Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114771 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rena Bagliani
"PT Bank X Tbk pada periode tahun 2005 hingga 2008 telah melakukan proses sosialisasi budaya perusahaan yang baru, yaitu TIPCE (Trust, Integrity, Profesionalism, Costumer Focus, Excellence). Humas Bank X dalam mensosialisasikan TIPCE, menggunakan media internal yang salah satunya adalah Majalah Mandiri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana efektivitas Majalah Mandiri dalam pembentukan sikap karyawan terhadap budaya TIPCE. Penelitian ini menggunakan paradigma positivist dan pendekatan kuantitatif. Sifat penelitian yang digunakan adalah eksplanatif yang bertujuan untuk mengetahui apakah majalah internal dapat mempengaruhi sikap karyawan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan menyebarkan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Bank X yang berada di kantor pusat, dengan menggunakan teknik penarikan sampel random sampling.
Hasil penelitian mengemukakan bahwa Majalah Mandiri dapat dikatakan mencapai tahap efektif dilihat dari pengetahuan dan pendapat responden mengenai Majalah Mandiri. Sikap karyawan terhadap budaya TIPCE telah mencapai aspek konatif, dengan melewati tahap kognitif dan afektif. Bila dilihat pengaruhnya, Majalah Mandiri mempengaruhi sikap karyawan terhadap budaya TIPCE.
Dalam dimensi pengetahuan, pengetahuan karyawan terhadap ramuan isi dan distribusi majalah adalah dimensi yang paling mempengaruhi sikap karyawan terhadap budaya TIPCE. Sedangkan dalam dimensi pendapat, pendapat karyawan terhadap format media adalah dimensi yang paling mempengaruhi sikap karyawan terhadap budaya TIPCE. Apabila dilihat dari sikap yang terdiri dari dimensi Kognitif, Afektif dan Konatif, Pengetahuan terhadap majalah Mandiri paling mempengaruhi afektif atau perasaan karyawan terhadap budaya TIPCE. Kemudian Pendapat terhadap majalah Mandiri paling mempengaruhi kognitif atau pengetahuan karyawan.

PT Bank X Tbk during 2005 to 2008 period have done socialization of the new coorporate culture, TIPCE (Trust, Integrity, Profesionalism, Customer Focus, Excellence). PR of Bank X uses internal magazine ?Majalah Mandiri?, to socialize TIPCE.
The objective of this research is to find out the effectivity of Mandiri Magazine in forming employee?s attitude toward TIPCE. This Research uses positivist paradigm with quantitative, explanatif approach that aims to find out whether internal magazine can influence employee?s attitude. Data collection technique is questionaire. The population in this reseacrh is Bank X?s employee stationed in central office. This research utilizes stratified random sampling.
The outcome of this research exhibits the ability of Mandiri magazine to reach the effective level, based on the knowledge and opinion of the respondents on Mandiri magazine. Employee?s attitude toward TIPCE reach connative level, passing through cognitive and affective level.The relation between Mandiri magazine and employee?s attitude is quite strong. Mandiri magazine influence 24% of employee?s attitude toward TIPCE. The rest is influenced by other variables, other than Mandiri magazine.
In the knowledge dimension, the knowledge of employee towards the content and distribution of the magazine influence most of employee?s attitude toward TIPCE culutre. Meanwhile in opinion dimension, employee?s opinion toward media format influence the most of employee?s attitude toward TIPCE culture. Based on employee?s attitude that contains of cognitive, affective and conative. Knowledge of the Mandiri magazine influence the affective of employee towards TIPCE. And opinion towards Mandiri magazine influence cognitive of employee."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Penerangan R.I., 1978
302.23 IND k (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Baehaki
"Pada program Chat Mate, banyak pemirsa yang mengikuti sms interaktif/ chatting sampai berkali-kali dengan pesan yang kurang penting. Padahal tarif yang dikenakan sebesar dua ribu rupiah per sms. Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji kebutuhan dan kepuasan yang diperoleh pemirsa dari melakukan kegiatan tersebut, dengan melakukan wawancara mendalam terhadap tiga pemirsa yang sering mengikuti forum sms interaktif di program tersebut.
