Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185975 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ranty Ferlisa
"Faktor perilaku manusia memegang peranan penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja. Cara kerja seseorang dan bagaimana orang tersebut bersungguh-sungguh melakukan pekerjaannya dengan baik, dipengaruhi oleh persepsi dari orang tersebut terhadap pekerjaannya. Bagian produksi sebagai salah satu tempat diterapkannya penggunaan alat dan mesin, menjadi tempat dengan potensi bahaya yang besar dan risiko pekerjaan yang tinggi.
Oleh karena itu, persepsi terhadap risiko K3 di bagian produksi penting untuk diidentifikasi sehingga dapat menjadi data dasar bagi perusahaan dalam rangka menciptakan budaya K3. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menggambarakan persepsi pekerja di Unit Produksi II/III terhadap risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dilihat dari variabel independen, yaitu pengetahuan pekerja, lama kerja, serta sikap pekerja terhadap variabel dependen yaitu persepsi pekerja terhadap risiko K3. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner penelitian yang terdiri dari pengisian data demografi, pertanyaan pilihan ganda, dan pernyataan sumber informasi dengan menggunakan pilihan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan pekerja, lama kerja, dan sikap dengan persepsi pekerja terhadap risiko K3 di Unit Produksi II/III, Indarung, PT. Semen Padang tahun 2008 (= 0,05).
Saran yang diberikan oleh penulis adalah dengan pemberian reward dan punishment sebagai realisasi mendisiplinkan pekerja, pengawasan dan komukasi yang efektif, mengoptimalisasikan informasi K3 sebanyak-banyaknya dan pelatihan K3 yang reguler dan tepat sasaran, serta mempertimbangkan dan mengutamakan keberadaan Biro K3LH sebagai biro yang penting dan memiliki wewenang untuk membuat peraturan yang berhubungan dengan K3LH. Selain itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel lain yang lebih banyak dan menggunakan instrumen penelitian yang validitas dan reliabilitasnya baik. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dany Prihardany
"Seiring dengan perkembangan dunia industri, banyak perusahaan yang menerapkan teknologi baru dengan tujuan meningkatkan produktivitas. Dengan meningkatnya teknologi juga akan berdampak pada perkembangan bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja apabila tidak diikuti dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pekerja yang memadai. Faktor manusia adalah penyebab kecelakaan yang paling besar, oleh karena itu faktor manusia adalah faktor yang sangat dipertimbangkan dalam usaha pencegahan kecelakaan kerja.
Faktor manusia yang dibahas adalah mengenai motivasi, pengetahuan dan keterampilan pekerja terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan hubungannya dengan persepsi perkerja terhadap risiko. Dengan diketahuinya hubungan faktor-faktor tersebut, dapat dilakukan perbaikan atas kekurangan program keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ada, sehingga kecelakaan kerja dapat dikurangi, bahkan dicegah.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Plant 3-4 dan Plant 7-8 PT Indocement Tunggal Prakasa dengan jumlah keseluruhan responden sebanyak 178 orang. Desain penelitian observational melalui survey analitik dengan pendekatan cross-sectional untuk menganalisis hubungan motivasi, pengetahuan dan keterampilan dengan persepsi terhadap risiko dengan memakai uji Chi-Square dan analisa multivariat (regresi) dengan bantuan perangkat lunak SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pekerja Plant (110 orang/ 62,5%) mempurtyai persepsi yang baik dalam menunjang keselamatan operasi harian. Berdasarkan uji chi-square dan uji regresi yang dilakukan terhadap tiga variabel independen, diketahui bahwa faktor yang berhubungan secara signifikan dengan persepsi terhadap risiko Plant adalah faktor pengetahuan karyawan.
Berdasarkan penelitian ini didapatkan juga bahwa semakin baik keterampilan, maka persepsi karyawan terhadap risiko semakin memburuk. Ketidaksesuaian dengan teori ini disebabkan oleh karena kebanyakan pekerja telah berumur, sehingga mengakibatkan kemampuan fisik untuk melakukan pekerjaan berat di Plant berkurang, kemudian berakibat kepada menurunnya motivasi yang akhirnya memperburuk persepsi karyawan terhadap risiko.
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan rekomendasi dan masukan kepada PT. lndocement Tunggal Prakasa Tbk dalam penyempurnaan program K3, khususnya yang berhubungan dengan perilaku karyawan guna mengurangi angka kecelakaan kerja serta memperbaiki kinerja perusahaan pada umumnya.

