Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145888 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arnoldus Vigara
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara nilai budaya Individualisme ? Kolektivisme dan sikap terhadap perubahan yang terjadi pada karyawan PT. "Z" Cabang Medan. Individualisme ? Kolektivisme mengacu pada kepercayaan seseorang, apakah menjadi individu yang hanya memperhatikan diri sendiri dan keluarga dekat saja ataukah masuk pada kelompok kolektif yang memperhatikan satu sama lain dengan loyalitas tertentu. Sikap terhadap perubahan mengacu pada evaluasi individu dalam organisasi yang ditujukan pada suatu perubahan yang dihasilkan dari perasaan, nilai, atau kepercayaan dan diwujudkan dalam pernyataan, tindakan atau sebuah pertimbangan.
Penelitian ini menggunakan 2 instrumen alat ukur, yakni adaptasi Value Survey Module (VSM) dari Hofstede (1980, 2005) dan alat ukur sikap terhadap perubahan, yang merupakan pengembangan dari survei yang dilakukan oleh Mangundjaya (2001).
Analisis dari hasil penelitian menunjukkan beberapa kesimpulan, yang pertama adalah terdapat korelasi positif antara Individualisme ? Kolektivisme dan Sikap terhadap Perubahan pada seluruh responden penelitian, yang kedua adalah dari responden didapatkan gambaran bahwa PT. "Z" Cabang Medan mayoritas memiliki nilai budaya Individualis dan sikap yang cenderung menerima perubahan. Saran penting bagi perusahaan adalah perusahaan perlu memahami dan mempraktekkan manajemen perubahan dengan didasarkan pada pertimbangan konteks budaya, baik pada budaya Individualis maupun budaya Kolektivis.

This research aims to examine the correlation between individualism ? collectivism and Attitudes toward Changes among employees of PT. "Z" Belmera ? Medan Branch. Individualism reflects the belief that people are supposed to look after themselves and their immediate family, or that people belong to in-groups or collectives, which are supposed to look after them. Attitudes toward Changes refers to individual evaluation within an organization according to a change, that formed from feelings, values or beliefs and implemented in statements, actions or a considerations.
This research is using two questionnaire, first is adaptation from Value Survey Module (VSM) from Hofstede (1980, 2005) and the second is instrument of attitudes toward change scale which is a development from a survey by Mangundjaya (2001).
The results of the study show several conclusions. First, there is a positive correlation between individualism ? collectivism and Attitudes toward Changes among respondents. Second, research result shows that majority of PT. "Z" Branch Belmera ? Medan employees are categorized as individualist, and have a tendency having an acceptance attitude toward change. The results from this research implies on company while doing change management, which has to be aware of cultural context among employees."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
152.4 VIG h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Judithia A. Wirawan
"Dalam rangka menghadapi era pasar bebas dunia, Indonesia harus mempersiapkan sumber daya manusianya agar mampu bersaing dengan SDM dari negara lain. Salah satu kelemahan SDM kita adalah masih adanya kecenderungan untuk mendahulukan kepentingan kelompok yang Iebih dekat, walaupun dengan hasil yang tidak menguntungkan. Hai ini terutama menjadi masalah bila dilakukan oleh para profesional karena mereka mempunyai wewenang mengambil keputusan untuk perusahaannya. Ciri mendahulukan kepentingan kelompok yang Iebih dekat adalah ciri dari orang yang menganut kolektivisme, yang merupakan salah satu titik ekstrim dan dimensi individualisme-kolektivisme.
Dari teori yang diajukan oleh Kohlberg, peneliti mendapat gambaran bahwa ciri orang yang menganut kolektivisme Iebih dekat dengan ciri orang yang berada dalam tingkat perkembangan moral konvensional sedangkan ciri orang yang menganut individualsme Iebih dekat dengan ciri orang yang berada dalam tingkat perkembangan post-konvensional. Selain itu, nilai seseorang juga akan dipengaruhi oleh gendernya, karena anak dari jenis kelamin berbeda disosialisasikan secara berbeda sehingga menganut nilai-niiai yang berbeda pula, yaitu wanita Iebih mementingkan keluarga sedangkan pria Iebih mementingkan prestasi dan karirnya sendiri. Berdasarkan hal itu, peneliti ingin melihat apakah ada hubungan antara individualisme-kolektivisme dengan tahap perkembangan moral dan gender. Penelitian ini dilakukan pada 76 subyek dengan menggunakan incidental sampling. lnstrumen penelitian berupa kuesoner Indcol 1994 dan Dilema Moral Kohlberg.
