Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144927 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Frankie Kusumawardana
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara variabel kematangan iman dan perilaku seksual dalam hubungan berpacaran pada remaja Kristen. Selain itu, penelitian ini juga bermaksud memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang dinamika hubungan yang terjadi. Ada dua pendekatan yang digunakan, yaitu kuantitatif dan kualitatif, pendekatan kuantitatif digunakan untuk menguji korelasi antara kedua variabel dan pendekatan kualitatif digunakan untuk menggali kedalaman hubungan tersebut. Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 51 orang termasuk dua pasangan yang diwawancarai. Alat ukur yang digunakan adalah adaptasi Faith Maturity Scale (Benson, Donahue, & Erickson, 1993) dan alat ukur perilaku seksual yang disusun oleh peneliti. Dari hasil pengujian statistik didapatkan koefisien korelasi (r) sebesar -0,425 yang signifikan pada level of significance (l.o.s) 0,01. Hasil ini berarti adanya hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut dengan arah korelasi terbalik. Mengenai dinamikanya, kematangan iman seseorang menolong dirinya untuk menahan perilaku seksual yang progresif dan memunculkan rasa bersalah apabila melewati batas tertentu dalam perilaku seksual. Hal ini berkaitan dengan nilai kekudusan serta penghayatan akan anugerah keselamatan. Selain itu, perilaku seksual antara dua orang remaja Kristen merupakan sebuah fungsi dari kematangan iman dan interaksi antara keduanya.

ABSTRACT
The purpose of this research is to test the correlation between faith maturity and sexual behavior in dating relationship among Christian Teenagers. Moreover, another purpose is to describe the dynamics of the relation between them. Two approaches are used in this research, quantitative approach is used to test the correlation between two variables and qualitative approach helped to discover the depth of the correlation. Total participants in this research are 51, which include two couples that have been interviewed. Instruments used in this research are adapted Faith Maturity Scale from Benson, Donahue, and Erickson (1993) and self-constructed sexual behavior scale. From the statistical result, obtained the correlation coefficient (r) = -0,425 which is significant within 0, 01 level of significance (l.o.s). This result implied a significant correlation between them with a reverse direction of correlation. The dynamics explained that faith maturity helps Christian teenagers to restrain their progressive sexual behavior during dating and create guilt when passing over a certain degree of sexual behavior. These dynamics are related with the value of holiness and total comprehension of grace of salvation. Furthermore, sexual behavior among two Christian teenagers is a function of their maturity of faith and the interaction between them."
2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shofwah Nur Athallah
"Zaman yang semakin maju menyebabkan perkembangan internet yang pesat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya pengguna internet terutama di kalangan remaja. Remaja berada ditahap perkembangan menuju dewasa sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan dan perilakunya jika tidak dapat menggunakan internet dengan bijak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan internet dengan pengetahuan seksualitas dan perilaku seksual. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional pada 413 remaja sesuai dengan kriteria inklusi melalui metode purposive sampling. Karakteristik responden pada penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, kepemilikan gadget, akses ke internet, penggunaan internet harian, media sosial yang digunakan, tempat untuk mengakses internet, mengakses konten seksual, dan tergabung kelompok terkait seksual di media sosial. Variabel independen pada penelitian ini yaitu pengunaan internet. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu pengetahuan seksualitas dan perilaku seksual pada remaja. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara akses ke internet, media sosial yang digunakan, dan tempat untuk mengakses internet dengan pengetahuan seksualitas (p-value < 0,05). Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara media sosial yang digunakan, mengakses konten seksual, tergabung kelompok terkait seksual di media sosial, dan penggunaan internet dengan perilaku seksual (p-value < 0,05). Peneliti menyarankan untuk mengawasi penggunaan internet pada remaja kepada orang tua, kemudian edukasi dan promosi oleh pelayanan kesehatan terkait pengetahuan seksualitas dan perilaku seksual.

