Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108863 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eva Rupaidah
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi secara spatial persebaran dan luas tingkat kekritisan lahan di wilayah pengembangan selatan Kabupaten Tasikmalaya serta mengetahui hubungannya dengan produktivitas lahan. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya perbedaan luas lahan kritis menurut tingkatannya sesuai dengan wilayah ketinggian. Wilayah terluas adalah lahan potensial kritis, paling banyak dijumpai pada ketinggian 0-200 mdpl dan paling sedikit berada pada ketinggian lebih dari 500 mdpl, dimana posisinya cenderung menyebar. Sedangkan lahan dengan luasan terkecil adalah lahan kritis, sebagian besar terdapat di bagian timur wilayah ketinggian 0-200 mdpl dan luasan terkecil terdapat di bagian barat wilayah ketinggian lebih dari 500 mdpl. Lahan kritis berasosiasi dengan produktivitas lahan, terlihat pada nilai produktivitas lahan semakin menurun bersamaan dengan tingginya tingkat kekritisan lahan yang terjadi.

The purpose of this study is to give spatial information on the distribution and area critical land level in the southern development region of the Tasikmalaya Regency and discovering its relationship with land productivity. The results show that there are a range of differences of critical land based on the regional height. The largest region in the study is critical land potential lies in the regions with the elevation of 0-200 m and the smallest with an elevation > 500 m above sea level. The distribution of scattered lands is scattered. As for the smallest region for this study is critical land, the majority are distributed in the eastern part of region with an elevation of 0-200 m and the lesser are distributed in the west with an elevation > 500 m above sea level. Critical land is associated with land productivity, by considering the decreasing value of productivity the area of critical land increases."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S34200
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Maharani Darmawan
"Adanya fenomena perubahan iklim yang terjadi saat ini membawa dampak yang cukup nyata terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Dampak yang ditimbulkan cukup serius sehingga banyak kerugian yang harus ditanggung. Salah satu dampak yang cukup berpengaruh membuat kondisi fisik dan lingkungan manusia semakin terancam adalah adanya degradasi lahan, erosi, tanah longsor dan lahan tidak produktif lahan kritis. Dari beberapa contoh dampak yang diakibatkan oleh perubahan iklim, lahan kritis di DAS Citarik menjadi salah satu akibat nyata yang ditimbulkan. Varibel yang digunakan adalah data curah hujan per stasiun selama periode 31 tahun 1986 ndash; 2016 yang berada di wilayah DAS Citarik. Penilaian keterpaparan curah hujan menggunakan parameter frekuensi curah hujan lebat 50-100 mm/hari, curah hujan sangat lebat > 100 mm/hari, jumlah rata-rata curah hujan musim hujan, dan jumlah rata-rata dasarian curah hujan per stasiun pengamat curah hujan.
Analisis yang dihasilkan bahwa wilayah bagian selatan dari DAS Citarik yang terpapar tinggi khususnya di Kecamatan Cikancung, Paseh, Cicalengka, Nagreg, Solokan Jeruk dan Majalaya. Hal ini diperkuat karena didaerah tersebut memiliki ketinggian dan kemiringan lereng yang cukup curam dan berada di ketinggian 1200-1400 mdpl hingga lebih dari 1400 mdpl serta tingkat kecenderungan curah hujan yang bertambah signifikan di daerah tersebut. Nilai produktivitas pertanian di DAS Citarik cenderung rendah di wilayah lahan kritis dengan tingkat keterpaparan perubahan iklim tinggi. Sedangkan, produktivitas pertanian cenderung tinggi di wilayah lahan tidak kritis dengan tingkat keterpaparan sedang.

The existence of climate change phenomenon bring a real impact on human life everyday. The impact is serious enough so many losses to be borne. One of the most influential impacts to make the physical and human condition more threatened is land degradation, erosion, landslide and unproductive land critical land. From some examples of the impacts of climate change, critical land in the Citarik watershed becomes one of the real effects. The variables used are the rainfall data per station during the 31 years period 1986 2016 located in the Citarik watershed area. The assessment of rainfall exposure uses the frequency parameters of heavy rainfall 50 100 mm day, very heavy rainfall 100 mm day, average rainfall amount of rainy season, and average rainfall decade amount of rainy season per station observer of rainfall.
