Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184695 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anna Rubhasy
"Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpenting dalam kehidupan karena saat itulah manusia belajar untuk mengenal segala sesuatu di dunia. Salah satu cara belajar yang efektif bagi anak adalah dengan kegiatan bermain, karena anak cenderung senang dan menikmati kegiatan tersebut. Bermain secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, intelektual, kepribadian, dan sosial anak. Kegiatan bermain berkembang seiring dengan bertambahnya usia anak. Selain itu, kegiatan bermain tidak dapat terlepas dari lingkungan bermain itu sendiri. Oleh sebab itu, lingkungan bermain sebaiknya juga mendukung perkembangan anak, baik alat permainan maupun desain ruang bermainnya.
Skripsi ini menekankan pada kegiatan bermain di ruang terbuka (taman bermain) karena anak cenderung bebas melakukan eksplorasi sehingga kegiatan bermain yang dilakukan lebih bervariasi. Anak juga dapat mengenal dan menjadi lebih peka terhadap lingkungan di sekitarnya. Terdapat tiga aspek utama yang menghubungkan antara ruang bermain dengan perkembangan anak, yaitu ruang bermain, alat permainan, dan teman bermain. Taman bermain yang baik adalah taman bermain yang dirancang dengan memperhatikan skala, pembagian zona, peletakan alat permainan, dan lainnya. Melalui pembahasan skripsi ini diharapkan dapat membantu perancang dalam membentuk ruang yang aman, nyaman, dan sesuai dengan perkembangan anak.

Childhood is the most important period of life because at that time human learns to know everything in the world. One of the effective ways for children to learn is playing activities since the children tend to be happy and enjoy that kind of activities. Playing activities can implicitly affects the growth of the children?s physic, intellectual, personality, and social. The event of playing develops along with the children?s age. Besides that, playing activities cannot be separated with the playing environment itself. Therefore the environment should also support the children?s development either the playing equipment or the space design.
This research emphasize on playing activities at outdoor spaces (playground) because children likely to make exploration freely so that their activities would be more vary. Furthermore, children could discover and be more sensitive to their surroundings. There are three aspects that link between playing space and children development; they are playing space, equipment, and companion. A good playground can be defined as the playground which design has concerns with the scale, zoning, positioning of the playing equipment, and other. The discussions of this research are expected to be helpful for the designers to build a safe, pleasant, and suitable space for the children?s development.
"
2008
S48407
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tiara Grevillea
"Latar Belakang: Perkembangan anak adalah aspek yang sangat penting di awal kehidupan anak. Ada banyak faktor yang berperan dalam menentukan perkembangan anak, Saat ini, begitu banyak pusat pelayanan dan pendidikan dini untuk anak di Indonesia. Pusat-pusat tersebut mempunya ikatan erat dengan status perkembangan anak. Namun, jumlah riset yang membahas hubungan antara perkembangan anak dengan pelayanan dan pendidikan anak usia dini masih minim.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode potong lintang. Sampel penelitian berasal dari anak-anak di tempat penitipan anak dan kelompok bermain Taman Pengembangan Anak (TPA) Makara yang sudah menjalani uji Denver Developmental Screening Test II (DDST-II). Orangtua subyek dan staf TPA Makara dilibatkan untuk menjawab kuesioner. Data sekunder yang dikumpulkan dari hasil DDST II dan data primer kuesioner dianalisis menggunakan SPSS versi 20 dengan metode Chi Square.
Hasil: Tidak ada perbedaan signifikan antara perkembangan anak di tempat penitipan anak dan kelompok bermain TPA Makara (p = 0.232). Karakteristik subyek, orangtua subyek, fasilitas, dan aktivitas anak di rumah, tempat penitipan anak, serta kelompok bermain tidak menunjukkan hubungan yang signifikan pula dengan perkembangan anak (p > 0.05).
Kesimpulan: Tidak ada perbedaan yang bermakna dan signifikan pada perkembangan anak di tempat penitipan anak dan kelompok bermain TPA Makara. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi perkembangan anak tidak menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap perkembangan anak di tempat penitipan anak dan kelompok bermain TPA Makara.

