Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169886 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andini Striratnaputri
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di Jakarta. Pada tahun 2008 terdapat 4290 penderita dan banyak wilayah yang dinyatakan tergolong zona merah antara lain Kelurahan Paseban dengan jumlah penderita 135 orang. Untuk melakukan pemberantasan diperlukan data dasar antara lain tingkat pengetahuan warga mengenai DBD. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (IRT) mengenai pemberantasan vektor DBD dan faktor yang berhubungan. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Survei dilakukan menggunakan kuesioner pada tanggal 30-31 Mei 2009. Dipilih 100 IRT sebagai subyek penelitian dengan simple random sampling. Data dianalisis dengan uji chi-square menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan jumlah IRT yang memiliki pengetahuan kurang 27 orang (27%), 38 orang (38%) cukup, dan 35 orang (35%) baik. Tidak ada perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai pemberantasan vektor DBD dengan usia (p=0,918), pekerjaan (p=0,641), tingkat pendidikan (p=0,790), aktivitas yang diikuti di lingkungan rumah (p=0,285) dan jumlah sumber informasi IRT (p=0,541). Disimpulkan tingkat pengetahuan IRT mengenai pemberantasan vektor DBD tergolong cukup dan tidak berhubungan dengan usia, pekerjaan, pendidikan, aktivitas di lingkungan rumah dan jumlah sumber informasi.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of Indonesia's health problems mainly Jakarta. There had been 4290 cases of DHF within 2008. Central Jakarta has few red zones and among them is Paseban village with 135 cases. The elimination of DHF requires few informations such as the society knowledge about DHF. Therefore, the objective of this research is to identify the knowledge about elimination of DHF’s vector and their associated factors among housewives. The design of this research is cross sectional. Survey was performed using questionnaire on May 30th – 31st 2009. The amount of subject was determined using simple random sampling with the result of 100 housewives. The data analysis is using chi-square facilitated by SPSS. The outcome shows that 27% of respondents are lack of knowledge, 38% of samples has adequate knowledge, and 35% has good knowledge about DHF. There is no significant difference between respondent’s knowledge about DHF and their age (p=0,918), their work (p=0,641), their formal education (p=0,790),their activity in the environment (p=0,285) and the number of information’s sources they received (p=0,541). In conclusion, mostly the level of knowledge about elimination of DHF’s vector among housewives in Paseban is adequate and has no significant difference with age, work, formal education, activity in the environment, and the number of information’s sources they received."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggara Gilang Dwiputra
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (IRT) mengenai vektor DBD dan faktor yang berhubungan.
Desain penelitian ini adalah cross sectional. Data dianalisis dengan uji chi-square menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan jumlah IRT yang memiliki pengetahuan kurang 44 orang (44%), 24 orang (24%) cukup, dan 32 orang (32%) baik.
Tidak ada perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai vektor DBD dengan usia (p=0,484), pekerjaan (p=0,634), dan tingkat pendidikan (p=0,301), sedangkan terdapat perbedaan bermakna dengan aktivitas yang diikuti di lingkungan rumah (p=0,019) dan jumlah sumber informasi (p=0,028).
Disimpulkan tingkat pengetahuan IRT mengenai vektor DBD kurang, berhubungan dengan aktivitas di lingkungan rumah dan jumlah sumber informasi, tetapi tidak berhubungan dengan usia, pekerjaan dan pendidikan.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of Indonesia's health problems mainly Jakarta. The objective of this research is to identify the knowledge about vector of DHF and its associated factors among housewives.
The design of this research is cross sectional. The data analysis is using chi-square facilitated by SPSS. The outcome shows that 44% of respondents are lack of knowledge, 24% of samples has adequate knowledge, and 32% has good knowledge about DHF.
There is no significant difference between respondent?s knowledge about vector of DHF and their age (p=0,484), work (p=0,634), and formal education (p=0,301), but there is significant difference between respondent?s knowledge about vector of DHF and their activity in the environment (p=0,019) and the number of information?s sources they received (p=0,028).
