Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 224254 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ita Kurniawati
"Sistem kerja di industri tekstil memiliki risiko terjadinya gangguan muskuloskeletal. Penelitian bertujuan untuk melihat gambaran faktor risiko ergonomi dan keluhan subjektif MSDs pada pekerja pabrik proses finishing di Departemen PPC PT SCTI Ciracas Jakarta Timur tahun 2009. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Sampel dalam penelitian berjumlah 21 orang (10 orang inspeksi kain, 6 orang pembungkusan, dan 5 orang pengepakan). Penilaian tingkat risiko ergonomi digunakan metode REBA, sedangkan gambaran keluhan MSDs digunakan kuesioner nordic body map. Hasilnya adalah tingkat risiko ergonomi tertinggi pada proses pengepakan. Bagian tubuh yang memiliki risiko MSDs terbesar adalah punggung pada proses pengepakan, lengan atas kiri pada proses pemeriksaan kain, serta lengan atas dan punggung pada proses pembungkusan. Seluruh responden (100%) mengalami keluhan gejala MSDs di hampir semua bagian tubuh. Bagian tubuh yang paling banyak dikeluhkan adalah punggung, lengan atas, lengan bawah, pinggang dan kaki. Untuk meminimalkan risiko MSDs, pekerja harus memperbaiki metode kerja, peralatan dan desain tempat kerja.

Textile industry's work systems has musculoskeletal disorders? risk factors. The objectives of this research are to describe ergonomic risk factors and subjective complaints of MSDs among factory workers at PPC Department PT SCTI, Ciracas, East Jakarta at 2009. This research used cross sectional design study. Total sample in this research is 21 workers consist of 10 workers in material inspection, 6 workers in material covering, and 5 workers in packing . REBA assessment method is used to assess ergonomic risk level and nordic body map questionnaire is used to get description of MSDs? subjective complaints among workers.. Activity which has the highest ergonomic risk level is packing process. The parts of body which have the major MSDs risk are in back area at packing process, left upper arm area at material inspection process, back and upper arm area at material covering process. All respondent (100%) have MSDs subjective complaints in almost all their body. The most parts of body which have MSDs complaints among workers are in back, upper arm, lower arm, wrist and leg area. To reduce MSDs risk, workers should change their work methods, equipment and workstation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karuniasih
"Keluhan MSDs pada pengemudi kendaraan, pada intinya disebabkan oleh mengendarai mobil dalam waktu yang lama dengan postur yang statis. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor risiko dan keluhan subjektif terhadap timbulnya MSDs pada pengemudi, serta menilai gambaran tingkat risiko ergonomi dengan menggunakan metode REBA. Penelitian ini bersifat kuantitatif observasional dan menggunakan desain penelitian cross sectional. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa 90,4% responden, yaitu 45 dari 52 responden, pernah mengalami keluhan MSDs. Berdasarkan faktor risiko MSDs yang diteliti, didapat bahwa keluhan MSDs banyak dirasakan oleh kelompok responden dengan umur 30-50 tahun, masa kerja 1-2 tahun, pengalaman mengemudi 5-10 tahun, tinggi badan 160-170 cm, IMT >25, tidak memiliki kebiasaan merokok, tidak memiliki kebiasaan olah raga, durasi mengemudi >8 jam, pola kerja 2:1 dan 2:2, dan melakukan aktivitas manual handling dengan beban 1-5 kg. Keluhan MSDs yang banyak dirasakan responden adalah rasa pegal pada bagian punggung bawah dan leher. Hasil tertinggi penilaian REBA yang didapat pada aktivitas mengemudi adalah 4, yang artinya berisiko sedang, yaitu pada aktivitas memutar kemudi dan pada postur dominan mengemudi. Untuk mengurangi keluhan MSDs akibat mengemudi, pengemudi hendaknya memperhatikan postur dalam mengemudi dan melakukan peregangan otot setelah mengemudi.

