Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41108 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Trianto
"Thermoelectric Generator (TEG) telah lama digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Prinsip kerja thermoelectric generator adalah ketika terjadi perbedaan temperatur pada junction modul thermoelectric dengan dua material semikonduktor yang berbeda, maka akan terjadi aliran arus yang melalui junction sehingga menghasilkan tegangan. Prinsip ini dikenal dengan efek Seebeck yang merupakan kebalikan dari efek peltier (Thermoelectric cooling/TEC). Dengan menggunakan prinsip tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi energi listrik dari dua belas modul peltier yang akan menjadi sumber energi alternatif untuk kendaraan hybrid dengan menggunakan panas buang dari mesin.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan dua belas modul thermoelectric atau biasa disebut elemen peltier yang disusun secara seri, dapat menghasilkan daya 8,11 Watt dengan perbedaan temperatur rata-rata 40-45 °C. Hasil ini menunjukkan bahwa TEG memiliki prospek yang cerah sebagai sumber energi listrik alternatif di masa mendatang. Selain itu elemen peltier memiliki beberapa keunggulan diantaranya; sangat ramah lingkungan, tidak menimbulkan polusi dan kebising.

Thermoelectric Generator (TEG) has been known as electrical generator for many years. The basic principle of thermoelectric generator is when temperature difference occurs at junction of two different materials, the current flows through a junction and produces voltage across the material. This principle is known as Seebeck effect that reverses way of Peltier effect (Thermoelectric Cooling/TEC). The research using Seebeck effect has been conducted to find out the potential of electrical energy source from twelve of thermoelectric modules. Then, Thermoelectric Generator will be applied in hybrid car using waste heat from the engine.
The experimental result of twelve thermoelectric or peltier modules with series configuration has indicated that thermoelectric modules were able to genarate 8,11 Watts of electrical power with average temperature difference of 40-45 °C. This result shows that TEG has a bright prospect as alternative electrical energy source in the future. Beside that, peltier module has some advantages such as environtmental friendly, not create pollution and noise.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38227
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Roekettino
"Thermoelectric Generator (TEG) telah lama digunakan untuk menghasilkan energi listrik dimana ketika perbedaan temperatur terjadi antara dua logam yang berbeda, elemen peltier ini akan mengalirkan arus sehingga menghasilkan perbedaan tegangan. Prinsip ini dikenal dengan efek Seebeck yang merupakan fenomena kebalikan dari efek peltier (Thermoelectric cooling/TEC). Dengan menggunakan prinsip tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi energi listrik dari dua belas modul peltier yang akan menjadi sumber energi alternatif untuk kendaraan hibrid dengan menggunakan panas buang dari mesin.
Pengujian dilakukan dengan variasi susunan peltier yaitu seri, pararel dan seripararel, variasi tegangan pemanas/heater yaitu 110V dan 220V serta variasi ada tidaknya kipas angin dimuka alat uji sebagai pendekatan dengan kondisi sebenarnya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan dua belas elemen peltier yang disusun secara seri dengan tegangan pemanas 220V, dapat menghasilkan arus output maksimum 0,46 A, tegangan output maksimum 18 V dan daya ouput maksimum 8,11 Watt dengan perbedaan temperatur rata-rata 42,82 °C. Hasil ini menunjukkan bahwa TEG memiliki prospek yang cerah sebagai sumber energi listrik. Selain itu elemen peltier memiliki beberapa keunggulan diantaranya; sangat ramah lingkungan, tidak menimbulkan polusi dan kebisingan. Kedepan perlu adanya penemuan baru untuk elemen peltier agar meningkatkan efisiensi peltier sehingga daya yang dihasilkan dapat optimal.

Thermoelectric Generator (TEG) has been known as electricity generation for many years. The basic principle is when temperature difference occurred between two dissimilar metals, there is current flowing and producing voltage. This principle is known as Seebeck effect that reversing way of Peltier effect (Thermoelectric Cooling/TEC). The research using Sebeck effect has been conducted to find out the potential of electric source from twelve of peltier module. Then, Thermoelectric Generator will be applied in hybrid car using waste heat from the engine.
