Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135581 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Fitrianti
"Gelombang mikro merupakan gelombang elektromagnetik yang
mempunyai kemampuan untuk memanaskan suatu senyawa ionik atau yang memiliki momen dipol. Penggunaan gelombang mikro dalam sintesis
senyawa organik adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan efesiensi reaksi dengan cara mengurangi waktu reaksi dan meningkatkan rendemen produk. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan senyawa ester fruktovanilat dengan waktu reaksi yang relatif singkat menggunakan metode gelombang mikro serta menentukan kondisi (waktu pemanasan) optimumnya.
Asam vanilat yang digunakan berasal dari vanili yang telah dioksidasi oleh Ag2O yang dibentuk dari hasil reaksi AgNO3 dengan NaOH berlebih. Asam vanilat yang dihasilkan dari percobaan seberat 2,5128 g dengan rendemen sebesar 82,37%mol. Esterifikasi dilakukan dengan mereaksikan asam vanilat dan fruktosa dalam pelarut aseton dan katalis H2SO4 menggunakan gelombang mikro. Pada metode ini waktu reaksi divariasikan 4, 6, 8, 10, dan 12 menit. Ester pertama dibuat dengan menggunakan perbandingan mol fruktosa terhadap asam vanilat 1:3, dengan menggunakan aseton sebagai pelarut dan variasi waktu reaksi 4, 6, 8, dan 10 menit. Sedangkan ester kedua dibuat dengan menggunakan perbandingan mol fruktosa terhadap asam vanilat 1:5, menggunakan aseton sebagai pelarut dan variasi waktu
reaksi 6, 8, 10, dan 12 menit. Dari percobaan yang telah dilakukan, rendemen tertinggi untuk ester pertama diperoleh melalui pemanasan
gelombang mikro selama 8 menit sebesar 44,31%(mmol) dengan berat
0,1061 g sedangkan ester kedua sebesar 46,12%(mmol) dan berat 0,2241 g dengan waktu reaksi 10 menit. Kedua ester yang diperoleh diuji dengan KLT, FTIR, serta dilakukan pula uji aktivitas antioksidan.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30473
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"The research how to achieve a precise moment in transplanting and the length of cutting nodes of vanilla was conducted in September 2004 to January 2005...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, James D. Rudolf
"Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan, terletak di bagian dunia
yang beriklim tropis, hal ini memungkinkan Indonesia memiliki berbagai jenis
tanaman yang berpotensi memiliki nilai ekonomis tinggi. Salah satu dari
tanaman yang memiliki nilai potensi ekonomi tinggi itu adalah tumbuhan
Vanilla. Vanili terkenal di seluruh dunia akan aromanya yang harum. Oleh
karena ketenarannya inilah vanilli banyak dipakai sebagai pewangi (aroma)
pada makanan seperti pada roti, minuman, es krim, dll. Selain itu juga
digunakan pada kosmetika seperti pada pewangi bedak, parfum, dll. Sumber
utama vanilli diperoleh dari buah vanilla dengan cara diekstraksi dan diisolasi
dari tumbuhan Vanilla jenis Vanilla Planifolia A., spesies anggota keluarga
Anggrek, yang dapat ditemukan di daerah Meksiko, Madagaskar, Reunion,
Jawa, Bali, Sulawesi Selatan dan Tahiti. TerdapSt banyak metoda reaksi
sintesis vanili yang sudah berhasil diteiiti seperti dari Metoda reaksi Reimer-
Tiemann, Sintesis Gatterman. Penataan ulang Fries, Reaksi Sandmeyer dan
metoda reaksi Riedel. Ada yang menggunakan bahan dasar dari Eugenol, ada yang menggunakan Guaiakol. Koniferin, Lignin dan sebagainya. Metoda reaksi
sintesis Vanili melalui bahan dasar Guaiakol memiliki keistimewaan, dimana
proses kondensasi asam giioksaiat secara ekslusif akan masuk pada posisi
para terhadap gugus hidroksi! dan berada posisi meta terhadap gugus metoksi
guaiakol. Sintesis vanilli dari guaiakol melalui varian baru reaksi Riedel dengan
pembentukan asam giioksaiat in situ dari asam dikloroasetat, dilakukan dalarni
3 tahapan reaksi. Tahapan pertama adalah proses kondensasi asam giioksaiat
dengan guaiakol menjadi asam 4-liidroksi-3-metoksi mandelat. Tahapan kedua
adalah proses oksidasi asam 4-Hidroksi-3-metoksi mandelat menjadi asam 4-
Hidroksi-3-metoksi karboksilbenzoat (asam vaniloil format). Tahapan ketiga
adalah proses dekarboksilasi asam 4-Hidroksi-3-metoksi karboksilbenzoat
fmenjadi
vanili. Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif baru metode
reaksi sintesis vanili dari guaiakol, melalui varian baru reaksi Riedel.