Driving activity can cause MSDs. It is likely emerged by long hours driving and staying on static posture. The aims of this research are to describe the risk factors and the subjective complaints of MSDs among drivers. This research also assesses level of ergonomic risk by REBA method. This is a quantitative method with a cross sectional research design. The result of this research shows that 90,4% respondents (45 of 52 respondents) have subjective MSDs complaints. Based on risk factors of MSDs in this research, most respondents who have subjective MSDs complaints are respondents in group of: age 30-50, work-period 1-2 years, work-experince 5-10 years, height 160-170 cm, BMI >25, no smoking habits, no exercise habit, driving duration >8 hours, work-shift 2:1 and 2:2, and manual handling activity with 1-5 kilograms load. Most respondents complaints stiffness on their lower back and neck. Driving activities assessment by REBA method in this research shows score 4 as the highest, they are while turning the wheel steering activity and dominan driving posture activity. This score means medium level of risk. To reduce the MSDs complaints, driver should pay attention on their posture driving and do some stretching after driving."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melissa Aprilia
"Skripsi ini merupakan penilaian ergonomi di tempat kerja konstruksi Proyek GOR Boker PT. Waskita Karya tahun 2009. Penilaian dilakukan pada dua faktor risiko ergonomi; faktor pekerjaan dan faktor indivdu yang dapat mempengaruhi kejadian keluhan MSDs pada pekerja. Metode penilaian yang digunakan ialah BRIEF Survey, kuesioner, observasi, dan wawancara. Hasil penilaian menunjukkan bahwa tingkat risiko MSDs dengan skor tertinggi terdapat pada bahu kanan (86,8%), kejadian keluhan MSDs sebesar 94,7% dengan keluhan terbanyak pada punggung bagian bawah (18,8%). Upaya untuk mengatasi pajanan ergonomi dan keluhan MSDs dapat dilakukan dengan meninjau kembali desain kerja, peralatan, dan lingkungan kerja.

This essay is an ergonomic assessment in the construction workplace at project of GOR Boker PT. Waskita Karya in 2009. Assessment on two ergonomic risk factors; job factors and indivdual factors that may affect the incidence of MSDs complaints. Assessment method used is the BRIEF Survey, questionnaire, observation, and interviews. Assessment results indicate that the level of risk MSDs with the highest scores are on the right shoulder (86.8%), incidence of MSDs complaints 94.7% with the most complaints on the low back (18.8%). Efforts to overcome the ergonomic exposures and MSDs complaint can be done with the review of design work, equipment, and environment in the workplace."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Octarisya
"Aktivitas penanganan barang secara manual handling merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya penyakit akibat kerja terkait ergonomi. Bahwa aktivitas kerja seperti manual handling, bekerja dengan gerakan yang cepat, sikap kerja yang tidak alamiah (sikap statis dalam waktu lama, gerakan memutar dan menunduk yang berulang), bekerja dengan menggunakan kekuatan yang berlebihan, gerakan yang berulang (repetitive) merupakan pemicu terjadinya ganguan MSDs. Kaitan antara aktivitas manual handling seperti mengangkat (lifting), mendorong (pushing), menarik (pulling), dan membawa (carrying) serta posisi atau postur janggal dengan timbulnya MSDs tidak hanya disebabkan oleh beratnya beban yang ditanggung otot tubuh, tetapi juga disebabkan oleh durasi yang pekerjaan yang lama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar tingkat risiko ergonomi dan distribusi keluhan MSDs di PT. Repex Departemen Operasional HLPA Station, RPX Center pada seluruh pekerja Departemen Operasional HLPA Station yang melakukan aktivitas manual handling dalam proses kerjanya dimana tools yang digunakan yaitu BRIEF (Baseline Risk Identification of Ergonomic Factors) dan kuesioner survei keluhan MSDs. Terdapat 6 jenis aktivitas manual handling yang paling dominan yang dilakukan pekerja Departemen Operasional HLPA Station, yaitu mengoper barang, mengangkat barang, menggunakan hand pallet, melakukan van scan dokumen dengan posisi jongkok, van scan barang, van scan dokumen dengan posisi duduk.
