Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 225182 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rian Anggraini
"Skripsi ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi suplemen vitamin dan mineral pada atlet renang. Tidak sedikit atlet memiliki risiko defisiensi vitamin dan mineral. Untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan performa pada saat bertanding merupakan alasan utama atlet renang mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional dan pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 97. 19.6% atlet renang mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral.
Hasil penelitian diperoleh ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi atlet, frekuensi makan sayur dan frekuensi makan buah dengan konsumsi suplemen vitamin dan mineral pada atlet renang sedangkan tidak dapat dibuktikan hubungan antara umur, jenis kelamin, pendidikan dan status ekonomi dengan konsumsi suplemen pada atlet renang.

These research address on factors which is related to the consumption of vitamin and mineral supplements to the swimming athlete. Many athletes face the risk for vitamin and mineral deficiency in order to maintain health and improve the performance during the competition is the main reason for the above consumption. Cross Sectional and Purposive Sampling are the methodology used in this research with the total responden is 97. It result show that 19.6% swimming athlete consumed vitamin and mineral supplements.
It is concluded that there is relation between nutrition knowledge, frequency of the vegetable consumption, frequency of the fruit consumption with the consumption of vitamin and mineral supplements to the swimming athlete. There is no relation between age, sex, education and economic status with the vitamin and mineral supplements consumption in the swimming athlete."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rindu Rachmiaty
"Kalsium adalah zat gizi yang sangat penting untuk pertumbuhan pada masa remaja. Karena masa remaja adalah masa dimana kebutuhan kalsium paling banyak dibutuhkan, terutama untuk pertumbuhan untuk mencapai peak bone mass yang optimal yang didukung dengan aktivitas yang cukup. Aktivitas yang tinggi dapat mempengaruhi kebutuhan kalsium, seperti aktivitas pada atlet. Atlet cabang olahraga senam dan renang mempunyai kepadatan tulang paling rendah. Asupan kalsium atlet remaja di Amerika masih dibawah RDA, yaitu 95.5% pada aki-laki dan 56.3% pada perempuan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran asupan makanan sumber kalsium atlet remaja cabang olahraga renang dan faktor-faktor yang berhubungan di Klub Renang Wilayah Jakarta Selatan tahun 2009. Faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan makanan sumber kalsium antara lain adalah karakteristik atlet remaja (jenis kelamin, besar uang saku per bulan, pengetahuan umum gizi dan pengetahuan kalsium), karakteristik orang tua (pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua), dan frekuensi konsumsi bahan makanan sumber kalsium. Subjek penelitian adalah atlet remaja cabang olahraga renang usia 13-19 tahun yang terdaftar sebagai anggota di klub renang di bawah naungan Pengda PRSI DKI Jakarta yang berlatih di wilayah Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan disain penelitian cross sectional, dengan pengambilan sample jumlah total populasi.