The experimental has been conducted with variations of peltier module arrangement (series, pararel, series-pararel), variations of heater voltage input (110V and 220V) and variations of with or without fan use which is put in front of the experimental device. The experimental result with twelve of peltier module arranged in series and heater voltage of 220V has indicated that able to produce amount maksimum output current of 0,46 A, maksimum output voltage of 18 Volt and maksimum power output of 8,11 Watts with average temperature difference of 42,82 °C. This result shows that TEG has a bright prospect as alternative electric source. Peltier module has advantages such as friendly for environment, not polluted and noise. For next years, it is needed to find out a new technology of peltier module so that increase peltier?s efficiency and produce greater power output.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37326
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembangkit daya termoelektrik TEG (Thermoelectric Generator) telah lama digunakan untuk menghasilkan energi listrik di mana ketika perbedaan temperatur terjadi antara dua material semi konduktor yang berbeda, elemen termoelektrik ini akan mengalirkan arus sehingga menghasilkan perbedaan tegangan. Prinsip ini dikenal dengan nama ?efek Seebeck? yang merupakan fenomena kebalikan dari efek peltier TEC (Thermoelectric Cooling). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi energi listrik dari dua belas modul peltier yang akan menjadi sumber energi alternatif untuk kendaraan hibrid dengan menggunakan panas buang dari motor bakar. Pengujian dilakukan dengan variasi susunan peltier yang berbeda, yaitu seri dan pararel. Sumber panas buang disimulasikan dengan menggunakan pemanas/heater yang divariasikan tegangannya, yaitu 110V dan 220V. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan dua belas elemen peltier yang disusun secara seri dengan tegangan pemanas 220V, dapat menghasilkan daya ouput maksimum 8,11 Watt dengan perbedaan temperatur rata-rata 42,82°C. Hasil ini menunjukkan bahwa TEG memiliki prospek yang cerah sebagai sumber energi listrik.

Abstract
Thermoelectric Generator (TEG) has been known as electricity generation for many years. If the temperature difference occurred between two difference semi conductor materials, the current will flow in the material and produced difference voltage. This principle is known as Seebeck effect that is the opposite of Peltier effect Thermoelectric Cooling (TEC). This research was conducted to test the
potential of electric source from twelve peltier modules. Then, these thermoelectric generators were applied in hybrid car by using waste heat from the combustion engine. The experiment has been conducted with variations of peltier module arrangements (series and parallels) and heater as heat source for the thermoelectric generator, with variations of heater voltage input (110V and 220V) applied. The experimental result showed that twelve of peltier modules arranged
in series and heater voltage of 220V generated power output of 8.11 Watts with average temperature difference of 42.82°C. This result shows that TEG has a bright prospect as alternative electric source."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nurulianthy
"Energi matahari dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif baik radiasi maupun termalnya untuk memenuhi kebutuhan energi sehari-hari. Salah satu alat yang dapat digunakan adalah hybrid solar cell yang mengonversikan radiasi matahari menjadi listrik menggunakan solar cell dan dikombinasikan dengan modul termoelektrik untuk mengonversikan kalor matahari menjadi daya listrik tambahan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi matahari. Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap rangkaian seri, parallel, seri-paralel dari susunan modul termoelekrik yang akan memberikan hasil paling optimal dan jarak antara prototype hybrid solar cell terhadap sumber energi sebesar 20cm, 25cm, 30cm, 35 cm, dan 40cm dan kemudian membandingkan besarnya keluaran tegangan dan daya yang dihasilkan dari hybrid solar cell dengan solar cell biasa pada pengujian lapangan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rangkaian seri memberikan daya terbesar dengan jarak optimal 40cm. Pengujian ini juga menunjukkan bahwa hybrid solar cell dapat menghasilkan 8,75% kali lipat daya listrik yang lebih besar daripada solar cell biasa.