Relation among Motivation, Knowledge and Skills of Occupational Health and Safety (OHS) and Perception of Risk at PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk, Citeureup, BogorAlong with industrial development, many companies implement new technology to aim increasing of productivity. Increasing its development of technology have an impact to increase the number of hazard associated, which contribute an accident due to not balancing knowledge and skill development. Human factors are estimated as one of the most accident cause, so that human factors are strongly recommended in accident prevention effort.
Motivation, knowledge and skill of the workers and its relation to the perception of risk taking are the human factors described in this thesis. Based on relation among those factors, Occupational Health and Safety (OHS) program could be improved until accident prevented or minimized.
Population in this research are Plant 3-4 and Plant 7-8 of PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk, with quantity of respondent 178 persons. Observational research design through analytic Survey with cross-sectional method to analyze relation of motivation, knowledge and skills and perception of risk of workers using Chi-Square and Regression Test of SPSS Software.
Result of research showed that majority of Plant workers (110 persons/62.5%) having good perception of risk in performing their job safely. Based on Chi-Square and Regression test showing that the most significant influence to the perception of risk taking was knowledge factor.
Based on this research, it was found that the better the skill, the worse of perception, This unconformity to the theory due to most of workers was old, causing their capability to perform a hard job getting lessen then causing decreasing of motivation afterwards perception of risk taking getting worse.
Researcher hopping this research could give useful recommendation and input to PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk in completing OHS program especially related to workers behavior to cut down accident rate as well as to improve company performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Kurniawan Anggoro
"Industri tambang merupakan salah satu industri yang mempunyai potensi bahaya tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dimana menempati urutan jumlah kecelakaan tertinggi bila dibandingkan dengan sektor lain PT S merupakan kontraktor tambang permukaan yang telah menerapkan Sistem Manajemen Integrasi namun hasil observasi menunjukkan banyaknya pelanggaran dan ketidakpedulian terhadap permasalahan keselamatan dankesehatan kerja Perlu dilakukan kajian persepsi risiko pada pekerja sektor tambang permukaan sebagai upaya pengendalian risiko kecelakaan kerja Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi risiko keselamatan dan kesehatan kerja menggunakan pendekatan psikometri Desain penelitian crosssectional menggunakan kuesioner analisis data menggunakan univariat danbivariat
Hasil penelitian menunjukkan gambaran persepsi risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada kategori seimbang antara persepsi risiko baik dan persepsi risiko buruk Persepsi risiko baik terdapat pada dimensi kesegeraan dampak keparahan konsekuensi dan pengendalian risiko Sedangkan persepsi burukterdapat pada dimensi kesukarelaan terhadap risiko pemahaman risiko berdasarkan pengalaman potensi dampak reaksi yang ditimbulkan pengetahuan terhadap risiko dan kebaruan risiko Disarankan bagi PT S untuk melakukan upaya promotif melalui pelatihan yang terencana memaksimalkan forum safety talk dan toolbox meeeting meningkatkan pengawasan kerja melalui inspeksi pembuatan rencana kerja yang sistematis dan terperinci serta menerapkan sistem hadiah dan hukuman.

The mining industry is one of the industries that have high hazard potential foraccidents It ranks the highest number of accidents compared to other sectors PT S is a Surface Mining contractors who has implemented Management System Integration but the results of the observation showed many violations and disregard for occupational health and safety issues Necessary to study the perception of risk in surface mining sector workers as efforts to control the risk of work accidents The purpose of this study was to describe the perception of safety and health risks using psychometric paradigm Cross sectional study design questionnaire data analysis using univariate and bivariate.
