Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162407 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Paska Ariandy Iswanto
"Pembangunan kota memicu kontrasnya suhu antara daerah rural dan urban yangdikenal sebagai efek Urban Heat Island (UHI). Mengambil studi kasus pada Kota Pangkalpinang yang perkembangannya sangat pesat, studi ini menggunakan citra Landsat untuk mengetahui pola spasial suhu permukaan di Pangkalpinang pada tahun 2000 dan 2006 dan hubungan suhu permukaan dengan tutupan lahan, kerapatan vegetasi (NDVI) dan kerapatan lahan terbangun dan/atau lahan terbuka (NDBI).
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi pertambahan wilayah UHI, tutupan lahan urban dan lahan terbuka mempunyai suhu permukaan tertinggi, antara suhu permukaan dengan kerapatan vegetasi berkorelasi negatif, dan antara suhu permukaan dengan kerapatan lahan terbangun dan/atau lahan terbuka berkorelasi positif.

Urbanization can induce the urban-rural contrast in temperature. This phenomenon is known as Urban Heat Island (UHI) effect. Taking Pangkalpinang City as a case study due to its rapid development, this study utilized Landsat images to analyze the spatial patterns of surface temperatures for years 2000 and 2006 and surface temperature - land cover, vegetation density (NDVI), built-up and/or bare land density (NDBI) relationships.
The results showed that UHI regions increased, urban and bare land had the highest mean surface temperatures, vegetation density and surface temperature correlated negatively, and built-up and/or bare land density and surface temperature correlated positively.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34064
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Sella Isnaini
"Aktivitas manusia di perkotaan telah menyebabkan perubahan tutupan lahan yang masif dan mengakibatkan tingginya land surface temperature di daerah perkotaan dibandingkan dengan lingkungan alam sekitarnya yang dikenal sebagai efek urban heat island (UHI). Fenomena urban heat island (UHI) dapat dinilai berdasarkan suhu land surface temperature (LST) dengan threshold temperature diatas 30°C. Peneliti melakukan analisis fenomena urban heat island di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan menganalisis distribusi spasial temporal urban heat island di Kota Sukabumi tahun 2000, 2010, dan 2020. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis hubungan land surface temperature dengan perubahan tutupan lahan, kehijauan vegetasi, dan kerapatan bangunan di Kota Sukabumi. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena urban heat island semakin meningkat dan menyebar di Kota Sukabumi dan hampir seluruh Kota Sukabumi mengalami fenomena urban heat island. Hasil dari uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara land surface temperature dengan kehijauan vegetasi dan kerapatan bangunan yang diketahui bahwa nilai kehijauan vegetasi berbanding terbalik dengan land surface temperature dan kerapatan bangunan berkorelasi positif atau berbanding lurus dengan land surface temperature.

Human activities in urban areas have led to massive changes in land cover, resulting in elevated land surface temperatures in urban areas compared to the surrounding natural environment, known as the urban heat island (UHI). The UHI phenomenon is assessed based on land surface temperature (LST) with a threshold temperature above 30°C. Researchers analyzed the urban heat island phenomenon in Sukabumi City, West Java. This study aims to analyze the spatial-temporal distribution of the urban heat island in Sukabumi City for 2000, 2010, and 2020. Additionally, the research examines the relationship between land surface temperature and changes in land cover, vegetation greenness, and building density in Sukabumi City. The findings reveal a growing and widespread urban heat island phenomenon in Sukabumi City, with almost the entire city experiencing this effect. Statistical tests indicate a correlation between land surface temperature and vegetation greenness and building density. It is observed that vegetation greenness is inversely related to land surface temperature, while building density correlates positively or directly with land surface temperature."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anom Cahyo Galih Pranoto
"Urban Heat Island adalah suatu fenomena dimana suhu permukaan kota yang padat bangunan lebih tinggi daripada suhu di sekitarnya baik di desa maupun pinggir kota. Kecamatan Pinang merupakan Kecamatan di Kota Tangerang yang pembangunannya mengalami perubahan secara dinamis. Perubahan kerapatan vegetasi, kerapatan bangunan serta tutupan lahan yang cepat mempengaruhi suhu permukaan darat di Kecamatan Pinang. Metode yang digunakan yaitu pengolahan dari citra Landsat 7 ETM+ dan Landsat 8 OLI untuk mendapatkan nilai Kerapatan Vegetasi (NDVI), Kerapatan Bangunan (NDBI) dan Land Surface Temperature (LST).