The analysis resulted that the southern part of the Citarik watershed was exposed particularly in Cikancung, Paseh, Cicalengka, Nagreg, Solokan Jeruk and Majalaya sub districts. This is reinforced because the area has a height and slope of a fairly steep slope and at an altitude of 1200 1400 mdpl up to more than 1400 mdpl and the level of rainfall tendency is increased significantly in the area. The value of agricultural productivity in the Citarik watershed tends to be low in critical land areas with high levels of climate change exposure. Meanwhile, agricultural productivity tends to be high in non critical land areas with moderate exposure levels.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghinia Anastasia Muhtar
"ABSTRAK
Kabupaten Bulukumba mengadakan program pengembangan agroindustri secara mandiri pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah tahun 2005-2025 untuk mewujudkan predikat Provinsi Sulawesi Selatan sebagai lumbung padi di kawasan timur indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan evaluasi kesesuaian lahan terhadap syarat tumbuh tanaman padi sawah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persebaran kesesuaian lahan aktual dan potensial tanaman padi sawah sebagai pengendali ketersedian pangan beras di Kabupaten Bulukumba. Persebaran kesesuaian lahan aktual kelas S1 kebanyakan terletak di sebelah selatan sepanjang Pantai Laut Flores dengan morfologi dataran dan kemiringan tanah <3%. Persebaran Kelas S2 hampir terdapat di seluruh Kabupaten Bulukumba, (baik itu di sebelah selatan, barat, timur ataupun utara) dengan morfologi dataran-perbukitan dan kemiringan tanah <8%. Persebaran kelas S3 dan kelas N saling berasosiasi, dimana kedua kelas ini terdapat di sebelah timur sepanjang Pantai Teluk Bone (pola memanjang) kemudian menyebar sampai ke utara dengan morfologi perbukitan dan bergelombang serta kemiringan tanah >15%. Kecamatan Bonto Bahari, Bontotiro dan Kecamatan Herlang memiliki status ketersedian pangan yang buruk dikarenakan ketiga kecamatan ini penggunaan lahan sawah aktualnya berada pada kelas S3ch dibandingkan Kecamatan Gantarang pada kelas S1 dan S2. Kecamatan Herlang yang awalnya mengalami ketersedian defisit beras (-1.066ton) berubah menjadi surplus beras (2.855ton) setelah dilakukan penanaman padi pada kelas kesesuaian lahan potensial(S1).

ABSTRACT
Bulukumba Regency implement agro-industry development program independently in the long-term development plan of the area 2005-2025 for create predicate South Sulawesi Province as a granary in Eastern Indonesia. One effort that can be done is by land suitability evaluation to grow rice crops well. This study aimed to analyze the distribution of actual and potential land suitability rice crop as controlling food availability di Bulukumba Regency. Distribution of the actual land suitability for class S1 mostly is found in the South Bulukumba Regency(along Laut Flores Beach) with the morphology of the plain and the slope less from 3%. Distribution of the actual land suitability for class S2 mostly is found almost exist throughout Bulukumba Regency(south, west, east or north) with the morphology of the plain until hill and slope less 8%.Distribution of the actual land suitability for class S3 and class N are associated each other, where class S3 and class N are found in the east Bulukumba Regency (along Teluk Bone Beach) with lengthwise pattern then spread to the north with the morphology surging and hill. They have slope more than 15%. Bontobahari Disctrict, Bontotiro District and Herlang District have low food availability status. The reason is caused that they have an extensive paddy field class S3 is greater than class S1 and class S2. it is different in Gantarang District that has an extensive paddy field class S1 and class S2 is greater than class S3. Herlang District who initially have the availability of rice deficit (-1.066ton) turn into surplus (2.855ton) after planting rice on land suitability class potential(S1)."