The results showed the risk perception picture of health and safety in the category of a good balance between good risk perception and bad risk perception Good risk perception dimensions contained in Immediacy of Effect Severity of Consequences and Controllability Over Risk While there is a bad perception of the dimension of Voluntariness of Risk Known to expose of risk Chronic Chatastropic Common Dread Known to science and Newness of Risk Recommendation for PT S to conduct promotive through well planned training to maximize the safety talk and toolbox meeting enhance supervision through inspection work work plan and detailed systematic and implement a system of reward and punishment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cetra Palupi Rengganis
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran profil persepsi risiko pada pekerja di PT. Terang Parts Indonesia dengan menggunakan paradigma psikometri. Penelitian dilakukan terhadap 216 responden pada bulan Mei - Juni 2016 menggunakan desain cross-sectional, data primer berupa kuesioner dengan menggunakan 8 parameter paradigma psikometri. Parameter yang digunakan pada penelitian adalah skala likert dengan nilai 1 (sangat tidak setuju) - 4 (sangat setuju). Nilai rata-rata masing-masing dari 8 dimensi paradigma psikometri akan memberikan gambaran profil tentang persepsi risiko pada pekerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi tingkat kebaruan risiko dipersepsikan pekerja sebagai parameter yang paling mempengaruhi persepsi pekerja, pekerja melihat perubahan proses yang terjadi akan mengakibatkan munculnya risiko baru yang belum diketahui. Dimensi penerimaan secara sukarela dipersepsikan oleh pekerja cenderung ke arah tidak sukarela, pekerja menyadari dan mengetahui risiko apa saja yang ada dapat mengancam kesehatan dan keselamatan akan tetapi pekerja melihat bahwa risiko tersebut merupakan bagian dari pekerjaan dilakukan. Pekerja dengan lokasi kerja yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang pengendalian risiko dan kesegeraan dari suatu efek.
Pekerja dengan fungsi kerja yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang tingkat kebaruan risiko dan pengendalian risiko serta pengetahuan terhadap risiko (ilmu pengetahuan). Pekerja dengan perbedaan masa kerja memiliki persepsi yang berbeda tentang ketakutan terhadap risiko. Persepsi risiko adalah salah satu poin penting dalam membuat kebijakan perusahaan terkait keselamatan dan kesehatan kerja agar tercipta perilaku berbudaya K3, maka diperlukan komitmen manajemen terkait K3, pelatihan tentang pengenalan risiko serta pengawasan berkala terkait efektivitas sistem manajemen K3 umumnya dan pengendalian risiko secara khusus.

The purpose of this research is to provide an overview of risk perception profile in PT Terang Parts Indonesia. Research conducted on 216 respondents in May to June 2016 using cross-sectional design. The primary data is obtained from 8 parameter of the psychometric paradigm questioner with the scale from 1 (strongly disagree) to 4 (strongly agree). The average value from each dimension will give the profile overview of the employee's risk perception. The newness of risk dimension was perceived by the employee as the most influential parameter of their working perception. The workers think that the change of process production will create a new unknown risk.
The study result shows that the workers tend to not perceive the voluntariness of risk dimension as a non-voluntary process. The employee is aware of the risk of their work including all the things that endanger their health and safety and that are part of their job function. The workers, who have different working location, have the different perception about control of risk and immediacy of effect.
The workers with different job function have different perception about newness of risk, control of risk, and knowledge of risk (science). The workers with different employment period have different perception of common dread. The risk perception of the worker is one of important influence to create the company policy about safety working environment, so that it can lead to safety culture inside the company. It needs commitments from the management in regard to OHS, training of the safety introduction, and also monitoring of the effectiveness of the OHS system in general, especially for controlling the risk.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
C. Setyo Rohadi
"Banyak ahli K3 memperhatikan bahwa kinerja keselamatan kerja, terutama yang berdasarkan pendekatan rekayasa, sampai batas tertentu cenderung untuk mendatar, dan upaya peningkatan selanjutnya sulit dicapai. Berbagai manajemen keselamatan kerja didasarkan pada model pengelolaan berdasarkan pembagian tugas dan kewenangan yang bertumpu pada struktur hirarki, formalisasi peraturan dan prosedur, dan pengawasan. Metode ini selama bertahun-tahun telah menghasilkan penurunan kondisi tak aman secara bermakna, melalui upaya-upaya rekayasa dan perbaikan lingkungan kerja. Meskipun demikian, sejalan dengan hilangnya kejadian kecelakaan yang berat, maka hasil dari pendekatan tradisional ini cenderung mendatar.
Telah diketahui bahwa kebanyakan insiden ditimbulkan oleh elemen manusia. Jika tanggapan pekerja terhadap keselamatan kerja tinggi, maka keamanan akan lebih rendah. Masalah bagi manajemen adalah bagaimana cara untuk memaksimalkan tingkat tanggapan pekerja terhadap keselamatan, dan menurunkan perilaku berbahaya. Mekanisme untuk perbaikan berkelanjutan bagi elemen manusia dalam keselamatan kerja adalah dengan menggunakan pendekatan perilaku dan metode statistik (survei budaya / iklim K3) yang dipadukan dengan keterlibatan pekerja dalam menindaklanjuti umpan balik serta pemecahan masalah K3.