Solar energy can be exploited as an alternative energy both the radiation and thermal to fulfill daily energy need. One device that can be used is hybrid solar cell that converts solar radiation into electricity using solar cell and combined with thermoelectric device to convert solar thermal into additional power in order to increase the efficiency of solar energy. This research is doing some tests to series, parallel, series-parallel circuit of thermoelectric devices array that will give the most optimal result and distance between the hybrid solar cell prototype and the energy sources as long as 20cm, 25cm, 30cm, 35cm, and 40 cm, and then compare the voltage and power output of hybrid solar cell with conventional solar cell in field experiment. The experiment result shows that series circuit will give the biggest power with the optimal distance of 40cm. This experiment also shows that hybrid solar cell can produce 8,75% times more of electric power than conventional solar cell."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43227
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hiban Hardanu
"Gizi buruk merupakan kejadian kronis dan bukan kejadian yang tiba-tiba. Kelemahan pada kasus gizi buruk yang mencuat akhir-akhir ini adalah lemahnya akan pemantauan status gizi di suatu daerah. Untuk mengetahui kekurangan gizi khususnya pada anemia gizi besi biasanya dipantau dengan pengambilan sampel darah di suatu daerah, baik di perkotaan, pedesaan maupun di daerah terpencil. Pengambilan sampel darah di lapangan tidak terlepas dari media penyimpanan yang biasanya memakai ice box dengan menggunakan iced pack sebagai media pendinginannya. Penyimpanan sampel darah ini penting artinya untuk menghindari kerusakan sampel darah yang diperoleh dan keakurasian pengukuran parameter yang dibutuhkan di Laboratorium. Kelemahan media penyimpanan ice box tersebut adalah ketergantungan pada iced pack yang sebelumnya harus didinginkan dalam pendingin/kulkas, daya tahan pendinginan yang tidak terukur dengan pasti, serta terbatasnya kapasitas iced pack untuk menjaga temperatur optimum sampel darah pada 4-6°C.
Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan alat Blood carrier dengan sistem pendinginan elemen peltier ganda dan heat sink fan sehingga dapat memenuhi standar prosedur transportasi darah. Dari hasil pengujian, blood carrier mampu menurunkan suhu ruang dibawah 6°C dalam waktu 44 menit tanpa beban. Hasil penelitian ini diharapkan mampu untuk memudahkan peneliti mendapatkan sampel darah yang terjaga kualitasnya di daerah pedalaman yang sulit dijangkau, baik pengambilan sampel darah pada manusia untuk kebutuhan pemantauan kondisi gizi maupun untuk mendapatakan sampel darah binatang khususnya primata untuk kebutuhan penelitian kedokteran lainnya misalanya masalah virus.

The insufficient nutrient is a chronic epidemic and commonplace spreads mostly at the suburb area and rural. Recently, it emerges because of the unmonitored nutrient's growth for the s_Ciety living in these areas. Taking the blood sample is a common method to observe this epidemic, especially anemia. These samples are taken from the s_Cieties living at cites, suburbs, and rural areas. This must be supported by good blood storages to avoid the blood's destruction and to generate the accuracy of test's results at the laboratory. The common storage is an ice box that uses iced pack as a cooler mediator. Unfortunately, some shortcomings of this ice boxes -as the blood carrier- are their high dependency on the iced pack -that firstly must be cooled at a refrigerator/cooler-, un exactly measured of its cold endurance, and the limited capacity to keep the optimum temperature, about 4-6°C.
The objective of this research is to develop a blood carrier supported by double peltier element cooling system and heat sink fan to meet the good qualification of blood transportation's procedure. The result of the research is blood carrier that has been designed can lower maximal the blood cabin's temperature to under 6°C in 44 minutes without load. May the result of this research could facilitate researchers to get the wellmaintained blood sample especially from the suburbs and rural areas. Basically, this result might also properly be used for the research of mammalian, viruses, and others medical purposes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Meisar
"Perkembangan Unmanned Surface Vehicle (USV) atau kapal tanpa awak di dunia ini sedang berkembang pesat. Namun terdapat permasalahan pada terbatasnya waktu operasional dan jarak tempuh saat USV menjalankan misi di tengah laut karena keterbatasan jumlah energi yang bisa dibawa oleh sebuah USV setiap beroperasi. Dibutuhkan sebuah sistem pengisian energi secara independen yang efektif dan efisien guna menunjang USV agar mempunyai daya tahan yang lama untuk beroperasi secara independen. Konversi energi matahari merupakan salah satu sumber energi yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif baik photon maupun termalnya untuk memenuhi kebutuhan energi pada USV yang berbasis motor listrik.
Salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah hybrid solar cell dimana modul solar cell yang mengonversikan radiasi matahari menjadi listrik dikombinasikan dengan modul termoelektrik yang menggunakan efek seeback sebagai prinsip kerjanya untuk mengonversikan kalor matahari menjadi daya listrik tambahan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi matahari. Selain itu diperlukan pula sebuah sistem pendinginan pada sisi dingin termoelektrik sehingga daya yang dikeluarkan oleh sistem hybrid solar cell termoelektrik semakin besar.
Fokus pada penelitian ini adalah pembuatan dan pemanfaatan pipa kalor melingkar sebagai pendingin, dan besarnya keluaran tegangan dan daya yang dihasilkan oleh sistem. Pipa kalor melingkar dengan dua macam sumbu kapiler yaitu Biomaterial dan Sintered Cooper Powder digunakan penelitian ini. Pada penelitian ini dilakukan pengujian thermal pendinginan pipa kalor melingkar dengan variasi perbandingan filling ratio fluida kerja dalam pipa sebesar 40%, 50%, 60%,70% dan membandingkan besarnya keluaran tegangan dan daya yang dihasilkan dari hybrid solar cell dengan solar cell biasa pada pengujian lapangan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa filling ratio fluida kerja paling efektif dalam pendinginan termoelektrik sebesar 70 % .Dari pendinginan tersebut sebuah termoelektrik generator dapat menghasilkan 3 % daya listrik tambahan dari solar cell.

The development of Unmanned Surface Vehicle (USV) in the world is growing rapidly. But there are problems such as the limited oper-ating time and mileage when USV missions at sea due to the limited amount of energy that can be carried by a USV in each operation. It needs an independent energy charging system that is effective and efficient in order to support USV that has the durability to operate independently. Solar energy conversion is one energy source that can be used as an alternative to both the photon energy and thermal energy to meet the needs of the USV based electric motor.
One technology that can be used is a hybrid solar cell module in which the solar cell converts solar radiation into electricity combined with thermoelectric module using seeback effect as the working principle to convert solar heat into additional power to increase the efficiency of solar energy utilization. There should also be a system on the cold side of the thermoelectric cooling so the power output by the hybrid thermoelectric solar cell system increases.
Focus on this experiment is the loop heat pipes used as a coolant and the magnitude of the output voltage and power generated by the system. Biomaterial and sintered cooper powder is two kind of Loop Heat Pipe wick that used in this research. Testing loop heat pipe thermal cooling with filling ratio variation in pipe of working fluid ratio of 40%, 50%, 60%, 70% and comparing the magnitude of the output voltage and power generated from hybrid solar cell with a normal solar cell in the testing field. The test re-sults showed that the filling ratio of the working fluid in the most effective thermoelectric cooling by 70%. From the cooling itself, a thermolelectric generator is able to give an output of 3% power increment from the solar cell.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syariifi Muflih
"Energi matahari dapat dikonversi menjadi energi listrik menggunakan sel surya photovoltaic (solar PV). Rentang spektrum matahari dalam jumlah yang signifikan tidak digunakan dalam konversi photovoltaic dan terdisipasi sebagai panas selama pengoperasian sel surya. Teknologi inovatif untuk meningkatkan kinerja sistem photovoltaic adalah menggabungkan panel PV dengan modul termoelektrik untuk lebih meningkatkan efisiensi konversi daya. Modul termoelektrik mampu mengubah energi panas dalam bentuk perbedaan temperatur menjadi energi listrik melalui efek Seebeck. Sel photovoltaic dan generator termoelektrik (thermoelectric generator/TEG) memiliki tujuan yang sama untuk menghasilkan tenaga listrik. Konfigurasi hibrida photovoltaic-thermoelectric (PV-TE) gabungan bisa menjadi sistem potensial yang menghasilkan lebih banyak listrik daripada desain PV saja. Teknologi yang menggabungkan sel PV dan TEG untuk memperbanyak pembangkitan daya listrik dari radiasi matahari dapat dilakukan dengan menambahkan TEG ke sisi belakang panel surya. Energi panas yang terdisipasi oleh sel PV dapat digunakan oleh TEG untuk pembangkit tenaga listrik tambahan. TEG memanfaatkan energi panas yang terdisipasi oleh sel PV untuk bagian hot side, dan menggunakan heat sink untuk bagian cold side. Terjadinya perbedaan temperatur membuat TEG menghasilkan energi listrik tambahan
