Ditemukan 48925 dokumen yang sesuai dengan query
Myrtha Soeroto
Jakarta: Myrtle Publishing, 2005
720.598 MYR p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Myrtha Soeroto
Jakarta: Balai Pustaka, 2009
720.598 MYR p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Myrtha Soeroto
Jakarta: Balai Pustaka, 2003
720.598 MYR p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"Ukiran adalah salah satu bentuk ornamen arsitektur, dalam konteks tuhsan ini adalah arsitektur trasional Nfinangkabau. Seperti ornamen tradional yang lain, ornamen ukiran di Rumah Gadang mempunyai ketentuan-ketentan yang berhubungan dengan adat-istiadat masyarakatuya. Ketentuan-ketentuan inilah yang digali pada tulisan ini. Dengan menggunakan studi literatur berbagai sumber buku, observasi ke lapangan dan wawancara dengan beberapa orang yang kompeten di bidangnya, seperti dosen Send Uldr IKiP Padang, Ninik mamak di Baru Sangkar, dan ahli ukir di Pandai Sikek Padang Panjang, penulis mencoba mengungkapkan hal-hal pokok yang berhubungan dengan om=en ukiran Rumah Gadang. Ornamen ukiran tradisional Rumah Gadang Minangkabau semuanya berwujudkan alam flora, yang tidak hanya berperan sebagai penghias belaka, meladnkan juga merupakan simbol yang mempunyai makna di dalamnya. Setelah ditehti ornamen ularan Rumah Gadang mempunyai hubungan yang erat dengan adat di Minangkabau. Adat Minangkabau berpengaruh terhadap ornamen ukiran Rumah Gadang, sehingga ornamen mempakan simbol dari perwujudan adat. Pengedaan ornamen ukiran selalu berhubungan dengan prinsip adat basandi syarak (adat bersendikan syarak) Yang mempunyai aai-alai alwn lakambang jadi guru (alam terkambang jadi guru) dengan kousep alue jo patuik (alur dan patut), ukue jo jangka (ukur dan jangka) dan raso jo pariso (rasa dan periksa) dengan dasar pola geometris."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48154
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Samiya Romzy
"Penelitian ini menggali fenomena simulacra dalam arsitektur tradisional Indonesia yang termanifestasi di luar negeri, khususnya pada Minangkabau House di Rotterdam dan The House of Five Senses di Kaatsheuvel, Belanda. Di era hiperrealitas, di mana realitas dan replika saling melebur, penelitian ini menelusuri dampak simulacra terhadap persepsi dan pengalaman terhadap arsitektur tradisional. Arsitektur, sebagai seni merancang ruang dan lingkungan, memiliki peran sentral dalam membentuk hubungan manusia dengan lingkungannya. Namun, teori postmodernisme, terutama konsep simulacra, merubah paradigma pandangan kita terhadap realitas. Melalui analisis visual dan pemahaman konsep simulacra, penelitian ini bertujuan untuk membedakan arsitektur yang bersifat simulatif dari yang memiliki keaslian tertanam dalam tradisi. Studi kasus di Rotterdam dan Kaatsheuvel mengungkapkan bagaimana replika arsitektur tradisional Indonesia melebur dengan lingkungan sekitarnya, menciptakan suasana dimana batas antara asli dan replika menjadi kabur. Dalam Minangkabau House dan The House of Five Senses, simulacra memanifestasikan dirinya dalam replika yang menantang untuk dibedakan dari yang asli. Dalam masyarakat yang terus terpapar media hiperreal, tantangan memahami identitas asli suatu struktur menjadi lebih kompleks. Penelitian ini, melalui landasan teoritis simulacra, mengeksplorasi hingga sejauh mana konsep ini membentuk pengalaman terhadap arsitektur tradisional di luar negeri dan dampaknya terhadap persepsi masyarakat tentang otentisitas. Dengan demikian, penelitian ini merintis jalan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang identitas dan makna arsitektur tradisional Indonesia di era hiperrealitas.
This study delves into the phenomenon of simulacra within traditional Indonesian architecture manifested abroad, particularly in the Minangkabau House in Rotterdam and The House of Five Senses in Kaatsheuvel, Netherlands. In the era of hyperreality, where reality and replicas seamlessly merge, this research explores the impact of simulacra on perceptions and experiences of traditional architecture. Architecture, as the art of designing spaces and environments, plays a central role in shaping human relationships with their surroundings. However, postmodernism, notably the concept of simulacra, has transformed our paradigm of reality. Through visual analysis and an understanding of the simulacra concept, this study aims to distinguish between architecture that is simulative and that which embeds authenticity within tradition. Case studies in Rotterdam and Kaatsheuvel reveal how replicas of traditional Indonesian architecture blend with their surrounding environments, creating an atmosphere where the boundaries between the original and the replica become blurred. In Minangkabau House and The House of Five Senses, simulacra manifest themselves in replicas that challenge differentiation from the authentic. In a society continually exposed to hyperreal media, the challenge of understanding the authentic identity of a structure becomes more complex. This research, grounded in the theoretical framework of simulacra, explores the extent to which this concept shapes the experience of traditional architecture abroad and its impact on society's perception of authenticity. Thus, this study paves the way towards a deeper understanding of the identity and meaning of traditional Indonesian architecture in the era of hyperreality."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Pursal
Bandung: CSS Pub, 2010
720.959 8 PUR a
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Myrtha Soeroto
Jakarta: Myrtle Publishing, 2007
720.959 8 MYR d
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Bandung: Alumni, 1991
720.9 JAT
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Eko Budihardjo, 1944-2014
Bandung: Alumni, 1983
720.959 8 EKO m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Surtikanti Putri Sejati
"
ABSTRAKPenelitian mengenai gaya arsitektur Candi Rimbi telah dilakukan. adapun tujuannya adalah untuk melihat Candi Rimbi dalam kerangka sejarah kuno serta sejarah arsitektur candi Klasik Muda khususnya masa Majapahit, berdasarkan kronologi relatifnya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data lapangan dan data kepustakaan.
Penelitian dilakukan berdasarkan bentuk arsitektur Candi Rimbi yang kemudian dibandingkan dengan bangunan candi lain yang mempunyai kemiripan bentuk arsitektur dengan candi tersebut. Penelitian mengenai hubungan antara Candi Rimbi dengan tokoh Tribhuwana digunakan kitab Negarakertagama dan kitab Pararaton.
Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian adalah bahwa Candi Rimbi masuk ke dalam gaya Jago menurut pembagian gaya percandian yang dilakukan oleh Pitono serta ke dalam gaya Brahu menurut Agus Aris Munandar. Hal itu karena ciri pada kedua gaya percandian tersebut dapat dijumpai pada bangunan Candi Rimbi. Adapun tersebut adalah: 1) Bangunan Candi Rimbi memiliki kaki yang berbentuk undakan yang terdiri dari tiga tingkatan kaki candi. 2) Tubuh yang merupakan bilik candi tersebut terletak di bagian belakang denah bangunannya yang berbentuk bujur sangkar. 3) Sampai saat ini tidak dijumpai lagi namun berdasarkan batu sungkup dan temuan antefiks sangat mungkin dahulu atap terbuat dari bahan batu dengan bentuk uki/ara.
"
2001
S12061
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library