Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97816 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Denny Astrie Anggraini
"Untuk menilai keberhasilan pelayanan rumah sakit digunakan beberapa indikator. Ada beberapa indikator yang mempunyai nilai standar yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk seluruh rumah sakit di seluruh Indonesia tanpa memperhatikan variabel-variabel yang benar-benar signifikan mempengaruhi indikator tersebut. Oleh karena itu pada penelitian ini diidentifikasi variabelvariabel yang signifikan mempengaruhi masing-masing indikator dengan menggunakan metode analisis multivariat yaitu multipel regresi untuk selanjutnya diperoleh model persamaan regresi. Dengan diketahuinya variabel-variabel yang signifikan mempengaruhi masing-masing indikator tersebut, maka dapat dilakukan peramalan nilai indikator dengan menggunakan model yang dihasilkan untuk digunakan dalam menentukan nilai standar indikator pada tahun berikutnya.

Several indicators can be used for assesing the success of hospital services. There are indicators that have standard values established by Department of Healthy for all Indonesian hospitals without paying attention to variables that truly significant influencing that indicators. Therefore in this research will be identified the significant variables that influence each indicator with using multivariate analysis method, i.e multiple regression to get several regression equation model. Known of the significant variables that influence each indicator, so can predicted the value each indicator using a model to be used for determining indicators standard value in the next year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26211
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatsjah Said
"Perubahan lingkungan, sosial, ekonomi dan politik di Indonesia sangat mempengaruhi kelangsungan organisasi-organisasi pelayanan. Perubahan-perubahan ini terus saja terjadi, sehingga rumah sakit terpaksa harus menyesuaikan diri secara terus menerus juga.
Rumah Sakit Marzuki Mahdi, sebagai suatu sistem yang aktif dan berkembang juga dituntut untuk menyesuaikan diri dengan perubahan perilaku masyarakat dan pola penyakit, perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan, tingkat ekonomi masyarakat, perubahan sistem pelayanan kesehatan dan sistem pembiayaannya, perubahan kebijakan pemerintah dalam bidang pelayanan kesehatan.
Sejalan dengan kemandirian rumah sakit dalam meningkatkan efisiensi pengelolaan pelayanan kesehatan, dibutuhkan perencanaan strategis rumah sakit yang matang agar keputusan yang diambil sesuai dengan sasaran dari organisasi dalam rangka menyiapkan rumah sakit untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi.
Dalam perencaaan tersebut, selain mengefisienkan program pelayanan yang telah ada, juga mengembangkan program pelayanan baru yang berorientasi kepada pasar. Seperti pelayanan kesehatan jiwa dengan MPKP, pelayanan program pemulihan yang komprehensif bagi penderita ketergantungan narkoba. Untuk itu sangat dibutuhkan adanya dokter-dokter spesialis non-psikiatri di RSMM.
Akhirnya, melihat sudah banyak dokter spesialis yang tersedia, di sisi lain kapasitas tempat tidur yang tidak terisi optimal, maka dikembangkanlah pelayanan umum dalam rangka optimalisasi sarana, prasarana dan SDM yang ada.
Untuk mencapai tingkat penggunaan yang optimal, harus dicari suatu strategi yang sesuai dengan keadaan rumah sakit. Dengan melakukan analisis situasi yang cermat dan pengambilan keputusan strategis, diharapkan dapat dipilih strategi yang tepat.
Dalam penyusunan strategi pengembangan pelayanan umum ini dilakukan dalam 3 tahap. Pada tahap masukan,dilakukan analisis Matriks EFE dan Matriks EFI. Pada tahap pencocokan, dilakukan analisis Matriks TOWS dan Matriks IE. Dan pada tahap keputusan dilakukan analisis QSPM.
Dari hasil Matriks IE, kedudukan RSMM berada pada pada sel V, posisi Hold and Maintain, sehingga strategi yang dianjurkan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Pengembangan produk dan penetrasi pasar dilakukan dengan pengembangan ruang rawat inap, dan jenis produk lainnya. Serta mengoptimalkan sarana yang ada, termasuk pemasaran yang luas.