Hasil penelitian menunjukan bahwa Kecamatan Pinang telah mengalami perluasan wilayah yang terdampak Urban Heat Island yang menjalar di bagian selatan Kecamatan Pinang. Hasil ini didukung oleh uji statistik yang menunjukan semakin tinggi kerapatan bangunan, semakin tinggi pula suhu permukaan daratnya serta semakin tinggi kerapatan vegetasi, maka semakin rendah suhu permukaan daratnya.

Urban Heat Island is a phenomenom in which the surface temperature of the crowded city buildings higher than the surrounding temperature both in villages and sub urban. Pinang Sub-District is a Sub-District at Tangerang City who had growth dynamic development. Transformation of vegetation density, density of the roof of the buildings and land cover can affect the land surface temperature at Pinang Sub-District. The research method is using by processing satellite imagery from Landsat 7 ETM+ and Landsat 8 OLI to get vegetation density (NDVI), density of the roof of the building (NDBI) and land surface temperature (LST).
The results showed that the Pinang Sub-District have expanded the area affected by the spread of Urban Heat Island in the southern part of the Pinang Sub-District. This result also tested in statistically. Therefore, when land surface temperature rise, the building density are descend. Beside when land surface temperature descend, the vegetation density are rise up.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pahlevi Muhammad Thoriq
"Kota Cilegon merupakan salah satu kota yang memiliki aset vital nasional karena terdapat Kawasan Industri Krakatau, PLTU Suralaya, Pelabuhan Merak, permukiman padat penduduk, serta salah satu pusat ekonomi terbesar di Provinsi Banten. Perubahan tutupan lahan dari tutupan vegetasi menjadi lahan terbangun akan, sedikit banyak, memengaruhi suhu permukaan daratan serta memicu adanya fenomena urban heat island. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan dan menganalisis distribusi spasial dan temporal serta pengaruh perubahan tutupan lahan terhadap fenomena urban heat island di Kota Cilegon pada Tahun 2016, 2019, dan 2022. Variabel yang digunakan pada penelitian ini berupa tutupan lahan, kehijauan vegetasi, kerapatan bangunan, dan suhu permukaan daratan yang didapatkan dari hasil pengolahan citra Landsat 8 Tahun 2016, 2019, dan 2022 yang divalidasi dengan data survei lapang pada 40 titik yang dipilih dengan metode purposive random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai suhu permukaan daratan Kota Cilegon berada di antara 8,81 °C hingga 35.26 °C. Fenomena urban heat island mendominasi tengah dari timur hingga barat yang merupakan wilayah padat permukiman dan merata di wilayah pesisir barat kota dari utara hingga selatan yang merupakan kawasan industri besar kimia, batu bara, dan pelabuhan. Tutupan lahan yang mendominasi di kawasan terjadinya fenomena urban heat island merupakan lahan terbangun dan lahan terbuka yang dahulu adalah kawasan bertutup lahan vegetasi. Di Kota Cilegon, kenaikan suhu permukaan daratan berasosiasi dengan wilayah tutupan lahan terbuka dan terbangun serta kerapatan bangunan tinggi dan suhu permukaan rendah tidak selalu dipengaruhi oleh kawasan dengan tutupan vegetasi tinggi.

