Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161515 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurmaladewi
"Saat ini switch sirkit masih menjadi tulang punggung perkembangan telekomunikasi di Indonesia. Sesuai dengan arah perkembangan yang mengacu pada konsep NGN, dimana semua panggilan berbasis IP, ENUM dapat digunakan sebagai translasi untuk mengubah dari switch sirkit menjadi IP based. Dengan Implementasi ENUM maka semua penomoran akan berbasis ke IP. Sistem penomoran yang berlaku di Indonesia saat ini mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan No. 4 tahun 2001 tentang FTP Nasional tahun 2000. Di dalam FTP belum terdapat sistem penomoran berbasis IP, belum tersedia alokasi penomoran untuk internet dan belum jelasnya sistem number portability.
Penerapan ENUM diharapkan dapat mengatasi persoalan numbering yang meliputi penghematan blok nomor, penggunaan nomor berbasis IP dengan melihat manfaat tersebut maka perlu dilakukan evaluasi penerapan ENUM. Analisa yang dilakukan adalah dengan membuat tahapan-tahapan sebelum ENUM diterapkan serta implikasi yang ditimbulkan terhadap regulasi yang ada.
Metode yang dilakukan adalah melakukan benchmark pada negara Jerman dan Rumania yang telah mengimplementasikan ENUM pada tahun 2002. Selain itu dilakukan pertanyaan kepada operator mengenai kesiapan jika ENUM akan diterapkan serta regulasi-regulasi yang akan mengalami perubahan. Dari hasil analisa diperolah bahwa dengan penerapan ENUM maka hal-hal yang berubah adalah PP 52 tahun 2000 untuk penyelenggaraan telekomunikasi hanya ada dua jenis yaitu penyelenggara jasa telekomunikasi dan penyelenggara jaringan telekomunikasi sedangkan KM 21 tahun 2001 jenis-jenis penyelenggara jasa telekomunikasi hanya terdiri dari penyelenggara jasa teleponi dasar dan penyelenggara nilai tambah teleponi, demikian pula dengan KM 23 tahun 2002 penggunaan kode akses single stage dapat disederhanakan lagi. KM No. 4 tahun 2001 tentang FTP Nasional tahun 2000 tentang pengalamatan IP, DNS dan Number Portability.

Today, circuit-switched network is still the backbone for the development of telecommunications in Indonesia. In line with the new development in telecommunications toward the NGN concept, where all call will be based on IP, ENUM could be used as a translation from circuit-switched into IP-based networks. With the implementation of ENUM all numbering will be based on IP. The numbering system which currently applicable in Indonesia is based on the Minister of Communications Decree No. 4 of 2001 regarding National Fundamental Technical Plan (FTP) year 2000. In the FTP2000, there has not yet been mentioned about IP-based numbering system, numbering allocation for the internet, and number portability system.
By implementing ENUM it is hoped that several numbering problems could be resolved, including saving the number blocks, usage of IP-based numbers, taking into account the benefits, it is needed to conduct some evaluation regarding ENUM implementation. The analysis is conducted by defining the steps that need to be taken before ENUM is implemented and anticipating the implications that might impact the existing regulations.
The method used in this research is by carrying out benchmarking study regarding the experience of implementing ENUM from several developed country, which are Germany and Romania who have implemented ENUM in 2002. In addition, interview has been conducted with some telecommunication operators to understand their preparedness if the ENUM is to be implemented in Indonesia and to identify the regulations that would need to be amended or re-aligned for the implementation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24619
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rina
"Interkoneksi merupakan suatu keterhubungan antar jaringan telekomunikasi dari
penyalenggara telekomunikasi yang berbeda. Tanpa intcrkoneksi, pelanggan tidak
akan dapat berkomunikasi dengan penyelenggara jaringan yang berbeda kecuali
dengan jaringan yang sama. Saat ini untuk layanan telekomunikasi domestik masih
bersifat monopoli sehingga dalam hal ini tidak ada biaya interkoneksi dalam hal ini
schingga dengan dipercepamya hak eksklusivitas maka akan banyak perusahaan yang
juga bergerak dalam layanan ini yang juga membutuhkan interkoneksi dengan
pemsaahaan yang telah ada.