Hasil utama penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara individualisme-kolektivisme dengan tahap perkembangan moral maupun dengan gender. Hasil yang tidak sesuai dengan tinjauan kepustakaan ini menurut peneliti terutama disebabkan oleh adanya restriction of range pada data yang diperoleh, yaitu data kurang bervariasi, skor hanya berkisar pada central tendency saja. Untuk penelitian Iebih lanjut. peneliti menyarankan untuk mengambil sampel dengan karakteristik berbeda untuk menghindari homogenitas sampel yang menyebabkan restriction of range. Selain itu, peneliti juga menyarankan dilakukan penyempurnaan dalam hal metodologi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S2363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Ranika Mazir
"Pada tahun 2000 Garuda Indonesia menambah slogan baru perusahaan yang merupakan positioning statement perusahaan yaitu "Garuda, kini lebih baik". Dengan slogan baru tersebut Garuda berusaha untuk menciptakan tempat khusus dibenak target audience-nya. Slogan baru itu mencerminkan upaya Garuda untuk dapat meningkatkan citra perusahaan yang sempat memburuk dalam periode tertentu. Dengan slogan baru ini diharapkan dapat mempengaruhi atau "menjadi acuan konsumen untuk membeli" berkat adanya positioning statement yang mengemban misi corporate communication yaitu: "kini lebih baik". Selain itu diharapkan para karyawan Garuda mendapatkan semangat baru dan termotivasi dengan diluncurkannya slogan baru perusahaan.
Profesionalisme dan pengelolaan manajemen secara modern diterapkan oleh Garuda Indonesia untuk menunjang slogan baru perusahaan. Sebagai perusahaan yang berorientasi pada "pasar", Garuda berusaha untuk memenuhi kebutuhan penumpang atau calon penumpang dengan membagi-bagi pelayanan yang meliputi layanan pada pre flight, in flight, post flight.
Kualitas pelayanan dipengaruhi, salah satunya, oleh apakah perubahan manajemen tersebut memberikan rasa nyaman kepada karyawan sehingga mereka mau mengubah performance pelayanan mereka. Untuk itu perlu diketahui bagaimana iklim organisasi pada perusahaan tersebut. R. Wayne Pace dan Don F. Faulse dalam buku mereka Komunikasi Organisasi mengutip hipotesis Kopelman, Brief da Guzzo (1989) bahwa iklim organisasi meliputi iklim komunikasi, penting karena menjembatani praktik-praktik pengelolaan sumber daya manusia dan produktivitasnya. Perubahan iklim mungkin pada gilirannya, mempengaruhi kinerja dan produktivitas pegawai.
Umumnya kegiatan komunikasi organisasi / perusahaan berada di bawah naungan Humas yang biasa menangani diantaranya: penerbitan media internal, press contanct. Walaupun demikian kerja Humas pada umumnya berkaitan dengan image building dari suatu perusahaan. Pada saat krisis biasanya kerja Humas menjadi lebih intens, karena krisis, termasuk manajemen krisis berkaitan erat dengan image building. Supaya berita dapat tersebar pada publik internal dalam suatu organisasi, dari manajemen puncak sampai lini paling bawah, perlu diterapkan sistem komunikasi formal yang mengikuti struktur organisasi formal yang ada. Selain itu Employee Relations sebagai bagian dari Humas perlu menangani dan banyak memperhatikan personnel policy yang merupakan dasar dari hubungan karyawan yang baik. Semua informasi tentang perusahaan, terutama tentang kebijakan dan pelaksanaannya sebagian besar dikomunikasikan melalui employee relations section.