Pembentukan asam giioksaiat secara in situ bermaksud untuk memberikan
informasi terkini dan menjadi bahan perbandingan terhadap produk vanillii yang
terbentuk"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Dwivita Sari
"Sintesis vanili dari eugenol membutuhkan dua tahap reaksi, yaitu
isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol kemudian dilanjutkan dengan
oksidasi isoeugenol menjadi vanili. Isomerisasi eugenol dilakukan dengan
menggunakan katalis KOH dan pelarut etilen glikol dan etanolamin. Dari hasil
isomerisasi, persentase isoeugenol total yang didapatkan adalah 86,33%
dengan persentase c/s-isoeugenol 28,29% dan persentase trans-isoeugenol
58,04%.
Katalis V205-l\/lo03 merupakan katalis yang sering digunakan pada
reaksi oksidasi katalitik. Pembuatan katalis V2O5-M0O3 dilakukan dengan
impregnasi larutan ammonium molibdat ke dalam larutan ammonium metavanadat dengan perbandingan mol V/Mo adalah 9/1, yang kemudian
dikalsinasi pada suhu 550®C agar diperoleh katalis oksida biner. Katalis yang
terbentuk di analisis dengan XRD.
Katalis V2O5-M0O3 yang diperoleh di uji daya katalitiknya pada reaksi
oksidasi isoeugenol menjadi vanili. Reaksi oksidasi isoeugenol dilakukan
dengan memvariasikan berat katalis dan waktu reaksi. Dari hasil oksidasi,
diperoleh kondisi optimum, yaitu pada berat katalis 2 g dan waktu reaksi 10
jam dengan persentase vanili 3,15%. Hasil isomerisasi dan hasil oksidasi di
analisis dengan FTIR dan kromatografi gas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Ferera
"Glukosa merupakan monosakarida dengan struktur yang polihidroksi, sehingga glukosa dapat dibuat ester, yaitu bila direaksikan dengan asam vanilat yang memiliki gugus karboksilat. Selain itu, asam vanilat juga memiliki gugus fenolik yang berpotensi sebagai antioksidan. Esterifikasi asam vanilat dan glukosa dilakukan untuk memperbanyak gugus fenolik dan diharapkan memiliki aktivitas antioksidan yang tingggi. Dalam penelitian ini, senyawa ester glukovanilat disintesis dari asam vanilat dan glukosa. Asam vanilat diperoleh dari oksidasi vanili dengan oksidator Ag2O yang terbentuk dari AgNO3 dan NaOH berlebih, dengan rendemen 79,68%. Reaksi esterifikasi ini dilakukan dengan perbandingan mol glukosa: asam vanilat = 1:5,dengan menggunakan katalis H2SO4 sebagai katalis serta DMF sebagai pelarut. Reaksi dilakukan dalam oven gelombang mikro selama 3,5,7, dan 9 menit dengan temperatur yang sama tiap variasi waktu. Penggunaan gelombang mikro dalam sintesis senyawa organik adalah untuk meningkatkan efisiensi waktu reaksi dengan cara mengurangi waktu reaksi dan meningkatkan rendemen produk. Dihasilkan ester glukovanilat dengan rendemen sebesar 40,58% pada waktu 7 menit. Ester glukovanilat diuji aktivitas antioksidannya dengan metode peredaman radikal DPPH, diperoleh nilai IC50 ester glukovanilat sebesar 270,426 ppm."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30364
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Inas Priasti Siwi
"ABSTRAK