Background: Child development is a very important aspect in early childhood life. There are many factors that play a role in determining child developmental status. Currently, there are many early childhood care and education centres in Indonesia. Those centres are really related with child development status. However, the number of research regarding the relation between child development with early childhood care and education centre in Indonesia is still lacking.
Methods: This research used cross sectional study. The sample was from the children of daycare and playgroup Taman Pengembangan Anak (TPA) Makara who have done Denver Developmental Screening Test II (DDST-II). The subjects’ parents and the TPA Makara staff were also involved to answer the questionnaire given. Secondary data from the result of DDST-II and the primary data from the questionnaires were analyzed using SPSS version 20 with Chi-Square method.
Result: There was no significance difference between child development in daycare and playgroup TPA Makara (p = 0.232). The characteristics of the subjects, subjects’ parents, facilities, and activities for children at home, daycare, and playgroup did not show significant association too with the child developmental status (p > 0.05).
Conclusion: There was no significant differences of the child development in daycare and child development in playgroup TPA Makara. The suspected influencing factors did not show significant association with child development in daycare and playgroup TPA Makara.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seto Mulyadi
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rangsangan pengembangan kreativitas kepada anak-anak usia prasekolah (46 tahun) yang mengikuti kegiatan di beberapa Taman Kanak-kanak di Jakarta.
Menyadari akan anti penting kreativitas bagi upaya pengembangan sumber daya manusia di Indonesia, khususnya melalui perangsangan sejak usia dini pada anak-anak usia prasekolah, maka peneliti mencoba untuk menyusun suatu paket pelatihan pengembangan kreativitas bagi anak usia prasekolah.
Paket ini terdiri dari dua macam, pertama adalah paket pelatihan pengembangan kreativitas untuk anak; dan kedua adalah Paket pelatihan cara pengembangan kreativitas anak bagi ibu, agar dapat mengupayakan pengembangan kreativitas anaknya di rumah melalui kegiatan bermain.
Dalam pelaksanaannya, kelompok penelitian dibagi empat kelompok yaitu: (1) Kelompok anak memperoleh pelatihan dan ibu juga memperoleh pelatihan (AP-IP), (2) Kelompok anak memperoleh pelatihan tetapi ibu tidak memperoleh pelatihan (AP-ITP), (3) Kelompok anak tidak memperoleh pelatihan tetapi ibu memperoleh pelatihan (ATP-IP), (4) Kelompok anak tidak memperoleh pelatihan dan ibu juga tidak memperoleh pelatihan (ATP-ITP).
Sebelum pelatihan dimulai, kepada semua kelompok diberikan prauji Torrance Tests of Creative Thinking (TTCT) Figural Form A. Kemudian kelompok (1) dan (2) memperoleh pelatihan pengembangan kreativitas anak, sementara kelompok (1) dan (3) ibunya memperoleh paket pelatihan cara pengembangan kreativitas anak. Pada kelompok (2), ibunya tidak memperoleh paket pelatihan, pada kelompok (3) anak tidak memperoleh paket pelatihan dan pada kelompok (4) baik anak maupun ibu tidak memperoleh paket pelatihan. Pada akhir masa pelatihan, seluruh kelompok penelitian memperoleh pascauji TTCT Figural Form-A.
Sampel penelitian ini adalah anak usia 4-6 tahun yang mengikuti kegiatan di beberapa Taman Kanak-kanak di Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tiga buah hipotesis kerja ternyata ketiga-tiganya dinyatakan diterima. Hipotesis tersebut adalah :
Hipotesis Kerja I :
Peningkatan kreativitas pada anak usia prasekolah yang telah memperoleh pelatihan pengembangan kreativitas secara bermakna Iebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan kreativitas anak usia prasekolah yang tidak memperoleh pelatihan pengembangan kreativitas.
Hipotesis Keria II :
Peningkatan kreativitas pada anak usia prasekolah yang ibunya telah memperoleh pelatihan cara pengembangan kreativitas anak secara bermakna Iebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan kreativitas anak usia prasekolah yang ibunya tidak memperoleh pelatihan cara pengembangan kreativitas anak.
Hipotesis Kerja III :
Ada interaksi yang bermakna antara pemberian pelatihan pengembangan kreativitas anak dan pemberian pelatihan cara pengembangan kreativitas anak terhadap ibu dalam upaya peningkatan kreativitas anak usia prasekolah.
Secara keseluruhan berdasarkan basil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kreativitas anak usia prasekolah dapat ditingkatkan dengan upaya pengembangan kreativitas melalui kegiatan bermain; apakah dilakukan melalui pendekatan terhadap anak maupun ibu.
Efek pengembangan kreativitas akan menjadi maksimal apabila upaya pengembangan kreativitas pada anak usia prasekolah dilakukan melalui pendekatan terhadap anak dan ibu sekaligus.
Untuk penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang, peneliti menyarankan agar juga dilibatkan anak-anak Taman Kanak-kanak di desa dan di tempat-tempat terpencil, anak-anak usia prasekolah yang tidak sempat mengikuti kegiatan Taman Kanak-kanak, serta melakukan penelitian mengenai potensi ibu dalam upaya pengembangan kreativitas anak di rumah.
Untuk penerapan paket pelatihan pengembangan kreativitas disarankan agar dapat dilaksanakan pada waktu liburan atau sore hari setelah jam sekolah dan dipertimbangkan penyusunan paket pelatihan yang diterapkan dalam waktu yang Iebih singkat namun dengan hasil yang lebih intensif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D220