The Internet has developed rapidly with the increasingly advanced age. This is evidenced by the increase in the number of Internet users, especially among teenagers. Adolescents are in the stage of development towards adulthood. Therefore, it may affect their knowledge and behavior if they cannot use the Internet wisely. This study aims to determine the relationship of Internet use with sexuality knowledge and sexual behavior. This study used a cross-sectional approach on 413 adolescents according to the inclusion criteria through purposive sampling method. The characteristics of the respondents in this study are age, gender, gadget ownership, internet access, daily internet usage, social media used, place of internet access, access to sexual content, and joining sexually related groups on social media. The independent variable in this study is Internet use. The dependent variable in this study is sexuality knowledge and sexual behavior among adolescents. The results showed a significant relationship between access to the internet, social media used, and place to access the internet with sexuality knowledge (p-value <0.05). In addition, the results also showed a significant relationship between social media used, accessing sexual content, joining sexually related groups on social media, and internet use with sexual behavior (p-value <0.05). Researchers suggest to supervise the use of internet in adolescents to parents, then education and promotion by health services related to sexuality knowledge and sexual behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Amelia
"Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Lokasi penelitian di SMA Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi dengan sampel 180 responden yang dipilih melalui simple random sampling. Tujuan penelitian adalah mengetahui determinan yang berpengaruh dan paling dominan terhadap perilaku seksual pranikah remaja. Hasil penelitian menunjukkan adanya 34,4 remaja memiliki perilaku seksual pranikah dengan risiko tinggi yang diantaranya sekitar 33,9 telah melakukan cium bibir, 16,1 cium leher sampai dada, 13,3 meraba area sensitif, 7,2 menempelkan alat kelamin, dan 5,6 melakukan hubungan seksual. Variabel yang paling dominan adalah peran teman sebaya, dimana remaja yang memiliki peran teman sebaya tinggi memiliki peluang 4,6 kali lebih tinggi untuk melakukan perilaku sekspranikah berisiko tinggi dibandingkan dengan responden yang memiliki peran teman sebaya rendah setelah dikontrol variabel pengetahuan, sikap, dan keterpaparan media pornografi.

This research was conducted by using quantitative method and data analysis was based on cross sectional design. The location of this research was is Senior High School in Jatiasih Bekasi with 180 samples that was selected through simple random sampling. Theo bjectives of this study were to find out the relationship between the determinants with the premarital sexual behavior of adolescents and to find out the dominant variable of premarital sexual behavior of adolescents. The results showed that 34,4 of adolescents had high risk premarital sexual behavior, of which about 33,9 had kissed the lips,16,1 kissed the neck to the chest, 13,3 touched sensitive area, 7,2 had petting, and 5,6 had sexual intercourse. The most dominant variable is the role of peer group, where adolescents with high role of peer group have 4.6 times higher for having high risk premarital sexual behavior than adolescents who have low role of peer group after controlled by variables of knowledge, attitude, and exposure of pornographic media."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Dewi Rahayu Fitrianingsih
"ABSTRAK
Tesis ini membahas hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi, penggunaan NAPZA dan keikutsertaan remaja dalam pusat informasi konseling remaja PIK-R/M dengan perilaku seks pranikah remaja di indonesia dengan menggunakan data survei indikator RPJMN remaja 2015 dengan desain cross sectional dimana sampel dalam penelitian ini berjumlah 42.243 remaja usia 15-24 tahun dan belum menikah. Hasil penelitian menyarankan dibutuhkkan informasi tentang masalah perilaku seksual pranikah remaja dengan memberikan informasi terutama tentang pengetahuan tentang masa subur dan perempuan dapat hamil meskipun sekali melakukan hubungan seks, serta instansi terkait diharapkan melakukan aktivitas pencegahan, pemberatasan dan rehabilitasi penyalahgunaan NAPZA sehingga perilaku seks pranikah tidak meningkat.

ABSTRACT
The focus of this study is Relationship Knowledge about Adolescent Reproduktive Helath, The Participation of Adolescent in the Information Center Counseling and The Use of Drugs with Premarital Sex in Indonesia using the data survey of Indicator of Long Term Develpoment 2015. This study used cross sectional design and got 42.243 respondents 15 24 years old and unmarried.. The study results suggest it takes information about premarital sexual behavior problems by providing information the fertile period knowledge and a woman can get pregnant even though once having sex. In Addition, relevant agencies are expected to perform the activities of prevention, eradication and rehabilitation in the case of misuse of Drugs, so that the behaviou of premarital sex is not increased. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50004
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winny Kirana Hasanah
"Perilaku seksual pranikah atau seks sebelum menikah adalah aktivitas seksual yang dilakukan sebelum adanya pernikahan yang sah. Perilaku seksual pranikah di masyarakat tidak diterima secara budaya dan sosial karena bertentangan dengan moral dan menimbulkan beberapa masalah kesehatan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara penggunaan NAPZA dengan perilaku seksual pranikah pada remaja pria usia 15-24 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel penelitian yaitu remaja pria belum menikah yang berusia 15-24 tahun di Indonesia dan terpilih menjadi responden dalam SDKI tahun 2017 serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 9.598 responden. Hasil penelitian menunjukkan perilaku seksual pranikah pada remaja pria di Indonesia sebesar 9,1%, penggunaan NAPZA pada remaja pria sebesar 4,9% dan berdasarkan cara penggunaanya, persentase tertinggi penggunaan NAPZA yaitu dengan cara dihisap dan atau dihirup sebesar 2,5%. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda menyatakan penggunaan NAPZA meningkatkan perilaku seksual pranikah pada remaja pria di Indonesia setelah dikontrol variabel tempat tinggal, umur, pengaruh teman sebaya dan konsumsi alkohol. Remaja pria yang menggunakan NAPZA dengan cara dihisap dan atau dihirup berisiko 2,9 kali (95% CI: 2,2-3,9) melakukan hubungan seksual pranikah, remaja yang menggunakan NAPZA dengan cara ditelan 1,4 kali (95% CI: 1,0-2,1) lebih berisiko pada perilaku seksual pranikah dan remaja pria yang menggunakan NAPZA dengan cara lainnya (disuntik atau kombinasi dari beberapa cara penggunaan) meningkatkan risiko perilaku seks sebelum menikah sebesar 4,1 kali (95% CI: 2,2-7,3) dibandingkan dengan yang tidak menggunakan NAPZA.