The city of Cilegon is one of the cities that has vital national assets because there is the Krakatau Industrial Area, the Suralaya PLTU, Merak Harbor, densely populated settlements, and one of the largest economic centers in Banten Province. Changes in land cover from vegetation cover to built-up land will, more or less, affect land surface temperatures and trigger the urban heat island phenomenon. The purpose of this study was to map and analyze the spatial and temporal distribution and the effect of land cover changes on the urban heat island phenomenon in Cilegon City in 2016, 2019 and 2022. The variables used in this study were land cover, green vegetation, building density, and land surface temperature obtained from the results of Landsat 8 image processing for 2016, 2019, and 2022 which were validated with field survey data at 40 points selected by the purposive random sampling method. The results of this study indicate that the land surface temperature of Cilegon City is between 8.81 °C to 35.26 °C. The urban heat island phenomenon dominates the center from east to west which is a densely populated area and is evenly distributed in the western coastal area of ??the city from north to south which is a large chemical, coal and port industrial area. Land cover that dominates in the area where the urban heat island phenomenon occurs is built-up land and open land that used to be areas covered with vegetation land. In Cilegon City, land surface temperature increases are associated with open and built-up land cover areas and high building density and low surface temperatures are not always affected by areas with high vegetation cover."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcella
"Dekade ini, Kota Bekasi mengalami peningkatan pesat dalam urbanisasi dan pembangunan infrastruktur, yang menyebabkan perubahan signifikan dalam tutupan lahan. Perubahan tutupan lahan tersebut sangat berpotensi dalam peningkatan fenomena Urban Heat Island (UHI) yang terjadi di Kota Bekasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) menganalisis tutupan lahan di Kota Bekasi; (2) menganalisis distribusi spasial dan temporal Land Surface Temperature (LST) di Kota Bekasi; (3) menganalisis distribusi spasial dan temporal UHI di Kota Bekasi; dan (4) mengidentifikasi pengaruh tutupan lahan terhadap UHI di Kota Bekasi. Tahun yang diteliti pada penelitian ini adalah tahun 2013, 2019, dan 2023. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis spasial, temporal, statistik, dan deskriptif dengan menggunakan citra satelit Landsat 8 untuk mengolah data LST, UHI, peta tutupan lahan, serta indeks NDVI dan NDBI. Hasil penelitian menunjukkan perubahan signifikan pada tutupan lahan di Kota Bekasi, dengan peningkatan area terbangun dan penurunan luas lahan terbuka, vegetasi, dan badan air dengan total perubahan tutupan lahan seluas 9.308,43 Ha atau sebesar 43,7%. Kemudian, pada tahun 2013, perubahan paling jelas terlihat pada area dengan LST tinggi (>34°C) yang meningkat dari 34 Ha menjadi 4.195 Ha. Selain itu, wilayah dengan intensitas UHI sedang (1,5-3°C) meningkat paling signifikan dengan naik sebesar 214,4%. Peningkatan ini terutama terjadi di wilayah pusat Kota Bekasi. Penelitian ini menegaskan bahwa perubahan tutupan lahan, khususnya peningkatan area terbangun dan penurunan vegetasi, berkontribusi signifikan terhadap intensifikasi UHI di Kota Bekasi.

In this decade, Bekasi City has experienced rapid urbanization and infrastructure development, leading to significant changes in land cover. These changes in land cover have a high potential to increase the phenomenon of the Urban Heat Island (UHI) in Bekasi City. The objectives of this study are: (1) to analyze the land cover in Bekasi City; (2) to analyze the spatial and temporal distribution of Land Surface Temperature (LST) in Bekasi City; (3) to analyze the spatial and temporal distribution of UHI in Bekasi City; and (4) to identify the influence of land cover on UHI in Bekasi City. The years studied in this research are 2013, 2019, and 2023. The research methods used are spatial, temporal, statistical, and descriptive analyses using Landsat 8 satellite imagery to process LST data, UHI, land cover maps, as well as NDVI and NDBI indices. The results of the study indicate significant changes in land cover in Bekasi City, with an increase in built-up areas and a decrease in open land, vegetation, and water bodies, with a total land cover change of 9,308.43 hectares or 43.7%. In 2013, the most noticeable change was in the area with high LST (>34°C), which increased from 34 hectares to 4,195 hectares. Additionally, the area with medium UHI intensity (1.5-3°C) increased most significantly by 214.4%. This increase primarily occurred in the central area of Bekasi City. This study confirms that changes in land cover, particularly the increase in built-up areas and the decrease in vegetation, significantly contribute to the intensification of UHI in Bekasi City."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliza
"Kabupaten Majalengka dinilai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu prioritas pembangunan infra struktur untuk menopang percepatan pembangunan seperti Bandara Internasional Jawa Barat, Kertajati Aero City, permukiman, rumah sakit, pusat perbelanjaan, bussines center, resort, sarana hiburan. Alih fungsi lahan dari tutupan vegetasi menjadi lahan terbangun akan memengaruhi suhu permukaan daratan yang memicu adanya fenomena urban heat island.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis distribusi spasial dan temporal urban heat island serta asosiasi tutupan lahan, kerapatan bangunan, dan kehijauan vegetasi terhadap suhu permukaan daratan di Kabupaten Majalengka tahun 2013, 2016 dan 2019. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berupa tutupan lahan, kehijauan vegetasi, kerapatan bangunan, dan suhu permukaan daratan yang didapatkan dari hasil pengolahan Citra Landsat 8 Tahun 2013, 2016, dan 2019 yang divalidasi dengan data survei lapang pada 98 titik yang dipilih dengan metode randomsampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai suhu permukaan daratan Kabupaten Majalengka berada antara 15,26 derajat celsius hingga 39,99 derajat celcius. Fenomena urban heat island mendominasi bagian tengah hingga utara Kabupaten Majalengka dengan tutupan lahan berupa lahan terbangun, kehijauan rendah, dan kerapatan bangunan tinggi. Bagian selatan suhu permukaan daratan semakin rendah dengan tutupan lahan vegetasi, kehijauan vegetasi tinggi, dan kerapatan bangunan rendah. Suhu permukaan daratan rendah berasosiasi dengan kehijauan vegetasi tinggi dan kerapatan bangunan rendah sedangkan suhu permukaan tinggi berasosiasi dengan tutupan lahan terbangun dengan kerapatan bangunan tinggi.