2016
T46106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arti Aulia
"Desa pesisir Parangtritis terletak di pantai selatan Kabupaten Bantul yang terkenal dengan kegiatan wisata dan perikanan tangkap. Keuntungan dari sektor pariwisata dan perikanan tangkap membuat Desa Parangtritis dipandang sebagai ladang untuk mencari nafkah dan menyebabkan penyembuhan dalam populasi atau pendapatan masyarakat Desa Parangtritis. Situasi ini dapat mempengaruhi kebutuhan akan ruang dan tanah yang dapat berdampak pada penurunan daya dukung lingkungan sehingga diperlukan prediksi tentang ketersediaan lahan dengan menggunakan model dinamika spasial. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model dinamika spasial untuk ketersediaan lahan dan menganalisis hubungan antara model-model ini dengan tingkat pendidikan dan pendapatan Desa Parangtritis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pemodelan dinamika spasial yang menggunakan data populasi untuk 2008-2018 dan citra Google Earth pada 2008, 2013, dan 2018, dan wawancara dengan area grid yang digunakan untuk tingkat pendidikan dan pendapatan. Pengembangan wilayah yang dibangun diamati melalui model dinamika spasial dari hubungan antara pertumbuhan penduduk dan ketersediaan lahan pada periode 2008-2100. Prediksi model menunjukkan bahwa lahan yang dikembangkan telah berkembang dari area yang sesuai untuk memenuhi kapasitas regional yang tidak sesuai pada tahun 2039. Hasil analisis menunjukkan bahwa pertumbuhan tercepat dari area terbangun adalah di area dengan tingkat pendidikan tinggi dan pendapatan tinggi level.

The coastal village of Parangtritis is located on the southern coast of Bantul Regency which is famous for tourism activities and capture fisheries. The benefits of the tourism and capture fisheries sector make Parangtritis Village seen as a field for earning a living and causing healing in the population or income of the Parangtritis Village community. This situation can affect the need for space and land that can have an impact on reducing the carrying capacity of the environment so that predictions about land availability using a spatial dynamics model are needed. This study aims to create a spatial dynamics model for land availability and analyze the relationship between these models with the level of education and income of Parangtritis Village. The method used in this study is a spatial dynamics modeling method that uses population data for 2008-2018 and Google Earth imagery in 2008, 2013 and 2018, and interviews with the grid area used for education and income levels. Development of the developed area was observed through a spatial dynamics model of the relationship between population growth and land availability in the 2008-2100 period. Model predictions indicate that developed land has developed from suitable areas to meet inappropriate regional capacities by 2039. The results of the analysis show that the fastest growth of the built area is in areas with high education and high income levels."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanti Hildayanti
"Kabupaten Banjar memiliki jumlah penduduk sebesar 565.635 jiwa pada tahun 2021. Jumlah penduduk tersebut diprediksi mengalami peningkatan secara terus menerus yang mengakibatkan pertumbuhan lahan terbangun yang ada akan mengalami peningkatan juga. Hal tersebut dapat menyebabkan menurunnya daya dukung lahan yang ada di Kabupaten Banjar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan lahan dan mensintesa kajian model dinamika spasial daya dukung lahan di Kabupaten Banjar. Penelitian ini menggunakan data kependudukan tahun 2009-2021. Prediksi daya dukung lahan dilakukan pada tahun 2009-2100 dengan mengunakan metode sistem dinamis. Adapun data yang dibutuhkan berupa pertumbuhan penduduk, ketesediaan lahan, dan juga lahan terbangun yang nantinya akan dilihat perkembangannya secara keruangan menjadi model dinamika spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan lahan yaitu berbanding terbalik. Ketika jumlah penduduk meningkat, maka ketersediaan akan lahan akan menurun. Hingga pada tahun 2063 diprediksi bahwa luas lahan terbangun yang ada di Kabupaten Banjar telah mencapai 67,94% yaitu seluas 322.912,40 Ha dari wilayah penelitian, sehingga daya dukung lahan yang ada di Kabupaten Banjar sudah mendekati ambang batas pada tahun 2063.

