Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199315 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk (1) Menganalisis pengaruh Economic Value Added (EVA), Net Operating Profit After Tax (NOPAT), dan Cash Flow Operation (CFO) terhadap return dan abnormal return yang diterima oleh pemegang saham perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. (2) Mengetahui tolak ukur mana yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return dan abnormal return yang diterima oleh pemegang saham. (3) Mengetahui variabel mana yang lebih baik dalam mengukur penciptaan nilai bagi pemegang saham, return atau abnormal return. Penelitian ini menggunakan metode pooled ordinary least square dengan menggunakan data 29 emiten dengan jangka waktu 4 tahun (2000-2003). Adapun hipotesis penelitian ini adalah EVA memiliki kandungan informasi yang lebih dalam menjelaskan variasi return dan abnormal return dibanding dengan NOPAT dan CFO. Berdasarkan hasil regresi disimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham adalah EVA, ∆EVA dan CFO. Sedangkan variabel yang berpengaruh signifikan dalam menjelaskan variasi abnormal return adalah EVA, ∆EVA, NOPAT, ∆NOPAT dan CFO. Analisa menunjukkan bahwa variabel abnormal return lebih baik dalam mengukur penciptaan nilai bagi pemegang saham dibanding dengan return.
Kata kunci: Economic Value Added, Net Operating Profit After Tax, Cash Flow Operation, Return, Abnormal Return

The purposes of this study are (1) to analyze the influence of economic value added, net operating profit after tax, and cash flow operation to the shareholders` return and abnormal return of the public companies listed on Jakarta Stock Exchange. (2) to know which of the three performance measures have the most significant effect to the shareholders` return and abnormal return. (3) to know which of the two measures is better to measure the creation of shareholders` wealth, return or abnormal return. This study used the pooled ordinary least square method or panel data on 29 Indonesia-listed companies in Jakarta Stock Exchange over the period 2000-2003. The hypotheses was economic value added has more information value in explaining the variances of shareholders` return and abnormal return. The regression models revealed that EVA, CFO and ∆NOPAT are closely associated with stock returns. EVA , ∆EVA, CFO, NOPAT and ∆NOPAT are associated closely with abnormal returns. The analysis also revealed that abnormal return is better in measuring shareholders` wealth than return.
Keywords: Economic Value Added, Stock return, Abnormal Return, Net Operating Profit After Tax, and Cash Flow Operation
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Gemilang Gumiwang
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah return saham sektor perbankan, dipengaruhi oleh variabel-variabel makroekonomi di Indo nesia. Sampel perbankan yang digunakan dalam penelitian ini ada delapan bank, yang semuanya terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) untuk periode penelitian dari januari 2000 - desember 2008. Sedang kan variabel makroekonomi yang digunakan adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar, tingkat suku bunga SBI, tingkat inflasi, jumlah uang beredar, dan pertumbuhan produk domestik bruto. Penelitian ini mem punyai tujuan : melihat apakah variabel makroekonomi dapat mempe ngaruhi tingkat pengembalian saham sektor perbankan di Indonesia, kemudian variabel makroekonomi apa yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return saham perbankan tersebut. Dan yang terakhir, mencari bentuk efisiensi pasar saham sektor perbankan di Indonesia. Penelitian menggunakan analisa Variance Decomposition dan Impulse Response Function dalam kerangka model Vector Auto regression (VAR).