Dari hasil temuan data diketahui bahwa faktor utama yang membuat mereka mengikuti sms interaktif/ chatting di Chat Mate adalah karena mengidap insomnia dan kebutuhan akan teman untuk berbagi di saat tersebut, yang tidak mereka dapatkan dari teman secara ?nyata? karena faktor waktu. Meski awalnya hanya sekadar ?iseng?, namun kegiatan tersebut akhirnya menjadi sebuah kebutuhan dan rutinitas di malam hari. Konsep program Chat Mate yang menyuguhkan fungsi ?pertemanan? dan menjadi media ?pelepasan? stres pada akhirnya membuat program tersebut menjadi teman pemirsa di malam hari, meski untuk mendapat pemenuhan kebutuhan tersebut mereka harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
On Chat Mate, lots of audiences are participating intensively on interactive text messages/chatting, although the messages are rather vague. They are willing to be charge Rp 2000/sms which is pretty expensive. This research is aimed to search the needs and gratifications sought by the audience on doing that activity, by doing in depth interview to thre eaudiences who participate on that show regularly.
The results indicate that the main factor which make them participating on Chat Mate are the insomnia that they suffered and the needs of friend existence so they can share for the moment. Eventhough in the beginning, they don?t do this activity seriously, but it has become a need and also a routinity at night. The concept of Chat Mate is to provide the function of a ?friend? and to be the media of release tension. In the end, it makes Chat Mate a best friend to the audience during night time, eventhough to satisfy the needs, audiences must spend rather expensive cost.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Nugraheni
"Iklan merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempromosikan dan memasarkan produknya. lklan dan promosi telah digunakan oleh perusahaan sejak lama untuk menjual produk, jasa dan ide. ·I klan dan promosi juga merupakan cara yang baik untuk memperoleh konsumen dan menciptakan transaksi penjualan. Saat ini perusahaan perlu lebih efektif dan efisien dalam berkomunikasi ke konsumennya. Secara sederhana dampak yang ditimbulkan dari pesan akan menghasilkan tiga jenis dampak terhadap penerima pesan yaitu: Kognitif, Afektif dan Konatif (Sendjaja, 2003: 7.34) Pesan iklan mungkin saja sudah diproduksi se-optimal dan sebaik mungkin dengan memenuhi prasyarat yang telah ditentukan. Namun apakah pesan iklan tersebut sudah pasti dapat mampu mempengaruhi audiensnya untuk membeli atau bertindak sesuai dengan yang diinginkan ?
Konsep keterlibatan (involvement) sangat berarti untuk mengerti dan menjelaskan perilaku konsumen. Sangatlah penting bagi pemasar secara jelas mengidentifikasikan fokus keterlibatan konsumennya. Pemasar perlu mengetahui secara tepat hal-hal apa yang menjadi konsiderasi konsumen dalam pengambilan keputusan secara individu, apakah produknya, mereknya, perilakunya, kegiatarinya, situasinya atau kombinasi dari hal-hal tersebut.
Dalam komunikasi persuasi dikenal suatu model yang diperkenalkan oleh Petty & Cacioppo yang disebut Elaboration Likelihood Model (ELM), terdiri dari 2 cara yang dapat diterapkan ke dalam strategi komunikasi yaitu: Central Route dan Peripheral Route. Menurut Petty & Cacioppo, Central Route cenderung diaplikasi pada keadaan dimana diperlukan tingkat keterlibatan yang tinggi (High Involvement) dari konsumen dalam keputusannya memilih produk. Dapat dikatakan juga bahwa cara ini dapat diterapkan dalam strategi komunikasi untuk produk kategori High Involvement. Sedangkan Peripheral Route, lebih diaplikasikan pada tingkat keterlibatan yang rendah (Low Involvement) dan dapat diterapkan pada strategi komunikasi produk kategori Low Involvement. Dalam kesempatan ini peneliti mencoba menguji dan meneliti apakah hal tersebut di atas masih berlaku dan masih relevan untuk masa sekarang ini.