Permintaan vanillin yang terus meningkat baik dari industri maupun farmasi, mendorong para peneliti untuk mencari metode sintesis vaniliin yang efektif dan efisien. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis vanillin dari bahan isoeugenol dengan metode elektrokimia dengan menggunakan elektroda Pt, Grafit dan Stainless steel. Sebagai studi awal dilakukan penentuan nilai potensial oksidasi dari masing-masing elektroda kerja dengan metode voltametri siklik. Dilanjutkan dengan penentuan kondisi optimum untuk memperoleh % yield yang maksimum. Dengan menggunakan elektroda platina, didapatkan % yield sebesar 34,4 % dari cis- isoeugenol, dan 30,72 % dari trans-isoeugenol. Sedangkan dengan elektroda grafit 10,14 % untuk cis isoeugenol dan 12,4 % untuk trans-isoeugenol. Hasil elektrolisis di karakterisasi dengan instrumen FTIR dan GC-MS. Spektra FTIR menunjukan puncak pada bilangan gelombang sekitar 1700 cm-1 yang menunjukan daerah khas karbonil dan 2 puncak vibrasi C-H khas aldehid pada 2730 cm-1 dan 2860 cm-1 . Sedangkan, hasil MS menunjukkan pola fragmentasi vanilin pada nilai m/z 152, 151,137,109,81,51, dan 15.

ABSTRAK
The increased demand on Vanilla both from industries and pharmaceuticals, encourage researchers to find the effective and efficient methods of synthesis vaniliin. In this study, vanillin was synthesized from isoeugenol by the electrochemical method using Pt , Grafit and Stainless Steel electrodes . A preliminary - study was conducted to obtain the oxidation potential value of each working electrode by cyclic voltametric method. Then, the optimum conditions were determined to obtain the maximum % yield. With the platinum electrode, % yield was obtained from cis-isoeugenol, and 28,69 % from trans-isoeugenol. Meanwhile with the graphite electrodes, 7,21 % yield was obtained from cis isoeugenol and 10,51 % from the trans-isoeugenol. FTIR spectra showed peaks at wave number around 1700 cm-1 which shows a typical area of the carbonyl and two vibration peaks typical aldehyde C-H at 2730 cm -1 and 2860 cm-1. Meanwhile, the results of MS showed the fragmentation pattern of vanillin on the value of m / z 152, 151,137,109,81,51, and 15."
2016
S64234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronika Yuliani
"Laktosa merupakan disakarida dengan struktur yang polihidroksi, sehingga dari laktosa dapat dibuat ester, yaitu bila direaksikan dengan asam vanilat yang memiliki gugus karboksilat. Di samping itu, asam vanilat juga memiliki gugus fenolik yang dapat bersifat sebagai antioksidan. Esterifikasi asam vanilat dengan laktosa dilakukan untuk memperbanyak gugus fenolik. Dalam penelitian ini, senyawa ester laktovanilat berhasil disintesis dari laktosa dan asam vanilat. Asam vanilat diperoleh dari oksidasi vanili dengan oksidator Ag2O yang terbentuk dari AgNO3 dengan NaOH berlebih, dengan rendemen 75,94%. Reaksi esterifikasi dilakukan dengan perbandingan mol laktosa: asam vanilat = 1:3, dibantu DCC sebagai aktivator dan DMAP sebagai katalis serta aseton sebagai pelarut. Reaksi dilakukan dalam sistem refluks pada suhu 60 ºC selama 24 jam. Dihasilkan ester laktovanilat dengan rendemen sebesar 76,82%. Asam vanilat dan ester laktovanilat di uji aktivitas antioksidannya dengan metode peredaman radikal DPPH, diperoleh nilai IC50 asam vanilat standar dan ester laktovanilat adalah 379,85 ppm dan 1314,33 ppm."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30379
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silviana
"ABSTRAK
