Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180516 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oksi Sigit Pradipta
"Bahan bakar alternatif merupakan salah satu solusi untuk bahan bakar yang terbaharukan. Biodiesel minyak jagung merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan bakar pada mesin diesel. Namun agar dapat digunakan, bahan bakar pengganti tersebut harus memiliki kualitas yang kurang lebih sama dengan bahan bakar yang dipergunakan saat ini.
Cetane number biasanya dijadikan standard untuk menentukan baik buruknya kualitas bahan bakar pada mesin diesel. Selain sebagai bahan bakar alternatif, penambahan biodiesel minyak jagung dengan persentase tertentu merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas bahan bakar yang ditandai dengan naiknya pula cetane number dari campuran bahan bakar tersebut. Dengan dasar inilah, pada penelitian kali ini penulis mencoba membuktikan dengan melakukan penambahan biodiesel jagung dengan persentase 10%, 20%, dan 30% pada 90%, 80%, dan 70% minyak solar murni. Sebagai perbandingan kualitas, campuran minyak ini akan diuji nilai performa dari Specific Fuel Consumption (SFC) , Brake Horse Power (BHP) , effisiensi thermal, dan tingkat opasitasnya.
Hasil dari pengujian didapatkan campuran biodiesel dibanding minyak solar murni, walaupun memiliki rata-rata BHP yang lebih kecil dan SFC yang lebih boros, namun memiliki effisiensi thermal dan tingkat opasitas yang lebih baik. Dapat diambil kesimpulan, seluruh campuran minyak jagung dengan persentase 10 - 30% dapat digunakan pada mesin diesel tanpa memodifikasi mesin tersebut.

An alternative fuel is one of the solutions for the renewable energy source. Corn-oil biodiesel is the potential alternative fuel can be developed purpose for diesel engine fuel. However, it only can be useful if it have a fuel quality almost or equal with the fuel that used right now.
Cetane number is standard value to determine the fuel for diesel engine quality, whether poor or good. Adding corn-oil biodiesel with certain percentage can improve the fuel quality identified by the increasing of its cetane number. With this basic theory, using the blend mixed fuel with composition 10%, 20%, and 30% percentage of corn-oil fuel and 90%, 80%, 70% percentage of pure solar-oil fuel, this research try to proof it using Specific Fuel Consumption (SFC), Brake Horse Power (BHP), thermal efficiency, and opacity level performance as compared items.
As the result, despite the blended corn-oil biodiesel have lower BHP and higher SFC, but it have better either thermal efficiency or opacity level compared with pure diesel oil (solar). For the conclusion, all of the blended corn-oil biodiesel with certain percentage (10 - 30%) can be applied for the diesel engine without modification.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S36230
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Giffari Rachmat
"Biodiesel adalah bahan bakar alternatif sebagai solusi dari krisis solar konvensional. Namun pabrik biodiesel di Indonesia saat ini masih menggunakan teknologi proses produksi dengan efisiensi yang rendah. Ketidakefisienan ini mengakibatkan pemborosan dari segi energi, bahan baku, air, dan emisi karbondioksida yang besar. Sehingga pada waktu yang akan datang akan mengganggu kelestarian lingkungan hidup. Proses produksi yang tidak efisien ini juga mengakibatkan biaya produksi yang mahal dan kurang menguntungkan dari segi ekonomi. Untuk mengatasi kekurangan dari pabrik biodiesel ini, maka perlu diterapkan konsep industri hijau. Penerapan konsep industri hijau dilakukan menggunakan bantuan program simulator dimana akan dibandingkan dan dianalisa antara skema proses produksi konvensional dan skema proses produksi termodifikasi.