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan sikap karyawan PT Garuda Indonesia terhadap komunikasi yang disampaikan manajemen tentang perubahan manajemen sekaligus ingin mengetahui ada atau tidaknya pengaruh terhadap kepuasan komunisasi yang mereka miliki (sebagaimana yang diutarakan oleh Pace & Paules, 1988:165 bahwa kepuasan dalam komunikasi berarti anggota organisasi merasa nyaman dengan pesan-pesan, media, dan hubungan-hubungan dalam organisasi) penulis melakukan penelitian survei dengan mengambil sampel dengan populasi awak pesawat PT Garuda Indonesia yang terbang dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, yang bertugas pada bulan Juni 2002 pada rute penerbangan dalam negeri dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Hasil penelitian dan interpretasi data menunjukkan bahwa Pimpinan / Manajemen PT Garuda Indonesia dipandang mampu melakukan komunikasi yang baik untuk memberikan informasi perubahan manajemen kepada bawahannya, meskipun ada sejumlah kecil faktor yang dipandang belum memuaskan seperti kedalaman informasi. Kredibilitas penyampai pesan mempengaruhi kepuasan komunikasi, sehingga dalam menyampaikan komunikasi perubahan manajemen pimpinan / manajemen relatif dapat dipercaya atau memiliki kredibilitas yang tinggi di mata karyawannya.
Berdasarkan tujuan penelitian dapat disimpulkan bahwa sikap karyawan terhadap komunikasi yang dilakukan pimpinan adalah positif, baik dilihat dari metode komunikasi, kedalaman komunikasi, kemauan untuk mendengar maupun kepercayaan karyawan terhadap pimpinannya. Kepuasan komunikasi karyawan terhadap informasi dan proses komunikasi yang dilakukan pimpinan / manajemen berkaitan dengan perubahan manajemen memperlihatkan hasil positif. Hasil pengujian ke dua variabel memperlihatakn adanya hubungan yang signifikan secara statistik.

Relation of Employees Behaviors to the Communication of Management Changing With Employees Communication Satisfaction (Case Study of PT Garuda Indonesia's Aircrew)By 2000 Garuda has launched new company's slogan which stands for its positioning statement i.e. "Garuda, kini lebih baik? means "to date, better Garuda". This new slogan reflects that they try to touch and motivated its audience's mind to buy. It also shows Garuda's target to develop its company's image of which was slightly not favorable for certain period.
Professional Modern Management showed by this company through its market oriented services i.e. services of: pre flight, in flight and post flight.
To explore the organizational climate, R.Wayne Pace and Don F. Faulse have written in their book "Organization Communication" that organizational climate consist of organizational communication which is important because it liaise the human resources activity and its productivities. Change of climate could affect the employees' performances as well as its productivities.
The communication organization generally supervised by Publics Relations (PR) of which handled the internal media, press contact. However, PR works for company's image building. In critical period, on management crisis situation, PR works more intense due to control its company's image building. To control the spread of the news to its internal publics in an organization, from top management to the lowest level, it is advisable that the flow of formal internal communication runs same as its formal organization chart. On the other hand, Employee Relations as part of PR should handle and care about personnel policies as the basic of good Employee Relationship. Company's information, especially anything related to policies and its implementation mostly handled by Employee Relations Section.
To know the degree of knowledge and the behavior of Garuda Indonesia's employees towards its management communication in relation of management changing as well as to know whether there are any relation with theirs communication satisfaction (as told by Pace & Faules, 1988:165 that satisfaction in communications means organization's members have the pleasure with messages, media and relations throughout organization) the writer has handled a survey with population sample i.e. the domestic aircrews of Garuda Indonesia which fly from or to Sukarno Hatta airport during June 2002 using questionnaire as the main data entries.
The result and data interpretation show that Top Management PT Garuda Indonesia has the ability to handle good communication to distribute the information of its management changing to their subordination. However there are small factors shows the un-satisfaction i.e. the depth of information. As the sender's credibility affected the communication satisfaction, the employees think that on communication of management changing by the management is trustable or has a good credibility.
Based on the research's goal can be concluded that employee behavior in relation to their top management communication is positive in field of: communication method, communication depth, and the willingness to obey or trust to their top management. Communication Satisfaction's related to information and communication process handled by top management show positive image according to the employees. Statistic's examination result related to the two variables show significant relation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T 10732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Meylind
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S2780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuruddin Akbar
"Latar belakang penelitian ini adanya perubahan organisasi yang sedang dilakukan oleh hotel X menjadi organisasi bisnis perhotelan yang berbasis syariah. Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk memperbaiki citra negatif yang kemudian dijadikan Intangible Asset dalam menghadapi iklim persaingan bisnis perhotelan ditengah lajunya peningkatan pariwisata Indonesia.
