Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147103 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Djunda Afief Nugroho
"Teknologi telekomunikasi dan komputer berkembang sangat cepat. Perkembangan internet yang pesat merupakan hal penting yang mendukung perkembangan teknologi telekomunikasi. Teknologi internet dimanfaatkan menjadi media komunikasi untuk data dan suara. Dampaknya adalah migrasi semua transport network telekomunikasi secara bertahap menuju IP. Hal inilah yang menyebabkan lahirnya teknologi VoIP (Voice over Internet Protocol). Sistem VoIP memerlukan sebuah signaling protocol seperti H.323 dan SIP.
Video telephony dibangun dengan memanfatkan SIP sebagai signaling protocol dan perangkat lunak yang bersifat open source dan freeware. Perangkat lunak yang digunakan terdiri dari X-lite v3.0 sebagai client interface, Linux Ubuntu v7.04 sebagai server operating system, dan beberapa perangkat lunak yang digunakan untuk membuat dan mengkonfigurasi server menjadi SIP server seperti asterisk versi 1.4.18, freePBX, apache, MySQL, dan PHP 5.
Uji coba video telephony dilakukan dengan mengkonfigurasi video codec H.263 dan H.263v2 dan diaplikasikan pada jaringan internal UI yang menyediakan bandwidth sebesar 100 Mbps, jaringan fastnet yang menyediakan bandwidth sebesar 746 Kbps, dan jaringan speedy yang menyediakan bandwidth sebesar 144.10 Kbps. Unjuk kerja dievaluasi dan dianalisis dengan melakukan pengamatan terhadap uplink jitter yang terjadi dan uplink bandwidth yang digunakan pada setiap konfigurasi.
Hasil uji coba terhadap unjuk kerja uplink video telephony berbasis SIP menunjukkan aplikasi ini dapat bekerja dengan baik pada Local Area Network Universitas Indonesia (LAN UI) dan menggunakan H.263v2 dengan jitter rata-rata yang dihasilkan berkisar antara 9.29 ms sampai 25.56 ms dengan pemakaian bandwidth berkisar antara 55.72 Kbps sampai 161.55 Kbps. Selain itu, uji coba ini menunjukkan H.263v2 sebagai codec yang memiliki skalabilitas yang lebih baik dalam penggunaan bandwidth dibandingkan H.263.

Telecommunication and computer technology have been developed rapidly. Internet which has been developed rapidly is important to support the development of telecommunication technology. Internet technology has been used as communication media for data and voice. The result is migration of all telecommunication transport network in phases to IP (Internet Protocol) based and development of VoIP technology. VoIP system uses signaling protocol such as H.323 and SIP.
Video telephony was built by using SIP as signaling protocol with characters open source and free software. The software which has been used on video telephony application consists of X-lite v3.0 as client interface, Linux Ubuntu v7.04 as server operating system, and some software that are needed to develop and configure server as SIP server that consists of asterisk v1.4.18, freePBX, apache, MySQL, and PHP 5.
Test of video telephony application has been done by configuring video codec H.263 and H.263v2. This configuration is applied on UI network, fastnet network, and speedy network. Performance is evaluated and analyzed by observing uplink of jitter and bandwidth for each configuration.