Biodiesel is an alternative fuel as a solution to the risis of conventional diesel. However, biodiesel plants in Indonesia are still using production process technology with low efficiency. This inefficiency results in wastage in terms of energy, raw materials, water, and high level of carbon dioxide emission. So that in the future would interfere with environmental sustainability. Inefficient production processes also resulted in expensive production costs and a less favorable economic terms. Waste and emissions from the plant has not been handled properly due to lack of attention from the management company. To overcome the shortcomings of this biodiesel plant, it is necessary to apply the concept of green industry. The implementation of green industry concept will be done by using simulator program then will be compared and analysed between conventional production process scheme and modificated production process scheme."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Qisthi
"Biodiesel sebagai bahan bakar nabatimemiliki potensi besar terhadap kelangsungan bahan bakar alternatif di masa mendatang. Biodiesel yang dapat dihasilkan melalui sumber daya terbarukan seperti minyak nabati, ataupun lemak hewan tersebut digunakan dalam studi ini. Tujuan utama dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menghasilkan biodiesel dari beberapa jenis sumber minyak nabati dan lemak hewan untuk memiliki profil metil ester yang beragam dalam melihat adanya potensi korelasi antara profil metil ester dengan kualitas produksi biodiesel yang dihasilkan. Produksi biodiesel dilakukan dengan tujuh jenis minyak/lemak yang berbeda. Minyak nabati yang digunakan yakni minyak bunga matahari, minyak kacang tanah, minyak kenari, minyak rapeseed, minyak kelapa terhidrogenasi dan minyak kopra terhidrogenasi serta lemak daging sapi. Setelah produksi biodiesel dilakukan, kualitas biodiesel tersebut pun kemudian diuji sesuai peraturan dan spesifikasi standar EN 14214. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara komposisi metil ester dengan beberapa parameter penting biodiesel seperti viskositas, densitas, titik nyala api, titik penyumbatan cold filter plugging point , nilai kalor lebih tinggi, bilangan iodium dan bilangan saponifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketidakjenuhan yang tinggi pada biodiesel akan meningkatkan nilai densitas dan nilai kalor lebih tinggi. Di sisi lain, ikatan rangkap yang terdapat pada biodiesel akan menurunkan stabilitas oksidasi dan mengurangi nilai viskositas biodiesel. Selain itu, tingginya jumlah bilangan saponifikasi akan meningkatkan nilai densitas biodiesel, tetapi untuk parameter titik nyala api, hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang lemah antara titik nyala api dengan bilangan iodium dan bilangan saponifikasi.

Biodiesel as an alternative diesel fuel holds promise for the future of alternative fuels. Biodiesel that derived from renewable resources such as vegetable oil was used in this experimental study. The main objective of this study to produce biodiesel from different initial feedstock and to study the composition and the quality of biodiesel profile synthesized. Biodiesels were produced from seven different types of vegetable oil sunflower, peanut, walnut, beef tallow, rapeseed, hydrogenated coconut and hydrogenated copra oil . Then, biodiesel quality was tested according to the EU 14214. The results have related methyl ester profile to several specifications such as viscosity, density, flash point, cold filter plugging point, higher heating value, iodine value and oxidative stability. The results show that high degree of unsaturation will increase the higher heating value and density. On the other hand, large number of double bonds will lower the oxidation stability and reduce viscosity. Moreover, high amount of saponification value will increase the number of density. However, the result shows a weak correlation between flash point in function of iodine value and saponification value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Irfandika
"Penggunaan biodiesel sebagai campuran solar di Indonesia terus bertambah yang hingga 20 pada saat ini karena keberhasilan dan manfaatnya. Sehingga pada tahun 2015, Menteri ESDM mengeluarkan mandatori tentang pencampuran biodiesel pada bahan bakar solar pada angka 30 untuk tahun 2020 hingga seterusnya. Pencapaian mandatori ini membutuhkan biodiesel dengan tingkat kestabilan yang lebih baik dan alternatif sumber minyak nabati non-pangan lain apabila kebutuhan minyak kelapa sawit untuk bahan bakar tidak dapat dipenuhi karena dibutuhkan sebagai bahan pangan. Hydrogenated Fatty Acid Methyl Ester H-FAME memiliki tingkat kestabilan oksidasi yang lebih baik dibandingkan dengan biodiesel saat ini, sehingga berpotensi untuk memenuhi mandatori tersebut. Berdasarkan penelitian ini, diperoleh bahwa kondisi operasi optimal pembuatan H-FAME relatif rendah, yaitu pada suhu 100-140 oC dan tekanan 6-10 bar. Selain itu, diperoleh juga bahwa 3 jenis alternatif minyak nabati non-pangan utama yang paling baik untuk menggantikan minyak kelapa sawit sebagai bahan bakar di Indonesia adalah minyak kemiri sunan, kosambi dan nyamplung secara berurutan. Pada saat ini, produksi H-FAME baru dilakukan dalam skala pilot plant, sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk scale-up produksi H-FAME ke skala industri di Indonesia.

