Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192165 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Metalia
"Skripsi ini membahas mengenai potensi media dalam membentuk image tertentu terhadap subjek berita. Dalam hal ini subjek beritanya adalah Soeharto pada program berita reguler TPI tanggal 27 dan 28 Januari 2008. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif serta analisa data secara kualitatif.
Hasil penelitian yakni seluruh program berita TPI dalam waktu dua hari tersebut lebih banyak menampilkan image positif Soeharto. Sedangkan image negatif Soeharto tidak atau jarang ditampilkan. Inilah bukti bahwa media tidak mengkonstruksi realitas sosial yang ada di masyarakat.

The focus of this study is the potention of media to create image for news subject. The subject for this content is Soeharto at the news program of TPI in 27 and 28 January 2008. This study using the qualitative methode to make descriptif with content analysis. The purpose of this study is to understand how the picture and language can create the positive image or the negatif image of Soeharto.
The conclusion of this study, there is media bias in the contents news program. Media just create the positive image than negatif image. It is mean that media doesn?t constructions of social reality."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizh Faikar Agung Ramadhan
"Tesis ini membahas tentang framing citra positif gamers dalam pemberitaan maupun artikel terkait gamers pada media online kompas.com. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis framing model Zhongdang Pan dan Kosicki. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompas.com terkesan memframing citra positif pada gamers untuk mengikuti selera pasar saat ini. Framing citra positif yang berfokus pada penghasilan dan e-sport menunjukan bahwa kompas.com masih tunduk pada kepentingan kompas grup yang \memiliki kepentingan dengan acara bertemakan gamers.

This thesis discusses Positif Image framing trough news and articles related to gamers in online media kompas.com. This study used a qualitative research method with the Zhongdang Pan and Kosicki framing analysis model. The results of this study indicate that kompas.com seems to frame a positive image of gamers to follow current market tastes. Positive image framing that focuses on income and e-sports shows that kompas.com is still subject to the Kompas Group which has an interest in gamers-themed news."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apit Andrianto
"Kaum muda atau remaja banyak melakukan eksperimen untuk mencari jati diri antara lain dengan menggunakan musik. Mereka bahkan kemudian menjadi pendorong dari kelahiran subkultur. Musik rock dipakai sebagai salah satu satu yang mampu merangsang pemikiran dan pembentukan kelompok tandingan yang direpresentasikan melalui lahirnya komunitas-komunitas subkultur. Kelahiran subkultur, pada awalnya, tidak pernah bisa dipisahkan dengan gaya hidup menyimpang. Anggota-anggota subkultur dianggap melakukan praktek-praktek penyimpangan perilaku seperti tindakan kriminal, alkohol, drugs, atau seks bebas. Rock sebagai musik yang muncul dengan semangat pemberontakan dijuluki sebagai musik 'iblis' karena dianggap merangsang kebiasaan hidup menyimpang tersebut.
Komunitas slanker merupakan salah satu kelompok subkultur kaum muda di Indonesia yang mendasarkan pada musik rock. Seperti halnya subkultur-subkultur lain, slanker juga tidak bisa melepaskan diri dari stigma negatif berupa penyimpangan hidup. Di awal kemunculannya, anggota-anggota kelompok slanker juga banyak melakukan gaya hidup menyimpang seperti mengkonsumsi alkohol dan obat terlarang. Namun pada perkembangannya, mereka meninggalkan kebiasaan hidup menyimpang itu. Dipengaruhi oleh kelompok musik idola mereka Slank, subkultur slanker menentang budaya bangsa yang penuh dengan korupsi, kolusi, dominasi, segregasi, dan kepalsuan yang dianggap sebagai 'kultur dominan'. Sebagai kelompok subkultur mereka menciptakan simbol-simbol spesifik untuk menegosiasikan bentuk budaya alternatif atas budaya dominan dan atau tradisional. Busana mereka cuek dan apa adanya, gaya bahasa mereka