Hasil survei keluhan MSDs dari 9 bagian tubuh yang dinilai pada 27 responden pekerja Departemen Operasional di PT. Repex, HLPA Station didapatkan hasil mayoritas keluhan pada bagian tubuh leher yaitu sebesar 81,9%, 78% merasakan keluhan pada bagian punggung, 63% mengatakan merasakan keluhan pada bagian kaki, 40,7% merasakan keluhan pada bagian bahu kanan, sebanyak 29,6% mengalami keluhan pada bahu kiri, 33,3% merasakan keluhan pada tangan dan pergelangan tangan kanan, 22,2% merasakan keluhan pada tangan dan pergelangan tangan kiri, sebanyak 7,4% mempunyai keluhan pada bagian siku kiri dan kanan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Septina Suriatmini
"Aktivitas manual handling yang tidak tepat adalah salah satu bahaya yang paling sering dihadapi oleh pekerja di tempat kerja. Aktivitas manual handling seperti mengangkat, memindahkan, mendorong, menarik, membawa, atau menahan barang/beban, adanya tekanan pada bagian tubuh atau postur janggal yang dilakukan secara berulang atau dalam waktu yang lama, dapat menimbulkan cedera muskuloskeletal. Risiko cedera/keluhan muskuloskeletal dapat terjadi pada pekerja tergantung dari faktor-faktor beban yang ditangani, layout area kerja, postur atau pergerakan yang terkait, keahlian dan kebugaran pekerja, durasi dan frekuensi aktivitas. PTMI merupakan industri farmasi di Jakarta yang memproduksi obatobatan dengan melibatkan aktivitas manual handling yang dapat menjadi risiko terhadap keluhan MSDs. Oleh sebab itu dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaran aktivitas manual handling, tingkat risiko ergonomi per bagian tubuh terkait postur, beban, durasi dan frekuensi menggunakan survei BRIEF, serta tingkat keluhan MSDs per bagian tubuh yang dirasakan oleh pekerja menggunakan kuesioner Nordic Body Map.
Hasil observasi pada bulan November - Desember 2010 terdapat aktivitas manual handling di semua tahap proses produksi/area kerja seperti mengangkat/menurunkan, mendorong/menarik, dan menahan beban. Terdapat postur janggal dan gerakan berulang. Hasil survei BRIEF diperoleh tingkat risiko ergonomi yang tinggi terdapat pada area penimbangan (pada 9 bagian tubuh), area pentabletan/pengkapsulan (pada punggung dan leher), dan pada area inspeksi (pada tangan kanan). Hasil kuesioner Nordic Body Map, dari 115 responden paling banyak merasakan keluhan MSDS pada bahu kanan (69%), bahu kiri (65%), leher (64%), dan punggung (62%). Keluhan MSDS yang berat dialami oleh Pekerja di area penimbangan (hampir semua bagian tubuh), di area Pentabletan/pengkapsulan (leher dan punggung), dan di area Inspeksi (kaki dan tangan). Distribusi keluhan MSDS berdasarkan jenis kelamin paling banyak pada perempuan; berdasarkan usia paling banyak pada pekerja usia 30 – 45 tahun; berdasarkan masa kerja paling banyak pada pekerja dengan masa kerja lebih dari 10 tahun; berdasarkan area kerja paling banyak pada pekerja di area penyalutan; berdasarkan kebiasaan tidur paling banyak pada pekerja dengan jam tidur kurang dari 7 jam; berdasarkan kebiasaan merokok paling banyak pada perokok ringan; berdasarkan kebiasaan olah raga paling banyak pada pekerja yang tidak terbiasa berolah raga.