The utilization of biodiesel as a mixture with the diesel fuel in Indonesia keeps increasing until 20 because of its success and benefits. That is why in 2015, the Minister of Energy and Mineral Resources made a regulation about the 30 biodiesel blending concentration in bio solar fuel for 2020 and the following year. This mandatory needs a better oxidation stability biodiesel to be achieved and non edible vegetable oil alternative to replace palm oil when the palm oil demand for biofuel source surpass the supply because of palm oil usage in food sector. Hydrogenated Fatty Acid Methyl Ester H FAME has a better oxidation stability compared to current biodiesel, with a potential to fulfill the mandatory. Based from this research, it is known that the operating conditions of H FAME manufacture is relatively low, which are 100 140 oC and 6 10 bar. Moreover, it is known that the top 3 non edible oil that could replace the palm oil as biofuel source in Indonesia are kemiri sunan, kosambi and nyamplung oil respectively. Until now, the production capacity of H FAME is still on a pilot plant scale, so this research can be used as a reference of H FAME production to scale up into industrial scale in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail Ghulam Halim
"Upaya intens dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam mengatasi persoalan defisit kebutuhan diesel domestik dengan mewajibkan pencampuran biodiesel pada solar hingga 20 pada tahun 2016. Namun, biodiesel yang ada memiliki beberapa kekurangan diantaranya penggunaan minyak nabati pangan sebagai bahan baku produksi. Simulasi sintesis renewable diesel berbasis minyak nabati non-pangan dengan rute produksi hidrodeoksigenasi trigliserida langsung dibuat dengan simulator Unisim Design R 390.1 pada penelitian ini. Dari simulasi didapatkan kondisi operasi optimal untuk sintesis renewable diesel yaitu pada tekanan 30 bar dan suhu 320?-380?C, dengan konversi 71.50 , yield 45.5 , dan selektivitas 38.3 . Selain itu, diperoleh pula tiga jenis minyak nabati non-pangan yang sesuai untuk menjadi alternatif bahan baku pembuatan renewable diesel di Indonesia, yaitu minyak kosambi, minyak nyamplung, dan minyak kemiri sunan.

Intense efforts is exerted by the Indonesian government in solving the domestic diesel demand deficit problem by obligating the mixing of biodiesel in diesel up to 20 on 2016. However, biodiesel has some disadvantages such as the use of edible oils as raw materials for production. Synthesis simulation of non edible vegetable oil based renewable diesel with direct triglyceride hydrodeoxigenation production route was made with Unisim Design R 390.1 simulator in this research. From the simulation, the optimum operating conditions for renewable diesel synthesis reached are 30 bar and temperature 320 380 C, with 71.50 conversion, 45.5 yield and 38.3 selectivity. In addition, three types of non food vegetable oils are also suitable to be an alternative raw material for making renewable diesel in Indonesia, namely kosambi oil, nyamplung oil, and siri kemiri oil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Anggawirya Alimin
"Kebijakan neutral carbon growth oleh ICAO ditahun 2050, membuat pemerintah Indonesia mengeluarkan instruksi pemerintah melaui ESDM tentang target pencampuran bahan bakar berbasis bio untuk avtur 5 ditahun 2025. Beberapa sumber potensial yang melimpah untuk dikonversi menjadi Bioavtur di Indonesia diantaranya minyak nabati pangan kelapa sawit serta minyak nabati yang juga memiliki produksi besar seperti kedelai dan biji bunga matahari dan minyak nabati non-pangan kosambi, nyamplung, kemiri sunan. Penelitian dilakukan dengan memodelkan proses hydroprocessing menggunakan simulator proses dengan mengoptimasi kondisi operasi pada masing-masing bahan baku dan diranking dengan menggunakan AHP berdasarkan efektifitas dan efisiensi ketersediaan,konversi, yield, suhu operasi, konsumsi H2, tekanan operasi dan harga bahan baku. Proses Hydrotreatment yang divariasikan pada tekanan 1-5 MPa dan temperatur 250oC-350oC. menunjukkan Minyak nabati yang paling baik digunakan sebagai bahan baku produksi Bioavtur adalah minyak kemiri sunan, minyak kelapa sawit dan minyak nyaplung secara berturut-turut.