The test result from uplink video telephony performance SIP based shows this configuration can work optimal on UI network which used H.263v2 with mean jitter within interval from 9.29 ms to 25.56 ms and with bandwidth consumption between 55.72 Kbps and 161.55 Kbps. Moreover, the test showed H.263v2 as a codec has better performance on Bandwidth consumption than H.263.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40475
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Istiqomaturradhiyyah
"Aplikasi TCP/IP melalui satelit sangat sensitif terhadap delay transmisi yang besar dan bervariasi sehingga tidak cocok untuk aplikasi real time yang interaktif dan layanan dengan laju bit konstan seperti VoIP. Oleh karena itu, performansi sistem perlu ditingkatkan. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan algoritma routing yang digunakan pada sistem tersebut. Dalam skripsi mi, dilakukan simulasi routing dengan algoritma shortest path dan flow deviation pada konstelasi satelit Iridium untuk melihat performansi kedua algoritma tersebut. Simulasi dilakukan dengan menggunakan software Network Simulator versi 2.28 yang berjalan di atas platform Linux Red Hat 9.0. Hasil keluaran dari simulasi tersebut lalu diolah sehingga didapatkan data-data yang diperlukan, seperti delay dan throughput. Setelah dibandingkan, temyata algoritma flow deviation memberikan performansi yang lebih baik dibandingkan algoritma shortest path karena delay rata-rata yang dihasilkan oleh algoritma flow deviation lebih kecil daripada shortest path, sedangkan throughput-nya lebih besar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Haryo Wisanggeni
"Konvergensi dari jaringan komunikasi dan computer membawa pertumbuhan yang pesat pada aplikasi real-time seperti Internet Telephony atau Voice over Internet Protocol (VoIP). Salah satu isu utama dari aplikasi itu adalah bagaimana mempertahankan Quality of Service (QoS) dari VoIP sehingga dapat memenuhi kualifikasi teknik, legalitas, dan komersial. Salah satu tantangan utama dalam komunikasi VoIP adalah bagaimana mempertahankan kualitas suara pada sisi penerima. Hal ini mengingat bahwa jaringan IP tidak didesain untuk menangani aplikasi real-time sehingga jaringannya rentan akan gangguan seperti noise.
Codec G.711 dapat digunakan untuk menghasilkan sinyal yang memilliki ketahanan yang sangat baik terhadap noise. Akan tetapi, G.711 tidak dapat mengatasi degradasi yang dikarenakan gangguan berupa packet loss, terutama yang disebabkan oleh burst loss pada sinyal. Burst loss dapat menurunkan kualitas persepsi suara pada komunikasi VoIP secara signifikan. Salah satu metode untuk meningkatkan kualitas persepsi dari sinyal suara yang telah terdegradasi oleh packet loss adalah interleaving. Pada metode ini, loss akan disebar ke seluruh bagian sinyal secara merata sehingga dampak dari paket yang hilang secara berurutan masih bisa diatasi oleh pendengar.
Pada skripsi ini, unjuk kerja sistem akan dianalisis melalui simulasi komunikasi VoIP dengan menggunakan metode interleaving dan diberikan gangguan berupa burst loss. Analisis ini diperkuat oleh nilai Mean Opinion Score (MOS) yang didapat melalui tes subjektifdan perhitungan dengan metode E-Model. Hasil simulasi dan perhitungan MOS menunjukkan bahwa penggunaan metode interleaving pada sistem komunikasi VoIP sampai rentang error tertentu dapat meningkatkan kualitas persepsi sinyal suara yang terdegradasi oleh gangguan berupa burst loss."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Indra Rizal
"Sistern telekomunikasi selular gencrasi ketiga akan menggunakan jaringan berbasiskan imerner protocol (IP) untuk melayani penggunanya di masa yang akan datang khususnya layanan multimedia. Untuk itu diperlukan suatu protokol pensinyalan untuk dapat memulai, mengakhiri dan menj aga suatu hubungan pada jaringan tersebut.
Beberapa badan standar tengah mengembangkan penelitian untuk jaringan bcrbasiskan IP terscbut dan menggunakan protokol pensinyalan yang telah berkembang dalam inrernet telephony seperti I-L323 dan SIP.
Skripsi ini akan membandingkan kedua protokol pensinyalan pada iniernet relephony tersebut pada kompleksitas, ekstensibilitas, skalabilitas sistem dan Quality of Service (Qoé), untuk melihat protokol pensinyalan yang sesuai untuk dipakai pada jaringan generasi ketiga.