Premarital sexual behavior or sex before marriage is a sexual activity carried out before legal marriage. Premarital sexual behavior in society is not accepted culturally and socially because it is against morals and causes several health problems. The purpose of this study was to determine the relationship between drug use and premarital sexual behavior in male adolescents aged 15-24 years in Indonesia. This study uses a cross-sectional design with a research sample of unmarried male adolescents aged 15-24 years in Indonesia and selected as respondents in the 2017 IDHS and meeting the inclusion and exclusion criteria of 9,598 respondents. The results showed premarital sexual behavior in male adolescents in Indonesia was 9.1%, drug use in male adolescents was 4.9%, and based on the method of use, the highest percentage of drug use was by smoking and/or inhalation at 2.5%. Multivariate analysis using multiple logistic regression test stated that drug use increased premarital sexual behavior in male adolescents in Indonesia after controlling for variables of residence, age, peer influence and alcohol consumption. Male adolescents who use drugs by smoking and/or inhalation are at risk of 2.9 times (95% CI: 2.2-3.9) having premarital sexual intercourse, adolescents who use drugs by swallowing 1.4 times (95% CI: 1.0-2.1) were more at risk for premarital sexual behavior and male adolescents who used drugs in other ways (injections or a combination of several ways of use) increased the risk of premarital sex behavior by 4.1 times (95% CI: 2,2-7.3) compared with those who do not use drugs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusuma Dewi Pujianti
"Di Indonesia tahun 2010, remaja yang melakukan hubungan seksual mencapai 32%. Di Kota Semarang 7,6% (2003) remaja melakukan hubungan seksual pranikah . Di Puskesmas Halmahera, lima dari tujuh remaja (71,4%) melakukan seks pra nikah. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran faktor-faktor risiko perilaku seksual remaja SMA di wilayah kerja Puskesmas Halmahera Kota Semarang tahun 2012. Dengan metode deskriptif, penelitian ini mendapatkan 72,5% remaja berperilaku baik, 41,2% memiliki pengetahuan kurang tentang kesehatan reproduksi, 86,3% memiliki sikap yang baik terhadap perilaku seksual. Untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas perlu menggalakkan program penyuluhan dan konseling remaja dengan mengikutsertakan orang tua, guru dan masyarakat.

In Indonesia in 2010, teenagers who had sexual intercourse up to 32%. In the city of Semarang is 7.6% (2003) teenagers who had done premarital sexual relationship. On Halmahera health center, five of the seven teenagers (71.4%) had pre-marital sex. This study aims to know the description of risk factors for teenagers? sexual behavior of high school in health center in the region of Halmahera Semarang in 2012. With descriptive methods, this study got 72.5% of teenagers who had good behavior, 41.2% had less knowledge about reproductive health, 86.3% had a good attitude toward sexual behavior. To increase the knowledge of teenagers on reproductive health and sexuality need to promote counseling and teenagers counseling program including parents, teachers and the society."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia Chrystin
"Jumlah remaja yang terus bertambah mengharuskan kesehatan remaja untuk lebih diperhatikan. Hal ini termasuk kesehatan reproduksi remaja. Nyatanya, perkawinan di bawah umur, melahirkan di usia remaja, serta Infeksi Menular Seksual (IMS) masih banyak terjadi pada remaja yang disebabkan oleh perilaku seksual berisiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko dalam berpacaran pada siswa/i di SMK Putra Bangsa Depok tahun 2020. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan secara primer dengan menggunakan kuesioner online yang bersifat self-administrated. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 12,4% siswa/i pernah melakukan perilaku seksual berisiko dalam berpacaran baik berupa perilaku cium bibir (12,4%), meraba daerah sensitif (7,6%), seks oral (1,9%), petting (1,9%), dan/atau hubungan seks (1,9%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko dalam berpacaran pada siswa/i di SMK Putra Bangsa Depok tahun 2020 adalah jenis kelamin, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, perilaku teman sebaya dalam berpacaran, dan kepemilikan pasangan. Berdasarkan penelitian, dibutuhkan penyuluhan dan kurikulum pendidikan seksual yang mencakup kesehatan reproduksi hingga perilaku seksual, serta mengaktifkan peran guru Bimbingan Konseling (BK) dan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-R) sebagai sarana konseling dan sumbeer informasi mengenai kesehatan reproduksi bagi siswa/i.