Solar energy can be converted into electrical energy using photovoltaic solar cells (solar PV). A significant amount of the solar spectrum is not used in photovoltaic conversion and is dissipated as heat during the operation of the solar cell. An innovative technology to improve the performance of photovoltaic systems is to combine PV cells with thermoelectric modules to further improve power conversion efficiency. The thermoelectric module is able to convert heat energy into electrical energy through the Seebeck effect. Photovoltaic cells and thermoelectric generators have the same purpose of generating electric power. A combined photovoltaic-thermoelectric (PV-TE) hybrid configuration could be a potential system that generates more electricity than a PV design alone. The technology that combines PV cells and thermoelectric generator/TEG to increase the generation of electrical power from solar radiation can be done by adding TEG to the back side of the solar panel. The heat energy dissipated by the PV cells can be used by the TEG for additional electric power generation. TEG utilizes heat energy dissipated by PV cells for the hot side, and uses a heat exchanger for the cold side. The occurrence of a temperature difference makes the TEG generate additional electrical energy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Agizna A.
"Energi alternatif sangat dibutuhkan untuk mengurangi efek pemanasan global karena peningkatan jumlah CO2 setiap tahunnya. Energi fosil telah digunakan berabad-abad sebagai bahan bakar utama dalam banyak aplikasi, walaupun hal ini memberikan persentase yang tinggi dalam menyumbang polusi udara ke lingkungan.
Melalui penelitian ini, penggunaan thermoelectric generator (TEG) dapat menjadi salah satu solusi untuk masalah ini. TEG adalah suatu modul yang mengubah energi panas menjadi energi listrik dengan memanfaatkan kecepatan perpindahan elektron dari dua tipe semikonduktor yang menghasilkan perbedaan potensial. Prinsip ini dikenal dengan efek Seebeck yang membalikkan efek Peltier pada thermoelectric cooling (TEC).
Penelitian ini mempunyai eksperimen kombinasi. Pertama, fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi daya yang dibangkitkan oleh TEG dengan menggunakan gas buang motor sebagai sumber panas. Dan eksperimen terakhir mengaplikasikan daya yang telah dibangkitka TEG untuk menyuplai listrik pada proses elektrolisis untuk memisahkan hidrogen dari air.
Penelitian pertama menggunakan motor 100 cc 4 langkah, dengan menggunakan 8 modul TEG, kemudian motor ini akan disimulasikan seperti berjalan dalam kecepatan 20 km/jam dengan 3 variasi putaran mesin. Pengujian ini memberikan daya maksimum 3,15 watt pada ?T sebesar 65.56 OC pada rangkaian seri dan putaran mesin tinggi.
Penelitian terakhir akan dilaksanakan hanya pada putaran mesin tinggi dan dihubungkan dengan 2 jenis rangkaian listrik, seri dan paralel. Pengujian ini memberikan laju produksi hidrogen sebesar 2.467 ml/min pada 2.941 watt dalam rangkaian seri.

Alternatives energy is needed in order to reduce the effect of global warming since the amount of CO2 increases every year. Fossil energy is used for many centuries to be the main fuel in many applications, even though it gives high percentages to contribute air pollutant.
From this research, by utilizing Thermoelectric Generator (TEG) is one solution for this issue. TEG is a module that can convert heat energy into electrical energy by utilizing the velocity difference between each electron of the two types of semiconductor which conduct different potential. This principle is known as Seebeck effect that reversing way of Peltier effect on Thermoelectric Cooling (TEC).
