Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102470 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puji Wijianingsih
"Kabupaten Tangerang merupakan salah satu daerah tingkat dua yang menjadi bagian dari wilayah Propinsi Banten. Terletak pada posisi geografis yang strategis. Dipilihnya kawasan industri di Kabupaten Tangerang karena letak yang strategis tersebut menyebabkan Kabupaten Tangerang sebagai bagian dari pusat pertumbuhan industri wilayah Indonesia bagian barat. Analisa pada penelitian ini menggunakan analisa deskriptif yang menjelaskan terjadinya peralihan potensi lahan menjadi kawasan industri. Potensi lahan di dapatkan dari hasil scoring dan overlay. Pemberian nilai ini mengacu pada variabel (topografi, litologi, kemampuan tanah dan hidrologi) yang di jumlah dan di kali dengan variabel pembatas (banjir, erosi, dan salinitas tanah) untuk selanjutnya di analisa mengenai peralihan potensi lahan, dimana lahan yang harusnya sangat baik untuk pertanian beralih fungsi menjadi kawasan industri.

Tangerang District is one of the two levels that are part of the Banten Province. Located in a strategic geographical position. Choosing the industrial area in Tangerang District as a strategic location in the Tangerang District as a central part of the growth industry of the western part of the Indonesian. Analysis on this research using descriptive analysis that describes the potential of a transition into industrial land. Potential land available in the scoring and results from the overlay. The provision of this value to the variables (topography, litologi, the ability to land and hydrology) and the number of times in the variable divider (floods, erosion, and soil salinity) for further analysis on the potential of the land, where the land should be very good for agricultural area of its functions into the industry."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34131
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Kajian ini bertujuan untuk (1) Mengkaji tingkat perkembangan berbagai tipologi industri pertanian ;(2) mengindentifikasi permasalahan dlm peningkatan sistem pelayanan agribisnis dlm mendukung pengembangan industri pertanian dan (3)Menyusun strategi pengembangan industri pertanian melalui penguatan sistem pelayanan agribisnis. Industri pertanian skala kecil dan rumah tangga relatif banyak jumlahnya, namun berperan besar dlm penyerapan tenaga kerja, sementara nilai tambah yg diperoleh relatif kecil dibandingkan dengan industri besar dan sedang.Hasil kajian menunjukkan bahwa pengusahaan komoditas ubikayu, nenas, pisang dan kopi umumnya dilakukan secara sederhana sampai semi intensif. Dari analisis usahatani menunjukkan bahwa R/C dari empat komoditas tersebut berkisar antara 1,81 - 6,71, artinya tingkat penerimaan usahatani mencapai 1,81 - 6,71 dr total biaya yg dikeluarkan. Keempat komoditas di atas merupakan bhn baku industri pengolahan pd industri skala kecil dan rumahtangga, namun komoditas tsb sebagian besar hanya dipasarkan dlm bentuk segar. Hal ini antara lain disebabkan :(1) Pelaku industri pengolahan belem mampu mengakses pasar secara baik (2)Keterbatasan ketrampilan dan modal (3) penyuluhan masih bias ke usaha budidaya. Pada umumnya industri pengelohan masih berskala kecil, kecuali komoditas kopi. namun usaha kelompok terbentuk blm merupakan kelompok usaha bersama yg tumbuh secara mandiri sebagai suatu kebutuhan efisiensi usaha. Secara umum R/C industri pengolahan empat komoditas tsb berkisar antara 1.02 -2.03 artinya tingkat penerimaan usaha tani mencapai 1,02-2,03 dr total biaya yg di keluarkan. Untuk pengembangannya telah mulai dirintis kemitraan usaha dlm pemasaran hasil olahan, walaupun masih relatif terbatas. kemitraan usaha dpt memperpendek rantai peamasaran dan kepastian pemasaran hasil. Peranan subsistem pelayanan, seperti lembaga pembiayaan, penyuluhan dan penunjang lainnya masih relatif terbatas. Untuk itu kebijakan dan strategi yg dikembangkan diarahkan untuk : (1) Peningkatan akses pelaku agribisnis terhadap pembiayaan usaha agribisnis, (2) Peningkatan akses terhadap informasi pasar (3)Memperceapat penyampaian inovasi teknologi pertanian ke pelaku agribisnis, (4)Peningkatan kapasitas usaha pealaku agribisnis dan mutu produk, serta (5)Penguatan lembaga penyuluh pertanian."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Deptan, 2007,
