Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103495 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nandita Erisca
"Skripsi ini membahas mengenai Kelenteng Tanjung Kait ditinjau dari segi arsitektural dan ornamentasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi deskripsi bangunan beserta ornamen, mulai dari halaman depan, bangunan utama, bangunan tambahan, dan bangunan tempat ziarah. Hasil deskripsi tersebut kemudian di analisis dengan analisis bentuk, analisis khusus, dan analisis kontekstual.
Hasil analisis terlihat bahwa dari segi arsitektural, Kelenteng Tanjung Kait mengikuti aturan-aturan umum yang ditemukan dalam pendirian Kelenteng namun tidak sepenuhnya, begitu pula dengan aturan fengshui. Dari segi ornamentasi, ornamen yang terdapat pada Kelenteng Tanjung Kait dikelompokkan ke dalam 5 motif (fauna, flora, lambang geomansi, tokoh, dan motif benda).

The focus of this study is the Tanjung Kait Chinese Temple (Architectural and Decorative Motifs Orientation. The method is description of building and decorative motifs start from front yard, main building, addition building, and cemetery building. After description, then to do analysis (form analysis, specific analysis, and contextual analysis).
The result analysis from architectural side is Tanjung Kait Chinese Temple doing decision to built Chinese Temple but not all of it, and also not doing all decision fengshui. The decorative motifs in Tanjung Kait Chinese Temple are animal themes, plant themes, geometry symbol, shape themes, and thing themes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11965
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhi Wibowo
"Kelenteng adalah sebuah bangunan tempat ibadah yang sudah ada di Indonesia sejak 400 tahun yang lalu. Bangunan suci ini merupakan tempat ibadah agama etnis Tionghoa-Buddha, Konghucu dan Tao. Dalam perkembangan selanjutnya, agama ini dikenal dengan sebutan Tridharma. Keistimewaan arsitektur bangunan kelenteng adalah terdapatnya ornamen-ornamen yang raya, megah sekaligus indah yang merupakan ciri khan arsitektur Cina dan syarat akan makna sirnholik. Bari segi proses pendiriannya, bangunan kelenteng pun memiliki ketentuan-ketentuan tersendiri, yaitu aturan umum yang kerap diterapkan pada bangunan kelenteng dan aturan yang dikaitkan dengan fengshui, yaitu sebuah ilmu yang secara umurn rnengandung makna bagaimana cara mengolah dan memanfaatkan suatu lingkungan.
Kelenteng Kwan Im Hud Cow (KIHC)-juga dikenal dengan nama Vihara Avalokitesvara adalah sebuah kelenteng yang terletak di Banten lama, yang keberadaannya tidak dapat dilepaskan dari sejarah pengusaha dan pendatang Tionghoa dahulu yang turut andil dalam perdagangan berskala internasional pada masa Kesultanan Bantcn (1527-1813). Tak terkecuali dengan kelenteng ini, sudah sernestinya dalam proses pendiriannva juga mengikuti dan mengacu kepada aturan-aturan tersebut di atas. Penulisan ini berusaha meninjau bentuk dari arsitektur bangunan Kelenteng KHIC melalui tinjauan mengenai penerapan aturan umum dan aturan fengshui di dalam klenteng tersebut. Di samping itu pertulisan ini juga berusaha pula untuk memperoleh data atau intormasi mengenai pengaruh unsur lokal yang terdapat pada kelenteng KIHC. Salah satu langkah kerja dalam penelitian ini adalah mengklasifikasikan hal-hal yang mana saja dari aturan umum pendirian dan aturan fengshui yang diterapkan terhadap kelenteng KHIC ini. Aturan umum ini hanya diterapkan ke bangunan utama saja dari bangunan kelenteng. Hal ini dilakukan karena hanya bangunan utama saja yang merupakan bangunan asli atau tertua (arkaik). Sedangkan aturan fengshui diterapkan terhadap keseluruhan kompleks kelenteng.
Sebagai hasil dari proses pengklasifikasian yang disajikan dalam bentuk tabel tersebut, dapat dilihat mengenai hal-hal yang tidak dijalankan atau terjadi "ketidakturunan" dengan kedua aturan tersebut. Lebih lanjut lagi akan dijumpai penyebab-penyebab yang mengakibatkan hal yang demikian dapat terjadi. Dalam upaya memperoleh data mengenai adanya pengaruh unsur lokal pada Kelenteng KHIC ini, akan menitikberatkan pada bangunan makam yang terdapat di dalamnya. Namun demikian informasi yang diperoleh penulis sebagian besar diperoleh melalui studi literatur. Kesimpulan yang diperoleh melalui penelitian ini adalah bahwa pada Kelenteng Kwan Im Hud Cow meskipun telah mengalami berkali-kali pemugaran dan pendirian bangunan baru namun sebagian besar dari kedua aturan tersebut ternyata masih diterapkan. Sedangkan mengenai keberadaan makam keramat di dalam kelenteng ini menghasilkan kesimpulan bahwa pada Kelenteng KHIC ternyata terdapat pengaruh unsur lokal, yakni dengan mengakomodasi suatu kepercayaan (tradisi) setempat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemas Andrey Hamzah Darpo Kusumo
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42444
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Achmad Rivai
"Dalam proses perancangan, pemrograman dan konsep arsitektur merupakan dua unsur yang berbeda, dimana keduanya harus dipadukan oleh seorang arsitek. Pemrograman sebagai unsur objektif dan konsep arsitektural sebagai unsur subjektif dalam diri perancang, harus dapat menunjukan hubungan yang saling mengisi / memperkuat satu sama lainnya.