In conclusion, mostly the level of knowledge about DHF symptoms among housewives in Paseban is poor and has an association with activity in the environment, and the number of information?s sources they received, but doesn?t have association with age, work, and formal education.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nugraheni
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di Jakarta. Pada tahun 2008 terdapat 4290 penderita dan banyak wilayah yang dinyatakan tergolong zona merah antara lain Kelurahan Paseban dengan jumlah penderita 135 orang. Untuk melakukan pemberantasan diperlukan data dasar antara lain tingkat pengetahuan warga mengenai DBD. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (IRT) mengenai pemberantasan sarang nyamuk (PSN) DBD dan faktor yang berhubungan. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Survei dilakukan menggunakan kuesioner pada tanggal 30 dan 31 Mei 2009. Dipilih 100 IRT sebagai subyek penelitian dengan simple random sampling. Data dianalisis dengan uji chi-square menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan jumlah IRT yang memiliki pengetahuan kurang 45 orang (45%), 23 orang (23%) cukup, dan 32 orang (32%) baik. Terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai PSN DBD dengan usia (p= 0,031), tingkat pendidikan (p=0,002) dan jumlah sumber informasi IRT (p= 0,016). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai PSN DBD dengan pekerjaan (p= 0,223) dan aktivitas yang diikuti di lingkungan (p= 0,546). Disimpulkan tingkat pengetahuan IRT mengenai gejala DBD tergolong kurang, berhubungan dengan usia, pendidikan dan jumlah sumber informasi, dan tidak berhubungan dengan pekerjaan dan aktivitas di lingkungan rumah.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of Indonesia's health problems especially in Jakarta. There had been 4290 cases of DHF within 2008. Central Jakarta has few red zones and among them is Paseban village with 135 cases. The elimination of DHF requires few informations such as the society?s knowledge about DHF. Therefore, the objective of this research is to identify the knowledge about eliminition of mosquito breeding places (PSN) and their associatied factors among housewives. The design of this research is cross sectional. Survey was performed using questionnaire on 30th and 31st of May 2009. The number of subject was determined using simple random sampling with the result of 100 housewives. The data was analyzed using chi-square fascilitated by SPSS. The outcome shows that 45% of respondents are lack of knowledge, 23% of respondents have adequate knowledge, and 32% has good knowledge about PSN. There are significant difference between respondent's knowledge about DHF and their age (p=0,031), their formal education (p=0,002) and the number of information's sources they received (p=0,016). There are no significant difference between respondent's knowledge about DHF and their work (0,223) and their activity in the environment (0,546). In conclusion the level of knowledge about PSN DBD among housewives in Paseban is mostly poor and has significant difference with their age, level of formal education and number of information source they have got. However it has no significant difference with their job and their activity in the environment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anindia Larasati
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di Jakarta. Pada tahun 2008 terdapat 4290 penderita dan banyak wilayah yang dinyatakan zona merah antara lain Kelurahan Paseban dengan jumlah penderita 135 orang. Untuk melakukan pemberantasan diperlukan data dasar antara lain tingkat pengetahuan warga mengenai DBD. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (IRT) mengenai gejala DBD dan faktor yang berhubungan. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Survei dilakukan menggunakan kuesioner pada tanggal 30 dan 31 Mei 2009. Dipilih 100 IRT sebagai subyek penelitian dengan simple random sampling. Data dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah IRT yang memiliki pengetahuan kurang 80 orang (80%), 9 orang (9%) cukup, dan 11 orang (11%) baik. Tidak ada perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai gejala DBD dengan usia (p=0,891), pekerjaan (p=0,966), tingkat pendidikan (p=1,000), aktivitas yang diikuti di lingkungan rumah (p=0,560) dan jumlah sumber informasi IRT (p=0,518). Disimpulkan tingkat pengetahuan IRT mengenai gejala DBD tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan usia, pekerjaan, pendidikan, aktivitas di lingkungan rumah dan jumlah sumber informasi.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of Indonesia's health problems mainly Jakarta.There had been 4290 cases of DHF within 2008. Central Jakarta has few red zones and among them is Paseban village with 135 cases. The elimination of DHF requires few informations such as the society knowledge about DHF. Therefore, the objective of this research is to identify the knowledge about DHF symptoms and their associated factors among housewives. The design of this research is cross sectional. Survey was performed using questionnaire on May 30th ? 31st 2009. The amount of subject was determined using simple random sampling with the result of 100 housewives. The data analysis is using Kolmogorov-Smirnov facilitated by SPSS.