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"Pratylenchus brachyurus is an important parasitic nematode which significantly decreases quality and quantity of patchouli oil. One potential measure for controlling the nematode is by using endophytic bacteria. These bacteria also induce plant growth. This study aimed to evaluate the potential of endo-phytic bacteria to control P. brachyurus. The experiments were carried out in the Bacteriological Laboratory of the Plant Protection Department, Bogor Agricultural University, and the Laboratory and Greenhouse of the Indonesian Spice and Medicinal Crops Research Institute from April to December 2007. Endophytic bacteria were isolated from the roots of patchouli plants sampled from various locations in West Java. Antagonistic activity of the isolates were selected against P. brachyurus and their abilities to induce plant growth of patch-ouli plants. Isolates having ability to control P. brachyurus and promote plant growth were identified by molecular techniques using 16S rRNA universal primers. The results showed that a total of 257 isolates of endophytic bacteria were obtained from patchouli roots and their population density varied from 2.3 x 102 to 6.0 x 105 cfu g-1 fresh root. As many as 60 isolates (23.34%) were antagonistic against P. brachyurus causing 70-100% mortality of the namatode, 72 isolates (28.01%) stimu-lated plant growth, 32 isolates (12.47%) inhibited plant growth, and 93 isolates (36.18%) were neutral. Based on their antago-nistic and plant growth enhancer characters, five isolates of the bacteria, namely Achromobacter xylosoxidans TT2, Alcaligenes faecalis NJ16, Pseudomonas putida EH11, Bacillus cereus MSK, and Bacillus subtilis NJ57 suppressed 74.0-81.6% nema-tode population and increased 46.97-86.79% plant growth. The study implies that the endophytic bacteria isolated from patchouly roots are good candidates for controlling P. brachyurus on patchouly plants."
IJAS 13:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Hana Fitriani
"Peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan lahan untuk pembangunan infrastruktur menyebabkan alih fungsi lahan semakin meningkat. Terutama alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Banten No. 4 Tahun 2014, keberadaan luas lahan pertanian di Provinsi Banten setiap tahun mengalami penurunan akibat pembangunan dan usaha alih fungsi. Khususnya luas lahan pertanian di Kecamatan Maja yang berkurang sebesar 378 Ha dan dan 127 Ha di Kecamatan Rangkasbitung pada tahun 2009 hingga 2016. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan dampak alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan terhadap ketersediaan pangan di Kecamatan Maja dan Rangkasbitung. Jenis lahan pertanian yang diteliti adalah lahan pertanian tanaman pangan dengan menggunakan variabel jenis tanah, lereng, jarak dari sungai, jumlah penduduk, jarak dari jalan, jarak dari ibukota kabupaten, dan luas lahan pertanian tanaman pangan. Variabel diolah dan dianalisis mengunakan analisis spasial dan statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih fungsi lahan pertanian mulai terjadi pada periode 2008-2014 dan total luas lahan pertanian tanaman pangan yang beralih fungsi pada tahun 2003-2018 adalah 1.249,675 Ha. Alih fungsi lahan terjadi di berbagai jenis tanah, kelas lereng, kategori jumlah penduduk, jarak ibukota kabupaten, jarak dari jalan, dan jarak dari sungai. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat variabel tertentu yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan. Hanya jarak dari ibukota kabupaten yang mempengaruhi alih fungsi lahan pada periode 2014-2018. Adanya alih fungsi lahan pertanian pun tidak menyebabkan defisit ketersediaan pangan di Kecamatan Maja dan Rangkasbitung.