Dalam skripsi ini penulis membangun suatu pemikiran dari difinisi-difinisi dan teori-teori yang ada, mengenal 'apa', 'bagaimana' dan 'mengapa', pemrograman dan konsep arsitektural dilakukan dalam proses perancangan. Untuk membuktikan dan mengembangkan lebih lanjut pemikiran tersebut penulis melakukan analisa dari proses perancangan yang pernah dilakukan, dimana pemrograman dan konsep arsitektur selalu digunakan. Dari analisa yang dilakukan didapat suatu kesimpulan mengenai hubungan kedua unsur tersebut.
Dasar permasalahan yang harus dijawab adalah bagaimana seorang arsitek dapat memadukan kedua unsur tersebut, dalam upaya menyusun suatu program (berdasarkan data yang akurat) dan mengembangkan konsep yang baik, sehingga menghasilkan suatu karya arsitektur yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Istiqomah
"Skripsi ini membahas tentang Kelenteng Tay Kak Sie ditinjau dari segi arsitektural yang termasuk di dalamnya ornamentasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi deskripsi bangunan beserta ornamentasi, dimulai dari bagian halaman depan, bangunan utama, dan bangunan tambahan. Deskripsi yang telah dilakukan kemudian di analisis dengan analisis bentuk, analisis khusus, dan analisis kontekstual. Kemudian dari hasil analisis terlihat bahwa dari segi arsitektural, Kelenteng Tay Kak Sie mengikuti aturan-aturan umum yang ditemukan dalam pendirian kelenteng tetapi tidak seluruhnya, begitu pula dengan aturan fengshui. Pada ornamentasi, ornamen yang terdapat pada Kelenteng Tay Kak Sie di bagi ke dalam 3 motif, motif fauna, motif flora dan motif tokoh.

The focus of this study is the Tay Kak Sie Temple (Architectural Orientation). The method is description of building and decorative motifs start from front yard, main building and addition building. After description, then to do analysis from analysis, special analysis, and contextual analysis. The result analysis from architectural side is Tay Kak Sie Temple doing decision to built Chinese Temple but not all of it, and also not doing all decision fengshui. The decorative motifs in Tay Kak Sie Temple are animal themes, plant themes, and shape themes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S54096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Hansel Suryatenggara
"Skripsi ini memfokuskan pembahasan mengenai Kelenteng Boen Tek Bio dari segi arsitektural termasuk komponen pendukung yang ada menurut aturan Feng Shui dan komponen hias, Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendeskripsian dari mulai halaman depan, bangunan utama, bangunan pendukung di sebelah samping dan belakang, berikut peranan kelenteng ini dalam festival dan kegiatan masyarakat Cina di Tangerang.
Hasil deskripsi kemudian dilanjutkan dengan perbandingan dengan analisis singkat yang terdiri dari analisis umum menurut aturan arsitektural dan analisis khusus yang meliputi pengunaan metode feng shui. Hasil analisis menyatakan keberadaan Kelenteng Boen Tek Bio sebagai kelenteng yang mengikuti gaya asli pencitraan di Cina Selatan dengan perbedaan yang signifikan dan mendasar.
The study focuses Boen Tek Bio Chinese Temple on its architectural orientation. The methods used description of the building, starts from the front courtyard, main hall, and the supportive structure on the rear and aft sides and its account in maintaning several festivities and social affairs on Chinese society in Tangerang.
The results of the descriptive phase proceeds to analythic phase consists of general and specific analysis which includes basic Chinese Architectural Designs and the usage of feng shui methods. The overall results of this study remarks Boen Tek Bio Chinese Temple to maintain its architectural styles to the original Southern Style with significant differences.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S212
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Hansel Suryatenggara
"Skripsi ini memfokuskan pembahasan mengenai Kelenteng Boen Tek Bio dari segi arsitektural termasuk komponen pendukung yang ada menurut aturan Feng Shui dan komponen hias, Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendeskripsian dari mulai halaman depan, bangunan utama, bangunan pendukung di sebelah samping dan belakang, berikut peranan kelenteng ini dalam festival dan kegiatan masyarakat Cina di Tangerang.