The outcome shows that 80% of respondents are lack of knowledge, 9% of samples has adequate knowledge, and 11% has good knowledge about DHF. There is no significant difference between respondent?s knowledge about DHF and their age (p=0,891), their work (p=0,966), their formal education(p=1,000),their activity in the environment (p=0,560) and the number of information?s sources they received (p=0,518). In conclusion, mostly the level of knowledge about DHF symptoms among housewives in Paseban is poor and has no significant difference with age, work, formal education, activity in the environment, and the number of information?s sources they received.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niluh Archi Sri Ramandari
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di Jakarta. Pada tahun 2008 terdapat 4290 penderita dan banyak wilayah yang dinyatakan tergolong zona merah antara lain Kelurahan Paseban dengan jumlah penderita 135 orang. Untuk melakukan pemberantasan diperlukan data dasar antara lain tingkat pengetahuan warga mengenai DBD. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (IRT) mengenai penatalaksanaan DBD dan faktor yang berhubungan. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Survei dilakukan menggunakan kuesioner pada tanggal 30 dan 31 Mei 2009. Dipilih 100 IRT sebagai subyek penelitian dengan simple random sampling. Data dianalisis dengan uji chi-square menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan jumlah IRT yang memiliki pengetahuan kurang 60 orang (60%), 26 orang (26%) cukup, dan 14 orang (14%) baik. Tidak ada perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai penatalaksanaan DBD dengan usia (p=0,786), pekerjaan (p=0,162), tingkat pendidikan (p=0,813) dan jumlah sumber informasi IRT (p=0,921), tetapi terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan mengenai penatalaksanaan DBD dengan aktivitas yang diikuti di lingkungan rumah (p=0,007). Disimpulkan tingkat pengetahuan IRT mengenai penatalaksanaan DBD tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan usia, pekerjaan, pendidikan serta jumlah sumber informasi. Namun, tingkat pengetahuan mengenai penatalaksanaan DBD berhubungan dengan aktivitas yang diikuti di lingkungan rumah.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of Indonesia's health problems mainly Jakarta.There had been 4290 cases of DHF within 2008. Central Jakarta has few red zones and among them is Paseban village with 135 cases. The elimination of DHF requires few informations such as the society knowledge about DHF. Therefore, the objective of this research is to identify the knowledge about treatment of DHF and their associated factors among housewives. The design of this research is cross sectional. Survey was performed using questionnaire on May 30th – 31st 2009. The amount of subject was determined using simple random sampling with the result of 100 housewives. The data analysis is using chi-square facilitated by SPSS. The outcome shows that 60% of respondents are lack of knowledge, 26% of samples has adequate knowledge, and 14% has good knowledge about DHF. There is no significant difference between respondent’s knowledge about DHF and their age (p=0,786), their work (p=0,162), their formal education (p=0,813) and the number of information’s sources they received (p=0,921). But, there is a significant difference between respondent’s knowledge about DHF and their activity in the environment (p=0,007). In conclusion, mostly the level of knowledge about treatment of DHF among housewives in Paseban is poor and has no significant difference with age, work, formal education and the number of information’s sources they received. But, there is a significant difference between respondent’s knowledge about treatment of DHF and their activity in the environment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kusnadi
"Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue ( PSN-DBD ) merupakan kegiatan yang ditujukan dalam pemberantasan vektor DBD yang dilakukan oleh masyarakat secara kontinyu dan berkesinambungan. Kegiatan ini dikatakan berhasil jika dapat menurunkan populasi nyamuk, dengan mengunakan indikator Angka Bebas Jentik (ABJ) harus lebih atau sama dengan 95 % . Angka Bebas Jentik di Kota Padang khususnya didaerah endemis DBD belum mencapai target yang diharapkan (masih < 95 %), sebagai salah satu akibatnya resiko penularan DBD masih tinggi.
Berbagai teori dan penelitian terdahulu menyatakan bahwa pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD dalam menurunkan kasus DBD, di samping itu tak kalah pentingnya adalah penyuluhan kesehatan tentang PSN-DBD yang kurang, sikap tokoh masyarakat dan tim pokjanal DBD dalam melaksanakan PSN - DBD belum optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD di Kecamatan Padang Barat Kota Padang pada tahun 2003 dengan desain penelitian Cross Sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya PSN-DBD memiliki nilai median 6,90 pada nilai terendah 3,80 dan tertinggi 13,80, sedangkan penyuluhan, sikap tokoh masyarakat dan sikap tim pokjanal memperlihatkan bahwa sikap tim pokjanal dimasukkan kedalam kategori paling kurang. Dari hasil analisis bivariat diketahui penyuluhan, sikap tokoh masyarakat dan tim pokjanal DBD mempunyai hubungan yang bermakna terhadap gabungan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD. Dalam uji multivariat variabel sikap tokoh masyarakat mempunyai hubungan yang paling dominan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan agar peran serta tokoh masyarakat perlu ditingkatkan dalam upaya menurunkan kasus DBD dengan cara melakukan pertemuan kelompok, memberikan peyuluhan serta ikut mendukung kegiatan pokjanal DBD.

