Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181394 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gibran
"Ruang publik kota merupakan sebuah tempat berkumpulnya banyak orang untuk melakukan aktifitas yang beragam. Aktifitas yang berbeda-beda antar satu orang dengan orang yang lainnya merupakan potensi konflik.
Diperlukan sebuah aturan yang mampu mengatur kegiatan dan orang-orang yang berada di ruang publik tersebut agar konflik tidak terjadi. Aturan tersebut mencakup adanya pengawasan terhadap orang-orang yang beraktifitas di ruang publik tersebut.
Ketidakteraturan terjadi ketika kurangnya pengawasan diberlakukan atas aturan yang berlaku terhadap orang-orang tersebut. Semakin lemah pengawasan, semakin kuat potensi ketidakteraturan muncul, semakin kuat pengawasan, semakin lemah potensi ketidakteraturan muncul.
Skripsi ini akan membahas bagaimana peran surveillance dalam menjaga order pada ruang publik yang berupa non-place¸dan akibat dari tidak ketatnya surveillance pada non-place tersebut.

Public space is a place which a lot of people gather to do many kind of activity. Different activities of people is a conflict potential.
Rule is needed to manage people?s activities in public space to avoid conflict. the rule consist of surveillance to peoples that doing activities in that public space.
Disorder happen when the surveillance to the rule is lack. The more lack of surveillance, the more disorder appear, the more strong of surveillance, the more disorder disappear.
This writing is about to discuss how the surveillance contribute in maintaining order in an non-place public space, and the effect of the lack of surveillance in that non-place.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48433
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
USA: Centers for Disease Control and Prevention, 2001
362.1 CEN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Oxford University Press, 2000
614.4 PRI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Rev. ed. of: Principles and practice of public health survrveillance / edited by Steven M. Teutsch, R. Elliott Churchill. 2nd ed. 2000"
New York: oxford Univ Press, 2010
614.4 PRI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Oxford University Press, 2010
610 PRI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ikrar Raksaperdana
"Arsitektur dan karantina idealnya saling melengkapi untuk membentuk sebuah tujuan medis dan/atau terapeutik. Namun terdapat kondisi khusus dalam Pusat Karantina Pulau Onrust, di antaranya adalah tensi tinggi antara pihak pengawas karantina (orang Eropa) dan yang dikarantina (jemaah haji), ditambah dengan kebijakan ibadah haji Hindia Belanda yang mengawasi seluruh aspek dari ibadah haji, termasuk aspek non-medis dari jemaah haji. Kondisi ini tentunya berpengaruh terhadap gubahan arsitektural di Pusat Karantina Pulau Onrust, yang akhirnya memerlukan "Disiplin dan Hukuman" (Foucault, 1977) sebagai payung teoritis utama, untuk melihat apakah disiplin dan hukuman mendominasi fungsi utama (karantina) dari arsitektur Pusat Karantina Pulau Onrust? Bagaimana disiplin dan hukuman tercermin dalam arsitektur Pusat Karantina Pulau Onrust? Disiplin dan hukuman dalam arsitektur mencoba melakukan identifikasi pada pembentukan sebuah "ruang pengawasan" dalam rangka melancarkan mekanisme disiplin dalam sebuah institusi. Tesis ini menemukan bahwa penerapan disiplin dan hukuman dalam arsitektur dan ruang pengawasan di Pusat Karantina Pulau Onrust dapat teridentifikasi dari gubahan ruang pada skala makro hingga mikro; dari pembentukan pelingkup ruang, penciptaan partisi ruang yang memisahkan setiap pengguna, hingga modifikasi visibilitas ruang di setiap zona. Hasil analisis secara keseluruhan menunjukkan bahwa disiplin dan hukuman lebih mendominasi fungsionalitas dan fitur-fitur medis dalam arsitektur Pusat Karantina Pulau Onrust. 

Architecture and quarantine ideally complement each other to form a medical and/or therapeutic purpose. However there were special conditions in the Onrust Island Quarantine Station, among them were high tension that happened between quarantine supervisors (Europeans) and those who were quarantined (hajj pilgrims), coupled with the Dutch East Indies pilgrimage policy that supervised every aspects of the pilgrimage including the pilgrims non-medical aspects. This condition certainly affected the Onrust Island Quarantine Station architectural composition, thus eventually requires "Discipline and Punish" (Foucault, 1977) as the main theoretical basis, to see whether discipline and punish dominated the main (quarantine) function of the Onrust Island Quarantine Station architecture? How were discipline and punish reflected in the architecture of the Onrust Island Quarantine Station? In context of architecture, discipline and punish attempt to identify the establishent of a "surveillance space" in order to expedite the disciplinary mechanism in an institution. This thesis finds that the application of discipline and punish in the architecture and the surveillance space of the Onrust Island Quarantine Station can be identified from the spatial composition in macro to micro scales; from the creation of space enclosures, the creation of spatial partitions that separated each users, up to the modifying of space visibility in each zone. The result of overall analysis shows discipline and punish domination over functionality and medical features in the architecture of the Onrust Island Quarantine Station. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"With the worldwide awareness of bioterrorism and drug-resistant infectious diseases, the need for surveillance systems to accurately detect emerging epidemicsis essential for maintaining global safety. Responding to these issues, Disease Surveillance brings together fifteen eminent researchers in the fields of medicine, epidemiology, biostatistics, and medical informatics to define the necessary elements of an effective disease surveillance program, including research, development, implementation, and operations. The surveillance systems and techniques presented in the text are designed to best utilize modern technology, manage emerging public health threats, and adapt to environmental changes"
New Jersey: Wiley-Interscience, 2007
362.1 DIS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lelly Nurul Latifa
"ABSTRAK
Studi ini menjelaskan pemaknaan ruang (place-meaning) terhadap Car Free Day Jakarta sebagai ruang publik. Car Free Day merupakan agenda Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk mengkampanyekan pengurangan emisi gas melalui pengurangan penggunaan kendaraan bermotor, dan telah digunakan oleh pengunjungnya untuk melakukan aktivitas sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Salah satunya adalah Komunitas Cosplayer yang melakukan pertunjukan kostum, dimana hal ini tidak berhubungan dengan pesan yang dikampanyekan oleh Car Free Day Jakarta. Penulis berargumen bahwa aktivitas Komunitas Cosplayer di area Car Free Day Jakarta tidak dapat dilepaskan dari analisis ruang. Secara khusus, penulis menghubungkan pemaknaan struktur spasial dengan tindakan sosial yang dilakukan aktor di dalam lingkungan ruang Car Free Day. Penelitian kualitatif ini menunjukkan hasil bahwa ruang sebagai sebuah bentuk struktural memiliki hubungan dialektis dengan aktor yang berada di dalamnya. Hal ini membentuk pemaknaan ruang yang diterima oleh aktor dan melakukan aktivitas di Car Free Day atas makna tersebut. Komunitas Cosplayer menggunakan Car Free Day Jakarta sebagai sebuah tempat untuk mencapai tujuan pragmatisnya: mendapat pendapatan lebih banyak yang berasal dari kepadatan pengunjung di dalam ruang Car Free Day Jakarta. Pengambilan data lapangan dalam studi ini dilakukan sebelum terjadinya pandemic COVID-19 dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Jakarta sejak Maret 2020.