Sebagai saran, strategi yang terpilih sebaiknya dijabarkan dalam bentuk kegiatan sehingga lebih mudah dioperasionalkan
Dafar bacaan : 35 (1984 - 2004)

Strategy of General Service Development at RSMM, BogorThe changes of environment, social, economy and politic in Indonesia influence the continuation of organizations of service. These changes occur continually. Therefore, it forces the hospital to keep improving.
RSMM, as an active and developing system, is also strongly recommended to keep up with the changes of community behavior and diseases patterns, science and health technology development, economic level of the community, the changes of budgeting system, the changes of government policy related to health services.
Now that the hospital has to be self help in improving its efficiency of health service management, it needs to have good strategic planning so that every decision taken is the best for the target of the organization. Thus the hospital will be ready to face the changes.
In the planning, there should be both efficiency of service program provided and development of new service program oriented to market, e.g., mental health service with MPKP, comprehensive service of recovery program for drug abuser. That is why non psychiatric physicians of any specialization are urgently needed in RSMM.
The hospital has been provided with many physicians on the other hand the beds capacity is not optimally occupied. So, general service is developed to make use of the equipment and human resources.
To obtain the optimum usage, a special strategy for RSMM is really needed. By having careful situational analysis and making strategic planning, the suitable strategy can be selected.
There are 3 steps of compiling of general service development. At input stage, EFE and EFI Matrix analysis is done. At matching stage, TOWS Matrix and IE Matrix analysis is done. And at decision stage, QSPM analysis is done.
The result of IE Matrix, the position of RSMM is at cell V, position of Hold and maintain, so the strategy recommended is market penetration and product improvement.
Product improvement and market penetration is done by developing wards and other variation of product. Besides, optimizing the equipment and wide marketing can be done.
As the suggestion, selected strategies should be explained clearly in activities they must be operational.
References : 35 (1984 - 2004)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Badiah A. Molachele
"Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi kedokteran pada khususnya, serta perkembangan masyarakat pada umumnya telah mempengaruhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan baik jenis maupun mutunya. Orang-orang datang ke dokter/RS saat ini tidak semata-mata ingin penyakitnya sembuh. Penyembuhan sekarang perlu disertai dengan kenyamanan, baik oleh tenaga medis, suasana maupun dalam proses penyembuhannya. Sehubungan dengan hal-hal tersebut, muncul rumahsakit-rumahsakit swasta yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. Mereka tidak lagi sekedar sebagai lembaga sosial yang menolong orang sakit tapi lebih melayani orang sakit sebagai "konsumen" yang memiliki permintaan bermacam-macam.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pelayanan yang ada di ruang rawat inap RS Fatmawati, juga mendapatkan gambaran tingkat kepuasannya dan mengetahui apakah pelayanan di ruang rawat inap mempunyai hubungan dengan tingkat kepuasannya. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional dari data primer yang didapat melalui kuesioner.
Tehnik analisa adalah analisa deskriptif untuk mendapatkan gambaran pelayanan-pelayanan yang ada di ruang rawat inap dan analisa statistik untuk melihat ada tidaknya perbedaan penilaian oleh pengamat tentang keadaan objektif pelayanan yang ada di ruang rawat inap dengan persepsi pasien, dan untuk melihat apakah pelayanan di ruang rawat inap berhubungan dengan tingkat kepuasannya.
Hasil penelitian menunjukkan pelayanan di ruang rawat inap pada umumnya adalah baik dan pasien merasa puas atas pelayanan tersebut. Penilaian oleh pengamat terhadap pelayanan dokter, perawat, fasilitas, berbeda dengan penilaian oleh pasien. Sedangkan untuk penyediaan lingkungan ruang rawat dan pelayanan makanan/menu, keduanya menilai sama. Pelayanan-pelayanan di ruang rawat inap mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan-pelayanan tersebut.