Banjar Regency has over 565.635 residents in 2021. The total number of residents have experienced a continuous rise which caused the increase of existing built lands to grow even more. This particular event resulted in the downfall of the land carrying capacity in Banjar Regency. The objective of this study is to analyze the connection between the surplus of people with land availability and to synthesize a model dynamic of land carrying capacity in Kabupaten Banjar. This study makes use of the data of citizens in the year 2009-2021. The prediction with the land carrying capacity is done using a method of a dynamics system. However, the data that is needed in the form of population growth, access to land, and built lands will be seen later on as a spatial development model for spatial dynamics. The result of this study is to show the relationship between the increase of population and the preparation of land is inversely proportional. If the growth of the population does not stop, land availability will decrease. It is predicted that in the year 2063, the width of land in Banjar Regency will reach at 67,94% which is as big as 322.912,40 Ha from research area, to the carrying capacity located in Banjar Regency is approaching it’s threshold in 2063."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Luthfita
"Kabupaten Kubu Raya merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota rawan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Kalimantan Barat dan mengalami kejadian kebakaran setiap tahun. Berdasarkan data Kesatuan Pengelolaan Hutan pada tahun 2018, terdapat sekitar 4406 titik panas yang tersebar di Kabupaten Kubu Raya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan berdasarkan aspek kondisi fisik wilayah yang meliputi ketebalan gambut, tutupan lahan dan curah hujan serta aspek sosial masyarakat yang meliputi kepadatan penduduk, tingkat pendidikan dan jenis lapangan usaha di Kabupaten Kubu Raya. Analisis spasial yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode overlay dengan Sistem Informasi Geografis. Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa wilayah di Kabupaten Kubu Raya yang terdeteksi sangat rawan sebesar 12,77 % dengan total luas wilayah 1124,31 km², rawan tinggi yaitu sebesar 26,75 % dengan total luas wilayah 2419,68 km², rawan rendah yaitu sebesar 31,48 % dengan total luas wilayah 3421,38 km², sedangkan tingkat rawan sangat rendah yaitu 29,00 % dengan total luas wilayah 2408,07 km². Hasil pengolahan menunjukkan bahwa Wilayah dengan tingkat kerawanan tertinggi yaitu Kecamatan Rasau Jaya dan wilayah dengan tingkat kerawanan terendah yaitu Kecamatan Kubu.
Kubu Raya Regency is one of 14 regencies / cities prone to forest and land fires in West Kalimantan Province and experiences fires every year. Based on data from the Forest Management Unit in 2018, there are around 4406 hotspots spread across Kubu Raya Regency. The purpose of this study is to analyze areas prone to forest and land fires based on aspects of the physical condition of the area including peat thickness, land cover and rainfall as well as social aspects of society which include population density, education level and type of business field in Kubu Raya Regency. The spatial analysis used in this study uses the overlay method with Geographic Information Systems. The results of the analysis that have been carried out show that the area in Kubu Raya District that was detected was very vulnerable at 12.77% with a total area of ​​1124.31 km², high vulnerable at 26.75% with a total area of ​​2419.68 km², low at risk that is amounting to 31.48% with a total area of ​​3421.38 km², while the level of vulnerability is very low at 29.00% with a total area of ​​2408.07 km². The analysis shows that the area with the highest level of vulnerability is Rasau Jaya District and the area with the lowest level of vulnerability is Kubu District."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Nabila Romadhona
"Peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Bogor diimbangi dengan kebutuhan akan pangan dan peningkatan tempat tinggal, sehingga diperlukan keseimbangan antara ketersediaan lahan dan kebutuhan lahan dengan ditinjau daya dukung lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk dianalisis status daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan tahun 2010 dan 2020 di Kabupaten Bogor, serta dianalisis kondisi daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan antara tahun 2010 dan 2020 di Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan hasil perhitungan dideskripsikan sehingga status daya dukung lingkungan terjelaskan. Data – data yang diperlukan adalah jumlah penduduk, jumlah produksi komoditas pertanian, perkebunan, perikanan, dan harga komoditas pada tahun 2010 dan 2020. Status daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan didapatkan dengan perbandingan ketersediaan lahan dan kebutuhan lahan. Pada tahun 2010, hasil ketersediaan lahan didapatkan seluas 225.561 ha, sedangkan kebutuhan lahan adalah 713.289 ha, sehingga didapatkan status defisit. Pada tahun 2020, hasil ketersediaan lahan adalah 124.721 ha, sedangkan kebutuhan lahan seluas 868.495 ha, sehingga didapatkan status defisit. Kondisi daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan pada tahun 2010 dan 2020 yang ditinjau dari penurunan luas lahan pertanian sebanyak 56,73% atau 231.762 ha. Hal tersebut dikarenakan peralihan fungsi lahan yang disebabkan penurunan jumlah produksi sehingga lahan sawah petani disewakan atau dijual ke investor.

