Ditemukan 84672 dokumen yang sesuai dengan query
Iwan Yudi Karyono
"Turunan formula Navier-Stokes dipakai untuk menghitung kerugian tekanan aliran dalam pipa. Panjang pipa, diameter pipa, kecepaan fluida, kekasaran permukaan dan koefisien gesek yang mempengaruhi nilai kerugian tekanan. Formula tersebut tidak berlaku pada belokan/cabang pipa, setelah katup, adanya perubahan diameter (unsteady flow), adanya getaran, dll. Tujuan penelitian adalah melihat pengaruh panjang aliran hidrodinamik pada pipa masuk (inlet) terhadap nilai kerugian tekanan aliran dalam pipa dan membuktikan keterbatasan penggunaan formula Navier-Stokes. Eksperimen ini menggunakan pipa acrylic berdiameter 12 mm. Variasi panjang pipa masuk terhadap titik pengukur tekanan (pressure tap) yaitu dengan menggeser pipa kecil masuk kedalam pipa uji hingga keadaan fluida mencapai kondisi berkembang penuh. Pada pipa uji dipasang 4 buah pressure tap dengan jarak masing-masing tap 250 mm. Air murni sebagai fluida uji. Debit yang keluar diukur dengan gelas ukur pada periode waktu untuk mendapatkan nilai bilangan Reynolds. Hasil menunjukkan bahwa karakteristik panjang aliran berkembang penuh untuk aliran laminer adalah rasio L/D = ± 0,05*Re dan pada aliran turbulen yaitu L/D = ± 4,4*Re1/6.
Differential Navier-stokes formula is used to calculate a pressure loss in a pipe. Pressure loss in pipe influenced by the pipe length, the pipe diameter, the fluid velocity, surface roughness of pipe and friction coefficient. This formula could not be applied to the turning or branch of the pipe, after the valve, pipe in which its diameter has changed (unsteady flow), shock or vibration occurs, etc. The goal of this study is to measure the influence of inlet pipe length to the value of pressure loss in pipe and to proved the limitation in order to use the Navier-Stokes formula. This experiment used acrylic pipe with 12 mm diameter. Variation of inlet pipe length to first pressure tap are 50D, 70D, 100D and 130D. Variation the length of inlet pipe is arranged by put the inlet pipe into the test pipe. On the test pipe are used four pressure taps with 25 cm distance. Displacement the inlet pipe into first pressure tap will be effected to the value of pressure in the manometer.Water as a test fluid. Debit or rate of the flow is measured in period of time to get Reynolds number. The results had showed that the characteristic of fully developed flow lenght for the laminar flow is shown by L/D ratio = 0.05*Re and in turbulent flow L/D ratio = 4.4*Re1/6"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50745
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Paian Oppu Torryselly
"Kerugian aliran di dalam pipa terjadi akibat pergesekan antara lapisan fluida yang mempunyai kecepatan rendah dengan lapisan kecepatan yang lebih tinggi (distribusi kecepatan). Aliran tegak lurus sumbu (
secondary flow) yang terjadi akan menambah kerugian tekanan.
Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan efek
secondary flow yang terjadi pada aliran dalam pipa bulat dan pipa kotak dengan diameter yang sama. Dua buah model propeller bebas yang sama dan identik diletakkan masingmasing pada pipa hisap dan pipa tekan ( keluar). Variasi putaran pompa di ikuti perubahan putaran propeller . Fluida yang di gunakan adalah fluida air murni dengan temperature konstan 27°C.
Putaran propeller terjadi akibat aliran yang sejajar sumbu propeller dan
secondary flow. Hasil pada putaran propeller pada pipa kotak lebih kecil di bandingkan pada pipa bulat.
Secondary flow yang terjadi secara natural pada pipa kotak membuat vortex pada sudut-sudut penampang kotak menahan aliran
secondary flow pada sekeliling pipa.