Hasil deskripsi kemudian dilanjutkan dengan perbandingan dengan analisis singkat yang terdiri dari analisis umum menurut aturan arsitektural dan analisis khusus yang meliputi pengunaan metode feng shui. Hasil analisis menyatakan keberadaan Kelenteng Boen Tek Bio sebagai kelenteng yang mengikuti gaya asli pencitraan di Cina Selatan dengan perbedaan yang signifikan dan mendasar.
The study focuses Boen Tek Bio Chinese Temple on its architectural orientation. The methods used description of the building, starts from the front courtyard, main hall, and the supportive structure on the rear and aft sides and its account in maintaning several festivities and social affairs on Chinese society in Tangerang.
The results of the descriptive phase proceeds to analythic phase consists of general and specific analysis which includes basic Chinese Architectural Designs and the usage of feng shui methods. The overall results of this study remarks Boen Tek Bio Chinese Temple to maintain its architectural styles to the original Southern Style with significant differences.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S1544
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Arlisabetha
"Keluarga merupakan pilar terpenting dalam kehidupan masyarakat Cina. Istilah keluarga, yang telah menjadi kata yang umum digunakan dalam ilmu-ilmu sosial, akan menjadi lebih rumit apabila kemudian diterjemahkan ke dalam pengertian keluarga Cina, yang dalarn bahasa Cina disebut sebagai Jia. Masyarakat Cina percaya pada konsep keluarga ideal, yaitu keluarga yang terdiri dari lima generasi yang hidup bersama dalam satu atap, satu anggaran yang sama, satu tungku dapur yang sama dan dibawah satu kepala keluarga (jiazhang). Komposisi keluarga ideal seperti ini disebut Five Generation Co-residing (lima generasi yang tinggal bersama-sama). Orang Cina sendiri memiliki dua pilar panting di dalamnya, keduanya terwujud dalam organisasi kekerabatan yaitu lineage (marga) dan clan (klan). Clan (shizu) merupakan organisasi yang terbentuk herdasarkan kekerabatan keluarga atau pertalian darah, namun yang lebih panting oleh karena kewajiban dan hak bersama. Clan sebagai sebuah organisasi juga memiliki properti bersama, salah satunya adalah kelenteng leluhurl marga (zu tang). Kelenteng marga tertua di Jakarta diketahui berasal dari dua keluarga besar dan berpengaruh di Jakarta saat itu yaitu, marga Tan (Chen) dan Lim (Lin). Kelenteng Chenshi Zu dari marga Tan (Chen) dan Kelenteng Tian 1-Iou dari keluarga"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S11409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Paulina S.
"Di Indonesia banyak terdapat peninggalan berupa monumen dari masa kolonial, termasuk bangunan benteng. Salah satunya adalah benteng Marlborough yang terdapat di propinsi Bengkulu. Benteng ini merupakan peninggalan bangsa Inggris yang dibangun pada tahun 1714 sampai dengan 1719. Keadaan benteng saat ini masih cukup baik dan dapat diamati secara arkeologis meskipun telah mengalami pemuga_ran. Alasan penelitian terhadap Benteng Marlborough dida_sarkan pada bentuknya yang jarang ditemukan pada benteng-_benteng Eropa lainnya di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan pemeri_an Benteng Marlborough secara rinci, menjelaskan hubungan antara bentuk dan fungsi bangunan. Selain itu mencoba pula untuk mengetahui pesan benteng Marlborough pada masa lalu. Tahap-tahap kerja dalam penelitian ini meliputi tiga tingkatan. Tahap pertama pengumpulan data, baik dari kepustakaan maupun lapangan. Tahap kedua pengolahan data berupa tinjauan arsitektural dan fungsi. Tinjauan ini dilakukan melalui perbandingan dengan data banding berupa kepustakaan dan data lapangan berupa beberapa benteng kuno di Indonesia. Juga dilakukan tinjauan perkembangan bentuk benteng Marlborough berdasarkan perbandingan lukisan kuno dengan keadaan benteng Marlborough sekarang ini. Tahap selanjutnya adalah membuat suatu penjelasan berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa bentuk-bentuk dan keletakkan tiap-tiap bagian pada benteng Marlborough menunjukkan fungsi bangunan tersebut sebagai bangunan pertahanan. Selain itu benteng Marlborough memi_liki komponen-komponen bangunan pertahanan sebelum dan sesudah abad ke 17. Fungsi benteng Marlborough pada masa lalu ternyata selain untuk kepentingan pertahanan juga untuk kepentingan ekonominya. Ternyata antara kepentingan ekonomi dan pertahanan (politik) terdapat suatu kaitan yang saling mendukung. Unsur pertahanan (politik) perlu untuk menjaga kepentingan ekonomi dan unsur ekonomi perlu untuk menunjang/membiayai kepentingan pertahanan (politik)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S12011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Amanatulloh
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S11927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>