The policy of neutral carbon growth by ICAO in 2050, has prompted the Indonesian government to issue government instruction through ESDM on the target of bio based mixing of fuels for 5 avtur by 2025. Some of the abundant potential sources to be converted to biofuel in Indonesia include vegetable oils palm oil and vegetable oils that also have large productions such as soybeans and sunflower seeds and non food vegetable oils kosambi, nyamplung, kemiri sunan. The study was conducted by modeling the hydroprocessing process using a process simulator by optimizing the operating conditions of each raw material and ranked by using AHP based on effectiveness and efficiency availability, conversion, yield, operating temperature, hydrogen consumption, operating pressure and raw material prices. Hydrotreatment process is varied at 1 5 MPa pressure and temperature 250 C 350 C. shows that vegetable oils that are best used as raw material for Bioavure production are Kemiri Sunan oil, Palm oil, and Nyaplung oil respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizza Fachri Nugraha
"Seiring berkembangnya teknologi kebutuhan akan energi juga akan semakin meningkat karena dibutuhkannya sumber energi yang dikonversi menjadi bentuk energi lainnya. Peningkatan kebutuhan energi ini semakin dominan pada negara-negara berkembang seperti Indonesia. Khususnya pada bidang transportasi dan pembangkit listrik bertenaga batubara dimana dibutuhkannya energi tak terbarukan seperti bahan bakar fosil. Penggunaan yang semakin tinggi ini dapat menyebabkan bahan bakar fosil habis, karena bahan bakar fosil sendiri membutuhkan proses dan waktu yang sangat lama untuk dapat diperbaharui. Dalam mengatasi masalah ini diperlukannya bahan bakar alternatif. Indonesia merupakan penyedia 50% kebutuhan minyak sawit dunia. Minyak sawit dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Selaku dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 Tahun 2015 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Alternatif. Pada penggunaanya Biodiesel sebagai bahan bakar alternatif memiliki kelebihan seperti pengurangan emisi, titik nyala lebih tinggi, pelumasan lebih baik dan toksisitas yang lebih rendah. walaupun memiliki kelebihan, Biodiesel juga memiliki kekurangan seperti penyumbatan filter, kerak pada nozzle dan ruang bakar. Untuk meminimalisir dan mencegah kekurangan ini diperlukan penelitian lebih lanjut. ujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pencampuran bahan bakar terhadap karakteristik fisika kimia yang mempengaruhi kinerja dari filter dan injector. Campuran bahan bakar yang akan diteliti menggunakan bahan dasar minyak solar dengan angka setana 48 dan minyak nabati DPME distillated palm oil methyl ester dengan variasi campuran B10 hingga B90 dengan kelipatan 10. Karakteristik yang diamati berupa Densitas, Viskositas Kinematik, Cleanliness, Total kontaminan, FBT (filter blocking tendency) dan CFPP (cold filter plugging point). Hasilnya Nilai Densitas, Viskositas Kinematik, Total kontaminan, dan CFPP (cold filter plugging point) akan semakin meningkat, sedangkan FBT filter blocking tendency) dan Cleanliness semakin menurun dengan tingkat pencampuran bahan bakar. Pengujian tekanan injector dilakukan guna memverifikasi literatur pada kondisi aktual. Hasilnya tekanan yang terukur dialat pengujian injector semakin naik seiring dengan tingkat campuran bahan bakar.