Berdasarkan hasil yang didapat, maka saran-saran yang dikemukakan adalah mengadakan penilaian mutu pelayanan dengan melihat pada aspek kepuasan pasien secara berkesinambungan, pelayanan makanan/menu perlu untuk ditingkatkan, demikian juga keadaan lingkungan ruang rawat perlu perbaikan untuk dapat memberikan kepuasan pada pasien. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Dwi Susanti
"Rumah sakit (RS) Syariah adalah RS yang melaksanakan semua aktivitas, baik pelayanan pasien maupun pengelolaan manajemennya berdasarkan pada prinsip-prinsip Maqashid Al-Syari’ah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indikator mutu dan standar pelayanan minimal RS Syariah terhadap kinerja pelayanan Medical Check-Up (MCU) di RS YARSI Jakarta. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran (mixed methods research) secara cross-sectional. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kepatuhan petugas melakukan identifikasi pasien, kepatuhan petugas melaksanakan cuci tangan 6 langkah 5 momen, hijab (kerudung, baju pasien, atau kain) untuk pasien, pemasangan EKG sesuai gender, mengingatkan waktu salat ke pasien, dan gharar (ketidakpastian) mempunyai hubungan terhadap kinerja pelayanan MCU setelah sertifikasi Syariah di RS YARSI Jakarta berupa memperpanjang waktu pelayanan MCU, mencegah terjadinya infeksi kepada pasien MCU, tercegah dari kontaminasi, mengurangi keraguan dalam tindakan, tepat waktu, dan tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan. Disarankan kepada RS YARSI Jakarta, khususnya di instalasi MCU agar alur pelayanan pasien MCU diikuti oleh seluruh petugas MCU, dilakukan pengarahan secara berkala untuk keseragaman pelayanan MCU, dan pemberian rewards/punishments kepada petugas MCU.

Sharia hospital is a hospital that carries out all activities, both patient care and management based on the principles of Maqashid Al-Shari'ah. This study aims to determine the relationship between quality indicators and minimum service standards of Sharia Hospital on the performance of Medical Check-Up (MCU) services at YARSI Hospital Jakarta. The design used in this research is a mixed methods research in a cross-sectional way. From the results of the study, it was found that the compliance of officers in identifying patients, compliance by officers in washing hands 6 steps 5 moments, hijab (veil, patient clothes, or cloth) for patients, installation of an ECG according to gender, reminding patients to pray, and gharar (uncertainty) had a relationship with the performance of MCU services after Sharia certification at YARSI Hospital Jakarta in the form of extending MCU service time, preventing infection to MCU patients, preventing contamination, reducing doubts in action, being on time, and no parties feeling aggrieved. It is recommended to YARSI Hospital Jakarta, especially at the MCU installation so that the flow of MCU patient care is followed by all MCU officers, regular briefings for uniformity of MCU services, and giving rewards/punishments to MCU officers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiza Murniatie
"Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo sebagai rumah sakit kelas A dan rujukan tingkat nasional mempunyai ahli yang lengkap dan tarif yang relatif lebih murah dari rumah sakit swasta rnenyebabkan pasien yang datang melebihi kapasitas, sehingga perlu mengalami antrian. Hal ini terjadi juga pada kamar bedah sentral yang dikenal dengan nama Instalasi Bedah Pusat. Antrian yang panjang pada bagian ini dapat mengakibatkan tertundanya pelaksanaan atau dibatalkannya suatu operasi. Dari hasil pengamatan awal didapatkan efisiensi pelayanan tindakan pembedahan elektif di Instalasi Bedah Pusat belum tercapai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sistem antrian tindakan pembedahan elektif dan model antrian yang sesuai untuk Instalasi Bedah Pusat RSCM. Dengan menggunakan Teori Antrian (Queuing Theory) diharapkan pelayanan tindakan pembedahan di Instalasi Bedah Pusat yang diberikan akan lebih efisien. Untuk model antrian yang sesuai dilakukan simulasi dengan menggunakan perangkat lunak Quantitative System of Business (QSB) yaitu Queuing System Simulation.
Adapun sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah tindakan pembedahan selama 3 bulan yang dilakukan di tiga kamar bedah Instalasi Bedah Pusat RSCM, yaitu tiga kamar bedah yang dapat dipergunakan bersama secara bergantian.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik sistem pelayanan tindakan pembedahan di Instalasi Bedah Pusat adalah sistem antrian dengan sumber populasi terbatas, kepanjangan antrian terbatas, waktu antar kedatangan mengikuti distribusi eksponensial, disiplin pelayanan FIFO (first in first out) dan tingkat pelayanan mengikuti distribusi Poisson. Model antrian yang dianggap sesuai untuk bagian ini (khususnya kamar bedah II, III dan V) yaitu sistem antrian dengan satu jalur antrian dengan tingkat kedatangan yang telah ditetapkan, waktu pelayanan mengikuti distribusi normal, dengan 3 kapasitas pelayanan, disiplin antrian FIFO, sumber populasi terbatas dan kepanjangan antrian yang juga terbatas.