The Majalengka Regency considering by The Government of West Java Province is one of the priorities of infrastructure development to sustain the accelerate of development such as West Java International Airport, Kertajati Aero City, settlements, hospitals, shopping centres, business centres, resorts, entertainment facilities. The conversion function of agricultural land into non-agricultural or industrial will affect land surface temperature, which triggers the urban heat island phenomenon.
The purpose of this study was to analyze the spatial and temporal distribution of urban heat island and the effect of land cover, building density, and vegetation greennesson land surface temperatures in Majalengka in 2013, 2016 and 2019. Variables used in this study were land cover, vegetation greenness, building density, and land surface temperature obtained from the processing of Landsat Image 8 of 2013, 2016, and 2019 are validating survey at 98 points selected by random sampling method.
The results showed that the land surface temperature values of Majalengka areas were between 15.26°C to 39.99°C. The phenomenon of urban heat island dominates the north to the Majalengka Regency. The Areas with low land surface temperatures found in areas with land cover in the form of built land, low greenness, and high building density. The southern of Majalengka Regency of the land surface temperature is getting lower with vegetation land cover, high vegetation greenness, and low building density. Low land surface temperature is associated with high vegetation greenness and low building density while the highest surface temperature associated with build up area with high building density.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farras Fadhilah
"Kota Jakarta Selatan adalah salah satu kota yang memiliki kawasan bisnis terbesar yaitu Sudirman Central Business District (SCBD). Hal ini meningkatkan urbanisasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan pertambahan jumlah penduduk. Sehingga Kota Jakarta Selatan mengalami peningkatan lahan terbangun yang mencapai 20% dalam 30 tahun terakhir. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Jakarta Selatan berupaya membangunan kota yang berketahanan iklim, sehingga penting melakukan kajian terhadap fenomena iklim diperkotaan salah satunya dari Urban Heat Island (UHI). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akurasi algoritma machine learning dalam memprediksi Urban Heat Island, menganalisis pola spasio-temporal Urban Heat Island dan menganalisis pengaruh karakteristik wilayah pada pola spasio-temporal Urban Heat Island di Kota Jakarta Selatan Tahun 2020-2024. Dengan menggunakan pendekatan machine learning, tiga algoritma dengan metode regresi digunakan untuk memprediksi Urban Heat Island. Data yang digunakan berupa data Landsat 8 OLI/TIRS dan survei lapangan untuk validasi. Hasil menunjukkan bahwa algoritma dengan akurasi terbaik adalah Random Forest (RF), yang menghasilkan Urban Heat Island dengan pola spasio-temporal yang mengelompok dan meningkat dalam periode tahun 2020-2024. Karakteristik wilayah diketahui memiliki pengaruh terhadap pola spasio-temporal Urban Heat Island. Karakteristik wilayah yang berpengaruh paling tinggi adalah kepadatan penduduk, dan yang berpengaruh paling rendah adalah kecerahan lahan.