Pressure drop in pipe flow is caused by friction between the faster fluid velocity layer and slower velocity layer (velocity distribution). Occurred flow perpendicular to the axis of main flow (secondary flow) will contribute to pressure loss. The objective of this experiment is to prove secondary flow effect which occurred on main flow of circular and rectangular pipe with the same diameter size. Two identical freely rotating propellers were arranged on (inlet) suction pipe and (outlet) exhaust pipe. Variation of pump rotation speed is followed by changes of propeller velocity. Used Fluid is tap water with the constant temperature 27°C. Propeller rotation is caused by main flow parallel to propeller axis and secondary flow. The angular velocity of propeller in the rectangular pipe flow is less than in the circular pipe flow. Naturally occurred secondary flow in the rectangular pipe create vortex on the edge of rectangular cross section which hold the secondary flow the pipe boundary. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37347
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Monang, Bongguk Reagan
"Penelitian ini melakukan pengamatan dan analisa dinamika fluida pada pelat datar, pipa persegi dan venturi dengan aplikasi gelembung hidrogen. Visualisasi lapisan batas pada pelat datar pada kecepatan fluida (U∞) 21,43 mm/s adalah sebesar 7,2 - 16,58 mm pada jarak 1 - 9 mm dari tepi pelat datar, lebih besar daripada perhitungan secara teoritis yang sebesar 1,64 - 3,17 mm. Perbedaan tebal lapisan batas terjadi akibat pengaruh gaya apung pada gelembung hidrogen. Visualisasi pada pipa persegi pada dua bilangan reynolds yang berbeda (Re = 932 dan Re =2278,5) menghasilkan lapisan batas yang lebih tipis pada bilangan Re yang lebih besar. Dengan bantuan visualisasi gelembung hidrogen dapat dihitung koefisien discharge venturi pada dua kecepatan yang berbeda (14,9 mms-1 dan 6,7 mms-1) koefisien discharge venturi adalah sebesar 0,052 dan 0,027.
This study observes and analyses the visualization of hydrogen bubbles on a flat plate, a rectangular pipe and a venturi. Visualization of the boundary layer on the flat plate at fluid velocity (U∞) of 21,43 mms-1 shows that the thickness of the boundary layer increase from 7,2 to 16,58 mm at trailing position 1 mm to 9 mm from the end of the plate. Theoretically the thickness should range from 1,64 mm to 3,17 mm at the same position. These differences may have been caused by the buoyancy on hydrogen bubbles. Visualization on the rectangular pipe at 2 different values of Re, i.e 932 and 2278,5 shows that higher Re produces thinner boundary layer. Visualization of hydrogen bubbles can also be used to determine coefficient discharge of the venture at 2 different values input of velocity (16 mms-1 and 6 mms-1), discharge coefficient respectively are 0,05 and 0,03."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42809
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Febry Rachmat
"Turunan formula Navier-Stokes dipakai untuk menghitung kerugian tekanan aliran dalam pipa. Panjang pipa, diameter pipa, kecepatan fluida, kekasaran permukaan dan koefisien gesek yang mempengaruhi nilai kerugian tekanan. Formula tersebut tidak berlaku pada belokan/cabang pipa, setelah katup, adanya perubahan diameter (unsteady flow), adanya getaran, dll. Drag reduction dari solusi surfactant atau biopolymer telah menarik perhatian dari sisi konversi energy, dikarenakan penurunan secara mekanis tidak terjadi tetapi menghasilkan drag reduction yang besar di kondisi konsentrasi tertentu oleh karena itu solusi biopolymer banyak digunakan pada system pemipaan dan hasil percobaan dilapangan menunjukan penurunan dari tenaga yang dibutuhkan pompa mencapai 30% dari kecepatan aliran normal
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek panjang aliran terhadap aliran berkembang penuh dengan membandingkan 3 macam fluida yaitu air murni ; biopolimer air tape ketan 100 ppm dan biopolimer air tape ketan 250 ppm. Di mana biopolimer merupakan hasil fermentasi beras. dan membuktikan keterbatasan penggunaan formula Navier-Stokes. Eksperimen ini menggunakan pipa acrylic berdiameter 12 mm. Variasi panjang pipa masuk terhadap titik pengukur tekanan (pressure tap) yaitu dengan menggeser pipa kecil masuk kedalam pipa uji hingga keadaan fluida mencapai kondisi berkembang penuh. Pada pipa uji dipasang 4 buah pressure tap dengan jarak masing-masing tap 250 mm. Air murni sebagai fluida uji. Debit yang keluar diukur dengan gelas ukur pada periode waktu untuk mendapatkan nilai bilangan Reynolds. Hasil menunjukkan bahwa karakteristik panjang aliran berkembang penuh untuk fluida dengan campuran konsentrasi biopolymer lebih besar dibandingkan dengan air murni.