Factors Related to Community is Knowledge, Attitude, and Practice on Dengue Haemorrhogie Fever Vector Nest Control in Padang Barat Sub District, Padang Municipality 2004Dengue Hemorrhagic Fever control is a community action in order to control DHF vector through source reduction program that should be conducted in a continuous way. This action is considered success ful if it could reduce mosquito population indicated by Larvae-Free Rate (Angka Bebas Jentik=AJB) of ? 95%. The AJB rate in Padang municipality and particularly in Dengue Hemorrhagic Fever endemic area was still under 95% and might cause high risk of Dengue Hemorrhagic Fever transmission.
Community knowledge, attitude, and practice on Dengue Hemorrhagic Fever mosquito nest control are important factor to reduce prevalence of Dengue Hemorrhagic Fever case. Other important factors are health education on PSN-DBD, attitude of informal leader, and the implementation of PSNDBD by national Dengue Hemorrhagic Fever taskforce.
This study aimed to obtain information on factors related to knowledge, attitude, and practice of community regarding PSN-DBD in Padang Barat sub district, Padang City year 2003. This study was a cross-sectional study and data were analyzed in univariate, bivariate, and multivariate logistic regression analyzes.
The study shows that knowledge, attitude, and practice of community on PSNDBD was less than 6,90 while analysis on education, attitude of informal leader, and attitude of national Dengue Hemorrhagic Fever taskforce showed that the attitude of national Dengue Hemorrhagic Fever taskforce was the least category. Bivariate analysis indicated that education, informal leader's attitude, and national Dengue Hemorrhagic Fever taskforce's attitude were all significantly related to knowledge, attitude, and practice of community regarding PSN-DBD. Multivariate analysis showed that the most dominant factor was informal leader's attitude.
It is suggested to improve and increase the quantity and quality of health education, participation of informal leader, and participation of national DHF taskforce in order to reduce the prevalence of Dengue Hemorrhagic Fever case.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Maulidina Medika Rahmita
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi dengan nyamuk Ae.aegypti sebagai vektor yang mengakibatkan masalah kesehatan di Jakarta antara lain Kelurahan Paseban Barat. Untuk memberantas vektor DBD telah diberikan penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) kepada penduduk. Diharapkan dengan telah mendapatkan penyuluhan kepadatan dan penyebaran vektor lebih rendah dari indikator kepadatan vektor WHO. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepadatan dan penyebaran vektor dengan ada tidaknya hubungan terhadap penutup container pada daerah yang telah mendapatkan penyuluhan. Container dikategorikan menjadi 2, yaitu container berpenutup dan container tidak berpenutup. Penelitian ini bersifat analitik observasional dan menggunakan desain potong lintang . Data diambil pada tanggal 21 Juni 2009 di RW 03 Paseban Barat, Kelurahan Paseban, Kotamadya Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta yang merupakan daerah dengan kjumlah penderita DBD tinggi. Pengambilan data dilakukan di 100 rumah dengan single-larval method dan dianalisis menggunakan Fisher Exact Test untuk mengetahui kepadatan dan penyebaran vektor terhadap penutup container. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 rumah yang diteliti didapatkan nilai container index 4,3%, house index 11, dan braeteu index 14. Disimpulkan kepadatan dan penyebaran vektor DBD di Paseban Barat termasuk tinggi dan kepadatan dan penyebaran larva Ae.aegypti tidak berhubungan dengan penutup container (p=0,664).