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel makro yang diuji memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap return saham sektor perbankan di Indonesia. Variabel makro yang paling berpe ngaruh adalah tingkat suku bunga SBI, inflasi, kemudian diikuti oleh jumlah uang beredar (M1). Dan karena informasi publik mempunyai pengaruh yang lebih kecil dari harga saham perbankan itu sendiri pada masa lalu, serta masih adanya praktik insider trading, maka pasar modal sektor perbankan di Indonesia berbentuk weak form efficient menuju semi strong form efficient."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6596
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Esa Mahardhika
"Anomali hari dalam seminggu atau yang lebih sering dikenal dengan Day-of-The-Week (DOTW) Effect, merupakan anomali yang cukup banyak menarik minat orang-orang untuk diteliti karena bisa emberikan manfaat nyata untuk para investor. Kebanyakan penelitian yang sudah ada meneliti anomali DOTW pada imbal hasil. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba mencari tahu apa pengaruh DOTW terhadap volatilitas imbal hasil dan volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan tujuan untuk membantu investor dalam melakukan manajemen risiko dan untuk membuktikan teori hubungan volatilitas-volume milik Admati and Pfleiderer (1988) serta Foster dan Viswanathan (1990). Penelitian ini menggunakan data imbal hasil dan volume dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan LQ45 dari tahun 2002 hingga tahun 2007. Dengan menggunakan model GARCH dan model ARMA didapat bahwa anomali DOTW pada imbal hasil terjadi untuk IHSG, tetapi tidak terjadi untuk LQ45. Sedangkan anomali DOTW pada volume perdagangan terjadi untuk IHSG dan LQ45. Teori hubungan volatilitas-volume yang terbukti adalah teori Admati dan Pfleiderer (1988), namun teori tersebut hanya terbukti untuk IHSG, tetapi tidak untuk LQ45."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6075
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ainul Fitri
"Resiko nilai tukar merupakan sumber ketidakpastian makroekonomi yang mempengaruhi perusahaan. Fluktuasi nilai tukar yang terjadi di Indonesia selama periode krisis ekonomi menyebabkan banyak perusahaan mengalami kerugian finansial yang besar yang berujung pada kebangkrutan perusahaan. Adler dan Dumas (1984) menjelaskan bahwa meskipun perusahaan beroperasi secara domestik dapat juga terpengaruh oleh nilai tukar, jika harga input dan outputnya dipengaruhi oleh perubahan nila tukar.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan nilai tukar terhadap net income dan return saham perusahaan manufaktur. Net Income mencerminkan profitabilitas dari perusahaan manufaktur sedangkan return saham mencerminkan nilai perusahaan manufaktur. Variabel nilai tukar yang akan diteliti adalah nilai tukar Rupiah terhadap US$, Euro dan Yen. Hal ini dikarenakan ketiga mata uang tersebut termasuk dalam Hard Currency yang nilainya relatif stabil dan mewakili perekonomian yang sudah mapan. Pengaruh perubahan nilai tukar akan dilihat dari dua sisi yakni perusahaan eksportir dan non eksportir. Dari 101 sampel yang digunakan, 26 perusahaan termasuk ke dalam kelompok eksportir dan 75 perusahaan termasuk dalam kelompok non eksportir.
Model yang digunakan untuk meregresikan perubahan nilai tukar terhadap net income dan return saham adalah model data panel yaitu Random Effect dan Pooled Least Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan nilai tukar berpengaruh secara signifikan pada net income perusahaan manufaktur (eksportir dan non eksportir) dan return saham perusahaan non eksportir. Perubahan nilai tukar tidak mempengaruhi return saham perusahaan eksportir. Selain itu, tidak semua mata uang yang diuji memiliki pengaruh yang signifikan terhadap net income dan return saham perusahaan manufaktur. Mata uang yang berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur (non eksportir) hanya Dolar AS. Sedangkan mata uang yang berpengaruh terhadap net income perusahan manufaktur adalah USD dan Yen pada eksportir serta USD dan Yen pada non eksportir."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Christiana A. Andyono
"Tujuan dari skripsi ini adalah meneliti mengenai pengaruh dari faktor fundamental perusahaan yang digambarkan dengan book-to-market ratio, kebijakan pendanaan perusahaan, dan ukuran perusahaan, serta kondisi makroekonomi yang digambarkan oleh inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan PDB sektor tambang terhadap imbal hasil saham perusahaan pertambangan pada periode 2004-2008 dengan rentang data tahunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa book-to-market ratio, ukuran perusahaan, tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan PDB sektor tambang memiliki pengaruh yang signifikan.. Sedangkan kebijakan pendanaan perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat imbal hasil saham pertambangan. Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi investor dalam mengambil keputusan-keputusan berinvestasi terutama pada saham-saham pertambangan.

The purpose of this thesis is to analyze the effects of book-to-market ratio, corporate financing decision, size, inflation rate, risk-free rate (SBI rate), and the growth of Mining Sector GDP for the period of 2004-2008. The range of data used in this research paper is yearly data. The result shows that book-to-market ratio, size, inflation rate, risk-free rate (SBI rate), and growth of Mining sector GDP have a significant effect on the mining companies stock return. Nevertheless, corporate financing decision don?t have a significant effect on mining companies? stock return. This result can be utilized as a reference for investors in order to determine the best investment decisions especially in mining sector stocks."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6626
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Aryo Baskoro
"Penelitan ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh stock split terhadap komposisi kepemilikan Institusi dan likuiditas (volume, nilai dan frekuensi) perdagangan pada bursa efek indonesia periode 2002 ? 2005. Sampel penelitian menggunakan data perusahaan yang melakukan stock split pada periode 2002 ? 2005, dengan jangka waktu dua tahun sebelum dan setelah dilakukan stock split. Pengujian dilakukan dengan uji-t berpasangan, uji-t satu sampel dan regresi.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa pada komposisi kepemilikan institusi tidak mengalami perubahan setelah dilakukan stock split dan likuiditas perdagangan saham mengalami kenaikan setelah dilakukan stock split. Hal ini mengimplikasikan bahwa stock split berpengaruh pada likuiditas perdagangan tapi tidak berpengaruh pada komposisi kepemilikan institusi.