terbuka dan kadang kasar, mereka memiliki cara jabat tangan khas, dan mereka juga menciptakan pesan-pesan tertentu terkait dengan focal concern sebagai kritik sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali identitas subkultur slanker dengan mengaitkan peran media KoranSlank terhadap pembentukan identitas mereka. Paradigms konstruksionisme dipakai sebagai landasan penelitian dengan mengaplikasikan metode etnografi. Pengetahuan dan realitas dalam kerangka pemikiran konstruksionisme bersifat dialektis. Proses pemahaman terhadapnya, tidak dapat mengabaikan faktor historis dan kultural. Oleh sebab itu, etnografi dipilih sebagai metode untuk menggali data alamiah dengan lebih dalam, berkaitan dengan kebutuhan informasi historis dan kultural. Aplikasi metode penggalian data menggunakan tekhnik observasi Iangsung, observasi terlibat, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Etnografi juga dipilih agar memungkinkan terjadinya diskusi yang lebih mendalam dengan para informan berkaitan dengan informasi-informasi yang mereka berikan ataupun atas interpretasi-intepretasi hasil yang didapatkan.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa identitas slanker terangkum dalam gaya yang disebut dengan slengean. Identitas tersebut beroperasi dalam interaksi antara apa yang dimiliki secara personal oleh masing-masing anggota (identitas personal) dengan gaya kolektif yang mencerminkan milik komunitas (identitas kelompok). Media KoranSlank berperan besar dalam membentuk gaya slengean, memberi pemaknaan aimbol-simbol komunitas, dan membangun kohesifitas slanker yang akan memperkuat identitas slengean. Implikasi dari hasil penelitian ini memberi pemahaman tentang komunitas slanker sebagai bentuk subkultur yang merespon dominasi budaya tidak dengan praktek-praktek penyimpangan hidup. Pembentukan subkultur slanker lebih merupakan negosiasi atas budaya darninan negeri yang dianggap penuh dengan korupsi, segregasi, hipokrisi, dan kepalsuan. Respon terhadap dominasi budaya tidak dilakukan seperti halnya gerakan politik, tetapi lebih melalui bentuk-bentuk ide budaya seperti gaya busana, gerakan sosial, dan gerakan moral melalui pembuatan kata-kata mutiara. Jumlah anggota, daya kreativitas, dan kohesifitas kelompok menjadi potensi besar bagi pengembangan dan pemberdayaan komunitas.
Makna teoritik hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelahiran subkultur sebagai bentuk dari budaya kaum muda menjadi penyedia bentuk identitas kelompok alternatif diluar dari yang ditawarkan oleh sekolah dan pekerjaan. Kaum muda merespon dominasi budaya dengan melakukan negosiasi budaya. Perubahan sosial yang tidak mungkin terhindarkan menyebabkan sifat otentisitas subkultur bersifat lentur, mengikuti perubahan tersebut. Subkultur slanker lebih menunjukkan perlawanan budaya dalam praktek kompromistis. Para anggota subkultur masih mempertimbangkan nilai-nilai lokal yang dimiliki orang tua. Norma-norma dan nilai-nilai tradisi atau religi tetap dihormati. Berbeda dengan subkultur lain yang banyak muncul di Barat, subkultur di Indonesia lebih terlihat masih memperhatikan nilai-nilai tradisional. Karenanya, cakupan teoritik (theoretical scope) terkait dengan subkultur perlu memperhatikan faktor lokalitas. Sifat kompromi subkultur terhadap budaya dominan dan atau budaya orang tua perlu diperhatikan terutama terhadap subkultur-subkultur yang lahir di dunia timur."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yehezkiel Jefferson
"Skripsi ini membahas mengenai praktik Media Relations yang dilakukan oleh publik figur. Subjek dari penelitian ini adalah Olivia Jensen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam dengan beberapa narasumber yang terkait dengan topik ini. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kegiatan Media Relations Olivia Jensen dilaksanakan oleh manajer dari publik figur tersebut. Akan tetapi di sisi lain, selebritis juga menjalin hubungan dengan media melalui pendekatan personal. Menurut para pelaku dunia hiburan seperti publik figur, wartawan, dan publisis, hubungan baik dengan media memiliki pengaruh signifikan dalam membentuk citra selebritis di mata masyarakat.