Penelitian ini bertujuan:
- Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara tipe pesan iklan yang digunakan oleh produsen handphone dengan respon konsumen yang melihat iklan tersebut
- Untuk mengetahui tipe pesan iklan manakah, apakah Tipe Central Route atau Tipe Peripheral Route, yang paling sesuai dalam mengkomunikasikan produk-produk kategori High Involvement, dalam hal ini adalah produk handphone.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan hypothetico-deductive yang bersifat eksplanatif dengan menguji hipotesis. Penelitian ini juga merupakan penelitian Cross Sectional Study dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data untuk penelitian ini adalah metode survei dengan menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan tertutup kepada sampel responden sebanyak 220 orang dari populasi Mahasiswa/i FEUI yang berjumlah 2337 orang dan berada dalam range usia 17 - 25 tahun. Pengisian kuesioner ini dilakukan oleh responden dengan menggunakan panduan alat bantu visual, yaitu memperlihatkan contoh jenis iklan yang menggunakan metode Peripheral Route kemudian dilanjutkan dengan contoh iklan menggunakan metode Central Route. Untuk pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik Probability Sampling, dimana setiap unsur dalam populasi mendapatkan peluang yang sama terpilih menjadi sampel, yaitu dengan teknik Simple Random Sampling.
Dalam penelitian ini menguji pengaruh antara persepsi terhadap tipe pesan iklan Central Route dan tipe pesan iklan Peripheral Route - sebagai variabel lndependen- dengan respon terhadap iklan-sebagai variabel Dependen- dari konsumen (responden) yang melihat iklan tersebut. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa multiple regression, sehingga dapat diketahui pengaruh antara persepsi terhadap tipe pesan iklan dengan respon terhadap iklan.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa persepsi terhadap iklan Peripheral Route dengan respon terhadap iklan produk high involvement memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan persepsi terhadap iklan Central Route. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merancang strategi komunikasi untuk produk kategori high involvement baik bagi produsennya maupun praktisi komunikasi lainnya. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan berbagai variasi produk kategori high involvement dan juga variasi latar belakang demografis respondennya untuk memberi gambaran yang lebih komprehensif mengenai karakter target konsumen dalam menyusun strategi komunikasi yang lebih efektif. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This article tries to describe the extent to which the public interest against an archaeological excavation that has been covered by mass media. By using the approach of mass communications (agenda setting theory), it is tried to make a model of how to link the interest of various stake holders to the news coverage of archaeological excavation in order to achieve the optimum benefit."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Agenda setting memprediksikan bahwa agenda media memengaruhi agenda publik, sementara agenda publik itu sendiri akhirnya memengaruhi agenda kebijakan. Media berita tidak hanya memberi tahu apa yang harus dipikirkan khalayak; juga memberi tahu bagaimana khalayak mempertimbangkan hal itu. Agenda media merupakan hasil pemrograman internal, iditorial, dan keputusan manajerial dan pengaruh-pengaruh luar dari sumber-sumber nonmedia seperti pihak- pihak yang berpengaruh secara sosial, sponsor-sponsor iklan, maupun pejabat pemerintah dan sebagainya.