Activity of incorrect manual handling is one of the most common hazards facedby workers in the workplace. Manual handling activities such as lift, move, push, pull, carry, or hold the goods/load, the pressure on the body or awkward postures performed repeatedly or in a long time, can lead to musculoskeletal injury. Risk of injury / musculoskeletal disorders can occur in workers depending on the factors i.e. load to be handled, workspace layout, posture or movement-related, skill and fitness of workers, duration and frequency of activity. PTMI, a pharmaceutical industry in Jakarta, produces the drug by involving manual handling activity that can be a risk of MSDs complaints. Therefore a study should be conducted to know the manual handling activities, the level of ergonomics risk related to the body posture, weight, duration and frequency using BRIEF survey, and the level of MSDS complaints that is felt by workers per part of the body using Nordic Body Map questionnaire.
The result of observation in November - December 2010 there were manual handling activities at all stages of production process/work areas such as lifting/lowering, pushing/pulling, and holding the goods/load. There are awkward postures and repetitive movements. BRIEF survey results show the high level of ergonomic risk in the weighing area (in 9 parts of the body), tabletting/encapsulating (on the back and neck), and the inspection area (on right hand). Nordic Body Map Questionnaire results, of the 115 respondents, most complaints felt on the right shoulder MSDs (69%), left shoulder (65%), neck (64%), and back (62%). Severe MSDs Complaints experienced by workers in the weighing area (almost all parts of the body), in the tabletting/encapsulating area (neck and back), and in the Inspection area (feet and hands). Distribution of MSDS based on sex mostly occur on female workers; based on age mostly occur on workers aged 30-45 years; based on working experience mostly occur on workers which has been worked for more than 10 years; based on working area mostly occur on workers in the coating area; based on sleeping habit mostly occur on workers which has habit of sleeping less than 7 hours; based on smoking habit mostly occur on light smokers; based on sport habit mostly occur on workers which have no habit of working out sports.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T28881
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Yulianandari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko dan besarnya keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) dan pada karyawan total assembly line 5 combi dan line 9 home theathre PT. X Cibitung tahun 2009 dengan metode Quick Exposure Check (QEC) dan Nordic Body Map yang sudah dimodifikasi. Jumlah sampel yang digunakan adalah 52 karyawan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada aktivitas kerja mengangkat dan memindahkan objek baik pada line 5 combi dan line 9 home theathre memiliki tingkat risiko tinggi dengan skor total 72% pada kelompok 4. Sedangkan untuk aktivitas berdiri statis tanpa kegiatan mengangkat dan memindahkan objek pada line 5 combi dan line 9 home theathre memiliki tingkat risiko 60,49% dan tergolong pada kelompok 3. Nilai risiko Leher untuk semua aktivitas kerja di setiap line tergolong very high. Skor tertinggi punggung terdapat pada aktivitas lifting & moving pada setiap line dengan skor 36. Skor tertinggi bahu/lengan terdapat pada aktivitas lifting & moving pada setiap line dengan skor 36. Sedangkan Skor tertinggi tangan dan pergelangan tangan terdapat pada aktivitas lifting & moving pada setiap line dengan skor 36. Hasil kuisoner keluhan musculoskeletal menunjukkan keluhan terbanyak terdapat pada leher.