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of infectious disease transmitted by mosquitos Ae. aegypti as vector and has caused health problem in Jakarta, one of which is in West Paseban Village.In order to eliminate the vector,counselling had been given before to educate the people who lives in those areas. The expectancy was that by giving health education, the number of distribution and intensiveness of the vector will be lower than WHO intensiveness indicator.The aim of the research is to discover the intensiveness and distribution of the vector associated with /without container lid. Container categorized into 2, which are container with lid and container with no lid.This research is an observational analysis and using crosssectional study . The data was collected on 21 June 2009 at west Paseban Village RW 03 Central Jakarta which has high percentage of DHF sufferers. The data was collected from 100 houses using the single-larval method and then analyzed using Fisher exact test to discover the intensiveness and distribution of the vector toward the lid container.The result showed 100 houses surveyed, the house index was 11, the container index 4,3% and brateau index 14. Thus, it can be concluded that the intensiveness and distribution of DHF vector in west paseban is high and the existence of the Ae.aegypti larvae was not associated with the lid of the containers. (p=0,664)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Kencana
"Demam berdarah dengue (DBD) dikenal sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dijumpai di Indonesia antara lain di Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat sehingga perlu diberantas dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Agar PSN berhasil maka warga perlu diberikan pengetahuan mengenai PSN dengan diberikan penyuluhan. Penelitian ini diselenggarakan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap kepadatan vektor DBD di Paseban Barat. Desain penelitian ini adalah eksperimental dengan intervensi berupa penyuluhan. Keberhasilan penyuluhan kemudian dievaluasi dengan melakukan survei entomologi. Pengambilan data dilakukan dalam dua tahap di Paseban Barat, Kelurahan Paseban, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat pada bulan Mei 2009 (pretest) dan Juni 2009 (posttest). Survei dilakukan dengan single larval method pada 100 rumah. Hasilnya menunjukkan container index (CI) dan breteau index (BI) sebelum penyuluhan adalah 6,3% dan 16, dan sesudah penyuluhan menurun menjadi 3,1% dan 8. Selanjutnya, indikator kepadatan yaitu CI dianalisis dengan uji Mc Nemar dan didapatkan p = 0,152 yang berarti tidak terdapat perbedaan bermakna. Disimpulkan penyuluhan tidak mempengaruhi kepadatan Ae.aegypti.

Dengue haemorrhagic fever (DHF) is a health problem in Indonesia, especially in Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat. Therefore, we need to control DHF by performing mosquito vector control. In order to perform mosquito vector control properly, the people were given health promotion. This study aims to determine the effect of health promotion to the change of dengue vector’s density in Paseban Barat and uses experimental method with heath promotion as the intervention. To evaluate the success of given health promotion, entomology surveys are conducted before and after the health education. The data collection was conducted in Paseban Barat, Kelurahan Paseban, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat in May 2009 (pretest) and June 2009 (posttest). Surveys were conducted in 100 houses by using single larval method. The results shows that the container index (CI) and breteau index (BI) before health promotion were 6.3% and 16, respectively, and after health promotion, CI and BI decreased to 3.1% and 8. CI as the indicator of dengue vector’s density was analyzed using Mc Nemar test and the result is p = 0.152 which shows no significant difference. It is concluded that the given health promotion had no effect on dengue vector’s density."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexandra Gabriella
"Di Indonesia Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat karena jumlah penderitanya banyak dan penyebarannya luas. Kelurahan Paseban merupakan salah satu kelurahan di daerah Jakarta Pusat yang termasuk zona merah oleh karena itu perlu dilakukan pemberantasan vektor DBD di wilayah tersebut. Pemberantasan perlu dilakukan oleh seluruh warga dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Aedes aegypti. Agar PSN tepat sasaran maka masyarakat harus dibekali pengetahuan melalui penyuluhan. Penelitian ini bersifat eksperimental yaitu dengan intervensi berupa penyuluhan mengenai cara memberantas vektor DBD. Survei entomologi dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan, kemudian kepadatan dan penyebaran vektor DBD dibandingkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran Ae. Aegypti di daerah Paseban Barat sebelum dan sesudah warga mendapat penyuluhan. Penelitian menggunakan data primer yang diambil pada bulan Mei 2009 (pretest) dan Juni 2009 (posttest). Survei entomologi dilakukan dengan single larval method di 100 rumah di Paseban Barat, Jakarta Pusat. Data dikelompokan dan diolah hingga didapatkan indeks indikator berupa house index (HI), container index (CI) dan breteau index (BI). Hasilnya menunjukkan bahwa HI turun dari 14% menjadi 8%, CI dari 6,3% menjadi 3,1% dan BI dari 16 menjadi 8. Hal ini menunjukkan bahwa Paseban Barat tidak lagi menjadi daerah risiko tinggi penularan DBD karena indeks indikator memenuhi standar minimal WHO. Selanjutnya dilakukan uji Mc Nemar untuk menguji variabel kategorik secara komparatif yang berpasangan.