Tesis ini menjelaskan tentang penerapan interkoneksi dimasa mendatang sehubungan
dengan dipercepatnya hak eksklusivitas operator incumbenz yang menyebabkan
munculnya pcrusahaan baru yang dalam hal ini juga membutuhkan interkoneksi dari
perusahaan yang telah ada yang juga dalam hal ini agar antar perusahaan baik yang
ada maupun yang baru tidak merasa terbebani_
Kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan tugas tesis ini adalah menghitung beban
intcrkoneksi sehingga dapat diperoleh proporsi yang sesuai danjelas yang daiam hal
ini menggunakan prinsip hanya membayar apa yang digunakan dan juga menentukan
ketetapan letak titik interkoneksi yang sccara tak langsung berpengaruh kepada
besarnya biaya yang dikeiuarkan setiap penyelenggara agar kompetisi dapat beljalan
dengan adil.

Abstract
Interconnection represent circuit among telecommunications network from d_iH`ercnt
telecommunications organizer. Without interconnection, subscriber will not earn to
communicate with different network organizer except with same network. In this time
for the domestic telecommunications service still have the character of monopolies so
that in this case there no expense interconnection in this case so that by quickening of
rights exclusive hence will a lot of company which also make a move in this service is
which also require interconnection with company which there have
This thesis explain about applying interconnection of a period of coming refer to
quickening of rights of exclusive of operator incumbent causing new company
appearance is which in this case also require interconnection from company which
there have also in this case inter company in order to the new and also existing
goodness do not feel encumbered.
Activity of performed within compilation of this thesis duty is counting obtainable
burden interconnection so that the clear and appropriate proportion is which in this
case use principle only pay is used as well as determining decision of arrest point of
interconnection which indirect have an effect on to level of expense released by every
organizer in order to the ambulatory competition dispassionately"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T6349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilson N. Andrew
"Internet Protokol versi 4 (IPv4) yang telah berusia hampir dua dekade dirasakan memiliki banyak kekurangan terutama dalam hal security. Internet Protokol versi 6 (IPv6) telah dipersiapkan untuk mengatasi hal tersebut dengan mengintegrasikan suatu mekanisme IP security (IPsec). Mekanisme IPSec terdir dari security protocol AH untuk layanan autentikasi dan security protocol ESP untuk layanan autentikasi dan enkripsi. Masing-masing security protocol ini dapat menerapkan algoritma autentikasi HMAC-MD5 dan HMAC-SHA1 sesuai kebutuhan. Melalui IPSec diharapkan dapat mencegah serangan dalam jaringan seperti serangan replay attack.
Dalam skripsi ini dilakukan pengujian mekanisme security IPSec dan mengukur serta membandingkan unjuk kerja jaringan pada saat IPSec tidak diterapkan dan diterapkan dalam jaringan IPv6 dengan menggunakan aplikasi ping dan video streaming.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa mekanisme IPSec dapat melakukan proteksi berupa autentikasi terhadap paket. Hasil analisa unjuk kerja menunjukkan bahwa penerapan mekanisme IPSec pada jaringan lokal IPv6 dalam hal penambahan overhead dan beban jaringan pada aplikasi video streaming sama baik dengan unjuk kerja jaringan tanpa penerapan mekanisme IPSec. Hasil ini diperoleh dengan melihat penambahan overhead yang terjadi pada jaringan sangat kecil sekali hingga mendekati 0 % dan penambahan beban jaringan yang juga kecil sebesar kurang lebih 2.3 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veny Elza Susrianti
"Di tengah era persaingan telekomunikasi saat ini, yang ditandai dengan semakin banyaknya jumlah operator yang menawarkan layanan yang sejenis, persaingan yang timbul bukan hanya segi tarif tetapi juga dari segi kualitas. Sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi seluler nomor dua terbesar di Indonesia saat ini, PT Indosat mempunyai misi utama untuk selalu mengutamakan kualitas layanan. Oleh karena itu dipandang perlu untuk selalu meningkatkan layanan seluler yang ada saat ini, khususnya layanan voice dari teknologi 2G, yang merupakan sumber revenue Indosat terbesar.
Untuk mewujudkan hal itu, maka digunakan teknologi AMR sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas layanan voice. Adaptive Multi-rate (AMR) merupakan sistem kompresi yang diterapkan pada teknologi 3G, dimana AMR merupakan sistem kompresi/pengkodean dengan laju kecepatan bit yang berbeda-beda, mulai dari 4,75 kbps sampai 12,2 kbps. Dengan AMR, laju bit pengkodean suara secara terus menerus akan disesuaikan dengan kondisi kanal radio. Penerapan AMR pada teknologi 2G ini dipandang akan menguntungkan Indosat, karena selain dapat meningkatkan kualitas layanan voice yang ada, juga dapat menambah revenue bagi perusahaan.