Penelitian ini dilakukan untuk menilai budaya / iklim K3 di PT Pupuk Kujang, Cikampek. Dari 856 pekerja diambil 189 orang sebagai sampel (22%). Metode yang digunakan untuk menentukan tipe budaya K3 adalah kuesioner (161 responden), dan wawancara (28 responden).
Berdasarkan model budaya K3 berbasis sistem, hasilnya menunjukkan bahwa profil K3 PT Pupuk Kujang terutama dipengaruhi oleh faktor-faktor organisasional, seperti komitmen manajemen, lingkungan kerja, gaya manajemen, manajemen perubahan, serta pemenuhan sistem K3. Karena manajemen K3 PT Pupuk Kujang sepenuhnya mengadopsi langkah-langkah penalaran / prosedur SMK3 berdasarkan Permenaker No.05 /Men/1996, maka budaya K3 PT Pupuk Kujang dapat digolongkan sebagai tipe kalkulatif.

Analysis of Safety Culture Climate at PT Pupuk Kujang, By The Year 2003Many safety professionals notice that safety performance (especially which is based on engineering approach) to some extent may have appeared to plateau, and further improvements may seem difficult to achieve. Many of safety managements are based on authoritarian management models that rely on hierarchical structures, the formalizing of rules and procedures, and policing workers to enforce the rules. These methods have been responsible for some significant reduction of unsafe conditions over the years, through the effort to improve engineering and work environments. However, as some of the most common and severe accidents were eliminated, the result from these 'traditional methods" began to plateau.
It is known that incidents come primarily from the human element". When workforce safety responsiveness is high, accidents are lower. The management question is how to maximize this level of safety responsiveness, as to lower "at risk behavior". The mechanism for continuous improvement on human element of safety is the use of behavioral and statistical science (safety culture/ climate assessment), coupled with employee involvement in ongoing feedback and problem solving.
This study was performed to assess the safety culture/ climate at PT Pupuk Kujang, Cikampek, West-Java. The samples were 189 respondents out of 856 employees of PT Pupuk Kujang. The methods used to determine the specific tipe of safety climate/ culture were questioners (161 respondents) and interview (28 respondents).
Based on the system-based model of safety culture, the result shown that the safety profile of PT Pupuk Kujang was strongly influenced by organizational factors, such as management commitment, work environment, management style, managing change, and systems compliance. As safety management of PT Pupuk Kujang ?blindly? following all the logically steps/ procedures of SMK3 derived from Permenaker No.05/Men/1996, the safety culture of PT Pupuk Kujang can be distinguished as calculative type.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T 11365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manik, Domen
"PT. Thames Pam Jaya adalah mitra swasta PDAM DKI Jakarta yang berasal dari Thames Water Inggris dalam hal pengelolaan dan pelayanan Air Bersih untuk sisi Timur Jakarta, sementara untuk sisi Barat Jakarta, PDAM DKI Jakarta bekerja sama dengan perusahaan dari Prancis yaitu Lyonnase De Saux dan selanjutnya disebut PT. Palyja. Kerja sama ini dimulai pada tahun 1998.
Semenjak adanya kerja sama ini, dimulailah pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan dibentuknya Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) - H & S Department yang tentunya diikuti program-program. Seiring dengan pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini, maka untuk menjalankannya ada suatu Sistem Manajemen yang digunakan.
Adapun Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang diterapkan adalah Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang sudah ditentukan oleh H & S Group yang ada di kantor pusat Thames Water UK dan diberlakukan di semua Unit Bisnis Thames Water yang ada di seluruh dunia. Setelah adanya penerapan program K3 ini belum diketahui secara konkrit/formal tingkat kepedulian karyawan terhadap K3.
Bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis ingin meneliti Profil Budaya/iklim Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Thames Pam Jaya Tahun 2004.
Penelitian ini dilakukan di Divisi Produksi Direktorate Operasi PT. Thames Pam Jaya untuk melihat:
- Profil Budayaliklim Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada kelompok Manajer.
- Profil Budaya/iklim Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada kelompok Supervisor.