Hasil menunjukkan penurunan tidak bermakna jumlah rumah yang positif ditemukan larva antara sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan (p>0,05). Disimpulkan bahwa penurunan angka penyebaran vektor di Paseban Barat tidak berhubungan dengan penyuluhan.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is one of pulblic health problem in Indonesia despite its high insidence and wide spread of the disease. Paseban village is one of the red zone in Centre of Jakarta, therefore controlling of the dengue vector is needed to be done. Controlling dengue vector should be done not only by goverment intent, but also people in the neighborhood held an important role in this musquito vector control. This is an experimental study with health promotion as the intervention. People in Paseban village was given knowledge about DHF through health promotion short lecture. Entomology surveylance was held, the density and distribution of Aedes aegypti being compared between before and after the health promotion.
This research is targeted to get a figure of Ae. Aegypti distributuion in West Paseban before and after the health promotion. This study used a primary database taken in May 2009 and June 2009. Entomology surveylance using single larval method to 100 houses in west Paseban, Centre of Jakarta. Data was being categorized and counted to get indicator value such as house index (HI), container index (CI) and breteau index (BI). The result shows decreasing value of HI from 14% to 8%, CI from 6,3% to 3,1% and BI from 16 to 8. This condition shows that West Paseban was no longer a high risk area according to WHO's minimal standard.
Mc Nemar test was used to examine comparative paired categorical variable, the result shows there wasn't a significance decrease in larval-positive houses after the health promotion (p>0,05). It is concluded that the decreasing value of larval-positive houses has no relevance to health promotion.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steven Jonathan
"Penyakit demam berdarah dengue (DBD) telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di Jakarta, termasuk di Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat. Pemberantasan penyakit ini terutama dilakukan melalui pemberantasan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektornya. Dalam upaya pemberantasan vektornya tersebut dilakukan juga penyuluhan pada masyarakat tentang bagaimana menjaga kebersihan lingkungan rumah demi mencegah berkembangnya vektor DBD.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keberadaan vektor DBD di dalam rumah sebelum dan sesudah penyuluhan sehingga dapat diketahui pengaruh penyuluhan dalam memberantas vektor DBD. Survei vektor DBD dilakukan dua kali, yakni pada tanggal 3 Mei 2009 (sebelum penyuluhan) dan tanggal 4 Juni 2009 (setelah penyuluhan) di Paseban Timur yang merupakan daerah dengan kasus DBD yang tinggi di Jakarta Pusat. Pengambilan data dilakukan di 100 rumah menggunakan metode larva tunggal (mengambil satu larva di tiap container yang ada di dalam rumah dan diidentifikasi menggunakan mikroskop). Data yang terkumpul lalu dianalisis menggunakan uji McNemar untuk memperoleh hubungan penyuluhan terhadap keberadaan vektor.
Dari 100 rumah yang diteliti sebelum penyuluhan, didapatkan angka keberadaan larva dalam rumah sebesar 11,40 %. Setelah dilakukan penyuluhan, didapatkan angka keberadaan larva dalam rumah sebesar 5,70 %. Dari analisis menggukan uji McNemar, terdapat hubungan antara penyuluhan dengan keberadaan larva, dengan nilai p sebesar 0,041. Disimpulkan bahwa keberadaan vektor DBD di dalam rumah sesudah penyuluhan lebih rendah daripada sebelum penyuluhan.

Dengue haemorrhagic fever (DHF) has become a problem in public health especially in Paseban District, Central Jakarta. Controling the disease is mainly done by controling Aedes aegypti as the vector of the disease. In order to control the vector, informations are given to people about keeping their house environment clean to prevent the development of the DHF vector.
The objective of this study is to determine the presence of DHF vector, inside the house, before and after the briefing given, so it could be known whether the briefing is helpful or not. The surveys of DHF vector presence were conducted in twice, first was at 3rd of May 2009 (before the briefing given), and second was at 4th of June 2009 (after the briefing given) in East Paseban, which is considered as an area with high cases of DHF in Central Jakarta. Data collecting was conducted in 100 houses with single-larvae method (taking one larvae from each container in a house then identified them by using microscope). The data collected will be analyzed by McNemar test to know the correlation between the briefing and the vector presence.
From 100 houses surveyed before the briefing, the percentage of vector presence was 11,40 %. After the briefing, the percentage was reduced to 5,70 %. From McNemar test analysis, it was found that there is a correlation between the briefing and the vector presence, p = 0.041. Concluded then, that the vector presence inside the house after the briefing was reduced, compared with the vector presence before the briefing.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>