Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159858 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Janti Octavia
"Pembuatan homopolimer polistirena dilakukan dengan metoda polimerisasi emulsi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variasi konsentrasi monomer, surfaktan dan inisiator terhadap ukuran partikel pada polimerisasi stirena sehingga bisa didapatkan kondisi optimum dari monomer stirena yang nantinya dapat digunakan untuk sintesis core-shell. Inisiator yang digunakan adalah ammonium persulfat (APS), surfaktan yang digunakan adalah sodium lauril sulfat (SLS) sedangkan teknik polimerisasi yang digunakan adalah seeding. Homopolimer yang dihasilkan ditentukan kandungan padatan, viskositas, ukuran dan distribusi ukuran partikel, temperatur glass, IR dan berat molekulnya. Telah diperoleh kondisi optimum pada formula 35% monomer, APS 1%, SLS 2 CMC dengan nilai persen konversi 99,54%, indeks polidispersitas 0,005 dengan ukuran partikel yang dihasilkan sebesar 133,5 nm dan bersifat monodispers. Proses terjadinya polimerisasi dari monomer stirena menjadi homopolimer polistirena didukung oleh data spektrum IR dan temperatur transisi gelas (Tg)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
KIM.026/08 Oct p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Universitas Indonesia, 2007
S29353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri
"Pembuatan polimer core-shell stirena-butil akrilat telah dicoba dengan metode polimerisasi emulsi. Pada penelitian ini telah berhasil disintesis polimer core-shell secara bertahap terhadap stirena (St) dan butil akrilat (BA). Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalan teknik semikontinu. Konsentrasi surfaktan dibuat tetap yaitu sebesar 10 CMC. Konsentrasi inisiator juga dibuar tetap yaitu sebesar 1% baik umuk inisiator termal (APS) maupun inisiator redoks (H2O2-asam askorbat). Pada penelitian ini telah dipelajari pengaruh konsentrasi monomer terhadap ukuran dan distribusi ukuran partikel nomopolimer St maupun BA. Variasi konsentrasi St sebesar 20%, 25% dan 30% sedangkan BA Sebesar 17,33% dan 25%. Selain itu juga dipelajari penggunaan inisiator yang Iebin baik antara termal (APS) dan redoks (H2O2 dan asam askorbat). Optimalisasi nomopolimer digunakan untuk tahap selanjutnya yaitu polimerisasi core-shell.
Polimerisasi stirena optimal didapat pada konsentrasi monomer 30% dengan menggunakan inisiator APS dimana didapat ukuran partikel sebesar 81,28 nm dan persen konversi sebesar 86,93%. Polimerisasi butil akrilat optimal didapat pada konsentrasi monomer 17,33% dengan menggunakan inisiator APS dimana didapat ukuran partikel sebesar 74,03 nm dan persen konversi sebesar 71 ,16%. Olen karena itu jenis inisiator yang akan dipakai pada polimerisasi core-shell adalah APS. Spektrum FTIR dan kurva DSC menunjukkan banwa telah terjadi polimerisasi momomer stirena menjadi polimer stirena. Spektrum FTIR dari polimer stirena nasil percobaan sesuai dengan referensi yang didapat dari literatur. Nilai Tg polimer stirena yang terbentuk sebesar 102,88°C juga tidak jauh berbeda dengan nilai Tg teoritis yang nilainya sebesar 100°c. Oleh sebab itu dapat dikatakan banvva polimerisasi stirena Sudan terjadi. Polimer core-shell yang didapat memiliki ukuran partikel 51,76 nm dan persen konversinya 47,04%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Andika Putri
"Polimer emulsi banyak digunakan sebagai coating, yang dapat memberikan efek warna. Efek warna opal diperoleh dengan membuat polimer core-shell yang berukuran 200 ? 300 nm. Pada penelitian ini dilakukan polimerisasi core stirena menggunakan teknik seeding. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh konsentrasi monomer stirena dan konsentrasi surfaktan SLS pada seeding. Variasi konsentrasi monomer dan konsentrasi surfaktan di seeding dilakukan agar dapat dihasilkan polimer core stirena yang berukuran optimal atau lebih dari 100 nm. Polimer core stirena dianalisis menggunakan beberapa variabel, diantaranya persen konversi, ukuran partikel, distribusi ukuran partikel, berat molekul, viskositas dan pH. Karakterisasi polimer core stirena yang dihasilkan, dilakukan dengan menggunakan IR dan DSC. Pada konsentrasi monomer di seeding sebesar 6 % dan konsentrasi surfaktan di seeding sebesar 15% memberikan hasil optimum yaitu polimer emulsi core stirena dengan ukuran partikel 112,6 nm, persen konversi sebesar 82,64 %, dan PDI sebesar 0,089 serta pada konsentrasi monomer di seeding sebesar 12% dan konsentrasi surfaktan di seeding sebesar 25 % memberikan hasil optimum polimer emulsi core stirena dengan ukuran partikel 103,8 nm, persen konversi sebesar 82,17%, dan PDI sebesar 0,089."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30400