The Purpose of this research is to know level of risk and musculoskeletal complaint of total assembly employees in line 5 combi dan line 9 home theathre PT. X Cibitung 2009 using Quick Exposure Check (QEC) method dan modification of Nordic Body Map. Total samples on this research is 52 employees. The result of this research indicate that lifting and moving activities in line 5 combi and line 9 home theathre have high risk level with total score 72% in group 4. Static activities without lifting and moving object have a moderate risk level with total score 60.49% in group 3. Level of risk for neck in every activities categoried very high. The highest score of back is in lifting and moving activities for every line, and the score is 36. The score of arm and shoulder for lifting & moving in every line is 36. The score of hand and wrist for lifting & moving in every line is 36. The result of questionnaire indicate that most complaint is in neck."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S5619
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faisyal Nur Rahman
"Skripsi ini membahas penilaian faktor risiko ergonomi dan keluhan subjektif MSDs pada pekerja pengguna komputer di BPMA UI Depok tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode RULA, software ErgoEASER, dan pengisian kuesioner Nordic Body Map. Hasil penelitian berdasarkan RULA menunjukkan pekerja berisiko pada lengan atas, pergelangan tangan, leher dan tulang belakang. Berdasarkan ErgoEASER, pekerja berisiko pada mata, leher, pergelangan tangan, bahu, punggung atas, punggung bawah, bokong, paha dan betis. Keluhan berdasarkan NBM menunjukkan bahwa keluhan sejalan dengan hasil RULA dan ErgoEASER kecuali pada kaki.

The focus of this study is assessment of ergonomic risk factors and subjective complaint of MSDs of personal computer users in BPMA UI Depok year 2013. This study is a descriptive quantitative study with the use of RULA method, ErgoEASER software and filling Nordic Body Map questionnaire. Result of study based on RULA shows that employees are at risk at upper arms, wrists, neck and trunk. Based on ErgoEASER, employees are at risk at eyes, neck, wrists, shoulders, upper back, lower back, buttock, thigh and calf. Complaints based on NBM shows that complaints are in line with the results of RULA and ErgoEASER except at foot."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Mayasari
"Kebutuhan produksi alas kaki dengan target harian yang telah ditetapkan mengharuskan pekerja bekerja dengan maksimal agar target dapat tercapai. Namun, aktivitas pekerjaan pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pengrajin alas kaki seperti melakukan pekerjaan dengan posisi duduk, membungkuk, leher menekuk, serta dalam waktu kerja yang lama dan tidak menentu dapat menimbulkan nyeri yang mengarah pada kondisi keluhan gangguan muskuloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko individu, faktor risiko pekerjaan, faktor risiko lingkungan kerja, dan faktor risiko peralatan kerja terhadap keluhan gangguan muskuloskeletal pada pekerja UMKM pengrajin alas kaki di Kecamatan Ciomas. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Keluhan gangguan musculoskeletal dinilai dengan lembar penilaian Nordic Muskuloskeletal Questionnaire (NMQ). Faktor risiko individu dinilai melalui kuesioner karakteristik responden, dan antropometri dilakukan pengukuran menggunakan meteran. Kemudian faktor risiko pekerjaan dinilai menggunakan lembar Quick Exposure Checklist (QEC). Lalu faktor risiko lingkungan kerja dinilai dengan pengukuran suhu menggunakan WBGT (Wet Bulb Globe Temperature) meter dan pengukuran pencahayaan menggunakan lux meter. Sedangkan faktor risiko peralatan kerja dinilai dengan mengukur workstation dan disesuaikan dengan standar antropometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 84,7% responden mengalami keluhan gangguan muskuloskeletal. Hasil penelitian pada faktor risiko individu menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara perilaku merokok dengan keluhan gangguan muskuloskeletal pada bahu. Hasil penelitian faktor risiko pekerjaan menunjukkan ada hubungan antara tingkat pajanan risiko punggung terhadap keluhan gangguan muskuloskeletal pada leher. Hasil pengukuran faktor risiko lingkungan kerja menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan dengan keluhan gangguan muskuloskeletal secara umum. Hasil pengukuran peralatan kerja pada workstation menunjukkan bahwa hanya terdapat beberapa workstation yang sesuai dengan standar antropometri yaitu meja open pada UMKM 4,5, dan 8, mesin jahit, dan meja finishing pada UMKM 8.