South Jakarta City is one of the cities that has the largest business district, Sudirman Central Business District (SCBD). This increases urbanization which drives economic growth and population increase. So that South Jakarta City has experienced an increase in built-up land which has reached 20% in the last 30 years. Therefore, the South Jakarta City Government seeks to develop a climate resilient city, so it is important to conduct a study of urban climate phenomena, one of which is from the Urban Heat Island (UHI). This research aims to analyze the accuracy of machine learning algorithms in predicting Urban Heat Island, analyze the spatio-temporal pattern of Urban Heat Island and analyze the influence of regional characteristics on the spatio-temporal pattern of Urban Heat Island in South Jakarta City in 2020-2024. By using a machine learning approach, three algorithms with regression methods are used to predict Urban Heat Island. The data used are Landsat 8 OLI/TIRS data and field surveys for validation. The results show that the algorithm with the best accuracy is Random Forest (RF), which produces Urban Heat Island with a clustering and increasing spatio-temporal pattern in the period 2020-2024. Regional characteristics are known to have an influence on the spatio-temporal pattern of Urban Heat Island. The most influential regional characteristic is population density, and the least influential is land brightness."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Buditama
"Pembangunan kota dapat menyebabkan pemanasan suhu kota, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan termal, bahkan berpotensi terjadinya Urban Heat Island (UHI). Masalah dalam penelitian ini diawali dari sudah banyaknya metode pengukuran tingkat kenyamanan termal dan UHI sebelumnya, namun belum cukup berpengaruh terhadap perencanaan tata ruang. Tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan model kenyamanan termal yang mengelaborasikan metode pengukuran kenyamanan termal eksisting dengan konsep UHI. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan dan metode kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Kota Tangerang Selatan dengan periode waktu pengamatan selama 2004-2020. Hasil penelitian atau model ini menunjukkan Kota Tangerang Selatan tahun 2004-2020 terindikasi kenyamanan termal yang rendah mencakup 62% luas kota, walaupun masih ditemukan kenyamanan sangat tinggi mencakup 15% luas kota. Kesimpulan penelitian ini bahwa kenyamanan termal berbasis UHI merupakan model yang merepresentasikan sensasi panas atau dingin yang dirasakan manusia terhadap suhu lingkungannya dengan mempertimbangkan kondisi fisik (suhu permukaan daratan), persepsi, dan kondisi perkotaan (lahan terbangun dan vegetasi) dalam rentang waktu tertentu.

Urban development can cause city temperature increase, so it causing thermal discomfort, and even has the potential to occur Urban Heat Island (UHI). Problem begins with much research has been done on methods for measuring thermal comfort and UHI intensity, but they have not had much effect on spatial planning. Objective of this study is to produce a thermal comfort model that elaborates existing thermal comfort measurement methods with the UHI concept. Methods of the study is using quantitative approach and method. The research location was conducted in Tangerang Selatan City with an observation period of 2004-2020. Results of this model show that the Tangerang Selatan City in 2004-2020 has indications of low thermal comfort covering 62% of the city area, although very high comfort is still found covering 15% of the city area. Conclusion of this study that UHI-based thermal comfort is a model that represents the sensation of hot or cold that humans feel about their environmental temperature by considering physical conditions (land surface temperature), perception, and urban conditions (built-up land and vegetation) within a certain time span."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Rakhmawati Rizki
"Fenomena urban heat island (UHI) telah menjadi masalah di kota besar di dunia, termasuk Jakarta. Kondisi ini telah menjadi isu global yang perlu diprioritaskan, karena semakin banyak kota di dunia yang mengalaminya, maka akan semakin pesat pula laju pemanasan global. Studi ini dilakukan di Jakarta Timur sebagai wilayah yang terdeteksi memiliki UHI tertinggi di Jakarta dengan jumlah RTH terluas, yang bertujuan untuk mengetahui sebaran UHI dan mitigasinya melalui perencanaan penggunaan lahan. Studi ini menggunakan metode analisis spasial, analisis statatistk, dan analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah cakupan UHI tertinggi ada di wilayah Cakung, yang didukung dengan persepsi tingkat kenyamanan termal masyarakat yang menunjukkan bahwa tingkat kenyamanan termal wilayah Cakung masuk ke dalam kategori tidak nyaman. Ketidaknyamanan tersebut kemudian membentuk persepsi masyarakat yang sadar dengan sangat baik tentang kebutuhan masyarakat terhadap hutan kota. Namun, ketersediaan hutan kota di Jakarta Timur saat ini masih belum memenuhi standar 10%, yaitu hanya 1,02% dari luas total wilayahnya. Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan penggunaan lahan yang lebih efisien untuk dapat memaksimalkan pemenuhan kebutuhan hutan kota di Jakarta Timur, baik dari aspek teknis terkait ketersediaan lahan, aspek kebijakan terkait perumusan regulasi hijau, dan aspek ekonomi terkait alternatif pendanaan.