- Profil Budaya/iklim Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada kelompok Koordinator/Leader.
- Profil Budaya/iklim Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada kelompok Staff.
Dari 198 karyawan, diambil sampel 142 orang. Penelitann dilakukan melalui penyebaran kuisioner.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa:
Profil Budaya/iklim Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik untuk keseluruhan responden maupun untuk kelompok Manajer, kelompok Supervisor, kelompok Koordinator/Leader, dan kelompok Staff, yang tampak bernilai tinggi adalah Prioritas dan Kebutuhan Pribadi terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sebaliknya yang bernilai kurang tinggi adalah Penilaian Pribadi terhadap Resiko.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat diberikan beberapa saran yaitu:
Untuk meningkatkan persepsi Indikator Budaya/iklim Keselamatan dan Kesehatan Kerja "Penilaian Pribadi terhadap Resiko", maka perlu ditingkatkan pemahaman tentang bahaya dan resiko dari setiap aktifitas yang ada di tempat kerja, keteladanan dari para pimpinan dan penerapan punishment dan reward.

Analysis of Health and Safety Culture/Climate Profile at PT. Thames Pam Jaya Year 2004PT. Thames Pam Jaya (TPJ) is a private company (joint venture) of PDAM DKI Jakarta from Thames Water UK in managing and delivering drinking water within eastern sector of Jakarta. For western sector of Jakarta, PDAM DKI Jakarta co-operates with Lyonnase De Saux Plc from French and then called PT. Palyja. This co-operation had been beginning since 1998.
Since this co-operation, PT. Thames Pam Jaya (TPJ) also started managing and implementing H & S of course following with programs. In managing H & S, PT. TPJ used the H & S Management System which had been established by H & S Group Thames Water. Within this time, not yet known the level of safety awareness of employees formally.
Based on this fact, researcher would like to research the Profile of H & S Culture/Climate at PT. Thames Pam Jaya Year 2004.
This research is limited only within Production Division Operations Directorate PT. Thames Pam Jaya. The objectives of this research as follows:
- To know the Profile of Health and Safety Culture/Climate for Manager level.
- To know the Profile of Health and Safety Culture/Climate for Supervisor level.
- To know the Profile of Health and Safety Culture/Climate for Coordinator/Leader level.
- To know the Profile of Health and Safety Culture/Climate for Staff level.
There are 142 respondents from 198 employees. Data were collected throught questionnaire.
The result of this research shows that:
The Profile of Health and Safety Culture/Climate for all respondent, Manager level, Supervisor level, Coordinator/Leader level and Staff level is a domination of Personal Priorities and Need for Health & Safety, beside of them there is the profile (value) which is less domination such as Personal Appreciation of Risk.
Suggestion based on the result of this research is; Need to increase the understanding/knowledge of Hazard and Risk of every activity at workplace, leadership and to implement reward and punishment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12914
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsurizal
"Tujuan inti keselamatan dan kesehatan kenja (K3) adalah mencegah terjadinya kecelakaan termasuk penyakit akibat kerja, Sejak diberlakukannya Undang undang No. I tahun 1970 tentang keselamatan kerja, masih banyak kalangan industri yang belum menjiwai penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Contoh kasus pada perusahaan perkebunan kelapa sawit milik PT. X yang berlokasi di Sumatera Barat dimana kasus terjadinya kecelakaan kerja cukup tinggi seperti tercatat pada tahun 2007 terjadinya 241 kasus kecelakaan kexja. Dengan latar belakang ini penulis ingin melihat bagaimana gambaran persepsi risiko di PT. X adakah peran lama bekerja dan pelatihan terhadap persepsi risiko di perusahaan tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa persepsi terhadap pekerjaan dan prosedur kerja cukup baik di kalangan pekerja, sedang persepsi terhadap APD cenderung buruk. Hal ini cukup beralasan karena angka terjadinya kecelakaan kerja yang tinggi dan mereka merasa telah bekerja sesuai dengan prosedur kerja. Mereka menggangap bahwa APD kurang mampu melindungi mereka dari terjadinya kecelakaan kerja bahwa APD dapat mengganggu proses kexja yang mereka jalankan karena adanya rasa tidak nyaman. Dari hasil uji statistic ternyata. hanya lama kerja yang berhubungan signifikan terhadap persepsi pekerjaan (p-value= 0.001) dan persepsi terhadap prosedur kerja (p-va1ue= 0.036), sedangkan terhadap persepsi pemakaian APD tidak signifikan berhubungan )p-value= 0.746). untuk pelatihan tidak ada yang berhubungan signifikan terhadap persepsi risiko kecelakaan responden.