Dengan menggunakan model antrian tersebut akan didapatkan waktu pasien dalam sistem pelayanan tindakan pembedahan lebih singkat 84.60 menit dan waktu pasien menunggu dalam antrian juga lebih singkat 79.37 menit jika dibandingkan dengan keadaan yang sedang berlangsung saat ini. Pelayanan di Instalasi Bedah Pusat juga lebih efisien bila dilihat dari rata-rata jumlah operasi yang Iebih besar dengan tingkat kegunaan fasilitas yang dicapai (75%, 76% dan 74%).
Saran yang dikemukakan adalah, dalam menerapkan model antrian yang dianggap sesuai tersebut perlu memperhatikan beberapa asumsi antara lain kesiapan petugas dan kamar operasi serta pasien. Untuk selanjutnya perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui alokasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sesuatu jenis tindakan pembedahan dan model antrian yang sesuai untuk kamar-kamar bedah.

As class A and national top referral hospital - with complete medical specialization and relatively lower tariff of services compared to private hospitals- Dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital (RSCM) has to serve patients beyond its capacity which causes patients to queue up. This situation also occurs at the central operation rooms, which are known as the Central Surgery Installation. An operation or surgery at this unit might be postponed or cancelled due to a long queue. The result of preliminary observation showed that the efficiency of elective surgical services at the Central Surgery Installation is not fully achieved yet.
The primary objectives of the study were to assess the characteristics of queuing system of elective operation and the suitable queuing model for the Central Surgery Installation of Dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital (RSCM). By applying The Queuing Theory the service of surgery at the Central Surgery Installation is expected to be more efficient. For a matched queuing model, simulation was conducted by using the software of Quantitative System of Business (QSB) i.e. Queuing System Simulation. The total number of operations at three operation rooms (used by turns at the same time) during 3- month period is taken as a sample.
The result of this study showed that the characteristics of the surgical services system at the Central Surgery Installation are queuing system with limited calling source, limited queue size, inter-arrival rate which follows exponential distribution, the FIFO (first in first out) discipline of service and the service time is proportional to Poisson distribution. The suitable queuing model for this unit (especially operation room II, III and V) is one line queue with deterministic level of attendance, time of service which follows normal distribution, with 3 capacities of service, queuing discipline of FIFO, limited calling source and limited queue size.
By applying the above-mentioned queuing model, the patient's waiting time in system of surgical services is 84.60 minutes shorter and the patient's waiting time in queue is 79.37 minutes shorter in comparison with the actual situation at the moment. The service at the Central Surgery Installation is also more efficient based on a higher average number of operation compared with the facility utilization rate achieved (75%, 76%, and 74%).
In applying the suitable queuing system, the recommendations proposed from this study is a number of assumptions such as well prepared manpower, operation rooms, and patients should be taken into account. Further study to evaluate time allocation for a specific operation and suitable queuing model for other surgical rooms is recommended.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyati Naomi Santoso
"Petugas merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan kualitas layanan. Oleh karena itu perlu diperhatikan kualifikasi petugas dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas layanan laboratorium ini. Jumlah petugas yang bekerja di bidang hematologi dan kimia klinik di sebelas RS Kelas C atau yang setara di DKI Jakarta yang menjadi subjek penelitian ini ada lima puluh enam orang. Latar belakang pendidikan serta jumlah petugas di setiap RS tersebut bervariasi.