Dari beberapa analisis yang telah dilakukan, didapatkan bahwa implementasi AMR pada teknologi 2G adalah layak dan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Dengan menggunakan proyeksi pertumbuhan trafik moderat, dimana pencapaian trafik adalah 95 % dari prediksi tren trafik, yang didapatkan dari data historikal trafik, diperoleh Internal Rate of Return (IRR) = 18,18 %, Net Present Value (NPV)= Rp. 35.850.078.399,- dan Payback Period (PP) selama dua tahun enam bulan. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi kelayakan bisnis, implementasi AMR ini adalah layak dan dapat diterima serta menguntungkan kepada perusahaan. Proyeksi trafik moderat ini diambil dengan pertimbangan bahwa effort yang dibutuhkan untuk pencapaian tren trafik juga tidak terlalu sulit.

In this telecommunication competition era which is indicated by increasingly number of new operators that offer similar services, the resulted competition not only on tariff perspective but also on service quality. As the second biggest telecommunication company in Indonesia, PT INDOSAT has main mission to always put service quality as the first priority. Since that, it is considerably important to always improve currently running cellular services, especially voice service from 2G technology which is as the main source of revenue for the company.
Taking into action, AMR technology will be utilized as the one of method/way to increase voice services quality. Adaptive Multi-rate (AMR) is a compression/coding system implemented on 3G technology, which has different bit speed, starting from 4,75 kbps to 12,2 kbps. By using AMR, the bit speed of voice coding will be adjusted continously to radio channel condition. The utilization of AMR in 2G technology is considered as an advantage for INDOSAT because it is not just enhancing current voice service quality but also increasing the company`s revenue.
From several previous analysis, it is concluded that the AMR implementation on 2G technology is feasible and gives an advantage to the company. Using moderate traffic growth projection, which has traffic target about 95% from traffic trend prediction, derived from traffic historical data, this analysis shows that Internal Rate of Return (IRR) is 18.18%, Net Present Value (NPV) is Rp 35,850,078,399 and Payback Period (PP) is within two years and six months. From the business feasibility perspective, these result show us that the implementation of AMR is reliable/feasible and acceptable and also profitable for the company. This moderate traffic growth projection is taken with the consideration that the effort needed to reach some traffic trend is not that difficult."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24641
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suryo Satrio
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pengujian dari standar Wi-Fi 802.11ac dalam melakukan transmisi pada saat melakukan streaming multimedia berkualitas tinggi melalui protokol UDP dan hasilnya akan dibandingkan dengan standar 802.11n. Pada Skripsi ini akan dijelaskan konsep dasar jaringan komputer, wifi, standar 802.11, 802.11ac, path loss link budget, streaming multimedia, pengujian 802.11ac dan 802.11n dalam berbagai kondisi, serta hasil pengujian kedua standar tersebut. Hasil pengujian menggunakan JPERF yang dilakukan memberikan hasil bahwa 802.11ac lebih baik karena mengalami maksimal penurunan sebesar 49.73% pada streaming multimedia berkualitas tinggi dan jumlah adanya data error pada pengujian pengiriman UDP sebesar 7.8%.

ABSTRACT
This paper discusses the testing of 802.11ac Wi-Fi standard in high-quality multimedia streaming over UDP protocol and the results will be compared with the 802.11n standard. In this paper will explain the basic concepts of computer networks, wifi, 802.11 standard, 802.11ac, path loss of link budget, streaming multimedia, 802.11ac and 802.11n testing in various conditions, as well as the test results between the two standards. Results of testing performed using JPERF provide results that 802.11ac is better because of a maximum decrease of 49.73% in high-quality multimedia streaming and the number of data errors in the delivery of UDP testing at 7.8%.
"
2015
S59433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Susilowarno
"Tesis ini membahas salah satu cara untuk meningkatkan penetrasi pemakai internet di Indonesia, hal ini dilatarbelakangi bahwa penetrasi pemakai internet masih cukup rendah serta jumlah kekosongan jaringan masih cukup banyak serta masih mahalnya harga sewa jaringan langsung ke pengguna.
Tujuan pembahasan ini adalah menghitung besar sewa jaringan dengan pola LLU serta menghitung kelayakan investasi bagi new entrant (operator baru) dengan asumsi bahwa yang berubah adalah besaran sewa jaringan.
