Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31641 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abidzar Ramadhana
"Salah satu penyebab pencemaran udara adalah polusi yang disebabkan oleh aerosol smoke. Namun dalam penelitian ini lebih spesifik untuk penangulangan pencemaran yang disebabkan oleh asap rokok yang memiliki diameter partikel 0,1 µm ? 1 µm. Dimana untuk diameter untuk diameter partikel 0,1 µm ? 1 µm salah satu metode penyaringan udara yang cocok yaitu menggunakan thermal precipitation.
Dalam penelitian ini, dibuat suatu alat uji thermal precipitator untuk mendepositkan partikel-partikel yang ada di dalam asap rokok dengan memanfaatkan gaya thermophoretic. Gaya tersebut adalah gaya yang diberikan kepada partikel yang tersuspensi di suatu aliran fluida dimana apabila didalam aliran tersebut terdapat perbedaan temperatur maka partikel tersebut akan bergerak menuju daerah yang memiliki temperatur lebih rendah.
Dari hasil eksperimen dan analisa dapat diambil kesimpulan bahwa thermal precipitator ini dapat digunakan sebagai smoke collector. Hal ini dibuktikan dengan melakukan observasi dengan mengukur kadar asap yang dapat di depositkan oleh thermal precipitator ini dengan menggunakan gas sensor.

One of the causes of air pollution is aerosol smoke. This experiment will study more specifically about how to eradicate the pollution caused by tobacco smoke which consist of particles with diameters 0,1- 1 µm. Filtering method which is suitable for the particles with that specification will be thermal precipitation.
In this research , we will try to create a thermal precipitator for depositing the particles that exist in the smoke of cigarette by using thermoporetic force. That force is force which is given to the particles which suspended in a fluid if there is difference in the fluid?s temperature that will cause the particles to move to the region with lower temperature.
From the experiment and analysis, we can make a conclusion that thermal precipitator can be used as smoke collector. This can be seen by doing an observation by measuring the smoke density which can be deposited by thermal precipitator by using gas sensor."
2008
S50740
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ziz Rachmat Destiyanto
"Salah satu penyebab pencemaran udara adalah adanya polutan yang berupa aerosol smoke. Aerosol smoke itu sendiri ada bermacam-macam, tetapi yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah tobacco smoke berukuran 0,01 ∝m ~ 1 ∝m dengan thermal precipitator sebagai alat pembersihnya yang paling efektif.
Dalam melakukan penelitian ini, dibuatlah suatu alat uji coba thermal precipitator yang terdiri dari box penampung, test section, exhaust fan, dan rangka. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan mempelajari dan menganalisa arah pergerakan smoke partikel yang kecenderungannya selalu menuju ke pelat yang lebih dingin, baik ketika posisi heater di atas maupun di bawah. Fenomena ini dinamakan thermophoresis, yaitu pergerakan partikel dalam suatu fluida yang diakibatkan adanya gradien temperatur dalam sistem tersebut.
Dari hasil eksperimen dan analisa dapat diambil kesimpulan bahwa alat uji thermal precipitator dapat digunakan sebagai smoke collector dengan memanfaatkan gaya thermophoresis. Hal ini dibuktikan dengan terlihatnya pergerakan partikel ke arah pelat yang lebih dingin. Arah pergerakan juga dapat diambil visualisasinya dengan menggunakan kamera digital.

One of the caused of Air pollution is pollutant on aerosol smoke. Aerosol smoke itself, has many kinds of type, but in this final project, we will discuss about tobacco smoke sized 0,01 ∝ m ~ 1 ∝m. And thermal precipitator as the most effective gas cleaner.
In our analyzing, made an equipment called thermal precipitator which is consists of smoke box, test section, exhaust fan and frame. Analyzing that has been done is to know smoke particle direction movement that has tendency to move to lower temperature plate, even heater on top or under the plate. This phenomena is called thermophoretic, particle movement in the fluid system that caused by temperature gradient in that system itself.