As technology develops, energy demand will also increase due to the need for energy sources that are converted into other forms of energy. This increase in energy demand is increasingly dominant in developing countries such as Indonesia. Especially in the field of transportation and electric power generation where renewable energy is needed such as fossil fuels. This higher level can cause fossil fuels to run out, because fossil fuels themselves require a very long process and time to be used. In overcoming this problem, alternative fuels are needed. Indonesia is a provider of 50% of the world's palm oil needs. Palm oil can be used as an alternative energy source to replace fossil fuels. In accordance with the Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources Number 12 of 2015 concerning the Provision, Utilization and Trading of Biofuels as Alternative Fuels. In its use, biodiesel as an alternative fuel has advantages such as reduced emissions, higher flash point, better lubrication and lower toxicity. Although it has advantages, Biodiesel also has disadvantages such as filters, scale on the nozzle and combustion chamber. To minimize and prevent deficiencies necessary for further research. The purpose of this study was to determine the effect of the level of fuel mixing on the chemical characteristics that affect the performance of the filter and injector. The fuel mixture that will be studied uses diesel oil as the base material with a cetane number of 48 and vegetable oil DPME distillated palm oil methyl ester with a mixture variation of B10 to B90 with multiples of 10. The observed are Density, Kinematic Viscosity, Cleanliness, Total contaminants, FBT (tendency). filter blocking) and CFPP (cold filter blockage point). As a result, the values ​​of Density, Kinematic Viscosity, Total contaminants, and CFPP (cold filter plugging point) will increase, while FBT (filter blocking tendency) and Cleanliness will decrease with the level of fuel mixing. Injector pressure testing is carried out to verify the literature on actual conditions. The result is that the test results in the injector test equipment are increasing along with the level of the fuel mixture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syafaruddin
"Penelitian ini membandingkan distribusi suhu tungku pembakaran dari campuran minyak nabati dan bahan bakar minyak pada setiap rasio pencampuran dan pengaruh air fuel ratio (AFR). Kondisi operasi yang digunakan adalah 0.8 bar hingga 1.6 bar dengan interval 0.4 bar. Minyak nabati tidak dapat langsung dibakar karena memiliki kekentalan yang cukup tinggi. Oleh karena itu, dilakukan pencampuran dengan bahan bakar minyak agar memiliki spesifikasi yang hampir sama dengan bahan bakar minyak. Pada penelitian ini digunakan jet nosel untuk merubah cairan bahan bakar menjadi aerosol untuk mempermudah proses pembakaran. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termokopel. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai AFR dengan suhu tertinggi sebesar 582.8 oC diperoleh dengan nilai 0.323, dengan campuran minyak jelantah dan minyak solar 40%:60%. Nilai AFR tersebut menandakan bahwa dibutuhkan 0.323 udara untuk membuat 1 bahan bakar untuk dapat terbakar. Penelitian ini berpotensi untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak sebagai bahan bakar.

This study compares the temperature distribution of combustion chamber from mixture of vegetable oil and fuel in any mixing ratio and the effect of air fuel ratio (AFR). Operating conditions used is 0.8 bar to 1.6 bar with 0.4 bar intervals. Vegetables oil can not be directly burned as it has high viscosity. Therefore, mixing with fuel oil so that the vegetable oil has the similar spesification to fuel oil. In this study used a jet nozzle to convert liquid fuel into combustion aerosol to ease the process. Temperature measurement is done by using thermocouple. The result obtained showed that the value of AFR with the highest temperature of 582.8oC was obtained with value of 0.323, with a mixture of vegetables oil and diesel oil 40%:60%. Those AFR indicates that 0.323 air needed to make 1 of fuel to be burned. This research has potential to reduce the use of fuel gas.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Ilham Attharik
"Pada penelitian ini, pembentukan deposit dari biodiesel B20-NA dengan penambahan Bioaditif Atsiri dengan variasi berbeda, yaitu B20 Atsiri 1:2000, B20 Atsiri 1:3000, B20 Atsiri 1:4000 dan B20 Atsiri 1:5000 yang dilakukan dengan metode tetes plat panas untuk mengetahui karakteristik dan mekanisme pembentukan deposit pada masing-masing variasi bahan bakar. Penelitikan dilakukan dengan proses deposisi dan evaporasi bahan bakar Diesel yang dilakukan secara berulang pada sebuah pelat panas. Pelat dipanaskan dengan variasi temperatur di dalam ruang tertutup sehingga kondisinya mendekati kondisi riil pada engine. Pengujian ini menggunakan hot chamber test rig. Penggunan bioaditif essential oil atsiri yang memiliki kandungan terpentin berperan mengikat kadar air dan residu pada bahan bakar biodiesel diharapkan dapat mempercepat proses terjadinya pelepasan deposit yang berlebih didalam ruang bakar. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan variasi bahan bakar dan temperatur yang optimal agar proses pelepasan deposit dapat dipercepat.