The need for footwear production with predetermined daily target requires worker to work optimally so the target can be achieved. However, work activity on footwear Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) such as sitting work position, bending down, neck bend, long duration of work and uncertain can cause pain that lead to musculoskeletal disorder complaint. This research aim to analyze individual risk factors, occupational risk factors, work environment risk factors, and work equipment risk factors against musculoskeletal disorder complaint on footwear MSMEs workers in Ciomas district. This research using cross sectional study design. Complain of musculoskeletal disorder were assessed using the Nordic Musculoskeletal Questionnnaire (NMQ). Individual risk factors through a questionnaire of respondent’s characteristics, and anthropometry were assessed by measuring tape. Occupational risk factors were assessed using the Quick Exposure Checklist (QEC). Then, work environment risk factors were assessed by measuring temperature using a WBGT (Wet Bulb Globe Temperature) meter and measuring lighting using a lux meter. While work equipment risk factors were assessed by measuring workstation and adjusted to anthropometric standards. The result of the research showed that 84,7% of respondent have a musculoskeletal disorder complaint. The result on individual risk factors showed that there was a significant relationship between smoking behavior and musculoskeletal disorder complaint on shoulder. The result on occupational risk factors showed that there was a significant relationship between back risk exposure level to musculoskeletal disorder complaint on neck. The result on work environment risk factors showed that there was no significant relationship with musculoskeletal disorder complaint in general. The result of measuring work equipment risk factors on workstations show that there are only a few workstations that comply with anthropometric standard, there are open’s table on 4th,5th, and 8th’s MSME, sewing machines, and finishing table’s at 8th MSME."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiah Khoiriah
"Pekerjaan dengan komputer melibatkan gerakan repetitif, postur statis, dan dalam durasi yang panjang. Kondisi workstation mempengaruhi postur tubuh yang dibentuk oleh pekerja. Ketidaksesuaian antara pekerja dan workstation memperbesar risiko terjadinya work-related musculoskeletal disorders (WMSDs). Skripsi ini bertujuan untuk membahas keluhan subjektif WMSDs pada pekerja yang menggunakan komputer di PT Relife Property tahun 2013dan faktor risiko dari postur serta workstation.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Tingkat risiko ergonomi postur kerja dinilai menggunakan metode RULA dan didapatkan rentang tingkat risiko tinggi dan sangat tinggi. Tingkat risiko ergonomi computer workstation dinilai menggunakan metode ROSA dan didapatkan tingkat risiko ergonomi tinggi.
Berdasarkan hasil nordic body map, sebanyak 29 dari 30 responden (96,7%) memiliki keluhan gejala WMSDs dengan keluhan terbanyak pada leher bagian atas (58,6%), punggung (55,2%), leher bagian bawah (44,8%), pinggang (41,8), dan pinggul (38%). Terdapat hasil yang berkaitan antara tingkat risiko ergonomi dengan keluhan subjektif WMSDs. Hasil penelitian menyarankan, antara lain adanya rancang ulang pada dimensi meja kerja, perubahan tata letak dan penggunaan peralatan kerja, dan adanya istirahat minimal setiap 2 jam dengan durasi 5—10 menit.

Work with computers involves repetitive movements, static postures, and long in duration. Conditions of workstation affect posture workers. Mismatch between workers and workstations increases the risk of work-related musculoskeletal disorders (WMSDs). This thesis aims to discuss subjective complaints WMSDs in workers who use computers at PT Relife Property in 2013 and risk factors of posture and workstation.
This research is descriptive quantitative research design. Working posture ergonomic risk level assessed using RULA method and obtained a high level of risk and the ranges are very high. Computer workstation ergonomics risk level assessed using the ROSA and obtained a high level of ergonomic risk.