The experimental and analysation result can conclude that thermal precipitation can used for smoke collector, that utilized thermophoretic force. Proven by particle movement can be seen goes to the lower temperature plate. And also movement direction can be captured by digital camera.
"
2008
S37364
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riesto
"Salah satu unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan umat manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan adalah udara, namun seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia maka semakin banyak pencemaran yang dihasilkannya, salah satu hasil pencemaran yang umum terjadi dalam masyarakat adalah polutan dari asap rokok. Partikel dari asap rokok tersebut dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada manusia.
Salah satu cara untuk mengurangi pencemaran udara akibat asap rokok adalah dengan mendepositkan partikel-partikel dari asap rokok tersebut sehingga kebersihan udara sekitar dapat tetap terjaga.
Oleh karena itu dibuatlah suatu alat uji untuk mendepositkan partikel-partikel tersebut menggunakan gaya thermophoresis. Gaya thermophoresis adalah gaya yang terjadi pada partikel yang disebabkan adanya gradien temperatur. Alat uji ini dinamakan thermal precipitator dimana partikel asap rokok yang melewati alat ini akan tersaring sehingga pencemaran udara yang diakibatkan oleh asap rokok ini dapat teratasi.

One of the most important elements for maintaining the lives of human beings, animals and plants is air is an air, but within time, human life has change a lot and created more pollution, one of the pollution that is happening among the society is the pollutant from tobacco smoke. The particles from the smoke could cause so much distraction on human health.
In order to reduce air pollution caused by tobacco smoke, the particles from the tobacco smoke should be deposited so then the surround air quality can be keep clean and healthy.
Therefore, it needs to be built a device to deposits the particles using a thermophoretic force. Thermophoretic force is a force that applied on a particle because of a temperature gradient. This device called Thermal Precipitator where the particles from tobaccos smoke when passing through this device will be filtered so the pollution can be handled.
"
2008
S37367
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rully Harvin
"Salah satu penyebab pencemaran udara adalah polusi yang disebabkan oleh aerosol smoke. namun dalam penetitian ini lebih spesifik untuk penangulangan pencemaran yang disebabkan oleh asap rokok yang memiliki diameter partikel 0,1 m - 1 m, dimana untuk diameter diameter 0,1 m - 1 m salah satu metode penyaringan udara yang cocok yaitu menggunakan thermal precipitation.
Dalam penelitian ini, dibuat suatu alat uji thermal precipitator untuk mendepositkan partikel-partikel yang ada di dalam asap rokok dengan memanfaatkan gaya thermophoretic. Gaya tersebut adalah gaya yang diberikan kepada partikel yang tersuspensi di suatu aliran fiuida dimana apabila didalam aliran tersebut terdapat perbedaan temperatur maka partikel tersebut akan bergerak menuju daerah yang memiliki temperatur lebih rendah.
Dari hasil eksperimen dan analisa dapat diambil kesimpulan bahwa thermal precipitator ini dapat digunakan sebagai smoke collector. Hal ini dibuktikan dengan melakukan observasi dengan mengukur kadar asap yang dapat di depositkan oleh thermal precipitator ini dengan menggunakan gas sensor.

One of the causes of air pollution is aerosol smoke. This experiment will study more specifically about how to eradicate the pollution caused by tobacco smoke which consist of particles with diameters 0,1- 1 m. Filtering method which is suitable for the particles with that specification will be thermal precipitation.
In this research, we will try to create a thermal precipitator for depositing the particles that exist in the smoke of cigarette by using thcrmoporetic force. That force is force which is given to the particles which suspended in a fluid if there is difference in the fluid's temperature that will cause the particles to move to the region with lower temperature.