Navier-Stokes equations derived formula used to calculate the pressure loss in pipe flow. The length of the pipe, the pipe diameter, the fluid velocity, surface roughness and coefficient of friction that affect the value of pressure loss. The formula does not apply to the branch / branch pipes, the valves, the change in diameter (unsteady flow), the presence of vibration, etc.. Drag reduction of surfactant solution or a biopolymer has attracted attention from the conversion of energy, due to a mechanical reduction does not occur but produced a large drag reduction in a specific concentration of condition therefore biopolymer solutions are widely used in piping systems and field experimental results show a decrease of available power pumps needed to reach 30% of normal flow velocity. This study aims to prove the effect of flow length to the flow is fully developed by comparing three kinds of fluid that is pure water, 100 ppm biopolymer and 250 ppm biopolymer. Where biopolymer is fermented rice and prove the limitations of the use of the Navier-Stokes formula. These experiments using 12 mm diameter acrylic pipe. Length variation on the point of intake pressure gauge (pressure tap) that is by sliding a small pipe into the test tube until the fluid reaches the state is fully developed conditions. In test tube fitted with a pressure tap four fruit each tap distance 250 mm. Pure water as test fluid. The exit discharge is measured with a measuring cup in the period of time to get the value of Reynolds number. Results showed that the characteristic length for the fluid flow is fully developed with a mixture of biopolymer concentration greater than pure water. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S841
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Whisnu Febriansyah
"Setiap material pipa memilikki ciri khas unik yang berbeda satu sama lain. Kekasaran permukaan merupakan salah satu dari sifat spesial yang berbeda di setiap bahan pipa. Kekasaran permukaan telah dikenal luas memilikki efek dominan terhadap aliran fluida, terutama aliran dengan nilai jatuh tekan yang tinggi seperti pada aliran minyak sawit mentah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek tersebut pada pipa spiral pentagon untuk mengoptimalkan konsumsi energi dalam transportasi minyak sawit. Dalam penelitian ini, analisis numerik dengan aliran stabil dilakukan dengan menggunakan peranti lunak ANSYS Fluent 19.2. Sebenarnya, analisis numerik dilakukan dengan mensimulasikan aliran melalui pipa spiral pentagon dengan melakukan pendekatan dari persamaan Navier-Stokes. Setelah itu, dilakukan observasi efek dari kekasaran permukaan dan bilangan Reynolds pada pengurangan hambatan menggunakan simulasi. Berdasarkan hasil simulasi, penelitian ini menekankan pentingnya kekasaran permukaan dalam pengurangan hambatan sebagai upaya pengurangan konsumsi energi pada transport minyak sawit.
