledge, influences from peer group, family through parents modeling, mass media and other factors. The aim of this study is to see the prevalence of carbonated soft drinks consumption and factors that affect its consumption in SMPIT Nurul Fikri Depok where carbonated soft drinks is not allowed to sale in school's canteen.
This study is a quantitative study with cross sectional design, using 108 students of grade VII and VIII as respondents taken by simple random sampling method. Each students were asked to fill the questionnaire by self-administered way. Results show that only 32.4% SMPIT Nurul Fikri's students who consume carbonated soft drinks. Preference, peer group, family and mass media seems have a strong relation with teenager's carbonated soft drinks consumption. Eventhough statistics didn't show a significant relation between sex and carbonated soft drinks consumption, boys tend to have higher consumption of carbonated soft drinks than girls. Students with high daily allowance also have a high soft drinks consumption. Not to sale carbonated soft drinks in this school is really good rule and need to be maintained by school itself and the foundation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khalifah Abadini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berat lahir dan faktor lainnya dengan intelligence quotient (IQ) pada siswa SMP Negeri 200 Jakarta. Sampel yang diteliti adalah kelas 7 dengan total sampel berjumlah 131 siswa. Data yang dikumpulkan berupa skor IQ, berat lahir, TB/U, asupan energi,asupan protein, asupan zat besi, tingkat pendidikan ibu, dan pendapatan orang tua. Data ini dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner mandiri, wawancara recall 2x24 jam, dan pengukuran tinggi badan. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara berat lahir, tingkat pendidikan ibu,pendapatan orang tua dengan IQ (nilai p < 0,05).

This study aimed to identify the association between birth weight and other factors with the intelligence quotient (IQ) of the student of SMP Negeri 200 Jakarta. The observed sample in this study was the 7th grader consisting 131 students. The collected data were IQ score, birth weight, HAZ, energy intake,protein intake, iron intake, mother’s education level, and parent’s income. These data were collected by using self administered questionnaire, 2x24 hours recall interview, and height measurement. The result of this study showed that there was a significant correlation between birth weight, mother’s education level, parent's income, and IQ (p value < 0,05)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farisa Milla Shabrina
"Kalsium merupakan zat gizi yang berperan penting dalam pertumbuhan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan asupan kalsium berdasarkan frekuensi konsumsi susu, frekuensi konsumsi sumber kalsium lain, preferensi rasa susu, kebiasaan sarapan, aktivitas fisik, jenis kelamin, pengetahuan mengenai kalsium, dan uang saku. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dan dilakukan pada 120 siswa SMP Islam PB Soedirman Jakarta Timur selama bulan April 2016. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner dan asupan kalsium diukur dengan wawancara food recall 2x24 jam. Data dianalisis dengan menggunakan uji t-test independent.
Hasil penelitian ini menunjukkan 46% memiliki asupan kalsium kurang dengan rata-rata asupan kalsium 428± 340,3 mg. Analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan asupan kalsium yang signifikan berdasarkan frekuensi konsumsi susu, preferensi rasa susu, jenis kelamin, dan pengetahuan mengenai kalsium.

Calcium plays a central role in human's growth. This research aims to explore and determine the differences of calcium intake based on milk consumption frequency, other calcium-rich foods sources frequency, milk-taste preferences, breakfast habit, physical activity, sex, calcium-related knowledge, and pocket money. This research adapts cross-sectional design with a total of 120 students of PB Soedirman Islamic Junior High School in West Jakarta during April 2016. Data was collected using questionnaire and food recall (2x24 hours) method to measure calcium intake. The data was analyzed using t-test independent test.
The results showed that 46% of the students had calcium intake below 924 mg/day and the average calcium intake was 428±340.3 mg. Bivariate analysis results showed significant mean-difference of calcium intake based on milk consumption frequency, milk taste preference, sex, and calcium-related knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardatillah
"Kemajuan yang pesat dalam pembangunan nasional dan perkembangan ilmu pengetahuan menyebabkan meningkatnya taraf dan kualitas hidup masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah perkotaan yang menimbulkan perubahan yang sangat cepat akan perilaku kehidupan modern, perubahan aktivitas fisik sehingga dapat meningkatkan prevalensi gizi lebih yang merupakan faktor resiko terhadap penyakit degeneratif. Adapun dampak gizi lebih pada remaja khususnya antara lain menurunkan produktivitas dan daya tahan tubuh serta umur harapan hidup, lebih cepat lelah dan kurang aktif bergerak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian gizi lebih yang dilihat dari pengukuran indeks massa tubuh (IMT) yang dihubungkan dengan kebiasaan konsumsi makanan cepat saji modern (fats food), aktifitas fisik (waktu tidur, waktu menonton TV, main komputer/main video games), pola konsumsi (konsumsi energi, konsumsi karbohidrat, konsumsi lemak dan konsumsi protein), karakteristik siswa (jenis kelamin, pengetahuan gizi dan uang saku) dan karakteristik orang tua (pendidikan ibu dan pendapatan orang tua) pada remaja SMA Islam PB. Soedirman di Jakarta Timur tahun 2008.
Analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square dilakukan pada 113 responden laki-laki dan perempuan di SMA Islam PB. Soedirman kemudian dilakukan pengisian kuesioner oleh responden mengenai karakterik dan perilaku responden. Dimana recall 24 jam dan FFQ dilakukan untuk melihat konsumsi makanan responden. Sebanyak 33,6% responden mengalami gizi lebih (IMT ≥ 85 persentil) Proporsi responden dengan frekuensi makan fast food sering (≥ 2x/minggu) (60,2%) lebih tinggi dibandingkan responden dengan frekuensi konsumsi fast food tidak sering (< 2x/minggu). Sebanyak 81,4% responden memiliki lama waktu tidur sebentar (> 7 jam), 69,9% responden dengan waktu menonton TV, main komputer/ main video games > 2 jam sehari dan sebanyak 67,2% responden melakukan kebiasaan olahraga ringan. Konsumsi lemak dan protein dalam penelitian ini tergolong tinggi dengan proporsi 76,1% dan 80,5% dibandingkan dengan konsumsi energi dan karbohidrat dikategorikan cukup. Proporsi responden laki-laki (53,1%) lebih banyak dibandingkan responden perempuan. Sebagian besar responden (78,8%) memiliki pengetahuan tentang gizi baik dan 52,2% responden memiliki uang saku besar (≥ Rp. 20.000,-)/hari. Sekitar 61,1% tingkat pendidikan ibu responden ≤ SMA dan 62,8% pendapatan orang tua responden tinggi (≥ Rp. 4.000.000).
Karakteristik pengetahuan gizi memiliki hubungan bermakna dengan kejadian gizi lebih. Kebiasaan konsumsi makanan cepat saji modern (fast food), waktu tidur, waktu menonton TV, main komputer/main video games, kebiasaan olahraga, konsumsi energi, karbohidrat, lemak, protein, jenis kelamin, uang saku, pendidikan ibu dan pendapatan orang tua tidak berhubungan dengan kejadian gizi lebih. Dari hasil penelitian ini diharapkan pihak sekolah dapat mengadakan penyuluhan kegiatan monitoring status gizi pada siswa secara rutin dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan pemanfaatan Kinik Soedirman yang dimiliki Yayasan sekolah untuk memantau status gizi pada siswa."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anni Kartika Putri
"Menarche adalah sebuah tanda dimana seorang remaja putri beranjak dewasa dan sudah siap menjadi seorang wanita seutuhnya dimana semua organ intim remaja putri tersebut telah siap untuk suatu sistem reproduksi (menghasilkan keturunan). Umur menarche yang semakin menurun ini dapat menyebabkan masalah remaja misalnya kehamilan diluar nikah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi, genetik (status menarche ibu), media massa, dan aktivitas olahraga dengan status menarche siswi SMP Islam Al-Azhar, Rawamangun, Jakarta Timur. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain peneitian cross sectional dan sampel yang diambil berjumlah 173 responden. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi square. Hasil penelitian dikatakan berhubungan bermakna apabila hasil uji statistik Pvalue ≤ 0.05. Hasil penelitian menunjukkan dari total responden sebanyak 93.1% responden telah mengalami menarche dengan rata-rata usia menarche adalah 11.42 ± 0.93 tahun dan rata-rata usia menarche ibu adalah 12.73 ± 1.26. Sebagian besar responden memiliki status gizi normal 55.5%. Sebanyak 51.4% status menarche ibu dikategorikan cepat (≤ 12 tahun), 69.9% responden telah terpapar media elektronik dewasa dan 97.1% responden telah terpapar media cetak orang dewasa, sedangkan 68.2% responden melakukan aktivitas olahraga <3 kali dalam seminggu. Berdasarkan uji statistik, variabel antara genetik (status menarche ibu) dengan status menarche responden dan keterpaparan media elektronik orang dewasa dengan status menarche responden mengalami hubungan bermakna. Saran bagi sekolah adalah perlu dibentuknya program komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) atau penyuluhan yang berkala mengenai kesehatan repoduksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi menarche serta dapat mengikutsertakan orang tua siswi, khususnya ibu, agar mereka dapat memiliki pengetahuan yang benar mengenai kesehatan respoduksi khususnya menarche, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan atau embahayakan si anak melalui pergaulan bebas tidak terjadi."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsudin
"Susu merupakan makanan terbaik dari bayi hingga manusia lanjut usia. Namun saat ini yang terjadi manusia Indonesia khususnya kurang mengkonsumsi susu karena adanya salah persepsi dari masyarakat terhadap susu dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi dan karakteristik keluarga dengan pengetahuan pemenuhan kebutuhan gizi susu pada anak balita, Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi. Sampel yang digunakan sebanyak 62 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. lnstrumen yang digunakan adalah kuisioner. Anaiisis data yang digunakan adalah penentuan presentasi dan chi square untuk menganalisis hubungan antara variabel. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan amara persepsi, usia, tingkat pendidikan dan pendapatan dengan pengetahuan pemenuhan kebutuhan gizi susu pada anak balita. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang manfaat susu khususnya pada anak balita."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
Lap. Penelitian Sya N08h
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>