Hasil penelitian ditemukan bahwa rata-rata konsumsi makanan sumber kalsium responden dalam sehari masih dibawah AKG 2005 untuk remaja, yaitu 777.01 mg per hari. Responden yang konsumsi makanan sumber kalsiumnya diatas rata-rata lebih banyak terdapat pada laki-laki (51.6%), pada atlet remaja yang uang sakunya lebih dari sama dengan Rp 500.000,00 (53.4%), pada atlet remaja yang pengetahuan gizinya cukup (55.6%) dan pengetahuan kalsiumnya cukup (59.6%). Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan atlet remaja tentang kalsium dengan asupan makanan sumber kalsium (P < 0.05). Dari hasil uji statistik juga didapatkan ada hubungan antara makanan sumber kalsium, yaitu es krim susu dengan asupan makanan sumber kalsium. Bahwa dengan asupan makanan sumber kalsium yang cukup bahan makanan sumber kalsium yang paling sering dikonsumsi adalah es krim susu. Namun bahan makanan sumber kalsium lainnya juga memiliki kecenderungan yang sama, yaitu semakin sering dikonsumsi makan asupan makanan sumber kalsiumnya juga akan semakin cukup."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yosefin Hanna
"Skripsi ini membahas hubungan antara konsumsi suplemen vitamin dan mineral, serta minuman energi dengan kebugaran jasmani pada atlet cabang olahraga akuatik. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunkaan desain penelitian cross sectional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, lembar catatan, stopwatch, dan kolam renang. Sampel dalam penelitian ini adalah orang yang berumur minimal 13 tahun, pernah mengikuti kejuaraan, dan terdaftar sebagai anggota salah satu klub renang, loncat indah, renang indah, atau polo air yang berlatih di Stadion Renang Gelora Bung Karno Senayan. Hasil penelitian menyarankan agar atlet tidak mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral, serta minuman energi karena tidak dapat meningkatkan kebugaran jasmani atlet tersebut. Pelatih juga diharapkan tidak menganjurkan konsumsi suplemen dan minuman energi , kecuali jika atlet tersebut mengalami defisiensi vitamin dan mineral."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Ito Leiliana Warnani
"Anak sekolah merupakan golongan yang dipersiapkan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Pada masa ini, Anak mulai memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu serta mulai ada rasa suka atau tidak suka terhadap makanan tertentu. Selain itu, mereka lebih senang untuk menghabiskan waktu bersama dengan teman atau melakukan aktivitas lain yang disukainya, seperti menonton televisi atau bermain video games sehingga sering melupakan waktu makan. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan zat gizi tidak terpenuhi khususnya vitamin dan mineral. Untuk mengatasi kekurangan zat gizi tersebut, umumnya ibu memberikan suplemen makanan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh iklan-iklan di televisi yang menawarkan berbagai macam produk suplemen makanan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi suplemen makanan pada anak sekolah kelas IV dan V di SD Islam Al-Husnah Bekasi Selatan Tahun 2008. Penelitian ini dilakukan dengan desain deskriptif. Sampel adalah siswa/i kelas IV dan V sebanyak 136 anak. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan perangkat lunak computer, kemudian dilakukan analisis univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan 64.7% siswa mengonsumsi suplemen makanan dalam satu bulan terakhir. Pada hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara status gizi siswa, pengetahuan orang tua, pekerjaan ayah dan konsumsi suplemen makanan ibu dengan konsumsi suplemen makanan anak, sedangkan hasil analisis antara umur, jenis kelamin, kebiasaan makan, aktivitas fisik, penyakit infeksi, pedidikan orang tua dan pekerjaan ibu dengan konsumsi suplemen makanan anak adalah tidak berbeda secara bermakna.
Dalam mengatasi kesulitan makan pada anak sebaiknya para ibu tidak menyelesaikan permasalahan tersebut dengan langsung memberikan suplemen penambah nafsu makan atau vitamin mineral. Suplemen tidak perlu diberikan pada anak sehat dengan status gizi baik, gizi lebih dan obesitas. Sebelum mengonsumsi suplemen makanan sebaiknya baca label mengenai kandungan zat gizi, dosis, jangka waktu kadaluarsa, daftar atau nomor registrasi dari Depkes, serta aturan pemakaiannya.

Schooling children are group that prepared to be qualified human resources. Nowadays, these children start to have habits; consume certain food and having likeness and dislike feeling at certain food. Moreover, they prefer to spend their time to watch television or playing video games until forget their eating time. This causing their necessity of nutrient are incomplete especially vitamins and minerals. To solve the lack of nutrient, generally the mothers giving their children food supplement. This is affected by some advertising on television which offers various kind of food supplement product.
The aim of the research is to know factors that related with food supplement consumption at elementary school children grade IV and V at Al-Husna Islamic Elementary School South Bekasi in 2008. This research conducted with descriptive design. The samples are the elementary school students` grade IV and V as 136 children. The obtained data are managing trough computer software then analyze with univariate and bivariate analysis.