Every pipe material has unique characteristics that is to say different from others. Surface roughness are counted as one of the specific features in each pipe material. Surface roughness is known to have dominant impacts on a fluid flow, especially flows with high pressure drops such as the flows of crude palm oil (CPO). This study aims at analyzing the impacts observed in a pentagon spiral pipe to optimize energy consumption in CPO transport. In this study, a steady-state numerical analysis is performed in ANSYS-Fluent 19.2 software. Practically, a numerical analysis is conducted by simulating a pentagon spiral pipe using Navier-Stokes equations. Then, the effects of relative roughness and Reynolds number on drag reduction are investigated in the simulation. Looking at results of the simulation, this study highlights the importance of modelling the behavior of surface roughness effects at different temperature levels to discover better drag reduction impacts for improving efficiency in energy consumption for transporting CPO."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Okky Anugrah Putra
"Dalam transportasi fluida menggunakan pipa, koefisien gesek merupakan besaran yang sangat penting karena berkaitan dengan konsumsi energi. Pipa berpenampang seperti pipa spiral digunakan untuk pencampuran fluida kerja. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis perubahan nilai koefisien gesek pada sejumlah pipa dengan penambahan nano partikel Al2O3 yang dicampurkan ke dalam air sebagai fluida dasar. Pipa yang digunakan adalah pipa bundar (D=3 mm) dan pipa spiral (Diameter hidrolis = 6 mm) . Variasi konsentrasi yang dipakai adalah 100 ppm, 200 ppm, dan 300 ppm. Variasi lamanya waktu pencampuran adalah 30, 60, dan 90 menit. Hasil dari penilitian ini adalah tidak ditemukannya pengurangan koefisien gesek di rentang nilai Reynolds 5000-10000.
On fluid transportation using pipes, friction factor is an important thing because it influences energy consumption. Special pipes, like spiral pipe, are used for mixing the fluids. The purpose of this research is to analyze friction factor?s change caused by adding Al2O3 nano particles to water as base fluid. This research used two kinds of pipe, circular pipe (inner diameter=3 mm) and spiral pipe (diameter of hydrolic = 6 mm). The variation of concentration are 100 pm, 200 ppm, and 300 ppm. The variations of mixing time are 30, 60, and 90 minutes. The results of this research is there is no drag reduction on any pipe on Reynolds number between 5000 and 10000."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64076
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sealtial Mau
"Penggunaan energi yang effisien menjadi tantangan dunia saat ini untuk terus ditingkatkan. Berbagai metode terus dikembangkan oleh para peneliti dan ilmuan untuk mencapai apa yang diharapkan. Dalam sistem perpipaan, energi dibutuhkan untuk dapat menggerakkan fluida yang akan dialirkan. Ilmu mekanika fluida berperan penting untuk dapat mengkarakteristik fluida saat mengalir. Secara umum fluida dibagi menjadi dua kelompok yaitu fluida Newtonian dan non-Newtonian. Fluida dapat dapat mengalir dengan effisien dalam sistem perpipaan ketika hambatan dapat diatasi. Kerugian energi yang dibutuhkan untuk memindahkan fluida disebut kerugian jatuh tekanan. Singkatnya, sumber energi pompa untuk sistem perpipaan sebanding dengan hambatan dan fluida yang dialirkan. Pengurangan hambatan dapat dilakukan melalui kontrol aliran yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kontrol aktif dan kontrol pasif. Kontrol aktif diaplikasikan dengan cara menambahkan zat aditif sedangkan kontrol pasif dengan memberi perlakuan melalui geometri saluran perpipaan. Dalam penelitian ini kontrol aktif dan kontrol pasif diaplikasikan. Aplikasi kontrol aktif dengan menambahkan aditif serat nata de coco ke dalam fluida dasar air dan kontrol pasif dengan menggunakan pipa spiral 3-lobe untuk mengalirkan lumpur. Aplikasi serat nata de coco sebagai aditif untuk dapat mereduksi hambatandrag pada buffer region. Konsentrasi yang digunakan ialah 25 ppm, 50 ppm dan 100 ppm yang dialirkan pada rangkaian uji pipa horizontal dengan pengukuran nilai pressure drop pada jarak 1000 mm. Selain itu, aplikasi pipa spiral 3-lobe untuk mengatasi pengendapan aliran lumpur melalui kecepatan tangensial yang dihasilkan oleh geometri pipa spiral itu sendiri. Fluida kerja lumpur yang digunakan dalam penelitian ini divariasikan dalam beberapa konsentrasi yakni Cw 20%, 30% dan 40%. Fluida kerja yang dialirkan melalui sistem perpipaan disetup secara horizontal serta pengukuran 'pressure drop' melalui dua titik dengan jarak 1550 mm. Untuk pengujian debit pada dua metode ini digunakan untuk menghitung bilangan Reynolds. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa aplikasi serat 'nata de coco' pada pipa dapat meningkatkan pengurangan hambatan 'drag' melalui mereduksi 'drag' yang terjadi pada 'buffer layer'. Selain itu, aplikasi pipa spiral untuk mengalirkan lumpur terbukti menurunkan kecepatan kritis pada aliran jika dibandingkan dengan pipa bulat.
