Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132549 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Septa Tri Ratnasari
"Penelitian ini membahas tentang nilai risiko yang dimiliki oleh pekerjaan yang dilakukan pada proses operasional pengeboran panas bumi rig #4 milik PT Apexindo Pratama Duta Tahun 2009. Penilaian risiko dititikberatkan kepada risiko yang akan dialami perusahaan dilihat dari segi manusia. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode analisis risiko semi-kuantitatif AS/NZS 4360:2004.
Hasil penelitian menyatakan bahwa level risiko yang dimiliki oleh pekerjaan pada tahap operasional memiliki level yang berbeda yakni meliputi level very high, priority 1, substantial, priority 3 dan acceptable. Dari hasil analisis risiko yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam proses manajemen risiko, untuk dapat menurunkan level risiko menjadi nilai yang dapat diterima dengan melakukan berbagai pengendalian untuk menurunkan nilai konsekuensi, eksposure atau likelihood yang terdapat dalam setiap risiko.

The focus of this study is the risk assesment in Geothermal Onshore Drilling Process Rig # 4 PT APEXINDO Pratama Duta Tbk in 2009. Process of the risk analysis give more focus on the risk from the human side. The design of the research is descriptive analitic with semi-quantitative risk analysis method from AS/NZS 4360:2004. The purpose of this study is to get to know the level of risk of the job in drilling process. The data were collected by means of interview and observation in the drilling rig.
The output of this research could become an input for the risk management process, so that the company could reduce the existing level of risk in the field by doing the risk control to reduce the consequence, exposure or the likelihood of the risk."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pujitriasih Prabandari
"ABSTRAK
PT Medco Energi Intemasional Tbk (MEl), sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak di industri minyak dan gas bumi, juga terimbas krisis ekonomi tersebut. Sebelum krisis ekonomi, seperti umumnya perusahaan besar lainnya, MEl banyak melakukan investasi jangka panjang dengan pinjaman dalam mata uang dolar Amerika, yang berbiaya relatif lebih rendah tanpa dilengkapi fasilitas perlindungan yang memadai. Akibatnya pada saat krisis ekonomi melanda yang ditandai dengan turunnya nilai tukar Rupiah secara drastis, MEl tidak mampu membayar hutang jangka pendeknya dalam mata uang asing yang jatuh tempo. Untuk dapat bertahan hidup, mau tidak mau dilakukan restrukturisasi hutang yang dimilikinya, baik dengan mengkonversi hutang menjadi penyertaan modal, penjadwalan kembali pembayaran hutang dan melakukan review atas kinerja bisnis masing-masing anak perusahaan.
Proses restrukturisasi keuangan yang sudah dimulai sejak tahun 1999 ini dinilai berhasil menyelamatkan MEL Langkah selanjutnya, MEl mengkaji kinerja anak perusahaan yang belum merighasilkan laba, salah satu di antaranya adalah PT Meta Epsi Antareja (MEA), perusahaan yang bergerak di bidang pengeboran darat, yang dalam beberapa tahun terakhir terns mengalami kerugian. Karena MEl memiliki anak perusahaan lain yang bergerak di industri yang sama dengan kinerja yang baik, PT Apexindo Pratama Duta (Apexindo), dan setelah mempertimbangkan seluruh opsi yang ada, maka diputuskan kedua perusahaan tersebut dimerger. Yang dimerger adalah MEA (target company) yang masih mengalami kerugian, yang melebur dalam Apexindo (acquiring company) yang telah memiliki keuntungan yang memuaskan.
Merger yang dilakukan ini bertujuan meningkatkan efisiensi melalui sinergi yang tercipta, menyatukan kompetensi untuk memperluas portofolio jasa yang ditawarkan sehingga menambah sumber pendapatan bagi perusahaan.