Dalam penelitian ini, melalui pengamatan selama tiga hari dilakukan pengukuran keterampilan kerja petugas laboratorium dari tiap-tiap rumah sakit, yaitu RS Pasar Rebo, RS Tarakan, RS Budhi Asih, RS Koja, RS Pertamina Jaya, RS Sukmul, RS Tugu, RS Islam Klender, RS Harapan Bunda, RS Atma Jaya dan RS Mitra Keluarga. Selanjutnya dilakukan analisis untuk melihat apakah ada hubungan antara tingkat keterampilan dengan kualifikasi petugas dan faktor-faktor lain, yang informasinya diperoleh dari jawaban daftar pertanyaan dan lembar pengamatan. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis tabel silang dan analisis stratifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya variabilitas gambaran kualitas layanan laboratorium di rumah sakit kelas C atau yang setara. Selanjutnya tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan, pengalaman kerja dan pelatihan dengan kualitas layanan laboratorium. Sedangkan faktor supervisi dan lingkungan kerja yang terdiri atas uraian tugas, insentif dan penanggung .jawab mempengaruhi hubungan antara kualifikasi petugas dengan kualitas layanan laboratorium. Ternyata sarana tidak mempengaruhi hubungan antara kualifikasi petugas dengan kualitas layanan.laboratorium.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan laboratorium masih perlu ditingkatkan melalui upaya peningkatan manajemen laboratorium dan pengisian tenaga dengan latar belakang pendidikan SMAK/AAK serta pelatihan tenaga setara berkala. Diharapkan saran-saran yang diajukan dapat meningkatkan kualitas layanan laboratorium di RS Kelas C atau yang setara."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Daniel Wisuda
"Rumah sakit merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang melayani pasien dengan berbagai jenis pelayanan, dan harus ditunjang dengan mutu pelayanan yang bagus untuk mencapai kepuasan pelanggan. Sedangkan kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapannya. Dengan demikian, kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari persepsi atas kinerja, dan harapan.
Tujuan dari penelitian adalah: 1) untuk mengetahui karakteristik pelanggan rawat inap RSPMK; 2) untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan pelanggan rawat inap RSPMK di Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan dengan survei memakai sampel pasien RSPMK, dan dilaksanakan sepanjang bulan Desember 2011, serta sifat penelitian adalah perpaduan kuantitatif dan kualitatif. Sampel diambil dari semua pasien rawat inap RSPMK sebanyak 63 responden.
Ada dua jenis pertanyaan pada kuesioner yaitu: 1) Pertanyaan tertutup dengan skala ukuran sikap dari Likert, dan diurut dari sikap yang negatif sampai dengan sikap positif; 2) Pertanyaan terbuka yang bersifat komentar jawaban skala ukuran sikap dari Likert tersebut. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan teknik analisis statistik menggunakan aplikasi perangkat lunak SPSS Release 17.
Hasil olah data dan analisa data dapat ditarik kesimpulan mengenai karakteristik responden adalah mayoritas responden berumur antara 21 sampai dengan 30 tahun dengan tingkat pendidikan dengan pendidikan strata satu. Kebanyakan mereka bekerja sebagai karyawan serta memiliki penghasilan lainnya diluar pilihan yang telah ditetapkan dalam kuesioner. Sedangkan hasil olah data dan analisa data tingkat kepuasan pelanggan rawat inap RSPMK baik itu dalam dimensi yang berwujud (tangibles), keandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), keyakinan (assurances), dan empati (emphaty) dari RSPMK baik itu dalam pertanyaan tertutup maupun pertanyaan terbuka yang disebarkan lewat kuesioner dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan RSPMK adalah baik. Meskipun demikian, ditemukan pula beberapa komentar positif dan negatif dari responden.
Komentar positif mengenai tingkat kepuasan pelanggan RSPMK antara lain kamarnya nyaman, menu makanannya lumayan, gedungnya bagus, dan memiliki standar rumah sakit swasta agar terus dipertahankan terutama dalam jaminan perusahaan cepat sekali pelayannya termasuk konfirmasi ke perusahaan asuransi, sudah cukup baik pelayanannya, terutama dokternya baik apalagi dokter anastesinya, ramah dan santun, juga perawatnya baik, pertahankan kualitas kamar, dan yang penting murah tarifnya.
Sedangkan komentar negatif mengenai kepuasan pelanggan RSPMK antara lain fasilitasnya mohon lebih diperhatikan terutama kamar mandinya, pelayanannya kurang bersahabat terutama pelayanan administrasi lebih diperhatikan pada bagian pendaftaran, perawatnya lamban sekali dalam bekerja serta kurang empati, penangan pasien lama, berisik karena pengunjung malam hari masih ada dikamar, pelayanan dokternya tidak jelas jam kunjungnya, dan kebanyakan datang pada sore hari, tarifnya agak agak mahal, ada beberapa lalat yang mengganggu di ruang perawatan, jam kunjungan atau besuk tidak jelas.