Increasing of the population and land demand for infrastructure development have resulted in increased conversion of land, especially the conversion of agricultural land into non-agricultural land. Based on Peraturan Daerah Provinsi Banten No. 4 Tahun 2014, the existence of agricultural land in Banten Province has decreased due to development and business activities every year. Especially in Maja and Rangkasbitung Sub-districts, from 2009 to 2016 the area of agricultural land in Maja Sub-district was reduced by 378 Ha and 127 Ha in Rangkasbitung Sub-district. This study aims to analyze how conversion of agricultural land, especially food crops, that occur, factors influence, and impact of conversion land on food availability in Maja and Rangkasbitung Sub-district. Type of agricultural land studied is food crop commodity, using variables such as soil type, slope, distance from the river, population, distance from the road, distance from the capital district, and the agricultural land area of food crops. Variables are processed and analyzed using spatial analysis and statistics. The results show that conversion of agricultural land began to occur in period 2008-2014 and the total area of agricultural crops that changed in 2003-2018 was 1,249.675 Ha. Conversion of agricultural land occurs in various soil types, slope, categories of population, the distance of capital districts, distance from the road, and distance from the river. There are no certain variables that affect the conversion of agricultural land, only the distance from the district capital affects conversion land, especially in 2014-2018. Conversion of agricultural land also does not cause a deficit in food availability in Maja and Rangkasbitung Sub-districts."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The are of tidal land in Indonesia is approximately 20.10 million ha,about 20-30% are suitable for agricultural development,and only about three million ha have been used for agricultur
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mas Teddy Sutriadi
"ABSTRAK
Penelitian dilaksanakan di Sub DAS Klakah DAS Serayu Kabupaten Wonosobo pada Musim Kemarau 2008 dan Musim Hujan 2008. Penelitian menggunakan pendekatan penelltian kuantitatif dengan fonnat deskriptif Ex Post Factr. Sebanyak 54 contoh air dari Sub OAS Klakah diamati kadar nitratnya dan sebanyak 75 petanl contoh diwawancarai. Kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Faktor pendorong petanl memupuk nitrogen dengan dosis berlebihan adalah untuk menlngkatkan produksi (0,39), kemudian berturut-turut peringkat kedua, ketiga, dan keempat adalah pendapatan (0,30), kesuburan tanah (0,22), dan harga sayuran (0,09); (2) Dosis pupuk N yang diterapkan petani lebih tlnggi 70%, dan 6% dari dosis rekomendasi untuk tanaman kentang dan kubis, sedangkan untuk tanaman jagung masih dl bawah dosls rekomendasi; (3) Produksi taliaman kentang, kubls, dan jagung pada wilayah studi lebih rendah dar! potensi hasllnya, tetapl maslh memberikan keuntungan usahatanl, dengan 13/C masing-masing 0,98; 1,44; dan 1,64; (4) Pemupukan N dosis tinggi menlngkatkan secara nyata konsentrasi nitrat dalam air sungai. Namun konsentrasl nitrat dl semua lokasl pengamatan masih menunjukkan nilai yang lebih rendah dan konsentrasi NOJ- yang diperkenankan untuk air mlnum ( 45 mgjl), dan (5) Sebanyak 58% petani menerapkan teknologi konservasl tldak sesual dengan kemiringan lerengnya; seria Upaya yang dapat dilakukan untuk memlnlmalkan dampak adalah a) penerapan pola tanam yang mengkomblnaslkan tanaman sayuran umbi, daun, dan blji (jagungkentang- kubls), b) penerapan dosis pemupukan sesual dengan rekomendasi, c) perbalkan teknologl konservasl tanah sesual dengan kemlringan lerengnya, d) penanaman tanaman tahunan atau tanaman legum pohon pacta batas kepemlikan lahan pada lahan dengan kemiringan kurang dari 15%, e) penanaman tanaman tahunan dan melarang penanaman tanaman semusim pada tanah dengan kemiringan lereng leblh besar dan 15%, dan f) peningkatan aktlvitas penyuluhan melalui kelompok tani secara berkala dan membuat demplot teknologl pemupukan dan konservasi tanah."
2009
T32836
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ghilman Ismail Fikri
"Dalam siklus perkembangan pembangunan, seiring dengan perkembangan teknologi, perlahan manusia mulai mencapai kegiatan ekonomi sektor sekunder dan tersier sehingga kegiatan sektor ekonomi primer seperti pertanian akan ditinggalkan. Secara global, kegiatan ekonomi utama akan bergeser ke kegiatan seperti industri produksi dan jasa sebagai fokus dari kegiatan ekonomi sekunder dan tersier. Wilayah agropolitan Ciwidey, Jawa Barat, merupakan salah satu kawasan pengembangan kegiatan pertanian yang di dalamnya dikembangkan pula kegiatan wisata pertanian sebagai pendukung kegiatan pertanian tersebut. Sebagai wilayah agropolitan, wilayah ini memiliki kegiatan pertanian yang sudah berperan sebagai sentra produksi berbagai macam produk hortikultura sejak tahun 1979. Melihat kondisinya sebagai wilayah agropolitan dan pengembangan agrowisata di saat bersamaan, sangat menarik untuk melihat bagaimana kelompok tani pada wilayah tersebut terikat dengan lahan dan mampu mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui bagaimana kelompok tani memiliki pengaruh terhadap penggunaan lahan pertanian. Faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor internal kondisi kelompok tani dan faktor lingkungan yang mendorong perubahan lahan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan geografi institusi dan analisis keruangan yang dibantu dengan discourse analysis. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa perubahan lahan pertanian banyak dipengaruhi oleh aksesibilitas, penggunaan lahan sekitar, dan produktivitas jenis tanaman.  kelompok tani memiliki pengaruh berupa penghambat perubahan penggunaan dan penjualan lahan pertanian. Semakin baik dan efektif sistem dan peraturan di dalam sebuah kelompok tani di suatu wilayah, kerentanan lahan pertanian di wilayah tersebut akan semakin rendah pula. Sehingga pola kerentanan lahan pertanian yang terbentuk mengikuti kondisi dan efektifitas kelompok tani pada wilayah lahan yang bersangkutan.