The increase of population in Bogor Regency is balanced with the need for food and an increase in housing, so a balance is needed between land availability and land needs in terms of environmental carrying capacity. This research was conducted to analyze the status of the environmental carrying capacity based on the land balance in 2010 and 2020 in Bogor Regency, and to analyze the condition of the environmental carrying capacity based on the land balance between 2010 and 2020 in Bogor Regency. The method used is descriptive quantitative with the calculation results are described so that the status of the carrying capacity of the environment is explained. The data needed are population, total production of agricultural commodities, plantations, fisheries, and commodity prices in 2010 and 2020. The status of environmental carrying capacity based on land balance is obtained by comparing land availability and land demand. In 2010, the result of land availability was 225,561 ha, while the land requirement was 713,289 ha, so that the deficit status was obtained. In 2020, the result of land availability is 124,721 ha, while the land requirement is 868,495 ha, so that the deficit status is obtained. The condition of the environmental carrying capacity based on the land balance in 2010 and 2020 in terms of a decrease in the area of agricultural land was 56.73% or 231,762 ha. This is due to the shift in land function caused by a decrease in the amount of production so that farmers' rice fields are rented out or sold to investors."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fidya Rismayatika
"Indonesia merupakan salah satu negara dengan lahan pertanian yang luas. Namun produksi lahan pertanian terancam akibat adanya perubahan penggunaan lahan serta fenomena perubahan iklim. Salah satu faktor perubahan iklim yang mempengaruhi lahan pertanian adalah fenomena El Nino. Sejak tahun 2002, El Nino terjadi setiap dua tahun sekali. Kejadian El Nino dapat menyebabkan tanaman di lahan pertanian mengalami kekeringab. Kabupaten Magetan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap kekeringan. El Nino dapat menyebabkan kemarau yang berkepanjangan dan mengakibatkan kekeringan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial wilayah kering lahan pertanian menggunakan salah satu indeks penginderaan jauh yakni Normalized Difference Drought Index pada tahun El Nino yakni 2015 dan 2019 Wilayah kering kemudian dikaitkan dengan kondisi fisik. Hasil dari pengolahan data diketahui wilayah kering pada tahun 2015 (El Nino Kuat) lebih luas dibandingkan luas wilayah kering pada tahun 2019 (El Nino Lemah) yakni 3.031,00 ha (tahun 2015) dan 2.214,68 ha (tahun 2019). Pola spasial kekeringan membentuk pola berkelompok. Pola spasial wilayah kering di Kabupaten Magetan adalah semakin ke barat semakin sedikit wilayah kering, mendekati lereng Gunung Lawu. Hasil analisis menunjukkan wilayah kering banyak terjadi di lahan pertanian dengan kondisi fisik ketinggian 200-500 mdpl, lereng 8%-15%, dan jenis tanah asosiasi mediteran coklat kemerahan dan grumusol kelabu.
Indonesia is a country with vast agricultural land. However, agricultural land production is threatened due to land use change and climate change. One of climate change phenomenon affecting agricultural land is the El Nino. Since 2002, El Nino occurs every two years. El Nino events can cause crops on agricultural land to experience drought. Magetan Regency is one of the districts in East Java Province that has a high level of vulnerability to drought. El Nino can cause prolonged drought and cause drought. This study aims to explain the spatial pattern of dry areas of agricultural land using one of the remote sensing indices, Normalized Difference Drought Index in El Nino years (2015 and 2019). Then, dry areas will be associated with physical conditions. The result of data processing is the dry area in 2015 (Weak El Nino) is wider than the dry area in 2019 (Weak El Nino) namely 3,031.00 ha (2015) and 2,214.68 ha (2019). Spatial patterns of dry areas form a group pattern. The spatial pattern of dry areas in Magetan Regency is that to the west the less dry areas, approaching the slopes of Mount Lawu. The results of the analysis showed that many dry areas occur in agricultural land with physical conditions altitude of 200-500 meters above sea level, slopes of 8% -15%, and types of soil associated with reddish brown mediterranean and gray grumusol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun Muljo Sukojo