The focus of this study is to discuss media relations practices for public figure. Subject of this study is Olivia Jensen. Data are collected through in-depth interview with several informants. The result of this study shows that media relation activities of her mostly executed by her manager, but she still communicates with media through personal approach. Based on the point of view from the prople who relates with celebrity`s career, such as public figure, press, and publicist, good relationship with media gives significant effect in building celebrity`s image in the society."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S58310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryanto
"Penyelenggaraan otonomi daerah berdasarkan UU No 22 Tahun 1999 banyak menghadapi permasalahan.Secara umum, permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam penyelengaraan otonomi daerah meliputi: (1) penataan kewenangan, (2) penataan kelembagaan daerah, 3) .penataan sumber daya aparatur daerah, 4) pengelolaan sumbersumber keuangan daerah, (5) pengelolaan hubungan. Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, (6) pengelolaan hubungan Kepala Daerah dengan DPRD, dan sebagainya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sudut pandang media cetak (Harian Umum Kompas, Riau Pas dan Riau Mandiri), dan mengetahui bagaimana faktor-faktor internal dan eksternal media dalam mengkonstruksikan permasalahan penyelenggaraan otonomi daerah, khususnya yang rnenyangkut: pengelolaan keuangan daerah, hubungan, hubungan Kepala Daerah dengan DPRD, dan Hubzrngan Pemerintah Pusat dengan Daerah, Pemerintah Provinsi dengan Kabupaten/Kota, antar Kabupaten/Kota dan Pemerintah Daerah dengan Masyarakat.
Penelitian ini menggunakan teori Berger & Luckman tentang pembentukan realitas sosial (social reality), teori sosiologi media oleh Reese & Shoemaker, dan konsepsi otonomi daerah menurut Cheema & Rondinelli, B.C. Smith dan Ryant Nugroho Dwijowijoto. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka otonomi daerah sesungguhnya merupakan realitas atau tepatnya menjadi realitas sosial karena keberadaannya tidak lagi menjadi milik pribadi, tetapi kemudian berubah menjadi milik masyarakat melalui proses eksternalisasi, objektivikasi dan internalisasi. Selanjutnya, penggambaran permasalahan penyelenggaraan otonomi daerah telah mendapat perhatian khusus dari media massa sehingga makna yang terbentuk bersifat simbolis, tergantung pada siapa yang menafsirkannya. Hal ini disebabkan karena konstruksi media dipengaruhi oleh banyak faktor balk internal maupun eksternal.
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah konstruktivis, sedangkan metodenya adalah kualitatif, dengan metode analisis framing dari William A. Gamson dan Andre Modigliani. Adapun metode pengolahan dan analisis datanya menggunakan Metode Norman Fairclough yang menekankan pada 3 (tiga) Ievel analisis, yakni pada level teks (text), wacana media (media discourse practice), dan wacana sosial-budaya (sociocultural discourse practice).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa framing media berbeda-beda (positif, proporsional, dan negative) tergantung pada faktor-faktor yang melingkupinya. Oleh karena itu, dapat dimengerti jika ketiga media cetak tersebut mengkonstruksi permasalahan penyelenggaraan otonomi daerah secara berbeda-beda Harian Umum Kompas mengkonstruksikan permasalahan penyelenggaraan otonomi daerah berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 secara proporsional. Yang dimaksud proporsional disini adalah sudut pandang. Isikap yang ditunjukkan mengarah pada dua hal, positif dan negatif Harlan Umum Riau Pos memberikan penilaian proporsional pada permasalahan pengelolaan keuangan daerah. Namun demikian, Riau Pos lebih banyak memberikan penilaian negatif terhadap permasalahan penyelenggaraan otonomi daerah, terutama pada permasalahan hubungan kepala daerah dengan DPRD dan Hubungan Pemerintah Pusat . dengan Daerah, antar Daerah dan Pemerintah Daerah dengan Masyarakat Daerah. Sementara itu, Harlan Umum Riau Mandiri memberikan penilaian negatif pada ketiga permasalahan penyelenggaraan otonomi daerah tersebut di atas. Bagi Riau Mandiri, penyelenggaraan otonomi daerah masih jauh dari harapan.