Urban heat island (UHI) has become a scourge in big cities worldwide, including Jakarta. This condition has become a global issue that needs to be prioritized because the more cities in the world that experience it, the faster the rate of global warming will be. This study was conducted in East Jakarta as an area detected to experience the highest UHI in Jakarta. It aims to determine the distribution of UHI and its mitigation through land use planning. This study used the method of spatial analysis, statistical analysis, and qualitative descriptive analysis. The results of the analysis show that the highest UHI coverage area is in Cakung, which is supported by the perception of the level of thermal comfort of the community, which indicates that the level of thermal comfort in the Cakung area falls into the 'warm' or uncomfortable category. This discomfort then forms the perception of the people who are very well aware of their need for urban forests. However, unfortunately, the availability of urban forests in East Jakarta still does not meet the standard of 10%, which is only 1.02% of the total area. Therefore, there is a need for more efficient land use planning to maximize the fulfillment of urban forest needs in East Jakarta, both from technical aspects related to land availability, policy aspects related to the formulation of green regulations, and economic aspects related to alternative funding."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haura Zahro
"Kota Yogyakarta sebagai pusat pariwisata dan pendidikan di DIY mengalami perubahan lahan seiring dengan perkembangan kota. Terbatasnya lahan Kota Yogyakarta membuat pertumbuhan lahan terbangun berekspansi ke Kabupaten Sleman dan Bantul sehingga terbentuk Kawasan Perkotaan Yogyakarta KPY. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu permukaan daratan, hubungannya dengan kehijauan vegetasi dan fenomena UHI pada KPY tahun 2015-2017. Suhu permukaan daratan diperoleh dari pengolahan citra Landsat 8 OLI/TIRS dengan metode mono-window dan validasi dengan pengukuran suhu udara langsung, kehijauan vegetasi dengan algoritma NDVI dan UHI yaitu suhu permukaan daratan diatas 30°C.
Hasilnya menunjukkan suhu permukaam daratan pusat kota mempunyai rata-rata 32,37°C dan semakin jauh dari pusat kota suhu turun hingga 0,93°C setiap kilometernya. Suhu permukaan daratan tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2015 yang merupakan puncak El Nino 2015. Suhu permukaan daratan berkorelasi kuat dengan kehijauan vegetasi dengan koefisien korelasi hingga -0.709 yaitu semakin tinggi kehijauan vegetasi maka suhu permukaan semakin rendah. Fenomena UHI tahun 2015-2017 terjadi setiap bulannya pada KPY dengan variasi UHI maksimum 11,85°C dan minimum 4,01°C dan suhu fenomena UHI tertinggi pada bulan Oktober 2015 yaitu 41,85 C. Kesimpulan dari penelitian adalah terdapat variasi UHI di KPY setiap bulan pada tahun 2015-2017 dengan suhu tertinggi dan area terluas pada bulan Oktober 2015.

Yogyakarta City as a center of tourism and education in DIY experienced significant land use changes along with the demand for the built up area. However, the limited land of Yogyakarta City made the growth of built up area extend to Sleman and Bantul Regency that formed Yogyakarta Urban Area YUA . This study aims to determine the pattern of surface temperature, its relationship with vegetation greenness and the occurrence of UHI phenomenon in YUA in 2015 2017. Surface temperature obtained from Landsat 8 OLI TIRS image processing using mono window method and validation with air temperature measurement, vegetation greenness with NDVI algorithm and UHI with surface temperature above 30°C.
The results show that the mean surface temperature at the city center reaches up to 32,37°C and the farther from the city center the surface temperature drops to 0,93°C per kilometer. The highest surface temperature occurs in October 2015 which is the peak of El Nino 2015. Surface temperature has a strong correlation with vegetation greenness with correlation coefficient up to 0.709 means the higher the vegetation greenness, the lower surface temperature. UHI phenomenon occurs every month at YUA with a maximum, and a minimum value of UHI variation is 11,85°C, and 4,01°C and the highest UHI temperature reach up to 41,85°C in Oktober 2015. In conclusion, UHI phenomenon occurs every month in 2015 with the highest temperature and most extensive area in October 2015.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>