In the cycle of human development, as technology advances, human will progress to the secondary and tertiary economic activities. Thus, primary economic activities like agriculture would slowly reduced in number and the majority would shift into another activites like industries, manufacturing, and services. The Ciwidey agropolitan is a region which currently being developed as an agriculutre-focused economy which also undergoes an agricultural tourism development as its complement. As an agropolitan, this region had long serving agricultural activity which serves as various horticulture production centre since 1979. Looking at its role as an agropolitan and its currently being developed agrotourism, its interesting to understand, how the farming group in the region, tightly related to the land and how it might affect the agricultural land use. The research aims to understand how farmer groups affect agricultural land uses. Factors that used in this research were Group’s internal conditions and environmental conditions which promote the agricultural land use change. This research use a qualitative descriptive method with institutional geography approach, and an analysis which aided by spatial and discourse analysis. It was found that the agricultural land use change affected by accessibility, land use around the farming lot, and the crops productivity. Farming group had a tendency to produce a resistance activities against land use change. As more effective systems and rules implemented in a farming group, its agricultural land vulnerability would also be lower. Thus, the agricultural land vulnerability pattern follows the condition and effectivity of related area’s farmer group.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teresa Anindya Wijaya
"Makalah ini mengulas bagaimana mekanisasi pertanian mempengaruhi Kamboja. Mekanisasi pertanian, lonjakan global mesin pertanian, muncul untuk mencukupi peningkatan permintaan produk pertanian akibat pertumbuhan populasi dan tingkat pendapatan dengan produksi pertanian yang efisien, lebih tinggi, dan produktif. Peningkatan inovasi teknologi yang sejalan dengan sektor pertanian menjadi perhatian penting di pasar pertanian Kamboja, yang mempunyai pengaruh positif dalam mendorong produksi yang lebih tinggi, kecukupan pangan, dan pertumbuhan ekonomi. Kapasitas pemanfaatan mekanisasi pertanian sangat penting untuk menentukan intensitas hasil produksi. Dengan volume ekspor pertanian yang tinggi, Kamboja produktif dalam memanfaatkan inovasi teknologi dalam produksi pertaniannya. Mekanisasi pertanian telah menggantikan input produksi manual, seperti sapi dan petani yang kurang terampil di Kamboja, dengan mesin untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian, yang berkontribusi pada berkurangnya lapangan kerja di sektor pertanian. Untuk melindungi tenaga kerja, menghilangkan inefisiensi pasar dan kerugian akibat mekanisasi pertanian, pemerintah dapat menerapkan kebijakan pengurangan upah minimum dan subsidi yang menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan berikut.

This study assess how Agricultural Mechanisation affects Cambodia. Agricultural mechanisation, the global surge of agricultural machinery, arises to suffice the increasing demand of agricultural products due to the growing population and income level with an efficient, higher, and productive agricultural production. Improvement of technological innovation that coincides with the agricultural sector is an important concern in the agricultural market of Cambodia, which has a positive influence to promote higher production, food- sufficiency, and economic growth. Utilisation capacity of agricultural mechanisation is crucial to determine production output intensity. With high agricultural exports volume, Cambodia is productive in utilising technological innovations in their agricultural production. Agricultural mechanisation has been substituting manual production inputs, such as cattle and less skilled farmers in Cambodia, with machineries to increase agricultural efficiency and productivity, which contributes to a lower employment in the agricultural sector. To protect labours, eliminate market inefficiencies and losses due to agricultural mechanisation, the government can enforce the policy of minimum wage reduction and subsidy which serve as the solution to solve the following concerns."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>