The result shown 64,7% students consume the food supplement in the last one month. Analysis result shown that there is a significant difference between students nutrient status`, parent`s knowledge, father`s work and mother`s food supplement consumption with children`s food supplements consumption, while the analysis between age, sex, eating habits, physical activity, infectious disease, parent`s knowledge, and mother`s work with children`s food supplements consumption are significantly not different.
To overcome the children problem on food consume its better not to solve it with straightly giving the food supplements or vitamins and minerals. The supplements are not necessary for healthy children with good nutrient status, over nutrient, and obesity children. Before consume the food supplement its better to read the ingredients label, dosage, expired time, list of registration number on Health Department, and the usage rules.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Hadiati Sarjono
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26845
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Enita Trihapsari
"Skripsi ini membahas tentang keadaan Densitas Mineral Tulang (DMT) dan faktor-faktor yang berhubungan dengan DMT wanita ≥ 45 Tahun di Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta Pusat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional dengan sampel penelitian sebanyak 131 orang. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 45,8% responden memiliki DMT tidak normal dengan distribusi 41,2% responden mengalami osteopenia dan 4,6% responden mengalami osteoporosis. Faktor-faktor yang berhubungan dengan DMT yaitu status menopause (OR 2,5), paritas, aktivitas olahraga (OR 4,2), asupan kalsium (OR 5,9), asupan vitamin D dari makanan (OR 6,4), asupan vitamin C (OR 3,1), dan asupan protein (OR 2,9). Hasil penelitian menyarankan bahwa diperlukan peningkatan pola hidup sehat untuk meningkatkan kesehatan tulang, yaitu dengan meningkatkan konsumsi kalsium, vitamin D, dan vitamin C, serta menghindari gaya hidup yang buruk (merokok dan tidak aktif berolahraga).

The focus of this study is Bone Mineral Density (BMD) and factors related to BMD on women ≥ 45 years old in The Ministry of National Education, Central Jakarta. This research is quantitative with cross sectional study. The data were collected by means of interview. The results of this research are 41,2% person have osteopenia and 4,6% person have osteoporosis. Factors related to BMD are menopause status (OR 2,5), parity, sport activity (OR 4,2), calcium intake (OR 5,9), vitamin D intake (OR 6,4), vitamin C intake (OR 3,1), dan protein intake (OR 2,9). The researcher suggest that we have to live healthy to increase bone health by increasing calcium, vitamin D and vitamin C intake, increasing sport activity and avoid smoking."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuri Rahmawati
"Skripsi ini membahas tentang hubungan antara karakteristik responden (umur dan jenis kelamin), karakteristik orang tua (penddikan orang tua dan status pekerjaan ibu), frekuensi konsumsi makanan (frekuensi makanan jajanan dan frekuensi konsumsi fastfood), aktifitas fisik (waktu tidur, waktu menonton TV dan main games serta kebiasaan olahraga), dan keterpaparan terhadap media dengan kejadian obesitas pada siswa SD Islam Al-Azhar 1 Jakarta Selatan tahun 2009.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif deskriptif yang menggunakan disain studi cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2009. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 237 siswa yang berasal dari siswa kelas 3, 4 dan 5 SD Islam Al-Azhar 1 Jakarta Selatan. Dari hasil penelitian kejadian obesitas paling tinggi pada siswa laki-laki yaitu sebesar 25,2%.
Hasil analisis didapatkan adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian obesitas di SD Islam Al-Azhar 1 Jakarta Selatan. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0.000 dan nilai OR = 5,346. Dari penelitian ini diharapkan untuk pihak sekolah mengadakan pendidikan gizi untuk siswa. Bagi orang tua diharapkan untuk lebih memperhatikan pola makan anak-anaknya dengan memberikan menu gizi yang seimbang."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ridanti Indraswari Prasiwi
"Obesitas menjadi epidemi global di negara berkembang. Tak hanya dewasa, namun remaja bahkan anak usia sekolah telah mengalami obesitas. Obesitas pada masa sekolah dan remaja dapat berlanjut menjadi obesitas di kala dewasa dan berisiko menimbulkan penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku makan remaja di SMPN 115 Jakarta Selatan tahun 2012. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang dilakukan terhadap sampel penelitian sebesar 125 orang siswa/i yang ditentukan dengan cara acak sistematik. Penelitian dilakukan pada April 2012. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran status gizi (IMT) serta pengisian kuesioner. Analisis data dilakukan dengan uji chi square.