Main target of work health and safety (K3) is preventing accident including the disease of work effect. Since the existence of law No. I, 1970 conceming job health, many industries did not get implementation of work health and safety yet. For example, case of palm oil plantation at PT. X which located in West Sumatera where case of work accident was higher; there were 241 cases of work accident in 2007. Because of this background, the writer wants to find the description of risk perception at PT. X ls there role of work and training period affected to risk perception in the company. Research result indicated that perception of work risk and work procedures were good enough among the workers, but perception of APD was bad. This thing is enough for the reason of highest level of accident and they feel worked based on procedure. They assumed that APD can’t avoid them from the accident of working even APD can disturb their work process because of feeling not comfort. From statistical test result indicated only work period which had relation of risk perception signiicantly (p-value 0.00l) and perception of work procedure (p-value* 0.036), while perception of APD usage did not have effect significantly (p-value=0.746). Training didn't have effect of risk perception.
"
Depot: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T33867
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Aptika Gusani
"Penelitian ini membahas analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja di Penyamakan Kulit X tahun 2012. Penelitian mengacu pada standar AS/NZS 4360:2004 dengan menggunakan analisis risiko semikuantitatif. Penilaian risiko menggunakan metode W.T Fine yaitu nilai risiko merupakan hasil kali antara faktor konsekuensi, pajanan dan kemungkinan. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mendapatkan nilai risiko keselamatan dan kesehatan pada setiap tahapan proses di Penyamakan Kulit X.
Hasil penelitian adalah tingkat risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap tahapan proses meliputi very high, priority 1, substantial, priority 3 dan acceptable. Hasil penelitian dapat menjadi dasar pertimbangan program pengendalian risiko di Penyamakan Kulit X.

This research describes risk assessment of occupational health and safety in Tannery X 2012. This study referred to AS/NZS 4360:2004 standard and used semi-quantitative risk analysis. Risk Assessment used W.T Fine method. Risk score was got from multiplication of the consequence, exposure and probability factors. The objective of this study is to get health and safety level of risk in every step process in Tannery X.
The results state the level of risk in every step process includes very high, priority 1, substantial, priority 3 and acceptable. This results can use for judgment of risk control program in Tannery X.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ella Nurlailawati
"Penelitian dilakukan di salah satu pabrik yang memproduksi plastik kemasan di Jakarta pada bulan Oktober - Desember 2012. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat risiko pada setiap proses kerja di pabrik ini. Penanganan bahan kimia yang tidak baik serta minimnya pengetahuan terkait K3 membuat peneliti melakukan kajian analisis risiko untuk menemukan potensi bahaya dan risiko yang signifikan memajan pekerja selama bekerja di pabrik. Metode penelitian menggunakan standar AS/NZS 4360:2004 semi kuantitatif, dengan penilaian risiko mengacu pada penilaian risiko Fine (1971).
Hasil perhitungan yang didapat, tinta warna memiliki potensi risiko tertinggi untuk basic risk level sebesar 1800. Tertinggi kedua adalah medium tinta, toluene, etil asetat, pemutih serta bijih plastik sebesar 1500. Berkenaan dengan level risiko yang dihasilkan, dibuat rekomendasi menggunakan engineering control, administrative control, human control, serta program K3 bersifat promotif dan preventif.

The study was conducted in one of the factory that produces plastic packaging in Jakarta in October-December 2012. The research objective was to determine the level of risk in any work in this factory. Factory was not treated substance of chemicals as well as it supposed to do. The lack of knowledge related to occupational health and safety also made the condition worst. It made researcher conducted a risk analysis to find potential hazards and significant risks for workers in the factory. The research method uses standard AS/NZS 4360:2004 semi-quantitative. Risk assessment refers to Fine (1971).
The calculation results obtained, ink color has the highest potential risk of 1800 (basic risk level). The second highest is the medium of ink, toluene, ethyl acetate, bleach and plastic ore by 1500 (basic risk level). A recommendation was made by researcher to use engineering controls, administrative controls, human control, and occupational and safety program such as promotive and preventive program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>