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Prasasti Wiria Atmadja
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayke Sugianto Tedjasaputra
"Bahasa memegang peranan penting dalam proses perkembangan seorang anak, fungsi mendasar dari bahasa adalah untuk berkomunikasi dan merupakan "alat" interaksi sosial timbal balik. Selain itu, bahasa membantu anak mengarahkan pikiran, menajamkan ingatan, melakukan kategorisasi, mempelajari hal-hal baru sehingga kemampuan berpikir anak akan meningkat. Pada usia 18 bulan terjadi lonjakan bahasa, ditandai dengan kesenangan anak untuk memberi nama pada objek atau peristiwa yang dijumpainya. Lingkungan mempunyai peranan dalam perolehan bahasa, dan usia menjelang 2 tahun merupakan masa yang tepat untuk berlangsungnya pembelajaran bahasa. Bila pembelajaran bahasa tidak dimulai sejak dini, akan berdampak negatif terhadap perkembangan anak di kemudian hari, antara lain terhambatnya komunikasi dengan sesama manusia, terhambatnya proses belajar dan berpikir.
Semantik atau makna kata serta kalimat, merupakan salah satu komponen bahasa yang sangat panting untuk diteliti, sebab semua aspek bahasa sangat bergantung pada semantik. Walaupun anak mampu berbicara tetapi tidak memahami makna kata atau kalimatnya, akan berdampak pada terhambatnya komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Di sisi lain, bermain simbolik atau kemampuan merepresentasikan pengalaman actual maupun khayalan melalui penggunaan beberapa objek, gerakan, atau bahasa; menjadi prasyarat untuk dikuasainya kemampuan linguistik tertentu. Ada hubungan yang berrnakna antara tingkatan bermain simbolik dengan perkembangan semantis anak. Bentuk interaksi ibu-anak jugs mempengaruhi kegiatan bermain pada anak, termasuk bermain simbolik.
Penelitian mengenai perolehan bahasa telah banyak dilakukan di negara Barat, dengan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu. Sepengetahuan penulis, penelitian mengenai perolehan bahasa pada anak-anak di Indonesia yang berusia di bawah tiga tahun masih langka. Perbedaan budaya akan mempengaruhi perolehan bahasa pada anak, setiap bahasa memiliki kekhususan dalam sistim bahasa yang berlaku dan kesediaan serta cara ibu mengajak anak berkomunikasi berperan terhadap perolehan bahasa.
Adanya perbedaan bahasa serta budaya tersebut, menimbulkan keinginan pada penulis untuk meneliti perkembangan semantis dan tingkatan bermain simbolik atas dasar budaya dan Bahasa Indonesia. Selain itu akan diteliti bentuk interaksi ibu dan jenis bermain pada anak yang terjadi saat mereka bermain bersama.
Tingkatan bermain simbolik dan jenis bermain anak akan didata melalui kegiatan bermain ibu-anak dengan menggunakan The Symbolic Play Test yang telah dimodifikasi oleh penulis. Pada kesempatan ini sekaligus didata kosa kata anak dan bentuk interaksi yang dilakukan ibu. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari lima anak yang berusia 18, 20 dan 22 bulan, dan setiap subjek didampingi oleh ibunya masing masing. Metode untuk mengumpulkan data dilakukan melalui observasi, dilengkapi dengan wawancara terhadap ibu atau orang lain yang terlibat dalam pengasuhan anak.
Mengingat subjek yang terbatas, hasil penelitian ini tidak dapat berlaku umum, namun dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa perkembangan semantis berhubungan dengan tingkatan bermain simbolik. Bentuk interaksi ibu yang paling utama adalah mengarahkan perhatian anak dengan memberikan instruksi atau mengajukan pertanyaan, dan kegiatan bermain yang paling sering terjadi adalah bermain eksploratif.
Saran yang diajukan bagi penelitian yang sama di masa mendatang, adalah memperbesar cakupan usia subjek dan mendata kosa kata anak dalam kehidupan sehari-hari. Untuk hal yang ke dua, perlu disusun alat inventori bahasa anak usia Batita yang nantinya dapat digunakan secara luas dan menjadi bahan untuk membuat norma perkembangan bahasa anak usia Batita di Indonesia. Melakukan penelitian longitudinal mengenai manfaat bermain simbolik dengan pemahaman bacaan pada anak, menjelang masuk Sekolah Dasar. Membuat rancangan program pelatihan bagi para ibu (orang tua) atau pemerhati anak mengenai cara berinteraksi yang benar untuk merangsang perkembangan bahasa dan bermain pada anak."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T18522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Ayu Pertiwi
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004
S21228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Irawan
"ABSTRAK
Kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi selama hospitalisasi, dan dapat berakibat kepada penurunan kondisi, lamanya adaptasi dan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat kecemasan dapat diminimalkan apabila perawat memberikan intervensi yang tepat pada anak dengan kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran kecemasan anak prasekolah yang dirawat di bangsal berfasilitas dan tanpa fasilitas ruang bermain. Penelitian ini menggunakan metodologi deskriptif dengan pendekatan potong lintang pada 100 anak prasekolah. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan lembar check list observasi kecemasan anak. Data dianalisis secara univariat. Hasil menunjukkan rata-rata skor kecemasan anak pada bangsal berfasilitas ruang bermain 29,70 dengan SD 6,609 sedangkan tanpa fasilitas ruang bermain 36,24 dengan SD 6,760. Kesimpulan penelitian ini adalah rata-rata skor kecemasan anak di bangsal berfasilitas ruang bermain lebih rendah daripada yang tidak mempunyai fasilitas ruang bermain. Hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa perlunya fasilitas ruang bermain di bangsal perawatan anak untuk menurunkan kecemasan hospitalisasi.