From the experiment and analysis, we can make a conclusion that thermal precipitator can be used as smoke collector. This can be seen by doing an observation by measuring the smoke density which can be deposited by thermal precipitator by using gas sensor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50941
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mokhamad Dyans Lazuardy
"Salah satu unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan umat manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan adalah udara, namun seiring denganberkembangnya kehidupan manusia maka semakin banyak pencemaran yang dihasilkannya, salah satu hasil pencemaran yang umum terjadi dalam masyarakat adalah polutan dari asap rokok. Partikel dari asap rokok tersebut dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada manusia. Salah satu cara untuk mengurangi pencemaran udara akibat asap rokok adalah dengan mendepositkan partikel-partikel dari asap rokok tersebut sehingga kebersihan udara sekitar dapat tetap terjaga. Oleh karena itu dibuatlah suatu alat uji untuk mendepositkan partikel-partikel tersebut dengan menggunakan gaya thermophoresis dan metoda untuk mengukur jumlah partikel-partikel tersebut. Gaya thermophoresis adalah gaya yang terjadi pada partikel yang disebabkan adanya gradien temperatur. Alat uji ini dinamakan thermal precipitator dimana partikel asap rokok yang melewati alat ini akan tersaring sehingga pencemaran udara yang diakibatkan oleh asap rokok ini dapat teratasi.

One of most important element to maintain a life from humans, animals and plants is an air, but within time, human life has change a lot and created more pollution, one of the pollution that is happening among the society is the pollutant from tobacco smoke. The particles from the smoke could cause so much distraction on human health. In order to reduce air pollution caused by tobacco smoke, the particles from the tobacco smoke should be deposited so then the surround air quality can be keep clean and healthy. Therefore, it needs to be built a device to deposits the particles using a thermophoretic force and method to measure it. Thermophoretic force is a force that applied on a particle because of a temperature gradient. This device called Thermal Precipitator where the particles from tobaccos smoke when passing through this device will be filtered so the pollution can be handled."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50983
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Propana Okionomus Ali
"Efisiensi suatu sistem rangkaian flat plate solar thermal collector dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam optimasi sebuah sistem pemanas air tenaga surya yang sedang dirancang maupun yang sudah berjalan. Penulisan ilmiah ini mengangkat masalah mengenai nilai efisiensi suatu sistem rangkaian seri dan parallel flat plate solar thermal collector yang dihitung dengan dua metode yaitu metode pengujian pada peralatan uji dan metode simulasi komputer. Pengujian dilakukan dengan merangkai 8 panel flat plate solar thermal collector menjadi rangkaian seri dan parallel kemudian diukur temperatur keluaran, radiasi matahari, dan laju aliran massa air. Simulasi komputer menggunakan program komputer Visual Basic 6.0 untuk menghitung radiasi matahari, temperatur keluaran, energi berguna, dan efisiensi. Dari kedua metode tersebut didapatkan nilai efisiensi rangkaian flat plate solar thermal collector.
Berdasarkan pengujian didapatkan grafik karakteristik efisiensi dari rangkaian parallel adalah y = -1.0684x + 0.2884 dan grafik karakteristik efisiensi dari rangkaian seri adalah y = -1,2247 x + 0,428. Sedangkan dari simulasi didapatkan grafik karakteristik efisiensi dari rangkaian parallel adalah y = -8,1605 + 0,5654 dan grafik karakteristik efisiensi dari rangkaian seri adalah y = -8,6055x + 0,6472. Dari kedua metode tersebut terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai karakteristik efisiensi tetapi memiliki trend line yang sama antara keduanya.

To optimized a designed flat plate solar water heating system, solar thermal collator's effeciency can be a point of review. This final projetc paper focused on a series and parallel of flat plate solar thermal collector combination based on two methods, experimental and computer's simulation. On experimental testing method, an eight flat plate solar thermal collector was combinated to a series and parallel and the output temperature, sun's radiation, and mass flow rate of the fluid were measured. Computer simulation method based on visual basic 6.0 programming to calculated sun's radiation, output temperature, usefull energy, and efficiency.