"
384 KOMAS 10:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Dilihat dari kemunculan istilah fenomenologi, Heidegger mendirikan filsafat fenomenologi eksistensialis dengan mempertanyakan ulang pendekatan filsuf sebelum dirinya, yaitu pertanyaan dari eksistensi sebagai suatu konsep, dengan propertinya menuju pada pertanyaan eksistensi sebagai diriya sendiri. Adapun beberapa tekanan Heidegger yakni konsep mit atau dengan, bersama itu mempunyai makna ekssitensial. artinya kebersamaan itu bukan melekat pada diri manusia, namun mengikuti manusia dan melekat. oleh karena itu Heidegger mengungkapkan untuk mengenal diri, harus melalui mitdasein, melalui orang lain. dengan mengenal orang lain, manusia bisa mengenal dirinya"
384 KOMAS 10:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Agenda setting memprediksikan bahwa agenda media memengaruhi agenda publik, sementara agenda publik itu sendiri akhirnya memengaruhi agenda kebijakan. Media berita tidak hanya memberi tahu apa yang harus dipikirkan khalayak; juga memberi tahu bagaimana khalayak mempertimbangkan hal itu. Agenda media merupakan hasil pemrograman internal, iditorial, dan keputusan manajerial dan pengaruh-pengaruh luar dari sumber-sumber nonmedia seperti pihak- pihak yang berpengaruh secara sosial, sponsor-sponsor iklan, maupun pejabat pemerintah dan sebagainya"
384 KOMAS 10:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan ilmu komunikasi mengambil bentuk-bentuk dan arahan yang berbeda di belahan dunia yang berbeda-beda. Para ahli berupaya mendefmisikan komunikasi, namun itu bukanlah haI yang mudah. Kata komunikasi adalah kata yang abstrak dan memiliki sejumlah arti. Sehingga untuk menetapkan satu definisi tunggal adalah hal yang tak mungkin. Implikasi dari hal tersebut akan turut mempengaruhi kegiatan penelitian dalam bidang komunikasi. Oleh karena itu, jenis penelitian yang berbeda juga memerlukan definisi komunikasi yang berbeda. Dalam tulisan mencoba merangkum pemikiran berbagai ahli terkait makna, konsep, dan pemikiran dalam ilmu komunikasi. Hingga akhirnya, ilmu komunikasi pun makin berkembang dengan adanya ketertarikan terhadap komunikasi sebagai suatu subjek studi karena dipromosikan oleh filsafat progressivisme dan pragmatisme yang merangsang munculnya hasrat bagi kemajuan kehidupan masyarakat melalui meluasnya perubahan sosial. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi dan perkembangan masyarakat yang makin kompleks dan global, terutama makin sulitnya dipisahkan antara kehidupan modem dengan telekomunikasi dan media massa. Maka fungsi komunikasi tidak lagi sekedar untuk memenuhi kebutuhan informasi dan hiburan, tetapi makin terasa dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Masyarakat pun menjadi Iebih aktif dalam menggunakan media baru dalam berkomunikasi, karena berbagai kelebihan yang dimilikinya. Media baru memperluas jangkauan, melewati batas-batas geografis. Berbagai informasi dapat berpindah sangat cepat dan mendapatkan feed back yang lebih cepat juga. Namun, kecepatan informasi itu kadang membuat informasi menjadi cepat basi dan terdapat batasan yang tak jelas antara ranah publik dengan ranah pribadi."
384 KOMAS 10:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Media massa hadir di dalam ruang masyarakat dengan fungsi tertentu : pengawasan, fungsi penafsiran. fungsi keterkaitan atau pemersatu, fungsi penyebaran nilai, ada beberapa fungsi yang lain yaitu fungsi informasi, pendidikan, memengaruhi, fungsi proses pengembangan mental, adaptasi lingkungan dan fungsi memanipulasi lingkungan. Tulisan ini akan membahas I) Bagairnana hubungan media dan masyarakat secara teoretis; 2) Bagairnana praktik media dari aspek normatif khususnya dalam kegiatan sosio-politik. Terkait dengan isu pertama, media massa dan kaitannya dengan masyarakat dapat dilihat enam teori besar, yaitu : The Mass Society, Marxism and Political Economy, Functionalism, Social Constructivism, Communication Technology Determinisme, dan (6) The Information Society. Hadirnya media barn memberikan tantangan bagi pelaksanaan etika di masyarakat. dalam realitas pemilihan umum 2014, media massa terbukti telah melanggar etika kemasyarakatan. Pelanggaran etika dan ekspektasi terse but karena kepentingan politik dan ekonomi para pemilik atau media moghul di masyarakat. media massa memang tidak bisa melepaskan diri dari kepentingan ekonomi dan politik. Media selalu ingin melakukan monopolii, konsentrasi kepemilikan modal, konglomerasi, dan integrasi aset ekonomi. Oleh karena itu, kepentingan masyarakat luas akan terabaikan.
"
384 KOMAS 10:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>