Hasil penelitian menemukan proporsi responden yang memiliki perilaku makan buruk sebesar 52%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa status gizi, persepsi body image, dan tingkat keseringan konsumsi fast food berhubungan dengan perilaku makan. Siswa/i di SMPN 115 sebaiknya diberi edukasi mengenai perilaku makan yang baik mencegah dan menanggulangi status gizi yang tidak normal. Oleh karena itu diperlukan kerjasama antara sekolah dan Dinas Kesehatan untuk mengadakan sosialisasi perilaku makan sehat dalam bentuk penyuluhan dan publikasi poster PUGS di sekolah.

Obesity comes to be global epidemic in developing countries. Not only adult, but also adolescents even children have got obesity. Obesity in childhood and adolescence can continue to be obesity in adulthood and being worse as degenerative disease. The objective of this study was to determine the description and relationship of factors with eating behavior among adolescent at SMPN 115. The method used in this study is cross sectional design which was conducted towards 125 samples which were taken with simple random sampling. The study was done at April 2012. The data were collected through measurement of nutritional status (BMI) and the fulfillment ofthe questionnaire.
The result of this study found that proportion of respondents who had unhealthy eating behavior was 52%. The conclusion of this study is nutritional status, body image perception, and level of fast food consumption frequency have significant association with eating behavior. The students of SMPN 115 should be educated about healthy eating behavior to prevent and overcome the abnormal nutritional status. Therefore, the school and ministry of health need to build teamwork to socialize about healthy eating behavior through counseling and publish some posters about PUGS in school areas.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oktia Pratiwi
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26809
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fachmi Idris
"ABSTRAK
Pendahuluan. Setiap pekerjaan yang menggunakan logam Merkuri, termasuk membuat amalgam, memiliki resiko untuk terpajan dengan logam ini. Pajanan logam ini, apabila melebihi nilai batas biologik akan menimbulkan penyakit. Di puskesmas-puskesmas, perawat gigi membuat amalgam secara manual, yang bahan dasarnya adalah logam Merkuri. Permasalahannya adalah, sampai saat ini, belum ada penelitian yang berhubungan dengan pajanan logam Merkuri pada perawat gigi tersebut. Pemikiran inilah, yang kemudian melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian dengan topik kadar Merkuri dalam urin perawat gigi sebagai akibat proses kerja membuat amalgam.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar Merkuri dalam urin perawat gigi yang bekerja di puskesmas serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar tersebut.
Metodologi. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional terhadap perawat gigi yang berkerja di balai pengobatan gigi puskesmas wilayah Jakarta Selatan. Subyek penelitian adalah perawat gigi yang membuat amalgam secara manual dan memiliki masa kerja minimal 6 bulan, serta tidak mengambil cuti lebih dari 35 hari dalam waktu 6 bulan terakhir sebelum penelitian dilakukan. Jumlah perawat gigi yang diteliti sebanyak 25 orang dan total populasi 27 perawat gigi yang masuk kriteria (z = 1,75, p= 0,5, d = 0,17). Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 1998. Instrumen pengumpulan data adalah analisis laboratorium, kuesioner dan observasi. Analisis statistik yang digunakan adalah frekuensi, distribusi dan statistik deskriptif untuk analisis univariat, uji pasti Fisher dan uji-t independent untuk analisis bivariat, serta regresi logistik untuk analisis multivariat.