The experimental result shown parallel efficiency's characteristic graphic, y = -1,0684 x + 0,2884, dan series effeciency's characteristics graphic, y = -1,2247 x + 0, 428. While the computer simulation result shows the parallel efficiency's characteristic y = -8,1605 + 0,5654 and the series efficiency's characteristic y = - 8,6055 x + 0,6472, although there was different efficiencies value between two methods, but it shown same trendline.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S36579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Agung Pribadi Heriawan
"Serat ijuk semakin menarik untuk diteliti sebagai bahan pengisi polimer. Dengan memodifikasi permukaan serat ijuk, didapatkan selulosa mikrofibril (MFC) yang berbasis ijuk untuk kemudian dicampurkan dengan polimer membentuk produk berbasis MFC ijuk. Namun morfologi, kompatibilitas, stabilitas termal MFC berbasis ijuk terhadap sifat produk polimer perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan dibandingkan karakteristiknya dengan produk berbasis bubble glass.
Dalam penelitian ini telah dilakukan proses pencampuran lelehan panas dengan menggunakan mesin rheomix yaitu antara MFC berbasis ijuk dan bubble glass dengan polipropilena jenis homopolimer. Kandungan MFC berbasis ijuk dan bubble glass dalam campuran adalah 0,3; 0,6; dan 1 wt% dalam tiap 50 gram homopolimer polipropilena dengan variasi temperatur 160, 175, dan 190°C selama 15 menit.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dengan penambahan MFC berbasis ijuk dan bubble glass dapat menurunkan temperatur leleh (Tm) dan menaikan temperatur dekomposisi (Td), kecuali Td produk berbasis bubble glass akibat karakteristik bubble glass yang amorf. Tm maksimum produk berbasis MFC ijuk dan bubble glass didapatkan pada komposisi yang sama yaitu 0,3 wt% masing-masing sebesar 160,68°C dan 161,29°C. Sedangkan pada Tm maksimum produk berbasis MFC ijuk dan bubble glass masing-masing didapatkan pada temperatur pencampuran 190°C sebesar 160,66°C dan 175°C sebesar 162,52°C. Untuk Td maksimum produk berbasis MFC ijuk dan bubble glass didapatkan pada komposisi 1 wt% sebesar 256,08°C dan 0,3 wt% sebesar 296,07°C. Sedangkan pada Td maksimum produk berbasis MFC ijuk dan bubble glass masing-masing didapatkan pada temperatur pencampuran 175°C sebesar 270,72°C dan 160°C sebesar 290,12°C.

Ijuk fiber more interesting to study as a filler material for polymer. By modyfiying the surface fibers, microfibrilscellulose (MFC) ijuk-based obtained and then mixed it with polymer to form MFC ijuk-based products. However morphology, compatibility, thermal stability of MFC ijuk-based towards polymer product need further research and compared its characteristic with glass bubblebased products.
In this research has been carried out the process of hot-melt mixing using a rheomix machine that is between MFC ijuk-based and glass bubble with homopolymer type of polypropylene. The content of MFC ijuk-based and glass bubble in the mixture is 0.3; 0.6; and 1%wt in each 50 grams of homopolymer polypropylene with a temperature variation of 160, 175, and 190°C for 15 minutes.
The result showed that with the addition of MFC ijuk-based and glass bubblebased can lower the melting temperature (Tm) and raise the decomposition temperature (Td), except Td of glass bubble-based products due to the amorphous characteristics of glass bubble. The maximum Tm of MFC ijuk-based and glass bubble products obtained in the same composition that is 0,3%wt at 160.68°C and 161.29°C, respectively. In other side, the maximum Tm MFC ijuk-based and glass bubble-based obtained at mixing temperature of 190°C at 160.66°C and 175°C at 162.52°C, respectively. For maximum Td of MFC ijuk-based and glass bubble-based products obtained on the composition of 1%wt at 256.08°C and 0.3%wt at 296.07°C. In other side, the maximum Td of MFC ijuk-based and glass bubble product obtained at mixing temperature of 175°C at 270.72°C and 160°C at 290.12°C, respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45868
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Ardianto Baroto
"Asap rokok yang dihasilkan perokok sangat merugikan orang yang tidak merokok namun menghisap asap rokok (perokok pasif). Tidak hanya menghisap bau asap yang mengganggu, namun perokok pasif bahkan menerima resiko gangguan kesehatan lebih besar karena asap rokok mengandung zat-zat kimia yang bersifat karsinogen.