Dari hasil perbandingan terlihat bahwa SIP mempunyai beberapa kelebihan dari 11.323, sehingga membuat protokol tersebut sesuai bagi jaringan generasi ketiga."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rolies Eka Putra
"Mobile Ad Hoc Network MANET dapat menjadi platform yang baik dalam penyebaran service Voice over Internet Protocol VoIP. Dengan menggunakan sifat MANET yang memiliki flexibilitas dan mobilitas yang tinggi, sehingga Bagaimana pun, tiap routing protocol memiliki karakteristik dan kinerja yang berbeda dalam men-support voice. Sehingga penentuan routing protocol pada MANET sangat diperlukan agar didapatkan rute data yang paling efisien, dikarenakan VoIP menggunakan transmisi real-time yang memberikan tantangan besar dalam hal persyaratan Quality of Service QoS. Pada skripsi ini akan menunjukan perbandingan kinerja dari routing protocol yaitu OLSR dan GRP pada MANET dalam lalu lintas VoIP. Simulasi dilakukan untuk mengevaluasi masing-masing routing protocol dengan beberapa indikator QoS seperti delay, network load dan throughput. Simulasi akan dijalankan menggunakan OPNET modeler versi 14.5, di mana tiap routing protocol akan diuji dengan variasi jumlah node, kecepatan gerak node, menjalankan aplikasi VoIP serta penambahan node yang melakukan serangan Blackhole.Hasil simulasi menunjukkan bahwa routing protocol OLSR memiliki kinerja terbaik dari pada routing protocol GRP pada saat jumlah node yang tidak terlalu besar, sedangkan pada jumlah node yang besar dan saat terjadinya serangan Blackhole, routing protocol GRP jauh lebih unggul dikarenakan perubahan variasi parameter tidak memberikan pengaruh yang besar pada routing protocol GRP.

Mobile Ad Hoc Network MANET could be a good platform for deploying Voice over Internet Protocol VoIP services across multiple application scenarios. However, each routing protocol has different characteristics and performance in supporting voice. So the determination of the routing protocol in MANET is necessary to obtain the most efficient data route, because VoIP uses real time transmission which poses great challenges in terms of Quality of Service QoS requirements.In this thesis will show comparison of performance of routing protocol that is OLSR and GRP at MANET in VoIP traffic. Simulations were performed to evaluate each routing protocol with some QoS indicators such as delay, networkload and thoughput. The simulation will be run using OPNET modeler version 14.5, where each routing protocol will be tested by variation of number of nodes, node velocity, running of VoIP application and addition of nodes that conduct Blackhole attack.The simulation results show that the OLSR routing protocol has the best performance than the GRP routing protocol when the number of nodes is not too large, whereas in the large number of nodes and when the Blackhole attacks occur, the GRP routing protocol is much superior because changes in parameter variation does not give great affect on the GRP routing protocol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayer, Michael
New York: McGraw-Hill, 2000
621BAYC001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Mar`atul Azizah
"Kebutuhan informasi dan semakin majunya perkembangan teknologi mendorong lahirnya Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dapat memberi efektifitas dan efisiensi kerja manusia. Akses internet yang juga mudah dijangkau, kapan saja, dan dimana saja memicu lahirnya integrasi semua teknologi dan aplikasinya. Telepon, e-mail, instant messaging, bahkan video conference, mulai didorong agar dapat saling terintegrasi dan sinkron sehingga berbagai jenis aplikasi dan perangkatnya tersebut dapat diakses dalam satu waktu dan hanya dalam satu perangkat atau aplikasi. Unified Communications sebagai terobosan teknologi baru yang menjawab tantangan global ini diharapkan dapat memberikan layanan tidak hanya di dunia bisnis, namun juga di dunia pendidikan agar lebih meningkatkan efektifitas dan efisiensi sivitas akademika dalam melaksanakan aktivitas kesehariannya. Integrasi dan kemudahan ini bukan lantas tanpa meninggalkan masalah. Aspek keamanan menjadi sangat penting untuk mendukung kualitas layanan. Pada skripsi ini diimplementasikan aplikasi telepon berbasis VoIP dengan skenario pengamanan pada protokol SIP yang berbeda, yaitu tanpa adanya metode keamanan (RTP non-secure), SRTP, dan SSL. Kemudian dianalisa bagimana kinerja dan keamanan pada aplikasi IP Video Telephony sebelum dan sesudah menggunakan metode secure-SIP. Dari hasil uji coba, didapatkan bahwa QoS berupa delay, jitter, packet loss, dan throughput tidak mengalami perubahan yang signifikan dan masih memenuhi standar ITU-T. Nilai delay yang didapatkan sebelum pengamanan SIP sebesar 33,974 ms, sedangkan setelah implementasi secure-SIP naik menjadi 39,964 ms. Untuk nilai jitter dengan dan tanpa menggunakan secure-SIP sekitar 0,6 ms. Tidak ada paket yang hilang, dalam hal ini nilai packet loss sebesar 0%. Sedangkan nilai throughput sekitar 50 paket/detik.