The hospital is an integral part of overall health care system which serves patients with various types of service, and must be supported with a good quality service to achieve customer satisfaction. While customer satisfaction is feeling happy or disappointed someone who comes from a comparison between his impression on the performance of a product and hope. Thus, customer satisfactionis a function of perceptions of performance, and expectations.
The purpose of the study are: 1) to investigate the characteristics of inpatient customers RSPMK; 2) to assess the extent of customer satisfaction RSPMK hospitalization in West Jakarta. This research was conducted with a survey using a sample of patients RSPMK, and carried out throughout the month of December 2011, as well as the nature of the study is a combination of quantitative and qualitative. Samples were taken from all patients hospitalized RSPMK were 63 respondents.
There are two types of questions on the questionnaire were: 1) Closed questionswith a Likert scale measure of attitude, and sorted from negative attitudes topositive attitudes, 2) Open-ended questions which answers are comments from the Likert scale that measures attitudes. The data collected was then processed andanalyzed with statistical analysis techniques using SPSS software applications Release17.
Results and analysis of data if the data can be deduced about the characteristics ofthe respondents are the majority of respondents aged between 21 to 30 years by level of education with undergraduate education. Most of them work as employeesas well as having other income outside the selections you have made in the questionnaire.
Positive comments about the level of customer satisfaction RSPMK includecomfortable rooms, decent food menu, great building, and has a standard private hospitals in order to be maintained, especially in fast company guarantees servants including confirmation to the insurance company, the service is quite good, especially the good doctor let alone anastesinya doctor, friendly and courteous, also a good nurse, maintain quality of the rooms, and an important low-costtariffs.
As for negative comments about customer satisfaction among other amenities RSPMK more please note especially the bathroom, his ministry of service, especially unfriendly administration of more attention on the part of the registration,the nurse slow once in work as well as less empathetic, patient handling long, noisy evening because visitors are still there's room, physician services is not clear at his visit, and most came in the afternoon, the tariff is somewhat a bit expensive, there are some flies that interfere in the treatment room,visiting hours are not clear.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T41418
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syafrudin Adhi Candra
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran strategi pemasaran yang dilakukan Rumah Sakit Ananda Bekasi dan diketahuinya permasalahan yang ada dalam menjalankan strategi pemasarannya, Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data primer untuk analisis kualitatif diperoleh melalui indepth interview. Data Sekunder Berasal dari data laporan tahunan kegiatan pelayanan rumah sakit tahun 2007 dan tahun 2008. Pelayanan dan produk yang bermutu, harga yang terjangkau, lokasi yang strategis penentuan target dan segmen yang tepat akan berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan pada poliklinik yang ada. Penelitian sebaiknya dilakukan dengan cakupan lebih luas tentang segmentasi, potensial market, kemampuan daya beli secara lebih mendalam sehingga dapat memberikan gambaran trend yang sedang terjadi, dan dapat mengukur besarnya pesaing yang ada.

The objective of this research was to perceived marketing strategies of Ananda Hospital, Bekasi and to identified problems when running their marketing strategy. The desain of this research was using descriptive reasearch with qualitative approach. Primary data which was used for qualitative analysis, was acquired li-om indepth review. Seconday data were based on annually report of Hospital activity during services in year 2007 and 2008. Services and good quality products, affordable price, good location, accuracy of segmenting and targeting would influence the utilization of the policlinic sen/ices. This research should be done with widen analysis of segmentation, market potention the purchasing power therefore would get trend picture of actual condition and to measure the competitor."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33923
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Angela Ch.M.N. Abidin
"Dalam menghadapi era globalisasi, rumah sakit di Indonesia menghadapi tantangan untuk bersaing dengan rumah sakit lain, antara lain persaingan dalam hal menjaga dan meningkatkan mutu pelayanannya. Sebagai organisasi formal yang bertanggungjawab terhadap mutu pelayanan medik di rumah sakit, pada tahun 1996 dibentuk Komite Medik di PK St. Carolus.