Penelitian ini berusaha untuk melihat hubungan sikap individu dalam organisasi dalam menghadapi perubahan yang sedang terjadi dengan orientasi religius atau cara pandang individu terhadap agamanya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, Alat ukur dalam penelitian ini terdiri dari Allport-Ross Religion Orientation Scale yang telah direvisi oleh Gorsuch (1994) dan skala sikap terhadap perubahan organisasi yang telah diadaptasi, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah individu yang memenuhi kriteria dan metode sampling yang digunakan adalah metode purpose sampling yaitu tidak semua individu mempunyai kesempatan untuk digunakan sebagai sampel .
Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan kuesioner yang disebarkan kepada responden kemudian dianalisis. Analisis data dilakukan menggunakan metode Pearson product moment dan diolah dengan SPSS 10.01.
Adapun hasil utama dari penelitian ini menunjukan bahwa : adanya hubungan orientasi religius yang signifikan dengan sikap terhadap perubahan organisasi syariah dengan pola hubungan positif/searah. Selain itu ditemukan dalam penelitian ini hasil perhitungan korelasi antara orientasi religius intrinsik dan ekstrinsik dengan sikap terhadap perubahan organisasi syariah. Hasil analisa korelasi menunjukan bahwa orientasi religius ekstrinsik mempunyai hubungan dengan sikap terhadap perubahan organisasi syariah dengan pola hubungan positif/searah yang signifikan pada level 0.01 dengan koefisien korelasi 0.61. Sedangkan hasil lain yang juga diperoleh yaitu adanya hubungan orientasi religius intrinsik dengan sikap terhadap perubahan organisasi syariah yaitu dengan koefisien korelasi -0.11."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Fauzie
"Perubahan yang terjadi di dunia makro telah membuat banyak perusahaan terpaksa melakukan berbagai perubahan dalam manajemennya, antara lain adalah restrukturisasi. Perubahan pada struktur ini dapat terjadi karena merger atau bergabungnya dua perusahaan atau lebih untuk mencapai efisiensi dan meningkatkan daya saing dengan perusahaan saingan (Harris, 1997). Efisiensi pada perusahaan akan sangat tergantung pada manusia sebagai pelaksana dari perusahaan tersebut. Dalam hal ini manusia memiliki sejumlah predisposisi yang menentukan tingkah laku yang akan dumunculkannya pada saat-saat tertentu. Diantara predisposisi itu adalah sikapnya terhadap perubahan dan gaya belajar yang dimilikinya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran sikap karyawan BUMN terhadap perubahan, gambaran gaya belajar mereka dan hubungan antara gaya belajar dan sikap terhadap perubahan ini. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah gaya belajar dan variabel terikatnya adalah sikap terhadap perubahan.
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Responden penelitian ini minimal telah bekerja di BUMN selama minimal dua tahun. Dari data kontrol didapatkan 218 orang yang memenuhi syarat untuk diolah data-datanya. Metode pengambilan data menggunakan kuesioner gaya belajar dan Change Inventory. Kuesioner gaya belajar diadaptasi dari Learning Style Questionnaire (LSQ) yang dikembangkan oleh Peter Honey dan Alan Mumford sebagai pengembangan dari Teori Experiential Learning yang digagas oleh David A. Kolb (1984). Sikap terhadap perubahan diukur dengan Change Inventory yang diadaptasi dari Eales-White (1994).
Hasil penelitian memperlihatkan adanya hubungan yang signifikan antara gaya belajar dan sikap terhadap perubahan. Ini berarti bahwa kedua konstruk yang diukur terbukti secara statistik memiliki hubungan satu sama Iain. Selebihnya didapat pula gambaran bahwa sebagian besar karyawan memiliki gaya belajar Reflektor dan sikap terhadap perubahan Logika Rasional.
Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, diantaranya yaitu kurangnya jumlah frekuensi yang mengisi tiap sel dalam tabulasi silang sehingga diusulkan dalam penelitian lanjutan hal ini dapat diatasi terlebih dahulu. Selain itu juga diusulkan dilihat sumbangan tiap gaya belajar terhadap sikap terhadap perubahan dan juga hubungan masing-masing gaya belajar dengan tiap sikap terhadap perubahan, sehingga akan terlihat gambaran yang lebih jelas mengenai hubungan kedua konstruk ini."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S2786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eki Mustika
"ABSTRAK
Uang merupakan alat penting dalam kehidupan sehari-hari. Selain fungsi obyektif yang dimilikinya, uang juga memiliki arti simbolik yang berbeda-beda bagi tiap orang. Arti simbolis tersebut akan mempengaruhi kecenderungan untuk berperilaku dalam hubungannya dengan uang. Oleh karena itu mengetahui sikap terhadap uang adalah penting untuk melihat kecenderungan berperilaku seseorang. Salah satu yang mempengaruhi sikap terhadap uang adalah kepribadian. Kepribadian merupakan karakteristik yang membedakan satu individu dengan individu yang lain. Karena itu perlu untuk mengetahui hubungan antara kepribadian dengan Sikap Terhadap Uang. Sikap terhadap uang adalah kecenderungan untuk berespon suka atau tidak suka terhadap uang. Sikap terhadap uang menggambarkan arti-arti simbolis yang dimiliki uang, baik berupa perasaan, keyakinan maupun tinghah laku. Pengukuran kepribadian sangat penting untuk mengetahui sikap terhadap uang. Penelitian menggunakan pendekatan trait kepribadian model lima besar yang berorientasi pada orang yang secara psikologis normal. Trait adalah unsur mendasar dari kepribadian yang terdiri dari Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism, dan Openness. Subyek penelitian adalah karyawan yang bekerja di perusahaan swasta yang berada di Jakarta dengan jumlah 126 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah inciJenial sampling. Metode pengambilan sampel menggunakan skala kuesioner dengan skala 1-6. Alat ukur yang digunakan adalah Money Ethics Scale yang digunakan untuk mengukur Sikap Terhadap Uang dan Omni Berkeley Personality Profile yang digunakan untuk mengukur trait kepribadian lima besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan bernilai positif antara trait Extraversion dengan Sikap terhadap Uang; sedangkan trait Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism dan Openness tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan Sikap Terhadap Uang. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan menggunakan metode penelitan kualitatif seperti wawancara untuk mengurangi kelemahan skala kuesioner. Selain itu perlu dipertimbangkan penggunaan sampel penelitian yang lebih luas dan lebih banyak."
2004
S3598
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Luhut Haposan
"Sebagai alat pembelian dan pertukaran yang sah uang selalu ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman-pengalaman seseorang terhadap uang secara tidak langsung membentuk persepsi orang itu terhadap uang. Dari persepsi yang dihasilkan akan membentuk sikap tertentu terhadap uang, apakah orang tersebut menganggap uang sebagai hal yang menyenangkan atau tidak. Uang adalah sesuatu yang simbolis dan emosional dalam bentuk besaran yang berbeda-beda pada masing-masing individu (Lynn, dalam Fumham, 2000). Arti-arti simbolis itu menjadi penting, karena ada orang yang berpikir uang sebagai hal yang baik (good) atau jahat (evil). Uang merupakan salah satu motivator orang bekeija (Robbins, 1993). Orang dapat saja beketja pada perusahaan besar atau kecil maupun swasta atau negeri. Kesesuaian antara nilainilai dan tujuan orang tersebut bekerja dengan nilai-nilai dan tujuan perusahaan dinamakan komitmen organisasi.
Carolina (2003) dalam penelitiannya menemukan adanya hubungan yang signifikan antara besarnya penghasilan dengan komitmen organisasi. Seseorang yang memiliki penghasilan yang besar akan mempunyai komitmen organisasi yang tinggi terhadap perusahaannya. Besar atau kecilnya gaji seseorang sangat bergantung dari kemampuan tiap perusahaan. Untuk perusahaan negara, dalam hal ini BUMN sumber pembiayaan berasal dari perusahaan itu sendiri sama halnya dengan perusahaan swasta. BUMN sendiri mempunyai tujuan perusahaan untuk mencari keuntungan dan pelayanan masyaratkat. Prestasi pengukuran kerja di BUMN sulit disebabkan memiliki tujuan perusahaan yang bersifat ganda tersebut. Maksud dari peneitian ini adalah melihat bagaimana hubungan antara sikap terhadap uang dengan komitmen organisasi pada karyawan BUMN yang memiliki gaji yang tidak sebaik karyawan swasta pada umumnya dan bekeija dengan pengukuran prestasi keija yang sulit.