In this study, the deposit formation of B20 NA biodiesel with the addition of bioadditive Essential Oil with different variations, B20 Essential Oil 1 2000, B20 Essential Oil 1 3000, B20 Essential Oil 1 4000 and B20 Essential Oil 1 5000 method of hot plate drops to know the characteristics and mechanisms of deposit formation on each variation of fuel. The research is carried out by the deposition process and evaporation of Diesel fuels carried out repeatedly on a hot plate. The plate is heated with temperature variations inside the enclosed space so that the conditions are close to the real conditions of the engine. This test uses a hot chamber test rig. The use of bioadditive essential oils atsiri which have turpentine contents bind water content and residues in biodiesel fuel is expected to accelerate the process of excessive deposit release in the combustion chamber. This study aims to find the optimum fuel and temperature variations so that the deposit release process can be accelerated."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51418
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Afandi
"Biodiesel adalah minyak diesel alternatif yang secara umum didefinisikan sebagai ester monoalkil dari minyak tanaman, lemak hewan, dan minyak jelantah. Biodiesel diperoleh dari hasil reaksi transterifikasi antara minyak dengan alkohol monohidrat dalam suatu katalis NaOH. Reaksi transterifikasi berlangsung 0,5-1 jam pada suhu sekitar 400C hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan bawah adalah gliserol dan lapisan atas metil ester.
Penelitian ini pada intinya adalah mensimulasikan proses pembuatan biodiesel dengan menggunakan chemcad, dimana metode yang digunakan adalah metode hybrid. Pada penelitian ini akan digunakan senyawa trigliserida sebagai minyak nabatai (CPO) yang akan direaksikan dengan senyawa alkohol (methanol) dengan bantuan katalis basa (NaOH) dalam proses transesterifikasi. Transesterifikasi adalah tahap konversi dari trigliserida menjadi alkyl ester, melalui reaksi dengan alkohol, dan menghasilkan produk samping yaitu gliserol.
Dalam penelitian ini, dimana akan menggunakan temperatur proses pada reaktornya sebesar 60 0C dan pada tekana 200 Kpa, rasio molar Alkohol-Minyak 9:1 dengan katalis sebanyak 1% dari jumlah minyak yang diumpankan. Perhitungan awal ekonominya diperoleh dengan memperhatikan nilai CCF sebesar 1,30 maka bisnis dalam produksi biodiesel sangat feasible untuk dijalankan mengingat nilai CCF > 0,33.

Biodiesel is alternative diesel oil that the definition as methyl esterfrom nabati oil, animal fat and waste cooking oil. Biodiesel from result reaction transesterification between oil and alcohol in base catalyzed. Transesterification reaction works 0.5 - 1 hours at temperature about 40 0C until formed two layers, under layer is glycerol and up layers is methyl esters.
Result this simulated process biodiesel with chemcad, where the method using hybrid method. This research used triglycerides compound as nabati oil (CPO) that can bereacted with methanolcompound with base catalyzed (NaOH) in transesterification process. Transesterification is convertion step from triglycerides be came alkyl esters from reaction with alcohol and result side product as glycerol.
This research which using temperature process at reactor abaut 60 0C and at preasure 200 kpa, molar ratio alcohol-oil 9:1 with catalyzed 1% from all feed oil. Early economic acount from see the CCF score abaut 1.30 so businessin biodiesel production is very feasible for runing, remember that score CCF > 0.33.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52232
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>