Untuk memantau dan mengevaluasi kinerjanya, Komite Medik harus didukung dengan informasi yang cukup. Di lain pihak, MEPO (satuan kerja yang bertanggungjawab terhadap sistem informasi) selama ini dianggap sebagai pusat data dan informasi di PK St. Carolus. MEPO membagikan informasi ke unit-unit lain, termasuk untuk Direksi.Namun saat ini Komite Medik belum mendapat informasi yang spesifik yang diperlukan untuk menilai dan meningkatkan mutu pelayanan medik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan data dan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung Komite Medik dan Direksi dalam menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan medik.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dari wawancara terhadap 11 orang responden yaitu Direktur Medik; Koordinator Medik bidang Penyakit dalam, Bedah, Anak, Kebidanan dan Penyakit Kandungan; Ketua Komite Medik; Ketua Panitia Peningkatan Mutu Pelayanan Medik, staf medik fungsional Penyakit Dalam, Bedah, Anak, Kebidanan dan Penyakit Kandungan, teridentifikasi dua macam informasi yang dibutuhkan. Pertama informasi mengenai aspek organisasi dan kedua informasi mengenai aspek klinik. Pada aspek organisasional (yang disebut indikator organisasional) dibutuhkan informasi mengenai pemanfaatan rumah sakit, mutu pelayanan, kecukupan sumber daya, efisiensi dan kepuasan pelanggan. Pada aspek medik (disebut indikator klinik) dibutuhkan informasi mengenai pemakaian antibiotika, transfusi darah, infeksi luka operasi, lama tunggu sebelum operasi elektif, diagnosa pra dan pascabedah, kematian maternal akibat preeklampsia/sepsis/perdarahan, kematian bayi dengan BBL kurang dari 2500 gram, dan lama hari rawat.
Beberapa dari data dan informasi yang dibutuhkan sudah tersedia di MEPO. Dari hasil penelitian ini diharapkan Komite Medik dapat mulai bekerjasama dengan MEPO agar data dan informasi yang dikumpulkan oleh MEPO dapat bermanfaat bagi pelayanan medik dalam mengukur dan mengevaluasi mutu pelayanannya.

Analysis Of Information Needed To Evaluate Quality Of Medical Care At Sint Carolus HospitalFacing this globalization era, hospitals in Indonesia are challenged to enter healthy competition, one among it is the competition in creating and improving better quality in its care and service. Medical Committee, the formal organization structure which is responsible for the above task, has been established in St Carolus Hospital since 1996.
To monitor and evaluate its performance, the committee needs to be backed up with sufficient information. MEPO on the other side (the formal unit which is responsible for the information system) is regarded so far as the source of St. Carolus Hospital data and information. It disseminates its routine information to other units, included to the Directors and Medical Committee. What is lacking is that up to date MEPO could not provide the Medical Committee with specific information needed to support the Medical Committee and the Board of Directors to maintain and evaluate the quality of care.
Data was collected using a qualitative approach. From 11 respondents which are the Medical Director; Medical Coordinators of Internal Medicine, Surgery, Paediatrics, Obstetrics and Gynaecology; Chief of Medical Committee, Chief of Medical Quality Improvement Committee; and medical staffs of Internal Medicine, Surgery, Paediatrics, Obstetrics and Gynaecology, it is identified that two aspects of informations are needed. Firstly is the information on organizational aspects and secondly is the informations on the clinical aspects. On organizational aspects (which is named as organizational indicators), information on hospital utilization, quality of care, hospital resources, efficiency and customer satisfaction are needed. On medical aspects (named as clinical indicators), information on antibiotic use, blood transfusion, infection of post surgery wound, waiting time for elective surgery, difference of pre and post surgery diagnosis, maternal mortality caused by ecclampsialsepticemial haemorrhage, infant mortality with birth weight less than 2500 grams and length of stay are needed.
Some of information and data needed are available at MEPO. Based on this study, it is suggested that the Medical Committee could start to work closely with MEPO so sufficient and precise data and information gathered from MEPO could optimally useful for the medical care unit in assessing and evaluating the quality of its services and care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvira Andriani
"Rumah sakit sebagai salah satu usaha jasa di bidang kesehatan memasuki perkembangan baru dengan diberlakukannya peraturan pemerintah tentang pemberian izin bagi Penanaman Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri untuk bergerak di bidang kesehatan dan peraturan pemerintah tentang swadana rumah sakit pemerintah. Hal ini membuka peluang bagi PT. Siloam Health Care Tbk sebagai perusahaan PMA pertama bergerak dalam bisnis penyedia jasa pelayanan kesehatan terkemuka di Indonesia yaitu Rumah Sakit. Siloam Gleneagles.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pelatihan dan motivasi kerja dengan kualitas pelayanan di Rumah Sakit. Siloam Gleneagles, Tangerang. Secara lebih khusus penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis signifikansi hubungan variable bebas (Pelatihan dan Motivasi Kerja) dengan kualitas pelayanan di- Rumah Sakit. Siloam Gleneagles.