Penelitian mengenai sikap terhadap uang dan komitmen organisasi dilakukan pada subyek yang beketja pada perusahaan BUMN sebanyak 54 orang. Dalam penelitian ini digunakan non probability sampling, yaitu tidak semua anggota populasi mendapat kesempatan yang sama sebagai subyek penelitian. Alat ukur yang digunakan berbentuk kuesioner. Pengukuran sikap terhadap uang dalam penelitian ini menggunakan Money Ethic Scale pada bagian Altitude Toward Money terdiri dari 58 item dan alat ukur yang digunakan untuk komitmen organisasi adalah Organizational Commitment Quesionnaire (OCQ) oleh Porter & Smith ( Mowday et al., 1982) yang memiliki jumlah item sebanyak 15 buah.
Hasil dari pengolahan data yang dilakukan serta analisisnya dapatlah didapatkan, ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap uang, faktor behavior, faktor cognitive dengan komitmen organisasi dan tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor affective sikap terhadap uang dengan komitmen organisasi pada karyawan BUMN. Sehingga dapatlah disimpulkan bahwa karyawan yang bekerja di BUMN memandang uang sebagai hal yang menyenangkan dan mereka juga memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaannya. Penambahan metode kualitatif seperti wawancara akan lebih baik untuk menghindari kelemahan metode kuesioner, dan menambah jumlah sampel agar hasil penelitian lebih maksimal dalam nilai reliabitas dan validitas sehingga gambaran hasil penelitian dapat lebih digeneralisasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eki Mustika
"ABSTRAK
Uang merupakan alat penting dalam kehidupan sehari-hari. Selain fungsi
obyektif yang dimilikinya, uang juga memiliki arti simbolik yang berbeda-beda bagi
tiap orang. Arti simbolis tersebut akan mempengaruhi kecenderungan untuk
berperilaku dalam hubungannya dengan uang. Oleh karena itu mengetahui sikap
terhadap uang adalah penting untuk melihat kecenderungan berperilaku seseorang.
Salah satu yang mempengaruhi sikap terhadap uang adalah kepribadian. Kepribadian
merupakan karakteristik yang membedakan satu individu dengan individu yang lain.
Karena itu perlu untuk mengetahui hubungan antara kepribadian dengan Sikap
Terhadap Uang.
Sikap terhadap uang adalah kecenderungan untuk berespon suka atau tidak
suka terhadap uang. Sikap terhadap uang menggambarkan arti-arti simbolis yang
dimiliki uang, baik berupa perasaan, keyakinan maupun tinghah laku. Pengukuran
kepribadian sangat penting untuk mengetahui sikap terhadap uang. Penelitian
menggunakan pendekatan trait kepribadian model lima besar yang berorientasi pada
orang yang secara psikologis normal. Trait adalah unsur mendasar dari kepribadian
yang terdiri dari Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism, dan
Openness.
Subyek penelitian adalah karyawan yang bekerja di perusahaan swasta yang
berada di Jakarta dengan jumlah 126 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah
incidental sampling. Metode pengambilan sampel menggunakan skala kuesioner
dengan skala 1-6. Alat ukur yang digunakan adalah Money Ethics Scale yang
digunakan untuk mengukur Sikap Terhadap Uang dan Omni Berkeley Personality
Profile yang digunakan untuk mengukur trait kepribadian lima besar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
bernilai positif antara trait Extraversion dengan Sikap terhadap Uang; sedangkan trait
Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism dan Openness tidak memiliki
hubungan yang signifikan dengan Sikap Terhadap Uang.
Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan menggunakan metode penelitan
kualitatif seperti wawancara untuk mengurangi kelemahan skala kuesioner. Selain itu
perlu dipertimbangkan penggunaan sampel penelitian yang lebih luas dan lebih
banyak."
2004
S3386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>