"Penelitian analisis perubahan penggunaan lahan telah dilakukan menggunakan metode penginderaan jauh (inderaja) dan sistem informasi geografis (SIG). Identifikasi peta perubahan penggunaan lahan dilakukan dengan menggunakan proses tumpang susun peta penggunaan lahan tahun 1990 (hasil digitasi skala 1:50.000) dan peta penggunaan lahan tahun 1997 hasil interpretasi citra Landsat TM (Thematic Mapper) tahun 1997 dengan koordinat UTM (Universal Transverse Mercator). Perbaikan kontras citra melalui perataan histogram dilakukan dengan teknik klasifikasi terawasi yang terbagi menjadi 7 (tujuh) klas (sawah, perkampungan, tegalan, industri, tambak, lapangan olah raga dan semak). Analisis perubahan penggunaan lahan dan tingkat pencemaran air sungai BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand) dan TSS (Total Suspended Solid) dilakukan dalam sistim informasi geografis hingga diperoleh database dengan format link spasial dan tabular. Perubahan penggunaan lahan dianalisis berdasarkan pembagian segmen mengacu arah kontur sepanjang Kali Surabaya. Hasil analisis memperlihatkan perubahan penggunaan lahan pada tahun 1990-1997 yakni sawah berkurang 5,72 %, perkampungan bertambah 15,16 %, tegalan bertambah 0,54 %, tambak berkurang 9,67 %, industri bertambah 36,67 % dan semak berkurang 26,67 %. Hasil analisis tingkat pencemaran air dengan regresi linier berganda menunjukkan BOD (koefisien determinan 56 %) dan TSS (koefisien determinan 65 %) masih dipengaruhi oleh perubahan penggunaan lahan, tidak demikian halnya dengan COD (koefisien determinan 24 %).

Application of Remote Sensing and Geographic Information System Methods for Land Using Difference. Land using difference analysis has been done using remote sensing and Geographic Information System (GIS) methods. Identification of land using difference was conducted using map overlaying process of 1990s (digitized scalling 1:50.000) and 1997s land using map (interpreted from Landsat TM (Thematic Mapper) Image 1997) with UTM (Universal Transverse Mercator) coordinate. Image enhancement was done through histogram equalization with supervised classification devided into 7 classes: rice field, settlement, dry field, industry, pond, sport field and bush. Land using difference and river pollution BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand) and TSS (Total Suspended Solid) analysis were done through GIS to get database in spasial link and tabular format. Land using difference was done based on division segment of Kali Surabaya contour as reference. The result shows that there were changes on land using from 1990 until 1997 that rice field reduced by 5.72 %; settlement increased by 15,16 %; dry field increased by 0.54 %; industry increased by 36.67 % and bush reduced by 26.67 %. Water pollution analysis results which was done using multiple linier regression show both BOD (determinant coefficient 56 %) and TSS (determinant coefficient 65 %) are affected by difference in land using, but COD (determinant coefficient 24 %) is not affected."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dandhy Ratri Antoro
"Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu wilayah yang sering dilanda longsor di Jawa Barat. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini antara adalah faktor ketinggian dan lereng. Stability Index Mapping (SINMAP) merupakan metode pendugaan wilayah rawan longsor yang menggunakan kedua faktor tersebut sebagai landasan pengolahan datanya. Berdasarkan pengolahan data tersebut, akhirnya dihasilkan wilayah potensial rawan longsor Kabupaten Tasikmalaya. Dari hasil diketahui bahwa wilayah yang berpotensi terjadi longsor adalah mencakup 33,2% dari total luas wilayah atau seluas 1860,2 Km² sedangkan yang tidak berpotensi longsor mencakup 66,8% atau seluas 3744,2 Km² dan setelah di overlay dengan wilayah permukiman maka dihasilkan wilayah permukiman rawan longsor yang tersebar di utara, tengah hingga barat, dan timur wilayah penelitian

Tasikmalaya District is one area which is often hit by landslides in West Java. Several factor which make this happen is the factor of altitude and slope. Stability Index Mapping (SINMAP) is a landslides prone area estimation methods that use both factor as the basis for data processing. Based on these data, eventually resulting potential areas prone to landslides in Tasikmalaya District. From the outcome is known that the region is potentially occurred landslides covers 33,2% of the total area or an area of 1860,2 km², whereas those of potential landslides covers an area of 66,8% or 3744,2 km². And after the overlayed with the settlement area, we found that settlement areas prone to landslides in Tasikmalaya District are scaterred in the northern zone, central to western zone, and eastern zone of research area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>