The growing number of teenagers makes the health of teenagers need to be given more attention. This includes adolescent reproductive health. The reality is, underage marriage, giving birth at a young age, and sexually transmitted infections (STIs) still occur in adolescents due to risky sexual behavior. This study aimed to get the overview of student’s risky sexual berhavior in dating and determine what factors associated with risky sexual behavior in dating among students at SMK Putra Bangsa Depok in 2020. This research method is quantitative with cross-sectional study design. Data was collected primarily by using a self-administered online questionnaire. The results showed that 12.4% of students had risky sexual behavior in dating either in the form of kissing lips (12.4%), touching sensitive areas (7.6%), oral sex (1.9%), petting (1.9%), and/or having sex (1.9%). Factors related to risky sexual behavior in dating among students at SMK Putra Bangsa Depok in 2020 are gender, knowledge of reproductive health, peer behavior in dating, and partner ownership. Based on the research, counseling and sexual education curriculum that cover reproductive health up to sexual behavior are needed, as well as activating the role of school guidance counselor and the Adolescent Reproductive Health Information and Counseling Center as counseling facilities and sources of information on reproductive health for students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kentri Hastuti
"Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya berita di harian Suara Merdeka (Juli dan Oktober 1995) yang melaporkan adanya aktivitas hubungan seksual pranikah dikalangan remaja. Sebagai tanggapan, para pemuka agama dan masyarakat menganjurkan peningkatan religiusitas atau peningkatan perilaku ketaatan beragama sebagai upaya pencegahan.
Menyadari pentingnya upaya pencegahan aktivitas hubungan seks pranikah dikalangan remaja, peneliti ingin menegaskan apakah religiusitas benar-benar dapat dijadikan salah satu upaya pencegahan hubungan seks pranikah dikalangan remaja. Menurut hemat peneliti, religiusitas tidak secara langsung berhubungan dengan aktivitas hubungan seks pranikah, namun langsung berhubungan dengan konsep beraktivitas seksual yang pantas dimiliki oleh setiap remaja yang menyebut dirinya religius. Konsep-konsep perilaku religius akan berperan sebagai acuan berperilaku, yang akan mengarahkan perilaku dan mengontrol perilaku. Jadi lebih tepat bila dikaitkan dengan regulasi diri, karena regulasi diri berkaitan dengan cara dalam mengarahkan dan mengontrol perilaku diri agar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, sehingga tidak terjadi kesenjangan antara pola pikir dan perilaku. Oleh karena itu penelitian ini ingin melihat hubungan antara religiusitas, regulasi diri dan aktivitas seksual remaja dalam berpacaran Mengingat di Indonesia ada 5 macam agama, maka sebagai upaya untuk membatasi populasi, dipilih remaja yang beragama Kristen Protestan sesuai dengan agama yang dianut peneliti.
Penelitian menggunakan metode wawancara terstruktur terhadap 60 responden yang dipilih secara purposive. Subyek terdiri atas 30 orang siswa dan 30 orang siswi SMU Masehi Semarang, beragama Kristen Protestan. Setiap responden akan mendapatkan skor tertentu pada masing-masing variabel serta catatan khusus sehubungan dengan variabel penelitian. Data berupa skor diolah dengan statistik parametrik menggunakan teknik analisa garis regresi. Setelah dilakukan penelitian, data kuantitatif menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara religiusitas, regulasi diri dan aktivitas seksual.
Hasil pengujian hubungan antar variabel menunjukkan bahwa religiusitas tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan regulasi diri maupun aktivitas seksual, tetapi regulasi diri memiliki hubungan yang signifikan dengan aktivitas seksual. Pembahasan hasil wawancara lebih lanjut terhadap 12 responden yang memiliki skor aktivitas seksual 8 (dalam kondisi berbusana tangan saling mengelus daerah sekitar pinggang kebawah) sampai 15 (melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi), juga menunjukkan bahwa skor religiusitas tidak menentukan tingginya rendahnya skor aktivitas seksual."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
T2284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Zahrah Nabilah
"Remaja memiliki pengetahuan perilaku seksual pranikah yang masih kurang dimana sumber informasi yang didapatkan tidak selalu benar dan terpercaya. Perilaku seksual pranikah masih menjadi pertimbangan dalam segi moral, psikologis, dan fisik. Hubungan seksual di usia remaja semakin menigkat selama abad ke-20. Namun, pada penelitian ditemukan dengan adanya social distancing saat pandemi COVID-19 mengakibatkan dampak positif yaitu berkurangnya perilaku seksual pranikah yang dilakukan oleh remaja. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif-deskriptif dengan pendekatan cross sectional melalui survei. Data dikumpulkan dengan metode cluster sampling melalui pengisian kuesioner google form dengan pertanyaan tertutup. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi di 4 kelas pada 2 SMAN Jakarta. Berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa pengetahuan, sikap, dan perilaku seksual pranikah remaja di 2 SMA kota Jakarta pada era pandemi COVID-19.