Asam vanilat merupakan senyawa fenolik derivat asam benzoat yang memiliki aktivitas antioksidan yang baik. Akan tetapi, penggunaannya masih kurang luas karena efek yang masih kurang optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan senyawa baru turunan asam vanilat yang diharapkan memiliki aktivitas antioksidan yang baik. Sintesis dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama ialah sintesis asam vanilat dengan mereaksikan vanilin dengan campuran basa kuat KOH dan NaOH pada suhu 160 C. Sedangkan pada tahap kedua dilakukan sintesis derivat Mannich asam vanilat dengan mereaksikan asam vanilat dengan campuran larutan formaldehida dan dietilamin. Dari hasil reaksi tahap 1 diperoleh nilai rendemen sebesar 91,41 , sedangkan nilai rendemen hasil senyawa murni tahap 2 yang diperoleh sebesar 12,26 . Kemurnian senyawa hasil sintesis tahap 1 diuji menggunakan kromatografi lapis tipis dan penetapan jarak lebur. Sedangkan uji kemurnian senyawa hasil sintesis tahap 2 dilakukan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis. Struktur senyawa hasil sintesis dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis, FTIR, spektrometri 1H-NMR dan 13C-NMR. Senyawa derivat Mannich asam vanilat terbukti memiliki aktivitas antioksidan IC50 = 19,51 ? ? ? ? M dengan kemampuan 9,8 kali lebih tinggi daripada senyawa pemulanya yakni asam vanilat IC50 = 191,95 M.

ABSTRACT
Vanillic acid is phenolic compound derived from benzoate acid that has good antioxidant effects. However, it rsquo s still not commonly used because of the less efficacy. The purpose of this research is to synthesize new vanillic acid derivative compound projected to have better antioxidant activity. The synthesis is done in 2 phases. The first phase is the synthesize of vanillic acid by reacting vanillin with a mixture of strong base KOH and NaOH at 160 C. In the second phase, vanillic acid Mannich derivative synthesize is carried by reacting vanillic acid with a mixture of formaldehyde and diethylamine solution. From the first phase reaction, the yield value is 91.41 , whereas, the yield value of the pure compound in phase 2 is 12.26 . The purity of phase 1 synthesis compound result is tested with thin layer chromatography and melting point determination. On the other hand, purity test of phase 2 synthesis compound result is done with thin layer chromatography. The structure of the resulting synthesis compound is then analyzed with UV Vis spectrophotometer, FTIR,1H NMR and 13C NMR spectrometry. The compound derived from vanillic acid Mannich proved to be having 9.8 times higher antioxidant activity IC50 19.51 M than its starting compound which is vanillic acid IC50 191.95 M."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rashad Fatiha Vonna
"Penggunaan antioksidan diperlukan untuk mencegah penyakit degeneratif yang semakin meningkat. Asam vanilat asam 4-hidroksi-3-metoksi benzoat adalah senyawa fenolik yang memiliki aktifitas farmakologis antioksidan dan merupakan bentuk oksidasi dari vanilin. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh senyawa baru turunan asam vanilat yang diharapkan mempunyai efek farmakologis lebih baik.
Sintesis dilakukan dalam dua tahap, yaitu pembuatan Asam vanilat dari senyawa vanilin yang dioksidasi dengan NaOH dan KOH pada temperatur 160 C. Kemudian tahap selanjutnya adalah merekasikan asam vanilat dalam etanol dengan formaldehid dan senyawa amin pirolidin. Senyawa hasil sintesis diuji kemurniannya menggunakan kromatografi lapis tipis dan jarak lebur. Proses selanjutnya adalah elusidasi struktur dilakukan dengan spektrofotometri FT-IR, spektrometri 1H-NMR dan spektrometri 13C-NMR.