Hasil perhitungan untuk sewa jaringan diperoleh harga minimal (replacement cost) Rp.38.812,68, Bagi new entrant (investor baru) agar tertarik untuk melakukan investasi maka dilakukan perhitungan kelayakan investasinya dan dikategorikan layak apabila NPV >0 serta IRR > WACC, yang memenuhi syarat dalam kategori tersebut adalah untuk sewa jaringan yang besarannya adalah minimal Rp. 38.812,68 sampai dengan Rp.142.300,00.
Dari hasil diatas disarankan agar di Indonesia disusun regulasi yang
mengatur pengembangan infrastruktur telekomunikasi dengan pola LLU. Dampak positifnya adalah perekonomian meningkat dan dampak negatifnya bisa terjadi penurunan kualitas pelayanan.

This thesis describes one way to increase penetration of Internet users in
Indonesia, this backdrop that the Internet user penetration is still quite low and the number of vacancies is still quite a lot of network and still high prices of leased line directly to the user.
The purpose of this discussion is to calculate the lease of the network with the pattern of investment in LLU and calculate eligibility for the new entrant (new operators) with the assumption that the change is the amount of rental network.
Results of calculation for the network lease obtained a minimum price (replacement cost) Rp.38.812, 68, For the new entrant (new investors) so interested in investing then count feasibility of the investment and categorized feasible if NPV> 0 and IRR> WACC, qualified in that category is to lease network that amount is at least Rp. 38812.68 up to Rp.142.300, 00.
From the above results it is suggested that Indonesia has been formulated regulations governing the development of telecommunication infrastructure with the pattern of LLU. Its positive impact is the economic rise and its negative impact can decrease the quality of service."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T28339
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Teknik identifikasi berbasis sidik jari merupakan salah satu teknologi biometrik yang penting. Keunikan sidik jari yang berbeda pada tiap orang menyatakan identitas spesifik pemiliknya. Variasi kemiringan sidik jari dan dilatasi sering menjadi penyebab kegagalan identifikasi sidik jari. Pada penelitian ini diusulkan algoritma identifikasi sidik jari berbasik Filter Gabor 2D yang digunakan untuk memperbaiki kualitas citra akuisisi sidik jari, penggunaan Averaged Absolute Deviation*AAD) untuk ekstraksi ciri sidik jari dan penggunaan classifier dengan metode Support Vector Machines (SVM) untuk proses klasifikasi ciri."
Bandung: Pusat Penelitian dan Layanan Masyarakat dan Industri Sekolah Tinggi Teknologi Telkom (PPLMI-STT Telkom),
620 JURTEL
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Perdana Kusuma
"Skripsi ini membahas tentang peranan satelit Palapa terhadap upaya memperkokoh integrasi nasional. Keputusan memilih Palapa berdasarkan berbagai pertimbangan khususnya kondisi politik saat itu. Indonesia memasuki era satelit komunikasi untuk pertama kalinya ditandai dengan pembangunan Stasiun Bumi Jatiluhur tahun 1969. Selanjutnya, pemerintah ingin membuat sebuah sistem yang dapat mempersatukan seluruh wilayah Indonesia melalui jaringan telekomunikasi terpadu. Akhirnya, pemerintah Presiden Soeharto memutuskan untuk membangun Sistem Komunikasi Satelit Domestik Palapa. Satelit Palapa menjadikan Indonesia negara pertama di Asia dan keempat di dunia yang memiliki satelit komunikasi untuk keperluan domestik. Palapa diluncurkan untuk mendukung program Pembangunan Nasional termasuk berperan dalam upaya memperkokoh integrasi nasional.