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Prihastuti
"ABSTRAK
Poliol yang digunakan tersebut merupakan jenis poliol hidroksi metoksi yang diperoleh melalui reaksi epoksidasi, hidroksilasi dan metoksilasi, yang dikenal sebagai polio! HMGMS. Proses pembuatan foam poliuretan dilakukan dengan mereaksikan polioL HMGMS dengan MDI (4,4'-metilen difenil diisosianat) melalui metode one shoot process. Hasil penelitian menunjukkan karakterisasi poliol HMGMS didapat bilangan iod 8,92 mg 12/100 g dan bilangan hidroksi 122 mg KOH/ g sampel. Titik optimasi foam poliuretan perbandingan HMGMS dan MDI diperoleh pada perbandingan 1:3 dengan densitas foam sebesar 0,3026 g/ cm3. Pengaruh konsentrasi katalis (trietilen diamin) terhadap sifat struktur foam poliuretan menunjukkan dapat mempercepat pembentukan segmen keras lebih banyak, pengaruh konsentrasi surfaktan (silikon glikol) menunjukkan pembentukkan rongga sel "close coif' yang makin stabil dengan ukuran sel yang seragam, dan pengaruh konsentrasi pemanjang rantai (chain extender ) etilen glikol mempengaruhi pembentukan segmen lunak dengan memperpanjang rantai polimer. Didapatkan pula foam poliuretan yang semi rigid dari poliol HMGMS, sedangkan poliol PPG menghasilkan foam poliuretan yang fleksibel. Karakterisasi terhadap foam poliuretan dilakukan dengan menentukan densitas foam, kekerasan, analisa FTIR, dan SEM. "
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2008
S30530
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhimas Purwito
"Pembuatan kopoli(stirena/butil akrilat/metil metakrilat) dilakukan
dengan metode polimerisasi emulsi. Ukuran dan distribusi partikel sangat
menentukan sifat polimer emulsi seperti sifat aliran dan kestabilan polimer.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh jenis dan
konsentrasi surfaktan, konsentrasi inisiator, dan teknik polimerisasi emulsi
terhadap ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel kopoli(stirena/butil
akrilat/metil metakrilat). Surfaktan yang digunakan adalah sodium dodecyl
benzene sulphonate (SOBS) dan sodium Iaury/ sulphate (SLS), inisiator yang
digunakan yaitu ammonium persulfat (APS), dan teknik polimerisasi yang
dilakukan yaitu tek!fik semikontinyu, seeding 10%, dan batch. Kopolimer
yang dihasilkan ditentukan solid content, viskositas, temperatur glass,
spektrum IR, ukuran dan distribusi ukuran partikel. Penggunaan surfaktan
SOBS memberikan hasil polimerisasi yang kurang sempurna. Pada
pengunaan surfaktan SLS, dengan meningkatnya konsentrasi SLS yang
ditambahkan memberikan hasil solid content yang meningkat, viskositas
larutan yang meningkat, dan ukuran partikel yang mengecil. Hasil
polimerisasi terbaik diperoleh pada penggunaan surfaktan SLS dengan
konsentrasi 20 kali nilai critical micelle concentration (CMC), inisiator APS
sebesar 1 %, dan teknik polimerisasi semikontinyu, dimana pada kondisi ini
-
dihasilkan solid content sebesar 39,6% (mendekati nilai solid content teoritis sebesar 40%), viskositas sebesar 15 mPas, diameter partikel sebesar 47,21
nm, dan distribusi ukuran partikel yang monodispers"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Syah Putri
"Variasi konsentrasi monomer metil metakrilat (MMA), surfaktan natrium lauril sulfat (SLS) dan inisiator ammonium persulfat (APS) dilakukan untuk mengetahui pengaruh terhadap ukuran pertikel, persen konversi dan indeks polidispersitas dan menghasilkan ukuran pertikel polimer 100-200 nm. Terjadinya polimer MMA dibuktikan dengan spektrum IR dan nilai Tg. Nilai Tg homopolimer yang diperoleh sebesar 100,070C. Kenaikan monomer, insiator APS dan surfaktan akan menaikkan persen konversi dan indeks polidispersitas.