This research is aimed to analyse the effect of stock split to instutitional ownership composition and trading liquidity (volume, value, and frequency) in indonesia stock exchange, 2002 ? 2005. Sample research uses company data who do stock split on 2002 ? 2005, with periodic time before and after had done stock split. The test is conducted with paired t-test, one samples t-test and regression.
This research found that instutitional ownership composition is not change after had done stock split and trading liquidity is change after had done stock split. It implies that stock split effect to trading liquidity but not effect to instutitional ownership composition.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6597
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Kamseno
"Banyak pihak yang telah memuji penggunaan model indeks tunggal yang dimodelkan melalui Capital Asset Pricing Model (CAPM) dalam menjelaskan return pada sebuah sekuritas. Kelihatannya masalah kepraktisan dalam penggunaan menjadi kunci dalam penggunaan model ini secara luas di kalangan akademisi maupun para praktisi. Penggunaan sebuah model dengan alasan kepraktisan bukan berarti tidak menyimpan cacat. Berbagai kelemahan pun akhirnya ditemukan seiring dengan semakin berkembangnya teori-teori keuangan baru dan semakin kompleksnya beragam jenis investasi. Model indeks ganda ditawarkan sebagai pilihan lain dari model indeks tunggal yang dirasa kurang begitu baik menjelaskan return sebuah saham. Penggunaan peubah bebas dari kelompok saham yang residual returnnya saling berkorelasi dilakukan untuk dapat membuat indeks yang secara adil benar-benar mewakili return saham tersebut. Hal ini dikarenakan penggunaan indeks pasar yang dalam hal ini adalah indeks LQ45 hanya didominasi oleh segelintir saham saja. Hanya saham yang memiliki tingkat kapitalisasi paling besar yang mempunyai banyak pengaruh dalam pergerakan indeks tersebut. Akhirnya saham-saham yang tingkat kapitalisasi pasarnya relatif lebih kecil tidak benarbenar terwakili dalam indeks. Untuk itulah penggunaan indeks lebih dari satu melalui persamaan model indeks ganda dapat menjadi alternatif dalam menjelaskan return saham secara lebih baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
5584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Eva Chaharani
"Penelitian ini menguji hubungan antara cuaca lokal di Jakarta terhadap imbal hasil saham pada saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Mengikuti yang dilakukan oleh Saunders (1993), Hirshleifer dan Shumway (2003), dan Chang et al. (2007), penelitian ini menguji pengaruh dari cloud cover terhadap imbal hasil saham. Dimana, penelitian ini menghipotesiskan terdapat hubungan antara cloud cover dan imbal hasil saham. Fokus dari penelitian ini ada pada cloud cover. Hal ini karena berdasarkan Saunders (1993) dan Hirshleifer dan Shumway (2003), yang menyatakan bahwa sinar matahari merupakan variabel cuaca paling penting yang memengaruhi mood [Chang et al. (2007)]. Peneliti meregresikan imbal hasil saham dalam cloud cover. Karena efek dari cloud cover dapat didorong oleh kondisi cuaca yang berlawanan, maka mengikuti Chang et al. (2007), peneliti memasukkan variabel-variabel cuaca lain ke dalam regresi meliputi tingkat hujan, temperatur, dan kecepatan angin. Sebuah variabel dummy untuk tingkat hujan (Dhujan) didefinisikan sebagai 1 jika data dari BMG menunjukkan bahwa terjadi hujan selama observasi. Suhu diukur dalam Celcius, dan kecepatan angin (angin) diukur dalam knot. Mengikuti Chang et al. (2007), peneliti juga mengendalikan efek day-of-the-week dan month-of-the-year. Oleh karena itu peneliti memasukkan variabel dummy untuk hari Senin (DMon), Jumat (DFri), Januari (DJan), Desember (DDec) ke dalam perhitungan regresi. Peneliti melakukan dua penghitungan regresi. Dimana dalam penghitungan pertama, dengan mengikuti Hirshleifer dan Shumway (2003), peneliti melakukan deseasonalize terhadap tiap variabel cuaca dengan mengurangi rata-rata variabel cuaca tiap minggu dari rata-rata tiap-tiap hari. Sedangkan dalam penghitungan ke dua, dengan mengikuti Saunders (1993), peneliti tidak melakukan deseasonalize terhadap variabel-variabel cuaca. Dari 17 hasil regresi yang dilakukan, baik dengan menggunakan variabelvariabel cuaca yang telah maupun yang belum di-deseasonalized, terdapat satu variabel terikat yang dipengaruhi oleh cloud cover, yaitu variabel terikat return saham LSIP. Namun, pada sebagian besar sampel penelitian ditemukan bahwa cloud cover tidak memengaruhi imbal hasil saham. Oleh karena itu, untuk sebagian besar sampel penelitian, dapat dikatakan bahwa peneliti gagal menolak hipotesis nol dari penelitian, yang berarti tidak terdapat hubungan antara cloud cover dan imbal hasil saham. Oleh karena itu, penelitian ini menyimpulkan bahwa investor tidak dapat membuat sebuah strategi aktif dengan menggunakan kondisi cuaca."