Based on the results of nordic body map, as many as 29 of the 30 respondents (96.7%) had symptoms of WMSDs complaint with most complaints in the upper neck (58.6%), back (55.2%), lower neck (44.8 %), waist (41.8), and hip (38%). There are results on the association between the level of ergonomic risk with subjective complaints WMSDs. The results suggest, among others, the redesign work on the dimensions of the table, change the layout and use of work equipment, and the rest at least every 2 hours with a duration of 5-10 minutes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thoha Khaled
"Penggunaan laptop di kalangan mahasiswa khususnya mahasiswa S1 FKM UI memperlihatkan kecenderungan yang meningkat. Hal ini disebabkan tingkat kebutuhan mahasiswa dan harga laptop yang tidak jauh berbeda dengan harga PC. Perkembangan teknologi laptop selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak negatif. Disain keyboard yang menyatu dengan monitor membuat pengguna laptop pasti menggunakan postur janggal dalam aktifitasnya dengan laptop. Keluhan Muskuloskeletal merupakan efek yang paling sering Nampak pada aktifitas akibat penggunaan laptop. Faktor durasi, frekuensi, dan posisi kerja juga mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi tingkat keluhan.
Skripsi ini membahas tentang hubungan antara risiko ergonomi dengan keluhan muskuloskeletal pada upper limb extrimities akibat penggunaan laptop pada mahasiswa S1 FKM UI. Penelitian ini merupakan penelitian dekriptif kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menilai risiko ergonomi dengan menggunakan metode RULA dan melihat hubungannya dengan keluhan muskuloskeletal. Untuk melihat hubungan antara risiko ergonomi dengan keluhan muskoloskeletal, peneliti menggunakan uji statistik, chi-square. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara risiko ergonomi dengan keluhan muskuloskeletal. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor pengganggu yang terdapat dalam penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan agar pengguna laptop dapat memilih posisi kerja yang ergonomis ketika menggunakan laptop. Biasakan untuk istirahat sejenak bila menggunakan laptop dalam durasi yang lama, baik dengan melakukan peregangan otot maupun dengan mengalihkan pandangan mata. Pihak fakultas dapat mengadakan health education dan menyediakan tempat yang ergonomis berkaitan dengan cara penggunaan laptop yang aman. Peneliti juga menyarankan untuk memasukkan variabel lain dalam penelitiannya, seperti factor pengganggu dan faktor-faktor risiko lainnya, seperti jenis kelamin, antropometri, kondisi lingkungan, tempat kerja, dan riwayat cedera.

Nowdays, the utilization of notebook in under-graduated Public Health Indonesian University students? communities shows an increasing phenomena. This phenomena has been happened because of the increasing needs of its undergraduated students and the price of notebooks that nowdays is not has significant gap price with the PC. The development of notebook technology is not only gives positive impacts but also its negatives. Keyboard design which is not separated with its monitor makes its user use wrong posture in their activities with their notebook. Muscolosceletal remonstrance is one of the most frequent impacts in several peoples with notebook?s activity. The duration factors, frequencies, and work positions are also have important roles in influencing remonstrance degrees.
This thesis envelopes/analyses about the ergonomical risk and muscolosceletal remonstrance in upper limb extrimities which is caused by notebooks? utilization in under-graduated Public Health Indonesian University students. This observation is a quantitative-descriptives studies to assess the ergonomical risk by using RULA method and to see its relation with muscolosceletal remonstrance. To see the relation between ergonomical risk with muscolosceletal remonstrance, the observer uses a statistical tools ; chi-square test. The result of this observation shows that there is not a relation between ergonomical risk with muscolosceletal remonstrance that it is caused by several error factor in its observation.
According to the result of this observation, the observer suggests to the users of the notebook to choose the ergonomical work position when they are using the notebook. It can be done by taking a little time to rest when using the notebook in along time by stretching the muscle or by mengalihkan pandangan mata. The faculty?s stakeholders can provide several health education program and provide some ergonomic places to make the notebook?s users become secure and health in using it. The observer also suggests to put some variabels into this observations, like confounding factors and other risk factors, like sex, antrophometric, environment condition, work places and injuries history."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>