Hasil reaksi tahap 1 diperoleh Asam vanilat berupa serbuk kecokelatan dengan rendemen 91,41, sedangkan hasil reaksi tahap 2 diperoleh asam vanilat tersubstitusi basa Mannich pirolidin pada posisi orto dari gugus hidroksi AVMP berupa granul kecokelatan dengan rendemen sebesar 31,19. Hasil uji aktivitas antioksidan metode DPPH menunjukan IC50 asam vanilat 191,95 M, IC50 AVMP 3,016 M, dan senyawa standar kuersetin 11,95 M.

The use of antioxidants is needed to prevent degenerative diseases that are increasing frequently. Vanillic acid 4 hydroxy 3 methoxy benzoic acid is a phenolic compound having antioxidant pharmacological activity and is an oxidation form of vanillin. The purpose of this study was to obtain new compounds derived vanilic acid which is expected to have better pharmacological effects.
Synthesis is carried out in two stages, namely the manufacture of vanilic acid from vanillin compounds oxidised with NaOH and KOH at 160 C. Then the next step is to identify the vanilic acid in ethanol with formaldehyde and the amin pyrrolidine compound. The compound of the synthesis was tested for purity using thin layer chromatography and melting point. Elucidation is proceed by FT IR spectrophotometry, 1H NMR spectrometry and 13C NMR spectrometry.
The result of phase 1 reaction was obtained by vanilic acid in the form of brown powder with yield of 91,41, while the result of reaction of stage 2 was obtained by substitution of Mannich pyrolidine vanilic acid at orthose position of hydroxy group AVMP in the form of brown granule with yield of 31,19. The antioxidant activity test of DPPH method showed IC50 vanilic acid 191,95 M, IC50 AVMP 3,016 M, and standard compound quercetin 11,95 M.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joice Laurentina
"Biosurfaktan berpotensi menjadi alternatif pengganti surfaktan berbahan dasar fosil karena sifatnya yang mudah terurai dan ramah lingkungan. Ester asam lemak gula menjadi salah satu jenis biosurfaktan yang menarik banyak perhatian karena memiliki sifat permukaan aktif yang baik dan berasal dari sumber daya terbarukan. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis ester asam lemak fruktosa menggunakan asam lemak hasil hidrolisis minyak biji kelor, gula fruktosa, enzim Lipase Eversa Transform 2.0 dan pelarut n-heksana. Reaksi esterifikasi dilakukan pada suhu 40°C selama 72 jam. Terbentuknya produk ester asam lemak fruktosa dikonfirmasi melalui spektrum FTIR dengan puncak serapan C=O khas ester pada bilangan gelombang 1741 cm-1. Produk ester asam lemak fruktosa hasil sintesis diuji kemampuannya sebagai biosurfaktan dengan melihat kestabilannya dalam membentuk emulsi, serta diuji aktivitas antimikrobanya menggunakan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk ester asam lemak fruktosa mampu menstabilkan emulsi minyak dalam air serta dapat menghambat pertumbuhan kedua jenis bakteri tersebut.

Biosurfactants have the potential to be an alternative to fossil-based surfactants due to their biodegradability and environmental friendliness. Sugar fatty acid esters are a type of biosurfactant that has attracted significant attention because of their good surface-active properties and renewable sources. In this study, the synthesis of fructose fatty acid ester was conducted using fatty acids from hydrolyzed moringa seed oil, fructose, Lipase Eversa Transform 2.0 enzyme, and n-hexane solvent. The esterification reaction was performed at 40°C for 72 hours. The formation of the fructose fatty acid ester was confirmed by FTIR spectrum showing the characteristic ester C=O absorption peak at 1741 cm-1.  The fructose fatty acid ester product was tested for its capability as a biosurfactant by evaluating its emulsion stability and its antimicrobial activity against Staphylococcus aureus and Escherichia coli. The results showed that the fructose fatty acid ester could stabilize oil-in-water emulsions and inhibit the growth of both bacterial strains."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>