Hasil. Kadar Merkuri dalam urin perawat gigi memiliki rentang nilai antara 6 ug/L sampai 300 ug/L. Dari rentang ini 68% melebihi nilai normal (>42 ug/L). Dan 6 variabel yang diperkirakan berhubungan dengan kadar tersebut, hanya 2 variabel yang secara statistik bivariat bermakna. Variabel tersebut adalah indikator pemaparan dan riwayat dental amalgam.
Kesimpulan dan Saran. Kecilnya jumlah sampel dalam penelitian ini memerlukan dukungan penelitian-penelitian lain yang sejenis pada puskesmas-puskesmas di luar wilayah Jakarta Selatan. Konsep penelitian ini sendiri tidak mengeksplorasi lebih jauh tentang faktor-faktor lain yang tidak terkait dengan pekerjaan. Variabel yang berhubungan dengan pekerjaan hanyalah variabel indikator pemaparan yang merupakan hasil perkalian antara lama bekerja dengan jumlah penambalan. Mengingat banyaknya perawat gigi yang kadar Merkuri dalam urin melebihi nilai normal, memerlukan langkah-langkah antisipatif penurunan kadar tersebut. Langkah-langkah tersebut berupa langkah medisinal dan atau langkah manajerial. Untuk peneliti lain, dianjurkan untuk meneliti kemungkinan manifestasi klinik dari perawat gigi yang menunjukkan kadar Merkuri di atas nilai normal. Untuk praktisi kesehatan kerja yang bekerja di industri-industri yang berhubungan dengan hazard logam Merkuri, penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber informasi tambahan dalam melakukan pemeriksaan pra-karya dan pemeriksaan berkala (terutama kemungkinan adanya bias pemeriksaan kadar Merkuri dalam spesimen yang tidak berhubungan dengan proses kerja).

Introduction. Every work that uses Mercury, including amalgam, has a risk to be exposed. If Mercury exposure is more than biological limit value, the exposure may result in a disease. At the "puskesmas" (community health center), dental nurses make amalgam manually and use Mercury as basic ingredient. The problem is, until this time, there is no study on exposure to Mercury among dental nurses. On the basis of this reason, a research was conducted to study urine Mercury concentration on dental nurses.
Objectives. The research objective is to describe Mercury concentration in urine dental nurses at community health centers in south Jakarta area and to analyze factors which relate to that concentration.
Methodology. This research was conducted by use of a cross sectional study design. The subject of research were dental nurses who had made dental amalgam manually, had worked 6 months minimally and had no leaved the job more than 35 during the last 6 months. Total samples were 25 dental nurses (z=1,75, p=0,5, d3,17). This research was done in March 1998. Instrument for collecting data were laboratory analysis, questionnaire and observation. Statistical analysis was descriptive statistic for univariate, exact Fisher's test and t-test for bivariate, and multiple logistic regression for multivariate.
Result. The range of urine Mercury concentration in dental nurses is between 6 ug/L and 300 ug/L. From this range, a 68% of dental nurses have urine Mercury concentration more than normal value (>42 ug/L). In analyzing factors related to that concentration, only 2 variables are statistically significant. These variables are exposure indicator and dental amalgam history.
Summary. Considering that the number of sample was to small, this research needs a follow-up study to support this research. The weakness of this study did not observe in depth about another factors which is estimated not related to amalgam working process. A significant variable which relates to amalgam working process in this study is the exposure indicator. Due to number of dental nurses with urine Mercury concentration more than normal value is large enough, it is suggested that urine the Mercury concentration should be reduced. Medical and managerial approach are the ways to reduce it. For next study, on the basis of this study, other researchers may study the clinical manifestation in dental nurses who have urine Mercury concentration more than normal value. For occupational health manager, the result of this study can be considered for preemployment and annual health examination in industry with Mercury hazard (especially, to minimize urine Mercury concentration bias from dental amalgam when measure specimen that not related to working process).
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>