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tengku Maya Sarah
"Penelitian ini menganalisis rasio Market Efficiency Coefficient (MEC) dan biaya eksekusi. Analisis mencakup perhitungan besarnya rasio MEC dan biaya eksekusi, pemeringkatan berdasarkan sektor industri dan saham, dan regresi untuk mengetahui hubungan antara variabel harga saham, volume transaksi, dan varians return saham terhadap MEC dan biaya eksekusi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga puluh saham yang termasuk dalam enam sektor industri di Bursa Efek Jakarta (BEJ), yaitu sektor industri pertanian, barang konsumsi, pertambangan, transportasi dan infrastruktur, properti dan real estate, serta keuangan. Data harga saham dan volume transaksi diperoleh untuk periode Januari dan Febuari 2007, selama 30 hari perdagangan di BEJ, kecuali hari Jumat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor industri pertanian merupakan sektor industri yang paling efisien sedangkan sektor properti dan real estate memiliki tingkat efisiensi terendah. Berdasarkan perhitungan biaya eksekusi, sektor industri pertanian memiliki biaya eksekusi terendah sedangkan sektor industri barang konsumsi memiliki biaya eksekusi tertinggi. Hasil regresi menunjukkan variabel varians return saham dan volume yang berpengaruh secara signifikan dan positif dengan MEC dan hanya variabel varians return saham yang berpengaruh secara signifikan dan positif dengan biaya eksekusi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Yusuf
"Stock Market Crash yang terjadi di pasar modal membuat regulator berpikir untuk menemukan sistem perdagangan yang dapat mencegah terjadinya crash. Shiller (1984) dan De Long, Shleifer, Summers, dan Waldmann (1989, 1990) berpendapat harga saham dapat melenceng dari nilai fundamentalnya karena aktivitas perdagangan uninformed serta terdapat penelitian yang membuktikan pada 19 Oktober 1987 terjadi aktivitas pembelian yang signifikan oleh insider serta perusahaan yang dibeli dalam jumlah lebih banyak oleh insider pada periode crash juga menunjukkan pemulihan signifikan harga secara lebih besar pada periode pasca crash.1 Uniformed trading terjadi karena terdapt asymmetrid information. Maka regulator pun menerapkan mekanisme circuit breaker untuk mengatasi aktivitas perdagangan uninformed yang menyebabkan terjadinya crash. Penerapan sistem ini memicu perdebatan di kalangan akademisi maupun praktisi tentang kinerja sesungguhnya dalam mengatasi permasalah asymmetric information. Pendukung circuit breaker meyakini bahwa circuit breaker dapat menurunkan volatilitas harga saham, melawan reaksi berlebihan, dan tidak mengganggu aktivitas perdagangan sementara kritikus circuit breaker menyatakan cicuit breaker dapat meningkatkan volatilitas, mencegah harga mencapai titik equilibriumnya, dan mengganggu aktivitas perdagangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi terhadap volatilitas harga saham, pergerakan harga saham, dan volume perdagangan saham serta kinerjanya dalam mengatasi masalah asymmetric information. Dari hasil penelitian yang menggunakan data saham pada periode 2003 ? 2005 diperoleh kesimpulan supensi meningkatkan aktivitas uninformed trading, terbukti dari periode volume perdagangan tertinggi sama dengan periode volatilitas saham tertinggi, yakni di hari-hari pasca suspensi. Dan di saat perbedaan harga dengan nilai fundamental saham mulai mengecil (karena walaupun volatilitas turun namun arah pergerakan harganya masih menjauhi nilai fundamental saham) aktivitas perdagangan justru berkurang. Sehingga manfaat suspensi di BEJ dipertanyakan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>