Konsentrasi surfaktan yang kecil dengan kenaikan konsentrasi inisiator APS dan MMA maka akan memperbesar ukuran pertikel. Pengaruh kenaikan konsentrasi monomer dan inisator pada konsentrasi maksimum, maka ukuran partikel yang diperoleh sebesar 100,2 nm, PDI 0,717 dan persen konversi 89,5%. Variasi surfaktan SLS terkecil sampai 1 CMC diperoleh ukuran pertikel 96,27 nm, PDI 0,074 serta persen konversi sebesar 96,27%. Ukuran pertikel terbesar yang dihasilkan berukuran 116,8 nm dengan PDI 0,153 dan persen konversi 95,08%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30372
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arifayu Addiena Kurniatri
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30367
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Aditya Rakhmi
"Polimer emulsi core-shell merupakan polimer sintetis yang saat ini sedang berkembang dalam berbagai bidang industri seperti pada industri cat dan bahan perekat. Penelitian ini melanjutkan penelitian pendahulu oleh Yogi Dwisatria dengan tujuan mengoptimalkan hasil core-shell stirena-butil akrilat yang diperoleh sebelumnya. Sintesis polimer emulsi core-shell stirena-butil akrilat dilakukan dengan dua teknik yaitu teknik batch untuk pembentukan core stirena dan teknik semikontinu untuk pembentukan shell butil akrilat. Variasi dilakukan pada shell butil akrilat dengan memvariasikan konsentrasi inisiator untuk mempelajari pengaruhnya agar diperoleh polimer core-shell stirena-BA yang bersifat monodispers (monomodal) dengan persen konversi tinggi.
Dari hasil penelitian diperoleh polimer core-shell stirena-butil akrilat dengan persen hasil konversi sebesar 59,94% untuk NaPS 0,5%; persen konversi 43,53% untuk NaPS 1%; dan persen konversi 33,52% untuk NaPS 1,5%. Kemudian ukuran partikel sebesar 188,8 nm untuk NaPS 0,5%; 181,3 nm untuk NaPS 1%; dan 134,3 nm untuk NaPS 1,5% dan distribusi ukuran partikel bersifat monomodal untuk NaPS 0,5% dan yang lainnya bersifat polimodal.

Core-shell emulsion polymer is a synthetic polymer that is currently being developed in various industries seems adhesive and coating industries. This research has been developing from previous by Yogi Dwisatria for making optimum composition of shell in core-shell particles which could provide maximum result. Shynthesize was prepared using a batch technique for core and semicontinued technique for coating shell. Shell butyl acrylate was varied concentration initiator to study their effect and obtain core-shell polymer which monodisperse and high conversion.
From this research has been obtained the core-shell polymer with percent conversion were 59,94% for NaPS 0,5%; percentage conversion 43,53% for NaPS 1%; and percentage conversion 33,52% for NaPS 1,5%. Then for particle size was obtained 188,8 nm for NaPS 0,5%; then 181,3 nm for NaPS 1%; and 134,3 nm for NaPS 1,5% with particle size distribution were monodisperse for NaPS 0,5% and polydisperse at left.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42063
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>