Tujuan penelitian adalah merancang dan membuat sebuah penyaring asap rokok (Cigarette Smoke Filter) dengan memanfaatkan filter udara konvensional, karbon aktif dan gaya thermophoresis, sehingga bau dan partikel asap rokok yang dihasilkan dapat dikurangi. Dari penelitian ini dihasilkan Cigarette Smoke Filter yang berfungsi dan didapat sistem analisis pengujian berupa perbandingan massa partikel asap rokok yang tersaring sehingga dapat diperoleh data penyaringan partikel asap rokok.

Cigarette smoke has always been a great problem for the people within the environment (passive smoking). Not only they have to inhale the disturbing odour, they also face greater health risk because cigarette smoke is known to contain carcinogenic chemicals.
The objective of this research is to design and manufacture a cigarette smoke filter by using conventional air filter, activated carbon and thermophoretic force to reduce odour and number of particles of cigarette smoke. The result of this research is a cigarette smoke filter that works, and the testing method to compare filtered smoke particle mass from cigarette smoke to determine the performance of the filter.
"
2008
S37380
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Achmad Luanto
"Thermal Energy Storage (TES) dengan material Phase Change Materials (PCM) dapat dijadikan salah satu solusi untuk mengurangi konsumsi energi listrik pada sistem air conditioner (AC). RT 22 HC merupakan salah satu PCM komersial yang memiliki kalor laten yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat ? sifat termal dari PCM RT 22 HC dengan penambahan nanopartikel Graphene (0,05, 0,10, 0,15, 0,20, 0,25, dan 0,30 wt%) dan memastikan kestabilan termal pada PCM/nano PCM dengan melakukan pengujian siklus termal. Kalor laten, titik leleh, titik beku, dan kalor jenis dari nano PCM RT 22 HC/Graphene dianalisis dengan Differential Scanning Calorimetry (DSC), sedangkan konduktivitas termalnya diukur dengan alat KD2 Pro Thermal Analyzer. Viskositas fluidanya juga diukur dengan DV-E Brookfield Viscometer. Pengujian siklus termal menggunakan termoelektrik sebagai elemen pemanas dan pendinginnya. Penambahan nanopartikel Graphene akan meningkatkan konduktivitas termal dan viskositas fluidanya, akan tetapi menurunkan kalor laten dan kalor jenisnya. Hasil pengujian 1000 siklus termal pada PCM/nano PCM menunjukan kestabilan termal yang baik. Berdasarkan hasil, dapat disimpulkan bahwa PCM RT 22 HC dan nano PCM RT 22 HC/Graphene berpotensi untuk diaplikasikan pada sistem AC.