Pasca merger, penulis ingin melihat apakah tujuan merger semula dapat dicapai. Karena itu penulis melakukan analisis, baik analisis ekstemal - umum maupun industri - dan analisis internal, serta mencatat keunggulan bersaing (competitive advantages) dan kompentansi inti (core competition) yang dimiliki Apexindo. Penulis juga melakukan perhitungan Free Cash Flow untuk dapat mengukur shareholders value yang dihasilkan dari merger tersebut Perhitungan Free Cash Flow Valuation digunakan sebagai salah satu alat pengukuran dari Value Based Management (VBM). Dari hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai per saham adalah Rp 542, lebih tinggi dari harga jual saham per 31 Desember 2002, yaitu Rp 385.
Agar keunggulan bersaing (competitive advantage) dan kompetensi inti (core compentecy) yang dimiliki Apexindo tetap memberikan pertambahan nilai kepada pemegang saham Apexindo, dan agar harga pasar Apexindo lebih mendekati nilai intrinsiknya, terdapat beberapa tindakan yang perlu diambil, sebagai berikut :
a. Melakukan kajian komprehensifterhadap efek-efek negative merger
Menurut hemat penulis, proses identifikasi problem yang sehubungan dengan merger,
belum dilakukan secara komprehensif Kajian ini akan membantu Apexindo
membentuk langkah-langkah yang harus diambil untuk memperbaiki kondisi tersebut.
b. Penerapan strategi pasca merger yang tepat
Pada tingkat unit bisnis, strategi yang diperlukan Apexindo adalah mencari pasar barn agar rig-rig yang dimiliki terutilisasi penuh, salah satunya dengan melakukan analisis mendalam untuk menurunkan harga jual jasa pengeboran darat, mencari peluang pasar baru bagi rig lepas pantainya untuk menurunkan ketergantungan Apexindo terhadap satu pelanggan, dan meningkatkan efisiensi/produktivitas dari kegiatan operasional. Pada tingkat korporat, Apexindo perlu menguatkan kontrol, koordinasi dan transfer knowledge kepada anak perusahaanya, agar keberadaan anak perusahaan memperkuat market power Apexindo.
Setelah strategi-strategi tersebut ditetapkan, Apexindo perlu membuat kontrol agar kemajuan pencapaian dari strategi tersebut dapat diukur, dan tindakan koreksi dapat diambil sesegera mungkin. Kontrol ini dapat berupa financial control maupun pencapaian milestone dari strategi yang diterapkan.
Adalah penting bagi Apexindo untuk menerapkan good corporate governance dan ethics dalam manajemennya. Hal ini menjadi penting agar pencapaian strategi bukanlah merupakan usaha rekayasa di luar batas-batas kewajaran untuk mencapai hasil, namun benar-benar merupakan kumpulan tindakan produktif jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Pujilestari
"Penelitian ini menjelaskan tentang hubungan industrial tanpa adanya serikat pekerja diperusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana hubungan industrial dan hubungan bipartit di PT Apexindo Pratama Duta Tbk. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan memiliki tujuan penelitian eksplanatif. Narasumber dalam penelitian ini dipilih berdasarkan masa kerja dari karyawan di perusahaan yang berbeda-beda. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa hubungan industrial dan hubungan bipartit di perusahaan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya serikat pekerja.