This research has a combined experimental. First, the focus of this research is to know the power generated efficiency of TEG by using exhaust waste gas of motorcycle as a source of heat. And the last experimental uses the power generated from TEG to supply the electrolysis process which separate hydrogen from water solution.
The first research is applied to 100 cc 4 steps motorcycle, using the 8 TEG modules, and the motorcycle will be simulated run steadily up to speed 20 km/ hour with 3 kinds of variations RPM. This research gives maximum power output 3.15 W at ?T of 65.56 OC on series module and high RPM condition.
The last research will be conducted in high RPM condition and connected in two types variation of terminal circuit, series and parallel. This last research gives maximum flow rate hydrogen production 2.467 mL/min at 2.941 watt in series module.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50765
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Wirawan
"Meningkatnya populasi manusia di dunia yang menyebabkan permintaan kebutuhan akan energi akan terus meningkat, dan dengan semakin menipisnya sumber energi fosil, dibutuhkan alternatif energi yang baru dengan meningkatkan efisiensi sumber energi yang ada. Termoelemen merupakan salah satu sumber energi alternatif yang baru, thermoelectric generator merupakan modul yang dapat merubah energi panas menjadi energi listrik yang menggunakan efek seebeck dan efek peltier sebagai dasar dari prinsip kerjanya.
Fokus pada penelitian ini adalah menggunakan direct contact heatpipe dengan fan pada sisi dingin dari modul termoelektrik dengan melakukan simulasi memanaskan balok aluminium yang ditempelkan pada sisi panas dari modul termoelektrik. Dengan melakukan variasi input tegangan pada heater sebesar 160,190, dan 220 volt, didapatkan tegangan keluaran dari 8 buah modul peltier yang dirangkai seri sebesar 15,6 volt maksimal, dengan ΔT maksimal sebesar 81,7°C yang menghasilkan daya sebesar 2,4 watt.

The developing growth of human population in the world has cause an increase in the
needs of energy sources, and with the decreasing and limited fossil energy sources, a
new alternative energy is in demand by increasing the eficiency of existed energy
sources. Thermoelements is one of many new alternative energy source.
Thermoeelectric generator is a module that can convert heat energy source into
electrical energy by using the principles of seebeck efects and peltier efects as its basic
work principles.
The focus on this experiment is to use the direct contact heatpipe
equipped with fan on the cold side of the thermoelectric modules, and engage a
simulation by heating an aluminium bar in which the hot side of the termoelectric
module is positioned. Doing the input variation of voltage given to the heater by
160,190, and 220 volt, the experiment results of 8 peltier modules connected in series
are, the voltage output is 15.6 volt maximum, with ΔT of 81.7°C maximum, and by this, generate power up to 2.4 watt."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42698
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tikkos Oscar Margorga
"Skripsi ini membahas tentang termoelektrik generator yang merupakan alat untuk merubah beda temperatur menjadi daya listrik. Termoelektrik generator ini menggunakan modul Peltier yang bekerja sesuai prinsip efek Seebeck. Untuk menjaga temperatur digunakan sistem pemanasan yang baik untuk menerima kalor pada sisi panas modul Peltier dan juga sistem pendingin yang baik untuk menjaga agar tetap terdapat beda suhu pada modul termoelektrik.
Pada penelitian ini digunakan sistem pendingin dengan heatsink dan air pendingin. Termoelektrik generator yang menggunakan heatsink menghasilkan tegangan terbesar yaitu 6.9 Volt dengan daya 0,72 Watt. Termoelektrik generator yang menggunakan air pendingin menghasilkan tegangan maksimum 0.459 Volt, dengan daya 0.0105 Watt.

This thesis is disccused about thermoelectric generator that are the device that can convert the difference of temperature to electrical power. Thermoelectric generator is using Peltier modules which works with the Seebeck Effect rsquo s law. In order to keep the delta temperature between hot junction and cold junction there are some system that being needed to supply some calor and to keep the calor being thrown away.
In this research is using cooling system such are heatsink and water coolant. Thermoelectric generator with heatsink is produced the highest voltage output is 6.9 Volt and power 0.72 Watt. Thermoelectric generator with water cooling is produced the highest voltage output is 0.459 Volt and power 0.0105 Watt.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69616
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>