Thermal Energy Storage (TES) with Phase Change Materials (PCM) may be one solution to reduce the consumption of electrical energy in air conditioner (AC) system. RT 22 HC is one of commercial PCM with high latent heat. The objective of this study was to determine the properties of PCM RT 22 HC with addition of Graphene nanoparticles (0.05, 0.10, 0.15, 0.20, 0.25 and 0.30 wt%) and ensure the thermal stability of PCM/nano PCM by performing thermal cycling test. The latent heat, melting point, freezing point and specific heat capacity were analyzed by Differential Scanning Calorimetry (DSC) while thermal conductivity was measured using KD2 Pro Thermal Properties Analyzer device. The viscosity was also measured by DV-E Brookfield Viscometer. Thermal cycling test utilize thermoelectric as heating and cooling element. The existing of Graphene nanoparticles enhanced thermal conductivity and viscosity of PCM, however it would reduce latent heat and specific heat capacity. The test results of 1000 thermal cycle on PCM/nano PCM showed good thermal stability. Therefore, based on these results, it could be concluded that PCM RT 22 HC and nano PCM RT 22 HC/Graphene have potential to be applied in AC system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Naufalino
"Fluida terdispersi partikel mikro merupakan salah satu metode terbaru yang digunakan sebagai media pendingin. Fluida ini dikenal memiliki keunggulan dibandingkan dengan media pendingin lainnya, diantaranya adalah memiliki nilai konduktivitas termal yang tinggi. Nilai konduktivitas termal yang tinggi dapat digunakan sebagai media pendingin dalam proses rekayasa mikrostruktur material. Fluida terdispersi partikel mikro adalah fluida dasar yang di dalamnya terdispersi partikel berskala mikrometer. Fluida terdispersi partikel mikro dapat diproduksi dengan mendispersikan partikel logam maupun non-logam berukuran mikrometer ke dalam fluida dasar. Partikel berukuran mikrometer digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan konduktivitas termal dengan memanfaatkan luas permukaan partikel itu sendiri. Pada penelitian ini, menggunakan grafit lab-grade sebagai partikel yang didisperdikan ke fluida. Proses mereduksi ukuran grafit agar mencapai skala mikrometer dilakukan dengan menggunakan metode mechanical milling. Proses mechanical milling menggunakan alat berupa planetary ball-mill dengan durasi penggilingan selama 15 jam pada kecepatan 500 rpm serta dengan menambahkan polyvinyl alcohol (PVA) sebagai milling additive sebanyak 5 ml. Surfaktan polyethylene glycol (PEG) digunakan pada penelitian ini untuk membantu partikel grafit dapat terdispersi dengan baik. Penelitian ini menggunakan variabel berupa kandungan grafit dan surfaktan. Variabel kandungan karbon menggunakan variasi partikel 0,1; 0,3; dan 0,5%. Variabel surfaktan menggunakan konsentrasi berupa 0, 10, atau 20%. Karakterisasi yang dilakukan pada penelitian ini berupa Field-Emission Scanning Electron Microscope (FESEM), dan Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS) digunakan untuk menganalisis komposisi partikel, morfologi partikel, dan perubahan permukaan. Particle Size Analyzer (PSA), Zeta Potensial, dan Uji Konduktivitas Termal digunakan untuk menganalisis ukuran partikel, konduktivitas termal fluida, dan stabilitas dari fluida

Microparticle dispersed fluid is one of the newest methods used as a cooling medium. This fluid is known to have advantages compared to other cooling media, including having a high thermal conductivity value. High thermal conductivity values can be used as a cooling medium in the microstructure engineering process of the material. Microparticle dispersed fluids are basic fluids in which micrometer-scale particles are dispersed. Microparticle dispersed fluids can be produced by dispersing micrometer-sized metal and nonmetallic particles into the base fluid. Micrometer-sized particles are used in order to increase the ability of thermal conductivity by utilizing the surface area of the particles themselves. In this study, using lab-grade graphite as particles dispersed into the fluid. The process of reducing the size of graphite to reach a micrometer scale is carried out using the mechanical milling method. The mechanical milling process uses a tool in the form of a planetary ball-mill with a grinding duration of 15 hours at a speed of 500 rpm and by adding polyvinyl alcohol (PVA) as a 5 ml milling additive. Polyethylene glycol (PEG) surfactant was used in this study to help graphite particles be well dispersed. This study uses variables in the form of graphite and surfactant content. Variable carbon content using particle variations of 0.1; 0.3; and 0.5%. The surfactant variable uses a concentration of 0, 10, or 20%. Characterization carried out in this research in the form of Field-Emission Scanning Electron Microscope (FESEM), and Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS) is used to analyze particle composition, particle morphology, and surface changes. Particle Size Analyzer (PSA), Zeta Potential, and Thermal Conductivity Test are used to analyze particle size, fluid thermal conductivity, and stability of the fluid"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>