Konstruksi media cetak yang bersifat positif, proporsionallnetral, dan negatif tersebut tentu tidak terjadi secara kebetulan, tetapi pasti dipengaruhi oleh faktor-faktor baik faktor internal maupun eksternal medialteks. Faktor internal Kompas : ideologi (amanat hati nurani rakyat), organisasi media (koran nasional); Riau Pos : ideologi (bangun negeri bijakkan bangsa), pekerja media (sikap wartawan mencari keberimbangan narasumber), organisasi media (Grup Jawa Pos); dan Riau Mandiri: ideologi (kebebasan-suara hati masyarakat Riau), pekerja media (wartawan yang berusia muda dan berani). Faktor eksternal yang mempengaruhi, Kompas: kepemilikan modal, letak geografis di Ibukota Negara dan kedekatannya dengan pejabat Pusat; Riau Pos: kedekatan dengan pejabat pemerintahan di Riau dan "psikologi" sebagai sebuah usaha kelompok, dan Riau Mandiri: kepemimpinan (Basrizal Kota) dan pemanfaatan momentum reformasi.
Dari uraian tersebut kemudian direkomendasikan hal-hat sebagai berikut: (1) Perlunya membangun kesadaran dan pemahaman bahwa media massa merupakan faktor penting dalam penyelenggaraan otonomi daerah, karena itu instansi penyelenggara kebijakan otonomi daerah (Departemen Dalam NegeriIDDN, Departemen Keuangan/DEPKEU, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara/MENPAN, Badan Kepegawaian Negara/BKN, Lembaga Administrasi Negara/LAN, Pemerintah Provinsi, KabupatenfKota) hendaknya bersedia menjadikan media massa sebagai "partner" dalam mensukseskan implementasi kebijakan otonomi daerah, (2) Perlunya menciptakan pemahaman bahwa penggambaran permasalahan penyelenggaraan otonomi daerah oleh media cetak sesungguhnya tidak terjadi secara kebetulan, tetapi merupakan hasil tarik-menarik berbagai kepentingan yang melingkupinya. Konstruksi media massa dipengaruhi oleh berbagai faktor, balk faktor internal (ideologi media, pekerja media, dan organisasi media), maupun eksternal (kepemilikan modal/ownership dan kondisi sosial budaya), dan (3) Perlunya berpikir positif (positive thinking) terhadap segala sesuatu yang dikonstruksikan oleh media massa, apakah konstruksi yang bersifat positif, proporsionallnetral maupun negatif, karena semua itu dapat dijadikan bahan monitoring dan evaluasi bagi berhasil atau tidaknya penyelenggaraan otonomi daerah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dian Astuti
"Media memiliki peran penting untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Isu Pemilihan Presiden 2014 tentu menjadi isu yang paling dilihat oleh media dalam memberikan pandangan terhadap para kandidat. Jurnal ini menggunakan dua artikel berbahasa Inggris, Jakarta Globe dan the Jakarta Post, untuk menganalisis pemberitaan dari penolakan Mahkamah Konsitusi terhadap gugatan hukum Prabowo pada 22 Juli 2014. Jurnal ini bertujuan untuk memeriksa bagaimana imej Prabowo dibangun oleh dua artikel koran berbeda. Penelitian ini dianalisis menggunakan Analisis Wacana Kritis CDA Norman Fairclough 2003. Kerangka berpikir Fairclough melihat dari dua struktur utama dalam wacana; internal relation yang dibagi ke dalam action, representation, dan identification, dan external relation yang mencakup social factors dan personal belief penulis. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa Jakarta Globe dan the Jakarta Post merepresentasikan Prabowo secara berbeda. Jakarta Globe menggambarkan Prabowo dengan lebih netral, sementara the Jakarta Post cenderung membentuk imej Prabowo secara negatif.