This study describes the industrial relations in the absence of the company union. The purpose of this study is to explain how industrial relations and bipartite relations in PT Apexindo Pratama Duta Tbk. This study used a explanative approach and has a descriptive research purposes. Interviewees in this study were selected based on different years of service of employees in companies. The results of this study indicate that the industrial relations and bipartite relations in the company can run smoothly without any union."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wim Andrian
"PT Apexindo Pratama Duta Tbk. merupakan salah satu anak perusahaan PT Medco Energi Intemasional Tbk. yang bergerak di bidang penyediaan jasa pemboran minyak, gas dan panas bumi baik di darat maupun lepas pantai. Sejak pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 10 Juli 2002, harga saham dengan kode APEX ini telah mengalami perubahan yang signifikan. Mulai dari harga perdana sebesar Rp. 550 perlembar, harga meningkat hingga sempat mencapai Rp. 700 per Iembar pada akhir Agustus. Namun setelah itu, harga mulai mengalami downtrend, hingga menyentuh nilai terendahnya sebesar Rp. 330 . di pertengahan November. Pada hari trasaksi terakhir di tahun 2002, APEX akhimya ditutup pada posisi Rp. 365 per saham. Terlepas dari penurunan harga, Apexindo terus membukukan kinerja yang relative memuaskan. Eerdasarkan hal ini, penulis merasa perlu untuk melakuan valuasi guna menentukan berapa harga yang layak untuk APEX setelah sekitar enam bulan tercatat di bursa. Valuasi juga dianggap perlu karena Apexindo kini tengah melakukan investasi besar-besaran dengan memperbaiki dan membangun tiga rig lepas pantai yang sudah barang tentu akan memberikan tarnbahan pendapatan yang sangat signifikan di masa mendatang.
Berdasarkan valuation menggunakan model discounted cash flow dengan pendekatan two-stage free cash flow to firm, akhimya diketahui bahwa nilai wajar APEX adalah sekitar Rp. 1,725. Penulis berpendapat bahwa perbedaan nilai yang sangat mencolok ini antara harga pasar dan hasil valuasi antara lain disebabkan oleh kondisi bursa masih kurang bergairah akibat situasi ekonomi, politik, hukum dan keamanan negara yang belum kondusif, kurangnya penerapan good corporate governance, terutama dalam hal transparansi serta masih minimnya pengetahuan masyarakat umum mengenai industri pemboran minyak, gas dan panas bumi.
Dalam rangka mencapai nilai wajamya, penulis menyarankan agar Apexindo senantiasa melakukan efisiensi biaya operasi guna meningkatkan marjin labanya. Selain itu manajemen juga harus mulai memikirkan kiat-kiat pemasaran yang baru untuk mengurangi ketergantungan perseroan terhadap hanya satu klien besar. Masalah good corporate governance juga sudah layak untuk mulai diperhatikan. Satu altematif yang bisa diambil adalah dengan melakukan rights issue. Selain menambah jumlah saham beredar, cara ini juga akan mendukung good corporate governance melalui transparansi, sejalan dengan bertambahnya jumlah saham beredar, cara ini juga bisa membantu perseroan mendapatkan dana untuk membangun rig baru. Apexindo juga perlu sering menyelenggarakan presentasi seputar ruang lingkup usahanya karena masih minimnya pengetahuan masyarakat mengenai industri pemboran."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Maulidya Nurharlima
"Penulisan ini membahas mengenai mekanisme pencatatan kembali (relisting) saham di Bursa yang dikaitkan dengan pertimbangan hukum yang mendasari perusahaan untuk melakukan relisting. Mekanisme pencatatan kembali saham di Bursa ini tidak diatur secara eksplisit dalam Peraturan BEJ No. I-I tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) Saham di Bursa. Berkaitan dengan mekanisme pencatatan kembali saham ini harus dikaitkan dengan alasan perusahaan dihapus pencatatan sahamnya di Bursa. Sebagai konsekuensi dari pencatatan kembali saham di Bursa tentunya memberikan akibat hukum terhadap pemegang saham minoritas dari perusahaanperusahaan yang melakukan relisting. Penulisan tesis ini menekankan studi pada tiga perusahaan yakni: PT Jasa Angkasa Semesta Tbk, PT Bukaka Teknik Utama Tbk, dan PT Apexindo Pratama Duta Tbk, dengan alasan bahwa ketiga perusahaan tersebut sudah delisting sejak tahun 2009 dengan alasan yang berbeda sehingga mengakibatkan dipilihnya mekanisme relisting yang berbeda pula. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian doktrinal dengan melakukan pendekatan perbandingan (comparative approach) atas tindakan hukum yang akan diambil oleh perusahaan-perusahaan yang hendak mengajukan permohonan relisting. Pendekatan perbandingan ini juga membandingkan proses dan mekanisme delisting dan relisting di Indonesia dan di Amerika Serikat sebagai suatu landasan teori.