Information needs and more advanced technological developments led to the establishment of information and communication technology which allowed human to work more effectively and efficiently. Internet access which available in anytime and anywhere, also triggered the integration of all means of technology and its applications. Telephone, e-mail, instant messaging, even video conference, are all begin to be integrated and synchronized so that they all could be accessed all at once, in a single device or application. As a new technological advancement, Unified Communications is expected to not only serve the business world, but also education, to increase the effectiveness and efficiency in conducting their daily activities. But this integration and ease comes with some unfavorable aspect. Security aspect becomes a very important part to support quality of services. This final paper was implemented the IP telephony for VoIP application with security scenario on different SIP protocol: RTP (non-secure), SRTP, and SSL. Then, the the performance and security on IP Video Telephony after and prior to the implementation of secure-SIP method was analyzed. The results show that QoS in forms of delay, jitter, packet loss and throughput, did not reveal significant changes and is still within the standard of ITU-T. Delay measurement prior to the SIP securing is 33,974 ms, whereas after the implementation of secure SIP, it increase to 39,964 ms. As for the jitter measurement, with or without secure-SIP, is approximately 0,6 ms. No packets are lost, so the value of packet loss is 0%. Throughput is about 50 packet/second."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S62658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Contents :
- Table of Contents by Author
- Acronym Guide
- The IP-Everywhere Reality
- Service Bureaus and ASPs: A Market Perspective on Outsourcing Models
- IP/AIN Convergence: A Global View
- The Market-Driven Economics of Voice over Internet Protocol
- Trends Pushing Networks toward Packet Technologies
- An Overview of Next-Generation Internet Projects: Demand and Business
Models for the Future Commercial Internet
- End-User Demand, Business Applications, and the Emerging Internet
- The Future of Business on the Internet and the Next-Generation Network
- Companies Vie for Market while Defining the Role of ASPs
- The Business Case for IP Usage
- The IP Local Exchange and Its Role in the Service-Provider Environment
- Network Convergence: A Level 3 Perspective
- Internet Telephony Architectures for New and Existing Service Providers
- DSL Access Configuration: An End-to-End Perspective
- Optical Networking Trends
- Integrating IP Services and Networks with the PSTN and Legacy
Networks
- Solutions for the Next Generation
- Next-Generation IP Networks
- The Drive to IP on Optics
- IP QoS Architecture
- IP over Optical: Efficient Transport Solutions for IP Networks
- Building a Successful Converged Network
- An RBOC Assessment of Next-Generation Networks
- I2N: A Middleware Platform for Intelligent Internet Telephony Services
- Real-Time OSS for Next-Gen Service Management
- Mediation: IP versus Traditional
- Outsourcing versus ASP Delivery Models
- The ASP Model: Carrier-Class Delivery of IP-Based Applications and
Services
- The Evolution of IP Service-Billing Technologies and Their Impact on
Service Providers
- Scaling VoIP to PSTN Levels
- Enhanced Services Made Possible through Internet-Based
Communication Systems
- Development of QoS Services
- Wireless Access and End-to-End Service Delivery
- IP Telephony
- Integrating IP with PBX Systems
- Interoperability and Network Management
- Current Trends in the IETF and Voice over IP
- An Applied Perspective on Some Pending Government Public-Policy
Issues Affecting the Internet
- Quality of Service for Voice over Internet Protocol
- Carrier-Class Voice over IP: Business Issues and Technologies That
Affect Service-Provider Competitiveness and Profitability
- IP Telephony and Some Factors That Influence Speech Quality
- QoS Issues and Network Convergence
- QoS/Policy/Constraint-Based Routing
- New Technology and Its Effects on Customer Service and Care
- Current and Changing Standards in Modern Telephone Networks
- Understanding Latency in IP Telephony
- Internet Customer Care: The Shift to Consumer Self-Testing
- Corporate Customers Wary over Secure Access to the Internet "