Populasi pada penelitian ini adalah para pelanggan dan karyawan Front Line Rumah Sakit Siloam Gleneagles sejumlah masing-masing 120 responden. SampeI ditetapkan menurut table Krejcie sebanyak 240 responden yang diambil dengan cara Cluster Proportionate Random Sampling, sehingga semua strata terwakili.
PengumpuIan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yang terdiri darn dua bagian. Bagian pertama bersisi pertanyaan umum yang berkaitan dengan sosio-demografi, baik untuk pelanggan maupun karyawan Rumah Sakit Siloam Gleneagles. Bagian ke dua pertanyaan khusus yang berkaitan dengan dimensi pelatihan (XI), dan dimensi motivasi kerja (X2) untuk karyawan Rumah Sakit Siloam Gleneagles, sedangkan dimensi kualitas pelayanan (Y) untuk pelanggan Rumah Sakit Siloam Gleneagles.
Pengolahan dan analisis data mengunakan komputer. Untuk mengetahui kecenderungan beberapa variable sosio demografi dengan kualitas pelayanan, digunakan tabulasi silang ( Crosstab ), sedangkan untuk menguji hubungan antara pelatihan, motivasi kerja dengan kualitas pelayanan digunakan korelasi.
Hasil analisis yang dilakukan balk menguunakan model regresi linier sederhana dan berganda Step Wise, menunjukkan bahwa variable pelatihan dan motivasi kerja mempunyai pengaruh yang signifikan sebesar terhadap kualitas pelayanan di Rumah Sakit Siloam Gleneagles. Secara keseluruhan kontribusi ketiga variable tersebut terhadap kualitas pelayanan yang ditunjukkan oleh koefisien determinasi 0, 501 pada pelatihan dan 0, 483 pada motivasi_
Berdasarkan analisis melalui regresi sederhana ditemukan adanya pengaruh positif antara pelatihan terhadap kualitas pelayanan menunjukkan nilai koefisien korelasi r = 0, 877 pada tingkat signifikansi 0,000. Artinya hubungan antara pelatihan dengan kualitas pelayanan positif. Besarnya sumbangan variable pelatihan terhadap kualitas pelayanan adalah 87,7 %, sisanya 12,3% ditentukan oleh variable lainnya.
Sedangkan nilai koefisien korelasi antara motivasi kerja terhadap kualitas pelayanan sebesar r = 0, 853 pada tingkat signifikansi 0,000. Artinya hubungan antara motivasi kerja dengan kualitas pelayanan positif Besamya sumbangan variable motivasi kerja terhadap kualitas pelayanan adalah 85,3%, sisanya 14,7% ditentukan oleh variable lainnya.
Berdasarkan analisis regresi berganda menunjukan bahwa pelatihan (X1) secara konsisten memiliki hubungan yang signifikan terhadap kualitas pelayanan sebesar R2 = 0,991 walaupun dikontrol oleh variable bebas lainnya. Begitu pula hubungan antara motivasi kerja (X2) secara konsisten - menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap kualitas pelayanan sebesar R2 = 0,770 walaupun dikontrol oleh variable bebas lainnya.
Kesimpulan terhadap penelitian ini adalah adanya pengaruh positif antara pelatihan dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kualitas pelayanan dapat diterima pada taraf signifikansi 0,000. Selain persepsi pelanggan terhadap 5 dimensi kualitas pelayanan di Rumah Sakit Siloam Gleneagles secara keseluruhan menunjukkan basil yang valid.
Sedangkan saran-saran terhadap penelitian ini adalah apabila pelatihan dan motivasi kerja yang diberikan belum memadai dan belum dapat diterima secara penuh oleh seluruh karyawan, akan berdampak pada penurunan kualitas pelayanan, yang pada gilirannya dapat menimbulkan berbagai akibat kerugian pada perusahaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia,
T410
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>