This thesis concerns on the mechanism of relisting share in Indonesia Stock Exchange related to legal consideration for the company to relist. The mechanism of relisting is not stipulated on BEJ Regulation No. I-I regarding Delisting and Relisting Share in Indonesia Stock Exchange. Pursuant to the mechanism of relisting, it must also be considered with the causes why a company was delisted. As a consequence of relisting share in Indonesia Stock Exchange, it can be stated that it will give legal effect on minority shareholder protection. Research of this thesis will be studied on three companies, such as: PT Jasa Angkasa Semesta Tbk, PT Bukaka Teknik Utama Tbk, and PT Apexindo Pratama Duta Tbk, due to the similarity of company's status and the time when these companies were delisted on 2009. It can be said that with different causes creates different mechanism to relist their shares so that creates legal uncertainty among the investors. Because of that legal uncertainty it is also explained about which one of the mechanism is correct to be done. This thesis used doctrinal research with comparative approach on legal consideration that is taken by these three companies and on different mechanism to relist their share and the comparison on delisting and relisting process between Indonesia and United States."
2013
T32567
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febreza Ramadhan Sayih
"Sektor konstruksi merupakan salah satu sektor yang menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja, Pelaksana konstruksi menurut undang-undang nomor 18 tahun 1999 adalah penyedia jasa perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli professional dibidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik yang lain. PT. X adalah perusahaan konstruksi yang bergerak dalam bidang elektrikal yang mempunyai spesialisasi power control, otomatisasi, dan efisiensi energi. Dalam proses pekerjaannya kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan memilki berbagai macam potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja karena melibatkan berbagai macam peralatan, alat-alat listrik, dan banyaknya interaksi antara pekerja dengan peralatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko dan tingkat risiko pada proses pemasangan dan instalasi battery yang dilakukan oleh PT. X di gedung Telkomsel Bumi serpong damai. Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilai kemungkinan, pemajanan dan konsekuensi dari setiap tahapan pekerjaan yang kemudian dibandingkan dengan standar level risiko semi kuantitatif W.T. Fine J untuk mengetahui level risiko yang ada pada setiap tahapan proses pemasangan dan instalasi battery. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode semi kuantitatif AS/NZS 4360:2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa level risiko yang dimiliki pada setiap langkah pekerjaan pada proses pemasangan dan instalasi battery meliputi level very high, priority 1, substantial, priority 3 dan acceptable.

Construction is one sector that implementing occupational health and safety, managing the construction according to UU no 18 of 1999 is the service provider an individual or business entity that otherwise skilled professional in the field of construction services implementation that is able to organize activities to accomplish a result of planning a building form or other physical form. PT. X is a construction company that specializes in electrical power which specializes power control, automation, and energy efficiency. In the process of operational work undertaken by the company, has different kinds of potential safety and health hazards because it involves a wide range of equipment, power tools, and the number of interactions between workers and equipment.
The purpose of this study was to determine the risk and level of risk in the process of battery installation is carried out by PT. X in the Telkomsel building centre BSD City in 2012. Risk assessment carried out by analyzing the possibility, exposure, and consequence of each phase of work, then compared with the standard semi-quantitative risk level WT Fine J to determine the level of risk at each stage of the process of battery installation. The study was a descriptive analytical study using semi-quantitative method AS / NZS 4360:2004. The results showed that the level of risk that you have on each job step in the process of installation and installation of battery include very high level, priority 1, substantial, priority 3 and acceptable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Deka Febrinora
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26739
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Neni Yuniyati
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26605
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>