Media has a significant role to deliver information to society. Issue of 2014 presidential election must be the most highlighted issue for the media to give their perspective about the candidates. This paper uses two English newspaper articles, Jakarta Globe and the Jakarta Post, to analyze reporting of the Constitutional Court's denial on Prabowo's lawsuit on July 22. It aims to examine how Prabowo's image is shaped by the two different newspapers. This study is analyzed using a Critical Discourse Analysis CDA by Norman Fairclough 2003. Fairclough's framework looks at two main structures in discourse internal relation which is broken into action, representation, and identification, and external relation which involves social factors and personal belief of the author. The findings show that Jakarta Globe and the Jakarta Post represent Prabowo differently. Jakarta Globe portrays Prabowo in a fair way, while the Jakarta Post tends to shape Prabowo's image negatively.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wasis Gunarto
"ABSTRAK
Dalam bisnis media cetak, selain adanya pendapatan dari jumlah pelanggan dan pembeli eceran juga ada pendapatan yang lebih signifikan kepada media tersebut yaitu pendapatan iklan (Oetama, 1987). Dalam hal ini pengaruh besar kecilnya pendapatan iklan tidak lepas dari para perencana media, yaitu orang yang memberikan saran kepada pengiklan untuk memasang iklannya di media cetak tertentu.
Oleh karena itu, untuk melihat atribut-atribut apa saja yang dipilih oleh perencana media sehingga mereka menyarankan kepada pengiklan agar memasang iklan di majalah tertentu maka peneliti mengambil sampel kepada enam (6) majalah berita mingguan, yaitu; Forum. Garda, Gatra. Gamma, Panji, dart Tempo.
Dengan alat analisa correspondence ditemukan hasil berupa posisi relatif majalah berita mingguan yang menggerombol pada suatu posisi tertentu sedangkan tiga (3) majalah variabel kontrol posisinya relatif
berjauhan dari majalah berita mingguan. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang cukup tajam di antara majalah-majalah berita mingguan tersebut. Dengan analisa m1 pula diternukan hasil bahwa majalah yang mendapat pemasukan iklan cukup baik harus memihki atribut-atribut tertentu, antara lain; adanya daya beli dari sasaran pembaca, memiliki kualitas cetak iklan yang bagus, sampul menarik, dan media kit memuat data-data yang lengkap dan dapat dipercaya.
"
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paramitha Jati Buwana
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5324
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yosi Winosa
"Skripsi ini membahas Dramatisme yang ditunjukan Nazaruddin dalam kasus Suap Wisma Atlet pada program berita Metro Hari Ini periode Mei-Agustus 2011. Nazaruddin menunjukan berbagai aksi mulai dari menuding berbagai pihak, menolak panggilan KPK, sampai akhirnya diam.Nazaruddin menunjukan perubahan sikap setelah tertangkap. Semula Nazaruddin aktif menuding berbagai pihak. Namun setelah tertangkap, Nazaruddin hanya membisu dan seolah lupa atas ucapannya sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aksi Nazaruddin ditampilkan dalam program Metro Hari Ini dan bagaimana penerapan Imparsialitas media Metro TV. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dan pendekatan kualitatif serta bersifat deskriptif. Penelitian Ini menggunakan metode analisis isi pentad dramtisme beserta kajian terhadap makna gerak tubuh dan ekspresi wajah. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan sikap yang ditunjukan Nazaruddin pasca penangkapan dirinya. Metro Hari Ini juga tidak sepenuhnya menerapkan Imparsialitas dalam pemberitaan Kasus Suap Wisma Atlet Nazaruddin yang mana seharusnya media memberikan proporsi akses dan penilaian yang sama terhadap narasumber.

This Undergraduated thesis discuss about dramatisme that is showen by Nazaruddin in Wisma Atlet Case on Metro Hari Ini Program. Nazaruddin show many action such as pointing people, rejecting KPK invitation and suddenly become silent. After has been cacthed, Nazaruddin no longer express any claim and suddenly just silent. This Undergraduated thesis has aim to know on how Nazaruddin’s Action is presented on Metro Hari Ini Program and to know on how Impartiallity was implemented by Metro TV. This Undergraduated thesis use constuctivist paradigm and qualitative approuch and descriptive and also use dramatism pentad content analysis, collaborated with non verbal analysis. Based on the reseach result, it is concluded that Nazaruddin’s attitude change after he was cacthed. Metro Hari Ini was not implementing impartiallity at all on Wisma Atlet Case News, which is should be give same access and proportion to news sources."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>