ABSTRACT
This study aims to explain the meaning of place of Car Free Day Jakarta as urban public place. Car Free Day is one of the DKI Jakarta Regional Government's agendas to campaign for reducing gas emissions through reducing the use of motorized vehicles, has been used by visitors to carry out activities in accordance with their respective interests. One of them is the Cosplayer Community who perform costumes, which is not related to the message campaigned by Car Free Day Jakarta. The author argues that the activities of the Cosplayer Community in the Jakarta Car Free Day area cannot be separated from place analysis. Specifically, the author connects the meaning of spatial structure with social actions carried out by actors in the Car Free Day place environment. This qualitative study shows the results that place as a structural form has a dialectical relationship with the actors within it. This forms the meaning of the place received by the actor and carries out activities on Car Free Day for that meaning. The Cosplayer community uses Car Free Day Jakarta as a place that aims to achieve its pragmatic goals: get more income, which comes from the density of visitors in the Car Free Day Jakarta. The field data in this study was taken before the pandemic COVID-19 and PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) happened in Jakarta since March 2020."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Nurul Triandayani
"Ruang publik terbuka di Jakarta kurang secara kualitatif dan kuantitatif sehingga sebagian masyarakat menjadikan mal sebagai tempat berkumpul dan berlindung dari iklim Jakarta. Mal merupakan pusat perbelanjaan yang kini juga menjadi ruang publik. Mal memiliki elemen ruang publik dengan menghadirkan court dan tempat duduk di dalam mal agar orang-orang dapat melihat dan dilihat dari berbagai lantai. Mal menarik pengunjung dengan memfasilitasi kebutuhan sebagian masyarakat Jakarta dan elemen kegiatan di ruang publik kota, sehingga mal menjadi ruang publik yang ideal bagi bagian masyarakat Jakarta karena dapat menciptakan interaksi sosial yang terjangkau secara ruang horizontal dan vertikal.

Open public spaces in Jakarta less qualitatively and quantitatively, so that the minority of people make the mall as a gathering place and shelter from the climate Jakarta. The mall is shopping center that has also become a public space now. The mall has elements of public space by presenting the court and seating inside mall, so that people can see and be seen on the various floors. The mall attracts visitors by facilitating the needs of the minority Jakarta society and elements of activities in the public space, so the mall is become an ideal public space for the minority of people in Jakarta, because it can reach space horizontally and vertically.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shenly Riatna Erliza
"Masa remaja yang dimulai dari umur 12 tahun hingga 18 tahun biasanya adalah mereka yang sedang menempuh pendidikan SMP/sederajat dan SMA/sederajat. Remaja yang sedang duduk dibangku sekolah ini, selain melakukan kegiatan belajar di sekolah, mereka juga melakukan kegiatan tersebut di ruang lainnya. Remaja mempunyai karakter khusus yang menjadi transisi antara karakter anak-anak menuju karakter dewasa seperti, kecenderungannya untuk menghabiskan waktu luang bersama dengan kelompoknya di ruang publik. Berdasarkan hal tersebut, keberadaan perpustakaan publik sebagai salah satu ruang belajar bagi remaja dipilih untuk menjadi topik yang akan dibahas pada penulisan ini. Dengan metode penulisan deksriptif analitis, penulis mencoba memaparkan bagaimana elemen ruang yang ada di dalam perpustakaan publik sebagai third place dapat memenuhi kebutuhan remaja saat mereka menggunakan suatu ruang dan dapat mendukung kegiatan belajarnya. Studi kasus dilakukan pada salah satu perpustakaan publik yang ada di Jakarta yaitu, Perpustakaan Kemdikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).

Adolescence starts from the ages of 12 to 18, who usually are studying in junior high school or senior high school. Those teenagers do learning activities at school and also in other rooms. Teenagers have a special character that becomes a transition from childrens characters to adults characters, such as their tendency to spend free time together with their groups in a public space. Based on this, the existence of a public library as one of learning spaces for teenagers was chosen to be the topic to be discussed. With analytical descriptive method, the author tried to explain how the elements of space in the public library as third place can meet the needs of adolescents when using a space and can support their learning activities. Case study was conducted in one of the public library in Jakarta, which is the Ministry of Education and Cultures Library.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>