This thesis discusses the role of Palapa satellite on efforts to strenghthen national integration. Decision to choose a Palapa based on various considerations, especially the political conditions at the time. Indonesia entered the era of satellite communications for the first time marked by the construction of Earth Station Jatiluhur in 1969. Furthermore, the government wants to create a system that is able to unite the entire territory of Indonesia though the integrated telecommunication network. Finally, the government of President Soeharto decided to bulid Palapa Domestic Satellite Communication System. Palapa satellite making Indonesia the first country in Asia and fourth in the world who have a communications satellite for domestic use. Palapa launched to support National Development programs including instrumental in efforts to strengthen national integration.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56756
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafindra Afnan Haqi Pratama
"Penelitian ini dilakukan pada PT Telkomsel dan berfokus pada penjualan produk games and apps. Hal yang ingin dicapai adalah bagaimana PT Telkomsel dapat mencapai kesuksesan yang besar pada penjualan produk games and apps. Sementara itu sektor e-sports dan games merupakan sektor yang berkembang pesat di indonesia seiring dengan berkembangnya juga penetrasi internet di Indonesia. Tujuan telkomsel adalah bisa menguasai keadaan pasar yang ada karena sangat potensial untuk kedepannya. Saat ini Telkomsel masih tertinggal dengan kompetitor lainnya baik dari penyedia layanan internet maupun dari sektor yang khusus menjual produk games. Oleh karena itu diperlukan analisis yang mendalam mengenai faktor-faktor apa saja yang menjadi kunci kesuksesan implementasi penjualan produk games di Telkomsel dengan menggunakan pemodelan yang cermat. Faktor-faktor diidentifikasi dari studi literatur dan wawancara ahli kemudian dilakukan validasi dengan CVI dan Modified Kappa. Dihasilkan 36 CSF yang tervalidasi dan 4 CSF tereliminasi. Dilakukan analisis dengan pemodelan Dematel ANP dan menghasilkan temuan bahwa sektor yang paling signifikan adalah strategi dan customer facing. Sementara itu terdapat faktor-faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap faktor lainnya dan punya tingkat kepentingan yang tinggi sehingga harus diperhatikan dan diprioritaskan dalam pengambilan keputusan. Temuan ini bisa menjadi landasan untuk Telkomsel mengembangkan strategi dalam menjalankan bisnisnya di bidang games.

This study was conducted at PT Telkomsel, focusing on the sales of games and apps. The aim is to understand how PT Telkomsel can achieve significant success in selling games and apps. The e-sports and gaming sector is rapidly growing in Indonesia, alongside the increasing internet penetration in the country. Telkomsel aims to dominate the current market due to its promising future prospects. Currently, Telkomsel lags behind its competitors, both in terms of internet service providers and in the specialized sector of game sales. Therefore, an in-depth analysis of the critical success factors (CSFs) for implementing game sales at Telkomsel using precise methods and modeling is necessary. The factors were identified through literature review and expert interviews, followed by validation using CVI and Modified Kappa. The study validated 36 CSFs and eliminated 4. Analysis using the Dematel ANP model revealed that the most significant sectors are strategy and customer facing. Additionally, certain factors significantly influence others and have high importance, necessitating attention and prioritization in decision-making. These findings can serve as a foundation for Telkomsel to develop strategies for its gaming business."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrio Thivaldy Wibowo
"Perkembangan teknologi telekomunikasi seluler saat ini sudah berkembang sangat pesat dan sudah sampai pada teknologi generasi kelima  (5G). Hal ini terlihat dari semakin banyaknya Base Transceiver Station (BTS) terutama di Kecamatan Kebayoran Baru. Base Transceiver Station (BTS) adalah salah satu faktor pendukung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berkomunikasi pada layanan telekomunikasi seluler. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan Base Transceiver Station (BTS) pada telekomunikasi dalam bentuk visual untuk pengembangan site eksisting 5G di daerah yang ditinjau. Untuk mencapai tujuan tersebut, skripsi ini menggunakan metode forecasting untuk memprediksi jumlah pengguna dalam waktu 7 (tujuh) tahun ke depan dan diagram voronoi dengan aplikasi MapInfo untuk merencanakan teknologinya di Kecamatan Kebayoran Baru. Dari hasil perhitungan dan analisis yang diperoleh, untuk frekuensi 1800 MHz dibutuhkan jumlah BTS sebanyak 463 BTS dan untuk frekuensi 2300 MHz dibutuhkan 978 BTS. Serta, dikelompokan menjadi 5 kelas untuk menentukan pembuatan BTS dalam jenis Stand Alone dan Non Stand Alone.

The development of cellular telecommunications technology is currently growing very rapidly and has reached the fifth generation technology (5G). This can be seen from the increasing number of Base Transceiver Stations (BTS), especially in Kebayoran Baru District. Telecommunications towers are one of the supporting factors to meet the needs of the community in communicating on cellular telecommunications services. This thesis aims to analyze the need for Base Transceiver Station (BTS) in telecommunications in a visual form for the development of existing 5G sites in the area under review. To achieve this goal, this thesis uses a forecasting method to predict the number of users in the next 7 (seven) years and a voronoi diagram with the MapInfo application to plan the technology in Kebayoran Baru District. From the results of calculations and analysis obtained, for the frequency of 1800 MHz, 463 BTS are needed and for a frequency of 2300 MHz 978 BTS are needed. Also, they are grouped into 5 classes to determine the manufacture of BTS in Stand Alone and Non Stand Alone types.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>