Adolescents lack knowledge of premarital sexual behaviour due to the presence of unreliable and possibly incorrect sources of information.Premarital sexual behaviour has been an issue with moral, psychological, and physical considerations. The prevalence of premarital sex is increasing in the 20th century. However, study found that social distancing regulation during COVID-19 pandemic resulted in decreasing number of cases of premarital sexual behaviour among adolescents. This study used quantitative-descriptive design with cross-sectional approach through a survey. The amount of sample used was determined by cluster sampling method. Data were collected through questionnaire where subjects are asked to answer close-ended questions on a Google form. The subjects of this study were students in 4 classes at 2 high schools in Jakarta. After the study is done, knowledge and attitudes toward premarital sexual behaviour among adolescents at 2 high schools in Jakarta during COVID-19 pandemic era are explored."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lanova Dwi Arde M
"Perilaku seksual remaja cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Salah satu penyebab terjadinya perilaku seksual adalah ketidaktepatan informasi yang diperoleh oleh remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menilai keterpaparan informasi dari orang tua, sekolah, media elektronik dan cetak dan teman sebaya dan hubungannya dengan perilaku seksual remaja. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross sectional) dengan menggunakan data survei kesehatan reproduksi remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007 dan 2012. Sampel penelitian ini adalah remaja pria dan wanita yang berusia 15-24 tahun yang belum menikah. Regresi Poisson digunakan untuk mengetahui nilai rasio prevalensi perilaku seksual beradasarkan keterpaparan informasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi remaja yang terpapar informasi dari media massa dan teman sebaya yang melakukan hubungan seksual lebih tinggi dibandingkan yang terpapar informasi dari orang tua dan sekolah, baik pada remaja pria maupun wanita. Namun informasi dari orang tua dan sekolah belum mampu "berkompetisi" dengan informasi dari media massa dan teman sebaya dalam memproteksi remaja dari perilaku seksual. Orang tua dan sekolah perlu bekerjasama dalam memberikan pendidikan seksual kepada remaja agar mampu mengimbangi informasi yang diperoleh remaja dari media massa dan teman sebaya dan melindungi remaja dari melakukan hubungan seksual.

Sexual intercourse among adolescents in Indonesia tend to increase over years. One of the reasons this risk behaviours happened is because the imprecision of informations that adolescents obtained. This study aims to assess the exposure of informations from parents, school, mass media, and peers and the relation between adolescents sexual behaviours. This study uses cross sectional design with data from Indonesia Young Adult Reproductive Health Survey (IYARHS) year 2007 and 2012. The sample of this research is young men and women age 15-24 years who have not married. Poisson regression is used to get the prevalence ratio of behaviour risks based on the exposure of informations.
This study shows that prevalence of adolescents who are exposed to informations from mass media and peers that perform sexual intercouse is higher than those who are exposed to informations from parents and school, both in young men and women. However, informations from parents and school still can?t compete to informations from mass media and peers in protecting adolescents from sexual behaviours. Peers and school need to cooperate in giving sexual education to adolescents in order to be able to counterbalance the informations obtained from mass media and peers, and may protect the adolescents from sexual risk behaviours.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>