The efficient use of energy is a challenge for the world today to increase continuously. Various methods continue to be developed by researchers and scientists to increase the expected. In the piping system, the energy needed to flow the fluid. Fluid mechanics plays an important role in being able to characterize fluid flow. In general, fluids divided into two groups, namely Newtonian and non-Newtonian fluids. Working fluid will be flow efficiently in the piping system when obstacles can be overcome. Energy losses needed to flow the fluid is called the pressure drop. In brief, the energy source of the pump for the piping system is proportional to the obstacles and the streamed fluid. To reduce the obstacles, flow control is used and divided into two groups namely active control and passive control. Active control is applied by adding additives while passive control by treats or change the geometry of the pipeline channel. In this study, active control and passive control applied. Active control by adding nata de coco fiber additive becomes based fluid and passive control by using a 3-lobe spiral pipe to flow the slurry. The application of nata de coco fiber as an additive can reduce drag resistance in the buffer region. The concentrations used are 25 ppm, 50 ppm, and 100 ppm, which are flowed in the horizontal test pipe circuit by measuring the pressure drop at a distance of 1000 mm. In addition, the 3-lobe spiral pipe application to overcome the particle deposition in mudflow through tangential velocity generated by the geometry of the spiral pipe. The working fluid used in this study varied in several concentrations namely Cw 20%, 30%, and 40%. The working fluid that flowed through the piping system set up horizontally and the measurement of pressure drop through two points with a distance of 1550 mm. The mass flow rate testing on both methods used to calculate Reynolds numbers. From the calculation results, it is known that the application of nata de coco fiber in pipes can increase the drag reduction by reducing the drag that occurs at the buffer region. Also, the application of 3-lobes spiral pipe to flow the slurry has been shown to reduce the critical velocity inflow when compared to circular pipes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
D2697
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Julyanto Leonardo
"Distribusi fluida melalui sistem perpipaan merupakan hal yang banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya distribusi air bersih. Dengan bertambahnya panjang pipa distribusi, maka kerugian jatuh tekan dari pipa juga semakin besar. Yang menyebabkan daya pompa yang diperlukan untuk pendistribusian pun semakin besar. Fluida yang didistribusikan juga mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga dibutuhkan perlakuan yang berbeda-beda. Dari alasan tersebut maka dilakukan penelitian untuk menganalisa pengaruh medan magnet terhadap kerugian jatuh tekan dan drag reduction pada pipa bulat dengan fluida uji nanofluida TiO2. Percobaan yang dilakukan menggunakan pipa bulat akrilik dengan nilai bilangan Reynolds 30000
Distribution of fluid through the piping system is prevalent nowadays, such as clean water distribution. With increasing length of distribution pipes, the pressure drop of pipe are also getting bigger. Which causes the pump power required for the distribution of even bigger. Fluid also have different characteristics, requiring different treatment. From these reasons, the research conducted to analyze the effect of magnetic field against pressure drop and drag reduction in round pipe with TiO2 nanofluid. Experiments were performed using acrylic round pipe with Reynolds number 30000"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44542
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library