Chicago: International Engineering Consortium, 2000
e20451483
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Putri Nagari
"Dilihat dari perkembangan telekomunikasi sampai saat ini, telekomunikasi jelas telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat modern. Di Indonesia, layanan telekomunikasi dilayani oleh jaringan yang secara urnum dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu, jaringan PSTN, jaringan bergerak, dan jaringan internet. Masing-masing jenis jaringan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Tantangan yang harus dihadapi adalah penggelaran jaringan baru yang memiliki kelebihan-kelebihan tersebut tanpa mengabaikan kekurangan yang ada. Tantangan tersebut dijawab oleh infrastruktur jaringan baru yang disebut dengan Next Generation Network. NGN menawarkan solusi yang dapat melayani berbagai jenis layanan dengan ukuran yang besar melalui saluran transmisi berkapasitas broadband dan pengiriman informasinya berbasis paket namun memiliki jaminan QoS yang tinggi sehingga transmisi yang efektif dan efisien dapat dicapai. Untuk merealisasikan NGN, migrasi jaringan yang masih menerapkan circuit-switched menjadi jaringan berbasis paket perlu dilakukan. Dalam skripsi ini akan dibahas mengenai langkah-langkah migrasi jaringan PSTN menuju NGN. Pada tahapan migrasi akan dikhususkan pada tahapan penambahan komponen utama NGN - softswitch. Dalam hal ini, jaringan PSTN existing akan diperbaharui menjadi jaringan berbasis paket yang siap menerapkan NGN. Hal ini dilakukan dengan mengganti beberapa switching point dengan softswitch. Data jaringan PSTN existing akan diambil data pada operator PSTN PT. X untuk wilayah II. Dari data tersebut akan dianalisis kesenjangan antara target NGN Telkom dengan data jaringan eksisting berdasarkan kapasits El dan BHCA di Trunk Gateway dan konvergensi internet/telephony. Setelah itu, penulis memberikan rekomendasi langkah-langkah yang harus dilakukan berikutnya untuk mencapai target NGN.

User interface on this system are installed on user's handholds. The programming language that is used on creating this user interface is Java 2 Micro Edition (J2ME), which is a development of JA VA programming language that has been adjusted to cope with the resource limitation of handheld. The handheld that were referred here are smart phones that have been equipped with Bluetooth connection. Smart phones are selected as the user interface for this system because its familiarity to users from all ages. VeRAS meets the requirements of pervasive computing generally, which demands minimum user interaction to the system, but maintain its maximum benefit for the user while holds the principal of good user interface. This is proven by the profile feature of the system so that VeRAS accomplish user tasks on specific time, given the user is within the server's Bluetooth area. The simple yet intituitive VeRAS user interface is capable of controlling lamps and TV easily The system performance analysis shows that the system requires around 15 seconds to detect user's present and establishes connection. However, if the whole system has already connected, the system performs in real time manner.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Wadi
"Perkemhangan Teknologi telekomunikasi berkembang dengan cepat, sehingga memerlukan Ragulasi untuk mengatur penyelenggaraan jasa-jasa baru yang berkembang, internet telephony dengan sistem clearinghouse adalah salah satu dari perkembangan jasa layanan internet, jasa ini dapat diaplikasikan untuk penggunaan jasa layanan telepon (suara). Clearinghouse adalah suatu lembaga yang mengatur routing maupun akses untuk interkoneksi antar penyelenggara jasa internet telephony, yang sekaligus juga tempat informasi bagi para penyelenggara, tentang trafik yang keluar maupun yang masuk oleh masing-masing penyelenggara (service providers). Pada kontek penyusunan regulasi, ada dua hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan peraturan tentang penyelenggaraan jasa telekomunikasi di bidang internet telephony, yaitu :
a. Apabila penyelenggara jasa internet, akan ikut menyelenggarakan jasa internet telephony, penyelenggara harus mempunyai ijin penyelenggaraan.
B. Penyelenggara jasa internet telephony diharuskan melakukan pembayaran kontribusi, seperti untuk subsidi akses ke telepon lokal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T40669
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>