ABSTRACT
Anxiety is a reaction that often occurs in children during hospitalization, this condition can caused in a decrease of conditions, duration of adaptation, growth and development disorders. The growth and development disorder caused by anxiety can minimized, if the nurse gave correctly intervention to children with anxiety. This study aimed to identify the description of anxiety among preschool-age children during hospitalization at ward with playroom and without playroom facility. This study was a descriptive approach research, applied a cross sectional method, and involved 100 of preschool-age children. Sampling method was used purposive sampling. Data was collected by using observed anxiety check list. The data was analyzed by using univariat method. The result showed that mean anxiety score in ward with playroom was 29.70 with SD 6.609, while in ward without playroom was 36.24 with SD 6.760. The study concluded that mean anxiety score of children in ward with playroom was lower than without playroom. The result of this study recommended that the importance of playroom in pediatric ward to decrease hospitalization anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melinda Nurimannisa
"ABSTRAK:

Skripsi ini mengkaji mengenai bagaimana arsitektur sebagai lingkungan dan ruang aktivitas bermain dapat berperan dalam membantu memberikan stimulus bagi anak usia dini, yang akan berdampak pada kecerdasan mereka di masa depan. Melalui tiga studi kasus, skripsi ini berupaya untuk menelaah lebih jauh mengenai kemungkinan- kemungkinan yang bisa diberikan oleh ruang untuk menstimulasi aktivitas anak usia dini. Berlandaskan pada teori affordances, pengamatan dilakukan dengan cara menganalisis perilaku anak di dalam ruang, dikaitkan dengan lima elemen yang mengkonstruksi arsitektur. Berdasarkan pengamatan, ditemukan bahwa keberagaman affordances yang teraktualisasi dipengaruhi terutama oleh kesesuaian ukuran elemen dengan ukuran anak (dimensi lebar-panjang-tinggi) dan sifat material elemen.


ABSTRACT:

The focus of this study is to analyze about how architecture as an environment and play space take a role as a stimulus provider for early age children, in order to develop their intelligence. By three study case, this research tries to explore further about the possibilities that can be provided by environment. Based on affordances theory, exploration is held by analyze children‘s behavior in the play space. Then, relate it with five elements that construct architecture. After the exploration, it found that actualized affordances which occurred are mostly influenced by the appropriate of elements dimension with children‘s dimension (length-width-height) and the element‘s material.

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56660
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>